Anda di halaman 1dari 26

BAB I

JIWA WIRAUSAHA

Kewirausahaan awalnya dikenal dengan istilah Kewiraswastaan. Istilah

kewiraswastaan di Indonesia dikemukakan oleh Bapak Suparman pada tahun 1967.

Berdasarkan suku katanya wiraswasta terdiri dari : wira berarti berani, swa berarti sendiri,

dan sta berarti berdiri, sehingga wiraswasta diartikan sebagai sifat keberanian, keutamaan dan

keteladanan dalam mengambil risiko yang bertumpu pada kemampuan sendiri.

Wiraswastawan adalah orang yang gagah berani untuk berdiri dengan kekuatan

sendiri . Wiraswasta adalah orang yang berbudi luhur dan mampu mandiri membangun

bangsa. Swasta lebih tepat diartikan sebagai berdiri sendiri, baik dalam menyelesaikan tugas

pekerjaannyamaupun tanggung jawabnya. Karena itu kewiraswastaan tidak hanya terjadi pada

bidang swasta, tetapi juga pada bidang pemerintahan, bahkan pada para

pejabat.

Perkembangna selanjutnya, orang lebih cendrung menggunakan istilah wirausaha dari

pada wiraswata, oleh karena terasa lebih tepat dengan konteks gerakan membudayakan

kewirausahaan dan membangun manusia wirausaha indonesia sebanyak-banyaknya, untuk

mempercepat kemajuan ekonomi.

Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang mempunyai sifat kewirausahaan.

Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk melihat peluang-

peluang bisnis, mengelola dan memanfaatkannya (kreatif), dengan gagasan-gagasan baru

(inovatif), serta melembagakannya dalam dalam suatu perusahaan miliknya untuk mencapai

nilai tambah dan kesejahtraan (berani). Jadi kata kuncinya adalah : kreatif, inovatif dan

berani.

1
Para wirausahawan memiliki kemampuan untuk memimpin, berani mengambil resiko

dan mengambil keputusan yang tepat pada saat yang diperlukan. Kemampuan-kemampuan

inilah yang yang merupakan ciri khas seorang wirausahawan. Jadi dalam kewirausahaan yang

dipentingksn bukan sekedar berani berdiri sendiri untuk mengatasi segala persoalan hidupnya,

tetapi mampu melihat dan mengelola peluang yang ada, mengembangkan gagasan -gagasan

yang ada baru, serta melembagakannya dalam perusahaannya untuk memperoleh nilai tambah

dan kesejahtraan.

Pandangan berwirausaha, sekarang sudah lebih maju dan memasuki sektor

Pemerintahan menghendaki pengelolaan aset negara secara wirausaha. Pemerintah lebih

berfungsi mengarahkan ketimbang mengayuh , memberikan unsur persaingan ke dalam

pemberian layanan, lebih membiayai hasil, berorientasi kepada pelanggan, lebih menghasilkan

ketimbang membelanjakan, lebih menekankan pada kepuasan pelanggan kepada masyarakat.

Pengertian “Hidup Sukses”

Setiap orang menghendaki keberhasilan, kesuksesan, dan kebahagian dalam

kehidupannya. Akan tetapi kesuksesan itu masih dimaknai secara bervariasi. Sebagian orang

menganggap sukses jika mampu memiliki banyak uang. Anggapan demikian masih amat

terlalu sempit mengartikan sukses. Bagaimana jika ternyata kelurganya berantakan, orangnya

sakit-sakitan, atau mereka tidak diterima dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut David

Chia, seorang pakar kehidupan “Dinamic life” dari Singapura menyatakan untuk mencapai

sukses yang benar-benar sempurna diperlukan keseimbangan dalam enam unsur kehidupan

yakni : fisik, mental, karier, keluarga, sosial, dan spritual.

Keenam-enamnya beperan sebagai satu kesatuan soko guru yang secara bersama-sama

menunjang kokohnya kebahagian hidup seseorang. Diantara unsur di atas juga saling

2
berinteraksi mempengaruhi satu sama lainnya, setiap unsur sensitif terhadap perubahan unsur

yang lainnya. Agar dapat membina kesemua unsur itu dengan baik, dan berlangsung secara

selaras dan harmonis maka diperlukan sikap mental (Attitude) dan ilme pengetahuan yang

sesuai dengan masing-masing aspek terkait.

Sikap mental muncul karena adanya stimulus tertentu dan berhubungan dengan obyek

tertentu (orang, prilaku, konsep, benda), dan mengandung penilaian (setuju/ tidak setuju,

suka/tidak suka).

