Anda di halaman 1dari 7

CA OVARIUM

By: Fitri FK UGM 2004

K
Ca ovarium sering disebut sebagai “silent killer” buat wanita yang
menderitanya..kenapa? soalnya gejala awalnya asimtomatik, ga bisa diliat dari luar, dan
biasanya terdiagnosis setelah masuk stasium lanjut. Untuk skreening ca ovarium ini juga
mahal (300 rb sekali tes ca-125), dan ga semua dokter bisa nangani. Yang punya
kewenangan menangani tuw dr spesialis obsgyn konsultan,,,,soalnya, kata pak dosen, ga
semuanya bisa dan mau ngambil ovarium, ngambil uterus, ambil appendix,
omentum,,waw,,,susah!
Nah terus, gimana klo dapet pasien ca ovarium? dokter akan menanganinya dengan
2 tujuan,, yaitu : survival rate dan quality of life. Maksutnya survival rate itu,
diharapkan dengan penanganan yang tepat, maka 5 years survival rate pasien dapat
dicapai. terus dengan kualitas hidup yang baek, maksutnya, penderitanya bisa mandiri,
bisa kerja lagi, produktif lagi..klo hidup tapi Cuma bisa tidur-tiduran doang berarti
kualitas hidupnya kurang baik.

Masalah-masalah dalam ca ovarium

ƒ Advanced stage : biasanya penderita datang saat stadiumnya dah lanjut, udah ada
komplikasi dan metastasis, semisal perutnya dah gede, udah efusi paru-paru dll.
ƒ Banyak biayanya : jelas aja,,buat sekali tes ca-125 nya aja kira2 300 ribuan,
untuk 1x kemorapi obatnya 10 jt, evaluasi dengan tumor markernya 18 jt, dan minimal
harus diulang 6 kali soalnya tiap massa tumor turun,naek, lagi,,diturunkan lagi,naek dikit
lagi, jadi minimal diulang 6 kali biar penurunan massanya stabil.
ƒ Miss management tenaga kesehatan : maksutnya disini, ga semua penderita itu
akan datang ke dokter yang berwenang menangani penderitanya, ada yang dateng ke
dokter spesialis, dokter umum, bidan atau malah perawat, otomatis penanganan yang
dilakukan tidak semuanya tepat. Bisa salah diagnosis, atau malah salah penanganan,
misal : bedah yang ga adekuat, akibatnya, pasiennya bisa “kambuh” lagi, atau terapi
Cuma dikasih simptomatik aja, misal, antibiotik atau obat yang lain yang ga adekuat buat
penanganan kanker, dari mana pasiennya bisa sembuh?
ƒ Tingginya angka kematian hal ini disebabkan penanganan yang ga adekuat
palagi pada pasien yang datang dengan stadium yang udah lanjut.

Ca ovarium memiliki prognosis yang buruk, kenapa? Salah satu sebabnya adalah
karena gejala awalnya asimtomatik sehingga pasienya ga tau, begitu periksa ke sokter
ternyata udah dalam stadium lanjut dan dengan metastasis jauh (70%).
Salah satu terapi ca ovarium adalah kemoterapi, namun pemberiannya haruslah
dilakukan oleh dokter yang tau betul gimana ngasih regimennya. Gimana hasil terapinya
maksimal namun dengan efek samping yang minimal. Nah, klo kriteria ini tidak
terpenuhi, dikhawatirkan kemoterapi yang dilakukan malah justru menyebabkan
kankernya jadi kemoresisten.
Karena begitu banyak problematika ca ovari,maka usaha yang paling tepat adalah
prevensi dari ca itu sendiri dan berusaha menurunkan insidensinya, semisal dengan
skreening atau deteksi dini. Deteksi dini terutama ditujukan buat wanita yang
mempunyai riwayat keluarga dengan ca ovarium dan atau ca mammae. kenapa? Karena
pada seorang ibu yang menderita kanker ini, anak perempuannya memiki faktor resiko
untuk menderita kanker yang sama. Nah disinilah fungsi edukasi yang harus diberika
dokternya. Kita dapat menganjurkan anaknya-misalnya untuk tes ca-125,BRCA1 dan
BRCA2. (emang mahal siy tesnya, tapi daripada ketauannya pas dah stadium yang udah
lanjut kan nambah mahal,,? ~_^..)
Klo disimpulkan pokok permasalahannya antara lain : bagaimana cara
menyelesaikan masalah2 ca ovarium? Bagaimana cara menemukan stadium awalnya?
Dan bagaimana cara mengurangi insidensinya?
Lalu apa yang penting diketahui dokter tentang ca ovarium? Yang wajib diketahui Antara
lain : epidemiologi,etiologi,deteksi dini,diagnosis dan managemenya.

