PENDAHULUAN
Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti plat, kolom,
balok, maupun kolom-balok. Masing-masing bagian elemen-elemen tersebut memikul gaya-gaya
seperti momen, normal, maupun lintang walaupun persentasenya berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
Elemen struktur yang memikul beban tekan kadang-kadang disebut menurut fungsinya.
Elemen tekan yang berfungsi sebagai pengekang (bracing) umum disebut struts. Elemen tekan
lainnya sering disebut posts atau pillars. Rangka batang terdiri atas batang-batang tarik dan tekan.
Batang-batang tersebut dapat berupa batang tepi atau batang pengisi.
Pada struktur yang memikul gaya axial, baik tekan maupun tarik maka akan terjadi tegangan
normal. Juga terdapat deformasi berupa perpendekan akibat gaya axial tekan maupun perpanjangan
akibat gaya axial tarik. Jika semua hal ini masih berada pada batas-batas yang diijinkan maka
konstruksi ini dapat dikatakan stabil.
Besarnya gaya yang mengakibatkan struktur berbeda dalam batas antara stabil dengan tidak
stabil disebut beban kritis yang biasa ditulis dengan Pcr. Dimana besarnya beban kritis ini
dipengaruhi oleh :
1. Elastisitas bahan
2. Dimensi struktur
3. Jenis pembebanan
4. Faktor pengekangan kedua ujung batang
Pada batang yang menerima beban axial tekan, maka deformasi yang terjadi mula-mula
ialah perpendekan. Jika beban ditambah maka akan terjadi bengkokan akibat tertekuknya batang
tersebut. Tekukan masih dapat diijinkan pada batas-batas tertentu. Namun jika gaya axial diperbesar,
maka tekukan akan semakin besar sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan dari struktur tersebut.
Jika melebihi beban kritis maka batang akan mengalami patah. Tentu hal ini harus dihindari dalam
suatu perencanaan. Untuk menghindari dari bahaya tekuk perlu kiranya menambahkan plat kopel baja
pada batang tekan tersebut.
Geser blok adalah kondisi batas dimana tahanan ditentukan oleh jumlah kuat geser dan
kuat tarik pada segmen yang saling tegak lurus.
Keruntuhan jenis ini sering terjadi pada sambungan dengan baut terhadap pelat badan
yang tipis pada komponen struktur tarik.
Keruntuhan tersebut juga umum dijumpai pada sambungan pendek, yaitu sambungan
yang menggunakan 2 baut atau kurang pada garis searah dengan bekerjanya gaya.
Tipe keruntuhan geser blok :
1. Kelelehan geser – Fraktur tarik
Bila : fu . Ant > 0,6 . fu . Anv
maka : Nn = 0,6 . fy . Agv + fu . Ant
2. Fraktur geser – Pelelehan tarik
Bila : fu . Ant < 0,6 . fu . Anv
maka : Nn = 0,6 . fu . Anv + fy . Agt
Dimana :
Ø = 0,75 (fraktur) 0,9 (leleh)
Agt = Luas bruto yang mengalami tarik
Agv = Luas bruto yang mengalami geser
Ant = Luas netto yang mengalami tarik
Anv = Luas netto yang mengalami geser
Dengan profil yang sama, semakin panjang batang akan semakin cepat mencapai kehancuran atau
semakin kecil beban yang dapat diterima. Hal ini disebabkan semakin langsing batang semakin
besar kecenderungannya untuk menekuk