Sikap merupakan kecendrungan orang untuk bertindak menerima atau menolak suatu obyek

berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sehingga sangat dekat prilaku. Sikap merupakan

sesuatu yang dipelajari (bukan bawaan, sehingga sikap dapat dibentuk, dikembangkan,

dipengaruhi dan diubah).

Pemahaman tentang kewirausahaan diharapkan dapat mengembangkan sikap mental

seseorang, membantu menghadapi hidup dan kehidupan yang penuh tantangan menuju

kehidupan yang lebih baik, sukses, dan terhormat. Untuk itulah perlu dikembangkan sikap

mental maju dan sekaligus mengikis sikap mental rendah diri, malas, dan jiwa yang seperti

budak.

Sifat dan Jiwa Kewirausahaan

Sifat terdapat dalam diri sesorang dan cendrung permanen. Dalam diri seseorang

wirausahawan terdapat beberapa sifat atau jiwa yang khas. Sifat-sifat tersebut mampu

mengantarkan keberhasilannya dalam mengelola perusahan atau sifat-sifat itu akan menetukan

kadar kewirausahaan seseorang. Berbagai sumber pustaka mengemukakan sifat-sifat itu secara

bervariasi. Tetati secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut :

3
1. Sifat Instrumental

Sifat Instrumental adalah sifat yang dalam berbagai situasi selalu dapat memenfaatkan

segala sesuatu yang ada di lingkungannya, untuk membantu mencapi tujuan pribadi atau

usahanya.

2. Sifat Prestatif

Sifat Presentatif dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dan selalu

ingin mencapai hasil lebih baik. Baginya yang penting adalah proses untuk mencapai

prestasi yang lebih baik.

3. Sifat keluwesan bergaul

Selalu aktif dalam bergaul dan cepat menyesuaikan diri dalam pergaulan, berusaha untuk

terlibat dengan tema-temannya yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari. Selalu tampil

dengan wajah ramah, ceria, akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog dan

memiliki kemanpuan mengendalikan emosinya.

4. Sifat mengambil resiko

Selalu memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan

kegiatan untuk mencapai tujuan. Segala tindakan diperhitungan dengan cermat dan selalu

mencoba mengantisifasi kemungkinan adanya hambatan-hambatan yang dapat

menggagalkan usahanya.

4
5 Sifat Swa Kendali

Selalu mengacu kepada kekuatan dan kelemahan pribadi serta batas-batas kemampuan

dalam menghadapi berbagai situasi. Mengetahui persis kapan saatnya harus bekerja keras,

berhenti bekerja dan harus mengubah strategi dalam bekerja bila menghadapi hambatan.

6. Sifat Kerja keras

Selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai, lebih

suka mengisi waktu dengan perbuatan yang nyata.

7. Sifat Keyakinan Diri

Selalu percaya kemampuan diri sendiri, tidak ragu-ragu dalam bertindak serta cendrung

melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi.

8. Sifat Inovatif

Selalu mendekati masalah-masalah baru yang lebih bermanfaat, dan sangat terbuka dengan

hasil penemuan terbaru.

9. Sifat Kreatif

Selalu mempunyai gagasan baru dan melakukan langkah-langkah baru dalam memecahkan

masalah

10. Sifat Kepemimpinan

Selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar secara sadar melakukan tugas untuk

mencapai tujuan. Dan melakukan perbaikan-perbaikan pada organisasi perusahaannya.

5
Asas Pokok Kewirauasahaan

Seorang wirausahawan perlu memahami aspek pokok kewirausahaan, agar mampu

melaksanakan hal yang paling hakiki dalam menjalankan fungsi kewirausahaan yakni :

1. Kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan berani mengambil keputusan

3. Kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara kreatif, inovatif dan berani

4. Kemampuan untuk bekerja secara teliti tekun dan produktif

5. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Falsafah Kewirausahaan

Belajar kewirausahaan perlu memiliki pegangan dasar, filosofi, yang mendasari setiap gerak

dan tingkah laku kewirausahaan, yakni :

1. Keberhasilan tergantung dari kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan anda

sendiri

2. Belajar banyak tentang diri sendiri

3. Kekuatan datang dari tindakan-tindakan sendiri dan bukan dari tindakan orang lain

4. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar.