a. epidemiologi
di Amerika, terdapat 20.000 kasus baru ca ovarium tiap tahunnya, menduduki urutan
kanker keenam terbanyak pada wanita (4%), dari jumlah itu 12.000nya meninggal,
menjadi urutan keempat (5%) penyebab kematian karena kanker pada wanita dan
menjadi penyebab kematian tersering karena kanker gygynecologis (52%).
Kebanyakan insidensi ini ditemukan pada stadium yang lanjut. Klo di Sardjito, Ca
ovari menduduki urutan ketiga setelah ca cervix dan ca mammae,,( pada wanita
tentunya..).
American College of Surgeons : dari 12.000 kasus, 5 years survival rate nya ;
– Stadium I 89,3 %
– Stadium II 57,1 %
– Stadium III 23,8 %
– Stadium IV 11,6 %
Secara keseluruhan 5 - year survival rate-nya + 38%

b. Etiologi
Etiloginya belum diketahui, namun, kemungkinan berhubungan dengan hal-hal
berikut :
Related familial cancer / genetic link
ƒ First and second degree relatives : maksutnya, jika didapatkan seorang ibu
dengan ca ovarium, maka kemungkinan anaknya juga akan menderita ca
ovarium, tapi kemungkinan cucunya menderita ca ovarium lebih kecil.
ƒ Penurunan secara Autosomal dominan (resikonya 50% )
ƒ Clustering Breast/Ovarian syndrome
ƒ Beberapa siondrome genetik
ƒ Kehilanngan anti-oncogenes (c-HA-ras-1)
ƒ Rendahnya enzim alpha-L-fucosidase
ƒ Faktor genetik :
˜ Breast-ovarian cancer syndrome
Gen-gen yang terkait dengan sindrome ini adalah BRCA1 pada
kromosonm 17 dan BRCA2 pada kromosom 13, dengan adanya mutasi
ini seseorang bisa menderita 2 kanker sekaligus, yakni ca ovari dan ca
mammae. Kenapa? Soalnya mutasi ini menyebabkan sel-sel pada ovarium
dan mammae menjadi sangat dependen terhadap esterogen. Semakin
tinggi kadar esterogennya maka resiko terkena ca ovari, ca mammae dan
myoma uteri juga meningkat.
˜ varian cancer only syndrome : klo yang ini yang kena ca Cuma di
ovariumnya, pada sindrome ini terjadi mutasi terhadap TP 53
˜ Type II cancer family syndrome : pada sindrome ini yang mutasi adalah
gen CDKM 2 / MLM / p 16
˜ Insidensi / faktor resiko karena faktor genetik adalah sebesar 1,5-5 % dari
total ca ovarium dan biasanya timbul pada 10 tahun lebih muda daripada
wanita tanpa faktor resiko genetik
˜ Ada odds rasio pada faktor genetik ini :
ƒ Pada yang 1st degree : pada wanita yang ibunya terkena ca
ovarium, dia mempunyai resiko terkena ca yang sama 3,6 kali
lebih tinggi daripada wanita tanpa ibu yang kena ca ovarium
ƒ 2nd degree : wanita yang neneknya terkena ca ovarium, maka dia
beresiko terkena ca yang sama 2,9 x daripada wanita tanpa nenek
yang terkena ca ovarium
ƒ Pada wanita yang mempunyai riwayat keluarga terkena ca
ovarium, maka dia mempunyai resiko terkena ca ovarium 18 kali
lebih tinggi daripada wanita tanpa riwayat keluarga ca ovarium.

