Anda di halaman 1dari 17

PROTEIN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik

Dosen Pengampu : Laeli Kurniasari, S.T., M.T.

Disusun oleh:

Dyah Yuliana Zulfa (163020002)

Nayyifatus Sa’diyah (163020013)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2016
`KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Protein” ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia organik. Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H. Mudzakkir Ali, M.A. selaku rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang
2. Rita Dwi Ratnani, S.T., M.Eng. selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Wahid
Hasyim Semarang
3. Indah Hartati, S.T., M.T. selaku dosen wali program studi Teknik Kimia angkatan
2016
4. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan moril dan material
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penyusun hanya mampu berusaha dan berdoa semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 29 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

II
JUDUL ................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

DAFTAR ISI ....................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein ....................................................................................... 3

2.2 Struktur Protein ........................................................................................... 4

2.3 Klasifikasi Protein ....................................................................................... 6

2.4 Identifikasi Protein ..................................................................................... 8

2.5 Manfaat Protein ........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ IV

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... V

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu senyawa organik penyusun utama makhluk hidup adalah protein.
Protein merupakan senyawa polimer (poliamida) dengan monomernya berupa asam
amino. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini
dapat disusun dalam jumlah yang hampir tidak terbatas. Asam amino yang menyusun
protein ada dua puluh macam, misalnya alanin, asparagin, gultamin dan masih banyak
lagi.

Protein merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur Carbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), dan sering juga Sulfur (S) yang tidak
dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Disamping itu beberapa protein juga
mengandung unsur - unsur lain, terutama Phospor (P), Besi (Fe), Zink (Zi) dan
Tembaga (Cu), (Soerodikoesoemo & Hari:1989).

Protein terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada
tingkat rendah maupun organisme pada tingkat tinggi. Protein mempunyai fungsi
utama yang kompleks di dalam semua proses biologi. Protein dapat berfungsi sebagai
hormon yang mengakibatkan respons faal tertentu; enzim yang mengatalis reaksi
kimia, sebagai unsur pembentuk struktur dalam tubuh (tulang, kulit, otot), sebagai
pengangkut dan menyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai
transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud protein?

2. Bagaimana struktur protein?

3. Ada berapa klasifikasi protein?

4
4. Metode apa saja yang digunakan untuk mengidentifikasi protein?

5. Apa saja manfaat protein?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian protein

2. Untuk mengetahui struktur protein

3. Untuk mengetahui klasifikasi protein

4. Untuk mengetahui metode identifikasi protein

5. Untuk mengetahui manfaat protein

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Protein

Protein berasal dari kata protos (Yunani) yang berarti yang paling utama.
Protein adalah senyawa kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Ikatan peptida adalah ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino. Sebuah
molekul yang terdiri dari gabungan dua asam amino disebut dipeptida. Dua molekul
asam amino dapat berkonsentrasi dengan melepaskan molekul air. Dipeptida sendiri
dapat berikatan dengan asam amino yang lain membuat tripeptida dan seterusnya
membentuk polipeptida atau protein. Asam amino yang menyusun protein ada dua
puluh macam, misalnya alanin, asparagin, gultamin, dan masih banyak lagi. Dua
puluh asam α-amino yang terdapat di alam digunakan oleh sel untuk membentuk
peptida dan protein.
Peptida, yang merupakan polimer asam amino yang lebih kecil sering
berfungsi sebagai hormon. Struktur tiga dimensi yang khusus dari peptida ini
memungkinkan suatu hormon dikenali oleh reseptor. Jadi, ciri-ciri fisik dan struktural
protein serta peptida ditentukan oleh ciri-ciri fisik dan struktural bahan pembangun
asam amino dasar.

Struktur asam amino

NH2 – CH – C

R OH

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino (–NH2).
Meskipun ratusan asam amino telah disintesis, hanya 20 yang telah diperoleh dengan
hidrolisis protein. Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu

6
dengan asam amino yang lain. Ada asam amino yang hidrofob (seperti glisin dan
alanin), hidrofil (contohnya tirosin, lisin, dan asam glutamat), ada yang bersifat asam
(asam glutamat), bersifat basa (lisin), dan ada pula yang mengandung belerang
(sistein) atau cincin aromatik (tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan
dalam menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein.

a. Sifat-sifat Asam Amino

1. Larut dalam air dan pelarut polar lain

2. Tidak larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan dietil eter

3. Mempunyai titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat dan amina

4. Mempunyai momen dipol besar

5. Bersifat elektrolit:

a. kurang basa dibanding amina

b. kurang asam dibanding karboksilat

6. Bersifat amfoter

Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa. Jika asam amino direaksikan
dengan asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, dan sebaliknya jika
direaksikan dengan basa maka akan menjadi kation.

7. Dalam larutan dapat membentuk ion zwitter

Karena asam amino memiliki gugus karboksil (–COOH) yang bersifat asam dan
gugus amino (–NH2) yang bersifat basa, maka asam amino dapat mengalami
reaksi asam-basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion
zwitter.