5. Kejarlan tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan

6. Terimalah diri anda sebagaimana adanya, tingkatkan kekuatan dan kurangi kelemahan

7. Lakukan hal penting yang dapat dikerjakan paling baik

8. Hasil yang dapat diterima lebih penting dari pada sempurna.

6
Fungsi Wirausaha

1. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru, terobosan baru dalam mendapatkan

masukan, serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik, memasarkannya

untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus untuk memperoleh keuntungan

2. Mengenali lingkungan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha serta

untuk mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan

3. Sebagai pionir pengembangan usaha yang menciptakan lapangan kerja, menghasilkan

barang dan jasa yang lebih baik, bermanfaat, serta melakukan pengembangan dan

akumulasi sumber daya modal SDM dan saran teknologi

Mengapa Takut Berusaha

Banyak orang merasa takut untuk memulai berusaha walaupun mereka sudah

menamatkan pendidikan diperguruan tinggi. Mereka akan lebih senang apabila bisa diterima

bekerja sebagai karyawan baik di instansi pemerintah atau menjadi karyawan di perusahaan

swasta. Hanya sayang dewasa ini peluang kerja diinstansi pemerintah atau perusahaan swasta

semakin sempit sehingga persaingan kerja sangat ketat. Sebenarnya supaya tidak tergantung

dengan kedua instansi tersebut tidak ada salahnya untu mencoba membuka lapangan kerja

sendiri hanya saja lagi-lagi perasaan takut memulai usaha selalu menghantuinya. Mengapa

orang takut berusaha, itu tidak lain karena disebabkan oleh antara lain pusaran perasaan

rendah diri dan tidak percaya diri. Merasa tidak mempunyai :

 Kesiapan mental

 Bakat berbisnis

 Persiapan modal

 Ketrampilan yang cukup

7
 Pengalaman

 Pendorong/penarik semangat

 Pengetahuan tentang kreteria tentang suatu produk atau jasa

Banyak orang merasa tidak percaya diri untuk membuka suatu usaha karena:

 Merasa terbiasa atau terbelenggu oleh budaya hidup dan pendidikan yang

ditekuninya

 Merasa asing terhadap kegiatan masyarakat ekonomi

 Merasa tidak tertarik akan layanan masyarakat secara ekonomi (economical

human Services)

Untuk bisa merubah atau mendorong seseorang supaya mempunyai hasrat menjadi wirausaha,

ada beberapa kiat yang bisa dilakukan seperti :

 Adanya niat kuat yang menunggal untuk merubah nasib

 Adanya niat untuk merubah prinsip pola piker dari yang negative statis menjadi

positif ekonomis

 Mau belajar terutama dari keberhasilan seseorang

 Berbuat selalau dalam orientasi perencanaan atau rekayasa positif yang inovatif

 Berdisiplin atas rencana-rencana secara berkesinambungan yang dirancangnya

sendiri atau hasil diskusi kelompok

 Paham akan kaidah-kaidah tatanan bermasyarakat dan bernegara

(EPOLEKSOSBUD)

 Bersikap dalam wawasan atau semangat melayani dan bukan untuk dilayani

8
Manfaat membuka usaha sendiri

Apa sih untungnya buka usaha sendiri. Berikut ini dipaparkan keuntungan-keuntungan

menarik yang bisa di dapatkan dari membuka usaha :

1. Potensi Penghasilan Tak Terbatas

Berbicara soal penghasilan, pasti ini yang paling menarik perhatian banyak orang. Siapa sih

yang tidak ingin mendapat penghasilan tinggi? Menariknya, membuka usaha berbeda

dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau anda bekerja sebagai

karyawan, penghasilan anda adalah sebesar gaji anda (mungkin ditambah tunjangan-

tunjangan bila ada), dimana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan

jabatan (atau masa kerja) oleh Bos anda atau pemilik perusahaan. Disini anda hanya bisa

menerima saja keputusan tersebut, atau bila bos anda cukup baik dan prestasi anda cukup

bagus, mungkin anda akan diperkenankan mengajukan kenaikan gaji. Tapi kembali lagi,

disetujui atau tidaknya tergantung dari Bos anda. Sebaliknya bila anda membuka usaha

sendiri anda bisa mendapatkan penghasilan dalam jumlah yang sangat besar, bahkan tidak

terbatas, tergantung dari kinerja dan pengelolaan usaha anda. Disini anda bebas

menentukan berapa yang akan anda dapatkan sebagai penghasilan, karena andalah bosnya.

2. Memaksimalkan Kemampuan

Kemampuan yang dimaksud disini bisa berupa ide-ide kreatif , ataupun kemampuan yang

lain seperti kemampuan menjual, bernegosiasi, dan lain sebagainya. Dengan memiliki

usaha sendiri maka kita memiliki kebebasan seluas-;uasnya untuk berkreasi dengan ide-ide

untuk bekerja tanpa adanya batasan-batasan yang mungkin akan sering kita temui jika kita

9
memilih untuk bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan.Nah, sudah tentu dengan

berkreasi secara maksimal menurut keinginan maka semangat kerja pun akan menjadi

berlipat ganda. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuat

hasil yang maksimal pula bagi usaha.