Reproductive dan endocrine :


ƒ Pada wanita yang multipara, resiko untuk menderita ca ovarium lebih
rendah 30-60%. yang di Ho tuw salah yang bener tulisannya 30-60% less
risk.
ƒ Pada wanita nulipara resikonya meningkat.
ƒ Pada wanita yang melakukan induksi ovulasi, dia mempunyai peningkatan
resiko sebesar 2-3 x terkena ca ovarium, hal ini berhubungan dengan teori
sekresi gonadotropin.
ƒ Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral, mendapatkan penurunan
resiko sebesar 30-60%. Soalnya, pada oral kontrasepsi, hormon yang
diberikan udah plus progesteron, sehingga efek esterogennya dapat
berimbang dengan efek progesteron itu.
Environmental
ƒ Negara –negara industri :
ƒ Asbestos dan polutan talc (bedak tabur) : asbestos diduga juga mempunyai
efek karsinogen pada ovarium, terus yang bedak tabur ini , bila sering
dipakai di genitalia eksterna, serbuk2nya bisa nyampe ke ovarium dan
menjadi granula2 terus bisa mengakibatkan kanker.
Dietary
ƒ Semakin sering seorang wanita mengkonsumsi daging, lemak hewan dan
galaktosa, serta serum yang rendah galaktosa 1-ph uridyl transferase,
maka semakin tinggi resikonya terkena ca oovarium
ƒ Pada wanita yang obesitas, resiko terkena ca ovariumnya juga semakin
tinggi.
ƒ Tidak ada insidensi ca ovarium dikarenakan konsumsi alkohol, tambakau
dan kopi.
Viral

c. deteksi dini yang ini dibahas di bawah..ngurutin yang dri HO nee,:p)


ƒ diagnosis
d. managemen

faktor prognosis
faktor prognosis ca ovarium ditentukan oleh hal-hal berikut ini :
stage /stadium : apakah stadium1,II,III,IV. Semakin rendah stadiumnya
smakin bagus prognosisnya
tipe sel : apakah epitelial,stroma, atau folikel. Pada tipe sel yang epitelial
seperti squamous,prognosisnya lebih bagus karena sensitif dengan terapi,tapi
klo yang adenocarsinoma,prognosisnya lebih buruk.
Diferensiasi : ada 3 jenis diferensiasi ca ovarium dibedakan jadi 3 : ringan ,
sedang,buruk. Semakin baik diferensiasinya maka prognosisnya makin baik.
Managemen : klo managemen baik, maka prognosisnya juga baik dan
survivalnya baik juga.

5 Years Survival Rate by


Stages
CA %
Stages Cervix Corpus Ovarium Vulva
Pra Neoplasi 100 100 100 100
Stage O (CIN) 90-95 95-100 85-90 95-100
Stage I 70-85 75-95 60-80 80-90
II 45-50 50 40-70 40-50
III 20-25 25-40 10-20 20-25
IV 5-10 5-10 0-5 5-10
Pada stadium praneoplasi, buat prevensi sering dilakukan pengangkatan ovarium, tuba
dan uterusnya, daripada jadi kanker gituw,tpi ini dilakukan pada pasien tertentu,
misalnya yang dah ga mau punya anak lagi atau wanita menopause.

Faktor resiko
Faktor resiko nya antara lain :
Performance status : tergantung dari kondisi ibunya, apakah ada kehamilan atau
tidak, imunosupresive atau tidak
Stadium :
ƒ Stadium 1 : 1a : yang terkena Cuma 1 ovarium,klo yang 1b yang terkena
dua ovarium. 1c : adanya ascites
ƒ Stadium II : adaya invasi ke organ lain di dekat ovarium, semisal tuba dan
uterus
ƒ Stadium III : adanya invasi ke dinding panggul
ƒ Stadium IV : adanya metastasis jauh ke paru-paru atau ke otak,

Tipe sel
Grade
Residual tumor
Pada managemen bedah ca ovarium, diusahakan tidak meninggalkan sisa, atau
pasiennya mendapatkan tumor residu yang bisa berkembang jadi kanker lagi.
Dalam I cc tumor residu yang tertinggal, dapat berkembang menjadi 107 sel
baru dan tiap selnya mempunyai kesempatan buat berkembang jadi maligna
lagi.