5
8. Mempunyai kurva titrasi yang khas

9. Mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan

Di bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan sebaliknya di


atasnya bermuatan negatif

b. Penggolongan Asam Amino

1. Berdasarkan Pembentuknya

a. Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh.
Asam amino ini berjumlah sepuluh, yaitu valin, leusin, isoleusin, treonin,
lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin.

b. Asam amino nonesensial yaitu asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh.
Asam amino ini antara lain glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin,
sistein, dan prolin

2. Berdasarkan Strukturnya

Asam amino dibagi dalam tujuh kelompok, yaitu asam amino dengan rantai
samping yang:

a. Merupakan rantai karbon yang alifatik

b. Mengandung gugus hidroksil

c. Mengandung atom belerang

d. Mengandung gugus asam atau amidanya

e. Mengandung gugus basa

f. Mengandung cincin aromatik

g. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino

c. Peptida

6
Nama peptida diberikan berdasarkan atas jenis asam amino yang
membentuknya. Asam amino yang gugus karboksilnya bereaksi dengan gugus –
NH2 diberi akhiran –il pada namanya, sedangkan urutan penamaan didasarkan
pada urutan asam amino, dimulai dari asam amino ujung yang masih mempunyai
gugus –NH2.

Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R.
Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada
peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu
peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino.

Untuk memperoleh informasi tentang peptida tidak cukup dengan


mengetahui jenis dan banyaknya molekul asam amino yang membentuk peptida,
tetapi diperlukan keterangan tentang urutan asam- asam amino dalam molekul
peptida. Salah satu cara untuk menentukan urutan asam amino ialah degradasi
Edman yang terdiri atas dua tahap reaksi, yaitu reaksi pertama ialah reaksi antara
peptida dengan fenilisotiosianat dan reaksi kedua ialah pemisahan asam amino
ujung yang telah bereaksi dengan fenilisotiosianat. Cara lain adalah sintesis fasa
padat.

d. Sifat-sifat Protein

1. Ionisasi yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan
ion negatif.

2. Denaturasi yaitu proses perubahan konfigurasi susunan molekul dari protein.


Perubahan konfigurasi tersebut kemudian merubah struktur baik itu sekunder,
tersier dan kuarter protein. Namun perlu digarisbawahi, perubahan susunan
tersebut sama sekali tidak merubah susunan ikatan peptide dari protein. Sifat
denaturasi protein ini bisa terjadi karena beberapa hal di antaranya suhu panas

5
yang memutuskan ikatan hidrogennya, adanya asam basa yang memutus
jembatan garam pada struktur tersier senyawa protein, adanya logam berat yang
kemudian membentuk protein logam yang tidak bisa dilarutkan.

c. Viskositas yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di
dalam zat cair yang mengalir.

d. Kristalisasi yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik
isoelektriknya.

e. Sistem koloid yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel
kecil yang terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.

2.2. Struktur Protein

a. Struktur Primer
Struktur primer pada protein berupa satu rantai polipeptida yang merupakan
rangkaian asam amino dengan urutan tertentu. Susunan ini menentukan sifat dasar
dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier. Sifat kovalen pada ikatan peptida stabil, tidak dipengaruhi oleh pH dan
pelarut. Atom-atom Carbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen (N) yang terletak pada
satu bidang datar serta R diproyeksikan pada arah tertentu pada bidang.

b. Struktur Sekunder

6
Struktur sekunder pada protein berupa susunan dari dua atau lebih struktur
primer, yang dapat terbentuk heliks (alpha heliks) dan lembaran (beta sheet).
Struktur sekunder terjadi karena adanya gaya dispersi atau ikatan hidrogen.

c. Struktur Tersier
Struktur tersier pada protein terbentuk dari gabungan beberapa macam
struktur sekunder yang berbeda membentuk lipatan atau gulungan. Hal ini terjadi
kerena adanya ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan
disulfida. Hasil interaksinya berupa pelipatan α–helix struktur globular, gugus R
yang hidrofobik disembunyikan di dalam lipatan protein menjadi sangat larut dlm
air. Contohnya insulin, hemoglobin, dan albumin telur.

d. Struktur Kuartener

5
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai
polipeptida. Namun, bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada umumnya ikatan-
ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan yang
terjadi pada struktur tersier.

2.3. Klasifikasi Protein


a. Berdasarkan komposisi kimia
1. Protein Sederhana
Protein sederhana adalah protein yang hanya terdiri dari asam amino dan
tidak ada gugus kimia lain. Contoh: enzim ribonuklease.
2. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah senyawa yang terdiri dari serangkaian asam amino
yang membentuk protein sederhana yang terikat pada bagian nonprotein (gugus
prostetik). Contohnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Golongan Gugus protestik Contoh
Lipoprotein Lipid Lipoprotein darah
Glikoprotein Karbohidrat Gamma globulin darah
Fosfoprotein Gugus fosfat Kasein susu
Hemoprotein Heme Hemoglobin
Metalprotein Besi, tembaga, seng Alkohol dehidrogenase