3. Bebas Mengatur Ritme Kerja

Dengan menjadi keryawan, sebenarnya kita telah melakukan suatu transaksi dengan

perusahaan tempat anda bekerja, yaitu transaksi jual beli. Kita menjual waktu dan

kemampuan untuk digunakan oleh perusahaan dan kita mendapatkan gaji sebagai

imbalannya. Hal ini tidak buruk, karena ini adalah suatu kelaziman di dunia kerja.

Masalahnya, banyak orang mengeluh bahwa dia sering tidak cukup waktu untuk

keluarganya, karena seluruh waktunya tersita untuk pekerjaannya. Apalagi bagi anda yang

tinggal di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tuntutan pekerjaan bisa membuat anda

menghabiskanlebih dari separo waktu di luar rumah. Akan tetapi, kalau kita memulai

usaha sendiri, kita bisa mengatur sendiri waktu kerja . Bahkan bila usaha mengambil

tempat di rumah, tidak perlu pergi meninggalkan rumah. Sebagai contoh seseorang yang

berprofesi sebagai self-employed, yaitu sebagai penulis. Dia bekerja di depan computer di

ruang tengah rumahnya. Oleh karena jam-jam produktifnya adalah di malam hari, dia

menggunakan siang hari sebagai waktu untuk keluarga, mengantarkan anak ke sekolah,

menemani istri berbelanja, dan aktivitas lainnya. Menarik bukan, kita bisa memilih sendiri

ritme kerja seperti apa yang paling pas untuk kita.

4. Sikap Mental yang Mandiri

10
Ketiga poin di atas memang kelihatannya sangat menarik, tapi jangan lupa bahwa masih

ada satu manfaat yang sangat besar dari membuka usaha yakni sikap mental yang kuat serta

mandiri. Ya, sebagai bos dalam suatu usaha kita sendiri, maka kita akan dituntut untuk

dapat bersikap mandiri dalam menjalankan usaha kita. Sikap mental yang kuat dan mandiri

ini sering sekali sangat dibutuhkan pada saat usaha kita sedang menghadapi yang berat

sehingga kita dituntut untuk dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat. Pada situasi

seperti itu tidak ada siapapun yang dapat kita handalkan selain diri kita sendiri karena kita

sendiri adalah bosnya. Justru kitalah yang diharapkan oleh karyawan kita untuk dapat

mengatasi masalah tersebut. Dari pengalaman berbagai pengusaha yang saya temuai, saya

menarik benang merahnya bahwa kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis

dan dalam kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi.

5. Kepuasan Atas Keberhasilan

Sering kita dengar dari pera pengusaha yang kita temui alasan kuat yang mendorong untuk

membuka usaha sendiri adalah rasa puas jika telah berhasil menghasilkan sesuatu. Inilah

yang menyebabkan mengapa para pengusaha memilih untuk membuka usaha sendiri dari

pada menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Mereka merasa puas jika berhasil

menghasilkan sesuatu dengan usaha sendiri sekaligus membuktikannya kepada orang

banyak. Hal ini meninmbulkan motivasi tersendiri bagi mereka dan banyak pengusaha

sukses lain untuk terus dan terus berusaha supaya bisa menjadi yang terbaik.

11
BAB II

MENGENAL MACAM-MACAM PELUANG USAHA

2.1. Mengenal Usaha

Apa bila anda memutuskan untuk membukasuatu usaha, wajib hukumnya untuk

mengetahui seluk beluk bidang usaha yang akan kita buka nantinya. Pemahaman akan

bidang usaha ini akan sangat mempengaruhi tingkat resiko usaha. Semakin kita mengenal

dan memahami bidang usaha kita, semakin kecil resiko yang kita hadapi, sebailiknya bila

kita tidak memahami bidang usaha kita akan lebih berisikolah bidang usaha itu.

Kegagalan seseorang dalam membuka usaha bukanlah disebabkan oleh usahanya yang

jelek atau tidak berprospek tetapi pengusahanyalah yang menentukan factor sukses

tidaknya usaha itu. Bila pengusaha memahami seluk beluk bisnis rental atau took

klontong, bukalah usaha rental atau took klontong, dan janganlah membuka usaha

perbengkelan atau lokomotif.

2.2. Mencari Informasi

Untuk memahami seluk beluk bidang usaha sekaligus mencari peluang usaha kita harus

mencari banyak informasi. Informasi yang sesuai dengan usaha yang akan kita buka

sangat membantu untuk memperkecil resiko yang muncul. Kadang-kadang kita sangat

bingung untuk mencari dimana kita bisa mendapatkan informasi, informasi macam apa

yang kita butuhkan sehingga menghambat langkah keinginan kita untuk membuka usaha.