Patologi
Berdasarkan hitogenesisnya dibagi 3 :
ƒ Common epithelial tumors : tumor ini berasal dari sel epitel ovarium.
Jumlahnya sekitar (90%) dari semua jenis ca ovarium.
ƒ Germ cell tumor : tumor ini berasal dari sel germinal primordial pada ovarium.
ƒ Sex cord – stromal tumors : tumor ini berasal dari sex cord dan mesenkim
embrioni gonad. Penjelasan lebih lanjut dan pembagiannya apa aja, kayaknya
udah masuk di cakul Pa ca ovarium,atau temen2 bisa baca di Ho..tambahan
dari pak dosen Cuma klo cystoma ovari tu sangat ganas,namun sangat sensitif
terhadap terapi,sedangkan yang mucinous tidak sensitif terhadap
terapi....biar ga overlaap,jadi lanjut aja yah…

Sign and symptoms


Asimtomatik (pada stadium awal)
Adanya nyeri abdomen
Dispepsia
Pembesaran abdomen
Frekuensi berkemih
Konstipasi
Perubahan berat badan
Ketidaknyamanan pelvis
Nyeri punggung bawah
Perdarahan pervaginal

Prosedur diagnosis
Mesti urut :
1. anamnesis : apakah ada riwayat keluarga, sejak kapan? Dll
2. pemeriksaan fisik : inspeksi :apakah ada pembesaran abdomen atau tidak. Palpasi
; klo da tumor dia akan keras, terfiksir, terus klo ganas sering disertai ascites. Klo
metastasis dah di paru-paru akan mengakibatkan efusi. Perkusi : untuk evaluasi
ascites sama efusi tadi. Auskultasi : untuk membedakan adanya DJJ, soalnya
abdomennya sama2 besar, apakah karena hamil atau memang benar tumor.
3. pemeriksaan laboratorik : meliputi pemeriksaan tumor marker (ca-125), pke USG,
CT Scan, dan MRI. Pada pemeriksaan tumor marker. Batas normalnya ca-125
tuw < 35 m IU. Berarti klo diatasnya adalah tanda-tanda patologis. Klo
kenaikannya >600 mIU bisa dipastikan keganasan berasal dari ovarium. Bahkan
peningkatannya bisa ampe 5000-7000 mIU. Klo peningkatan sebatas < 600 mIU,
berarti bisa jadi disebabkan oleh tumor lain, misalnya Ca colon dan ca
endometrium.
Yang di bawah ni adalah tabel rencana penanganan pada pasien ca ovarium
sehubungan dengan kelompok usianya :

Kelompok usia Ukuran Rencana penanganan


ovarium
Prepubertal > 2 cm Operasi,soalnya waspada
kegasanan
Usia reproduktif < 5 cm Observasi,sonogram Jika
(sekitar 30-40 5 – 8 cm terdapat septasi, komponen
tahun) solid , atau excrescences, lalu
> 8 cm dioperasi
operasi

Menopasual > 4 – 5 cm Operasi radikal

Deteksi dini :
Deteksi dini ini penting buat wanita yang mempunyai riwayat keluarga yang terkena ca
ovarium dan wanita usia >45 tahun. Nah yang di deteksi itu gennya : BRCA 1,2., LOH
pada krmosom 17p, 17q dan 11p. Untuk BRCA 1&2, Ditemukan sebanyak 23 % pada
usia 30 tahun dan 53% pada usia 70 tahun.

Staging
Staging disini yang dimaksud adalah staging bedah. Ada dua jenis stagingnya, yakni
yang komplete dan konservatif. Tujuan dari staging bedah adalah agar tidak didapatkan
tumor residu, operasi dikatakan bersih,bila sisa tumornya tidak lebih dari 1 cm.
Staging ini bisa dilakukan dengan cara :
Insisi pada daerah midline
Peritoneal washing
Eksplorasi intraabdomen
Histerektomi dan BSO (bilateral salpingo oophorectomy)
Omentectomi
Diseksi nodus limfe pelvis
Diseksi nodus limfe paraortik.

Treatmen :
wa,,maap yang ini ga dijelasin sama dr burham,,kembali lagi ini bukan kompetensi
dokter umum,jadinya,,,klo nemu pasien yang dicurigai kena ca ovari, dirujuk aja,,, :p///

Anda mungkin juga menyukai