6
b. Berdasarkan bentuk
1. Protein Globular
Protein globural merupakan protein yang larut dalam pelarut air dan dapat
berfungsi dengan cepat dan bersifat dinamis dimana seluruh interaksi antar
struktur sekunder atau primer terviasualisasi dengan baik.
2. Protein Serabut
Protein serabut bersifat tidak larut dalam air merupakan molekul serabut
panjang dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu dan tidak
berlipat menjadi bentuk globular. Jenis protein ini memiliki peran sebagai
penyangga dan sebagai pelindung.
c. Berdasarkan fungsi
Protein sebagai makromolekul (molekul besar) mampu menunjukkan
berbagai fungsi biologis. Atas dasar peran ini maka protein dapat diklarifikasikan
sebagai berikut:
1. Enzim
Enzim merupakan protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator. Hampir
seluruh reaksi kimia yang terjadi di tingkat sel dikatalisis oleh enzim. Beberapa
contoh enzim yang banyak dimanfaatkan saat ini seperti, glukosa oksidase yang
mengkatalisis glukosa menjadi asam glukonat, urikase yaitu enzim yang dapat
membongkar asam urat menjadi alantoin.
2. Protein Transport
Protein transport adalah protein yang dapat mengikat dan membawa molekul
atau ion yang khas dari satu organ ke organ lainnya. Contoh protein transport
yang mudah adalah mioglobin yang menyimpan dan mendistribusikan oksigen
ke dalam otot. Hemoglobin juga merupakan protein transport yang terdapat
dalam sel darah merah.
3. Protein Nutrient dan Penyimpan
Protein nutrient sering disebut juga protein penyimpanan, protein ini
merupakan cadangan makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Beberapa contoh protein, sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti ovalbumin yang merupakan protein utama putih telur, kasein
sebagai protein utama dalam susu. Contoh lainnya adalah protein yang
menyimpan zat besi yaitu ferritin yang terdapat di dalam jaringan hewan.
4. Protein Kontraktil Ataumotil

7
Protein kontraktil juga dikenal sebagai protein motil, di dalam sel organism e
protein ini berperan untuk bergerak seperti aktin dan miosin. Kedua protein ini
merupakan filamen yang berfungsi untuk bergerak di dalam sistem kontraktil
dan otot kerangka. Contoh lainnya adalah tubulin pembentuk mikrotubul
merupakan zat utama penyusun flagel dan silia yang menggerakkan sel.
5. Protein Struktural
Jenis protein ini berperan untuk menyangga atau membangun struktur
biologi makhluk hidup. Misalnya kolagen adalah protein utama dalam urat dan
tulang rawan yang memiliki kekuatan dan liat. Persendian mengandung protein
elastin yang dapat meregang dalam dua arah. Jenis lain adalah kuku, rambut dan
bulu-buluan merupakan protein keratin yang liat dan tidak larut dalam air.
6. Protein Pertahanan dan Protein Pengatur
Protein yang berperan dalam melindungi organisme dari luka atau serangan
spesies lain. Contohnya immunoglobulin, fibrinogen dan trombin. Beberapa
protein pengatur (mengatur aktivitas seluler atau fisiologi) adalah hormon.

2.4. Identifikasi Protein


a. Uji buret
Uji buret merupakan uji umum protein. Uji buret digunakan untuk
mengetahui adanya ikatan peptida dalam protein. Zat yang akan diselidiki mula-
mula ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat encer. Zat
tersebut mengandung protein jika terbentuk warna ungu pada larutan. Uji buret
positif bagi semua zat yang mengandung ikatan peptida sehingga positif juga
terhadap urea.
b. Uji Xantoprotein
Uji xantroprotein adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil
(cincin benzene) seperti fenilalanin, trosin dan triptofan. Larutan yang mengandung
protein dipanaskan dengan asam nitrat pekat membentuk endapan putih akan
menjadi kuning jika dipanaskan. Bila larutan dibuat alkalis dengan larutan basa,
maka akan terbentuk warna jingga dibatas kedua larutan.
c. Uji Belerang
Uji belerang dalam protein dapat diketahui dengan cara berikut. Pertama-
tama larutan protein dengan larutan NaOH pekat (± 6 M) dipanaskan, kemudian

8
diberi beberapa tetes larutan timbale asetat. Uji positif adanya belerang ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan warna hitam dari PbS.
d. Uji Millon
Uji millon adalah uji terhadap protein untuk menguji adanya asam amino
dengan gugus fenil dalam protein, ditandai dengan terjadinya cincin berwarna
merah.

2.5. Manfaat Protein


a. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan
b. Sebagai enzim
c. Untuk menunjang mekanis
d. Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi pertahanan tubuh
e. Sebagai pengendalian pertumbuhan
f. Sebagai media perambatan impuls syaraf

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Protein adalah senyawa kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan


polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Ikatan peptida adalah ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino.
Protein terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat
rendah maupun organisme pada tingkat tinggi. Selain itu, protein juga mempunyai
fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi.

IV
DAFTAR PUSTAKA

Fressen, Ralp J dan Fressenden Joan S. Kimia Organik. 1999. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Pelangi Ilmu Volume 2 No.5. Mei 2009.

Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit liberty: Yogyakarta

“Struktur dan Fungsi Protein”. http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-


protein.html?=1

Anda mungkin juga menyukai