12
Beberapa sumber informasi yang bisa dipergunakan sebagai referensi atau sebagai

pelengkap sumber informasi yang sudah kita miliki bisa diuraikan sebagai berkut :

2.2.1. Buku atau Artikel di Media Masa

Dewasa ini di took-toko buku banyak dijual buku-buku yang mengulas mengenai

usaha-usaha tertentu, seperti cara berternak ikan lohan, cara berternak unggas, atau

cara merawat tanam-tanman tertentu. Buku-buku ini bisa kit abaca untuk mendapatkan

ionformasi usaha sesuai yang kita harapkan, sekarang juga banyak buku-buku

mengenai cara-cara menjalankan usaha, bagaimana menyusun rencana usaha (Bisnis

Plan), mauppun buku yang memberikan gambaran mengenai macam-macam usaha

yang bisa kita buka. Selain buku tersebut, kita juga bisa mendapatkan informasi dari

artikel-artikel di media massa, atau dari tabloid yang sering memuat profil bisnis kecil

yang sukses. Kita bisa menyusun semacam kliping yang berisi informasi atau

perkembangan terakhir bidang usaha yang kita minati. Bila kita ingin mendapatkan

informasi lebih lanjut mengenai buku atau artikel tersebut, kita bisa menghubungi si

penulis buku atau menghubungi redaklsi media yang bersangkutan.

2.2.2. Seminar, Tarining atau Penyuluhan

Untuk menambuah pengetahuan dan informasi kita mengenai bidang usaha tertentu,

ada baiknya bila kita rajin mengikuti seminar, training atau penyuluhan yang terkait

dengan bisnis tersebut. Beberapa seminar atau training memang mematrok harga tiket

yang cukup mahal, namun bila kita merasa bahwa manfaat yang kita terima akan lebih

besar dari biayanya kita harus berani mengikutinya, hitung-hitung sebagai investasi

dalam bentuk ilmu pengetahuan. Apabila kita mengahdiri suatu seminar atau training,

13
siapkan beberapa daftar pertanyaan dari rumah dan tambahkan pertenyaan-pertanyaan

yang mungkin muncul selama seminar, kemudian pada istirahat makan jangan ragu-

ragu untuk menanyakan pertanyaan tersebut pada pembicara, trainer/narasumber.

Gunakan semua kesempatan yang ada un tuk mengimbangi tiket seminar yang cukup

mahal. Jangan lupa untuk mendapatkan alamat kontak dari si Pakar sehingga bisa

menghubungi kelak bila diperlukan. Bila kita tidak mempunyai dana yang cukup untuk

mengikuti seminar, cobalah untuk pergi ke kantor instansi pemerintah untuk

menanyakan kalau ada jadwal penyuluhan untuk UKM dan bisnis tertentu.

2.2.3. Internet

Bila kita mempunyai perangkat computer di rumah atau cukup akrab dengan computer,

kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang satu ini. Ribuan informasi dari

hamper semua bidang usaha ada disana. Siapa tahu setelah akrab dengan dunia internet

malah jadi tertarik untuk membuka bisnis warnet.

2.2.4. Biografi atau Kisah Sukses Pengusaha

Kita bisa mendapatkan informasi dari buku-buku biografi pengusaha terkenal atau

kisah-kisah sukses pengusaha. Biasanya dalam biografi tersebut, mereka membeberkan

kiat-kiat sukses mereka dalam menjalankan usaha dan mengatasi kendala-kendala yang

ada. Banyak pengusaha yang dulunya merangkak dari bawah dan sekaramng telah

sukses mulai menulis buku untuk menularkan ilmunya, seperti Purdi E Chandra

(Pemilik Group Bimbingan Belajar Primagama). Kita bisa belajar dari buku-buku

mereka baik dari sisi teknis menjalankan usaha maupun dari sisi motivasi, karena

buku-buku seperti itu sarat akan muatan motivasi.

14
2.2.5. Observasi dan Wawancara dengan Pelaku Bisnis

Kita bisa melakuan observasi dan wawancara dengan cara meluangkan waktu datang

ke tempat usaha yang ingin kita dirikan misalnya, kita ingin membuka usaha makanan

ternak luangkanlah waktu anda seharian untuk datang ke took makanan ternak. Amati

(lebih baik dicatat) berapa orang yang dating ke took tersebut, dari manakah mereka,

berapa keperluannya, dan tidak kalah pentingnya amati pula bagaimana karyawan dan

si pemilik took menerima dagangan dari supplier. Apabila si pemilik cukup ramah

cobalah untuk mendapatkan beberapa informasi.

2.2.5. Riset Sederhana

Riset ini bentuknya mirip dengan observasi dan wawancara tadi, hanya perbedaannya

dalam riset, penyelidikan dilakukan dengan lebih terstruktur dan lebih menyeluruh.

Dalam riset ini akan sangat baik bila obyeknya lebih dari satu untuk dapat

membandingkan keberhasilan dari obyek yang kita amati. Hasil perbandingan inlah

yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan apakah kita akan tetap membuka

usaha tersebut, menundanya, atau menggantinya dengan bidang usaha lain. Untuk

keperluan riset kita harus membuat formulir khusus buatanb sendiri. Beberapa contah

pertanyaan dasar yang kita masukan dalam formulir tersebut adalah sebagai berikut :

 Adakah usaha sejenis disekitar kita

 Bila ada, berapa jumlahnya, berapa jaraknya dari rencana tempat usaha kita

 Berapa rata-rata pengunjung tempat usaha

15
 Adakah saat-saat tertentu pelanggannya ramai dan saat tertentu pelanggannya

sepi

 Bila usaha dagang barang apa yang paling laku

 Berapa pendapatan sehari dari masing-masing tempat usaha

 Berapa pengeluaran sehari dan sebulannya untuk masing-masing tempat usaha

 Berapa tariff gaji tenaga kerja untuk masing-masing tempat usaha

 Siapa pemasok mereka

 Bagaimana system pembayaran mereka ke pemasok

 Bagaimana kualitas barang dan layanan masing-masing tempat usaha

 Apakah tempat usaha mereka milik sendiri atau menyewa

 Berapa besar kebutuhan listrik, telephon dan air untuk usaha bidang tersebut.

2.3. Memulai Usaha dari Rumah

Memulai usaha dari rumah sangat bermanfaat, namun harus disesuaikan dengan kondisi

rumah dan sifat dari usaha. Bila keduanya tidak memungkinkan untuk memulai usaha dari

rumah jangan dipaksakan, tetapi bila memungkinkan untuk menjalankan usaha dari

rumah maka ada beberapa keuntungan yang bisa diambil :

2.3.1. Lebih Banyak Waktu Untuk Keluarga

Memulai usaha dari rumah bisa mempunyai waktu lebih untuk mengejakan pekerjaan

rumah tangga, oleh karena itu memulai usaha dari rumah sangat cocok untuk kaum

wanita yang ingin tetap menunaikan kodrat kewanitaannya sebagai ratu rumah tangga

16
2.3.2. Hemat Biaya

Memulai usaha dari rumah dapat memberikan penghematan yang cukup berarti, karena

dapat mengurangi biaya untuk menyewa atau membeli tempat usaha dan sekaligus

dapat menghemat biaya transportasi.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk memulai usaha dari rumah

 Jalin hubungan baik dengan tetangga dan aparat setempat. Peran Masyarakat

disekitar tempat usaha kita, akan sangat mendukung perkembangan usaha rumah

tangga, seperti:

- Ikut serta menjaga keamanan usaha serta barang-barangnya

- Bila usaha berada di daerah permukiman tetangga dapat membantu dan

sekaligus sebagai pelanggan dari usaha kita.

 Sediakan ruang dan tenaga khusus yang memadai untuk keperluan usaha.

Usahakan tersedia ruang khusus untuk usaha dan terpisah dari ruang keluarga.

 Memiliki telepon dan faximile khusus untuk usaha

17
BAB III

MENGANALISA FAKTOR-FAKTOR KUNCI

Ada beberapa factor yang perlu diketahui sebelum membuka usaha. Factor-faktor tersebut

adalah :

3.1. Kenali Pribadi Sendiri

Sebelum memulai membuka usaha hal penting yang perlu dilakukan adalah mengenali

diri kita sendiri terlebih dahulu sebagai calon pengusaha. Yang perlu dilakukan dalam

mengenali diri sendiri dalam kaitannya dengan usaha adalah sebagai berikut :

3.1.1. Memahami Karakter Pribadi

Sebagai langkah pertama untuk mengenali diri sendiri, bisa dilihat apakah kita

mempunyai motivasi yang tinggi, suka mencari tantangan, senang bergaul dengan

orang lain dan lain sebagainya. Yang harus diingat tidak ada jawaban yang salah atau

benar dalam pemahaman karakter. Yang ada adalah cocok tidaknya karakter tersebut

dalam menjalankan usaha bahkan terkadang karakter tertentu bisa cocok untuk

membuka usaha tertentu tapi tidak cocok untuk usaha yang lain, misalnya:

 Seseorang yang memiliki sifat ingin mendapat hasil besar secara cepat tentunya

kurang cocok untuk membuka toko kelontong yang mengandalkan jumlah

penjualan terus menerus meskipun dengan margin keuntungan yang kecil.

18
Mungkin akan lebih cocok jika dia mencari model usaha yang bersifat “high

profit” seperti pekerjaan yang bersifat proyek.

 Seseorang yang terlalu takut mengambil resiko bukanlah orang yang tepat untuk

berbisnis, begitu juga orang yang bermental penjudi yaitu mengambil resiko

tanpa pertimbangan bukanlah orang yang tepat untuk berbisnis. Disini kita

menimbang-nimbang apakah berani mengambil resiko atau tidak.

 Sering kali dalam merintis usaha baru ketekunan dan kesabaran merupakan hal

yang mutlak karena dalam usaha baru sering kali berjalan tidak sesui dengan

harapan kita, bahkan dalam bidang usaha tertentu membutuhkan kesabaran dan

ketekunan yang ekstra besar.

3.1.2. Memahami Motivati Diri

Kebanyak orang yang berhasil di dunia usaha mempunyai motivasi yang kuat untuk

mendorong tindakan-tindakan mereka, mereka tahu betul apa yang menjadi motivasi,

dan terus memelihara motivasi tersebut dalam setiap tindakannya. Jika anda ingin

berhasil dalam usaha anda, anda juga harus memiliki motivasi tertentu dan terus

memeliharanya. Tidak ada yang salah dari sekian banyak motivasi, apapun motivasi

kita peliharalah sebagai semangat dalam setiap tindakan. Sering motivasi terpelihara

jika ada dukungan dari lingkungan sekitar, terutama dari orang-orang terdekat. Oleh

karena itu carilah dukungan keluarga anda jika ingin membuka usaha. Jika mereka bisa

memahami dan mendukungnya, maka itu sudah merupakan support yang luar biasa dan

pasti akan membuat motivasi anda bertambah kuat.

3.1.3. Memahami Bakat dan Kemampuan Anda

19
Setelah memahami karakter dan motivasi langkah selanjutnya adalah menggali potensi

baklat dan kemampuan. Pemahaman akan bakat dan kemampuan diri menjadi sangat

penting karena akan menjadi poin penting dalam pemilihan bidang usaha. Katakanlah

anda mempunyai bakat dan kemampuan dalam bidang mendesain model pakaian akan

sudah tentu akan menjadi modal yang sangat bagus untuk membuka usaha garmen.

Akan lebih baik lagi apabila anda bisa memperkerjakan orang yang mempunyai

kelebihan di bidang yang tidak terlalu kita kuasai. Dengan demikian dia bisa menutupi

kelemahan kita.

3.1.4. Pengalaman

Point penting yang harus diperhatikan dalam mulai membuka usaha adalah

pengalaman. Tetapi bukan berarti dalam membuka usaha harus berpengalaman terlebih

dahulu. Namun apabila kita mempunyai pengalaman terlebih dahulu di bidang yang

akan kita geluti, itu akan sangat membantu. Pengalaman bisa diperoleh dari siapa saja

dan dimana saja. Menelaah pengalaman yang telah lalu juga bisa memberikan

gambaran apakah kita berbakat untuk membuka usaha sendiri. Apabila sebelumnya

telah beberapa kali membuka usaha dan semuanya gagal, maka ini menjadi semacam

“PR’ untuk dipikirkan apa penyebab utamanya, apakah bidang usahanya atau

pengelolaannya atau karakter anda yang tidak pas. Pengalaman adalah guru yang

paling baik.

3.2. Penentuan Jenis Usaha

3.2.1. Karakter Usaha

20
Membuka usaha layaknya seperti orang menikah, kita akan menjadi bagian tak

terpisahkan dari usaha kita. Oleh karena itu seperti pasangan hidup, kita juga perlu

mengenali karakter dari usaha kita. Tujuannya adalah untuk melihat apakah dari segi

karakter dasar kita, seperti misalnya :

 Kenali apakah usaha kita bersifat continous atau temporer.Jika kita bersifat agak

pembosan kemungkinan usaha yang bersifat temporer akan lebih cocok,

sebaliknya jika kita menyukai kestabilan maka usaha yang sifatnya continous

akan lebih tepat.

 Kenali apakah usaha kita bersifat “Low Margin High Volume” atau “High

Margin Low Volume”. Low Margin High Volume artinya bahwa setiap produk

yang kita jual hanya memberi keuntungan yang kecil, maka kita harus

mengimbangi dengan cara mengusahakan terjadinya penjualan volume yang

besar. Ini biasanya terjadi pada produk-produk rumah tangga atau produk pabrik

yang di produksi secara masal. Sebaliknya High Margin Low Volume artinya

produk tersebut memberikan bagian keuntungan yang besar sehingga untuk

memperoleh bagian keuntungan kita tak perlu menjualnya dalam volume yang

besar, sebagai contoh barang mewah, barang antic atau bisnis jasa yang komplek

3.2.2. Apakah Kita Menyukai Usaha Tersebut

Merupakan syarat mutlak seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya,

pengalaman menunjukan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih

giat, tekun dan pantang menyerah, sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang

baik.

21
3.2.3. Apakah Kita Mampu Menjalankan Usaha Tersebut

Mengukur kemampuan diri dengan melihat apakah kita mampu menjalankan usaha

tersebut menjadi sangat penting. Kita dapat mengukur kemampuan dengan

mengadakan analisa atau riset mengenai usaha tersebut kemudian hasilnya

dibandingkan dengan kemampuan kita. Analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran

kemampuan kita adalah :

 Kemapuan Modal

 Kemapuan dalam hal keahlian

 Kemampuan membagi waktu

 Kemampuan mengimbangi dinamika dunia usaha dan dinamika persaingan

3.3. Penguasaan Aspek Teknis

Pemahaman aspek teknis akan mempermudah langkah dalam membuka maupun dalam

menjalankan usaha. Beberapa aspek teknis yang perlu diperhatikan antara lain :

3.3.1. Permodalan

Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak orang selalu membicarakan permasalahkan

permodalan ketika sedang membicarakan masalah usaha. Banyak usaha mandeg di

tengah jalan karena permasalahan permodalan. Oleh karena itu alngkah baiknya kita

memperkirakan kebutuhan modal usaha dan kemampuan kita untuk mencukupinya.

Disini perlu adanya langkah kreatif jika menyangkut masalah permodalan ini.

3.3.2. Aspek Hukum dalam Usaha

22
Hal ini menjadi ganjalan dikemudian hari apabila kita kurang memahaminya, ada

baiknya kita mempelajari dari sejak awal. Aspek hukum ini meliputi perpajakan, hak

paten, merk dan hak cipta.

3.3.3. Pengelolaan Keuangan Usaha

Selama kita membuka usaha satu hal yang tidak boleh dilewati adalah pengelolaan

keuangan yang baik. Keuangan adalah urat nadi perusahaan, sehingga bila terjadi

kebocoran dalam keuangan akibatnya bisa fatal. Ada beberapa hal yang perlu kita

cermati :

 Cermatlah dalam mencatat dan menghitung keuangan usaha

 Berikan perhatian khusus pada penjualan dan biaya-biaya.

 Pahami cara menyusun, membaca dan menganalisa keuangan

 Pisahkan keuangan keluarga dari keuangan usaha

 Hitung kapan usaha mencapai titik impas dan apakah modal mencukupi untuk

mencapai pada titik tersebut

 Hitung berapa lama bisa bertahan dalam keadaan tidak ada penjualan tanpa

menggerogoti keuangan keluarga

 Siapkan alternative-alternatif penyelamatan keuangan jika usaha mengalami

kerugian.

3.3.4. Menghadapi Persaingan

Sekali kita memutuskan untuk terjun ke dunia usaha, berarti kita harus siap untuk

bersaing dengan pemain-pemain lain, karena kita tak sendirian di dunia bisnis.

23
Persaingan erat hubungannya dengan memperebutkan pelanggan. Memperebutkan

pelanggan tidak akan lepas dari pemilihan pasar yang tepat, mempromosikan usaha dan

bagaimana mempertahankan pelanggan.

3.3.5. Mentor yang Kompeten

Apapun bentuknya atau siapapun orangnya mentor berfungsi sebagai pembimbing

dalam segi teknis maupun psikologis usaha. Seorang mentor yang baik dapat

memberikan motivasi arahan yang tepat dalam bisnis. Tentu saja hal ini dapat

mengurangi keragu-raguan dan sekaligus meminimalkan resiko usaha.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Alma, B., 1999 Panduan Perkuliahan Kewirausahaan Cet. Pertama. Penerbit CV. Alfabeta,
Bandung
2. Anonim, 2004. Materi Pelatihan dan Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan. Kerjasama
Bank Rakyat Indonesia dan Program Garuda 21 Institut Pertanian Bogor
3. Hakim, R., 1990. Kiat sukses Berwirausaha. Cetakan Kedua. Penerbit PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
4. Pietra Sarosa, 2004. Langkah Awal Menjadi Enterprebeur Sukses. Penerbit PT. Elex Media
Komputindo Gramedia-Jakarta
5. Sumahamijaya, S. (1960). Membina Sikap Mental Wiraswata. Penerbit Gunung Jati, Jakarta
6. Suryana, (2008). Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit
Salemba empat, Jakarta.
7. Wijandi, S., 2000. Pengantar Kewirausahaan. Cetakan Kedua. Penerbit PT. Sinar Baru
Algensindo, Bandung.
8. Zimmerer,TW (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

25
26

Anda mungkin juga menyukai