Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR


Yeni Ratnawati

Fakultas Ekonomi, Universis 17 Agustus 1945 Samarinda.


Email : yratnawati07@gmail.com

ABSTRAKSI

Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten Kutai Timur. Faktor-faktor
yang akan diangkat oleh penulis pada penelitan ini adalah apakah sektor pariwisata memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Timur.Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis jumlah pajak hotel, restaurant, tempat hiburan dan retribusi obyek-obyek wisatadi
Kabupaten Kutai Timur dengan analisis data.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
pengaruh pajak hotel, restaurant, tempat hiburan dan retribusi obyek-obyek wisata terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kutai Timur.Digambarkan dari hipotesis
yang telah diuji dengan indikasi bahwa pajak hotel, restaurant, tempat hiburan dan retribusi obyek-
obyek wisata memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dengan hasil hubungan yang tidak cukup signifikan(Ho diterima, HA ditolak).

Kata Kunci: Kontribusi, Retribusi

ABSTRACT

Analysis of Tourism Sector Contributions To PAD East Kutai. Factors that will be taken up
by the authors of this study is whether the tourism sector contributed to the Revenue Kutai
Timur.Tujuan this study was to analyze the amount of tax on hotels, restaurants, entertainment
venues and retribution objects wisatadi East Kutai Regency with analysis data.
Based on the results of the analysis show that the test results indicate that the effect of taxes
on hotels, restaurants, entertainment venues and retribution sights on increasing local revenue (PAD)
in Kutai Timur.Digambarkan of hypotheses that have been tested with an indication that the hotel tax,
restaurant , entertainment venues and retribution sights have a positive influence on the increase in
local revenue (PAD) with the result that the relationship was not significant (Ho accepted, rejected
HA) .
Keywords: Contributions, Retribution

I. PENDAHULUAN bertumpuk dan kerusakan pemandangan


yang disebabkan oleh ulah dari manusia
Pariwisata adalah industri yang itu sendiri. Tanpa lingkungan yang baik
kelangsungan hidupnya sangat ditentukan tidak mungkin pariwisata akan
oleh baik buruknya lingkungan, misalnya berkembang. Oleh karena itu dalam
pencemaran oleh limbah domestik yang pengembangan pariwisata, asas
berbau dan tampak kotor, sampah yang pengelolaan lingkungan untuk
melestarikan kemampuan lingkungan
guna mendukung pembangunan III. METODE PENELITIAN
berkelanjutan bukanlah merupakan hal Teknis Pengumpulan Data
yang abstrak, melainkan benar-benar Teknis pengumpulan data dalam
konkrit dan sering mempunyai efek penelitian ini adalah sebagai berikut:
jangka pendek (Soemarwoto,2001). 1. Penelitian lapangan (field work
research)
II. DASAR TEORI Metode pengumpulan data secara
Menurut Prof. Meier langsung yang didasarkan atas
diterjemahkan oleh Adisasmita (2005: keadaan sesungguhnya yang terjadi
205) mendefinisikan pembangunan di lapangan. Dalam hal ini penelitian
ekonomi sebagai proses kenaikan lapangan dapat di lakukan dengan dua
pendapatan riil perkapita dalam suatu cara yaitu :
jangka waktu yang panjang. a. Observasi, yaitu suatu cara untuk
Menurut E. Guyer Freuler memperoleh data dengan melakukan
diterjemahkan kembali oleh Irawan, suatu pengamatan langsung dan
(2010:11), pengertian pariwisata dengan mencatat secara tertulis terhadap
memberikan batasan sebagai berikut : “ setiap kejadian yang berkaitan dengan
Pariwisata dalam arti modern adalah penelitian.
merupakan fenomena dari jaman sekarang b. Wawancara, yaitu suatu cara untuk
yang didasarkan atas kebutuhan akan memperoleh data dengan melakukan
kesehatan dan pergantian hawa, penilaian sebuah wawancara secara lansung
yang sadar dan menumbuhakan cinta kepada pimpinan suatu organisasi
terhadap keindahan alam dan pada atau pimpinan bagian dalam
khususnya disebabkan oleh bertambahnya organisasi yang berkaitan dengan hal
pergaulan berbagai bangsa dan kelas yang diteliti.
manusia sebagai hasil dari perkembangan 2. Penelitian Kepustakaan (library
perniagaan, industri, serta penyempurnaan research)
dari alat–alat pengangkutan ”. Data sekunder dalam penelitian
wisatawan sama artinya dengan ini dilakukan dengan melakukan study
kata “traveler” karena dalam bahasa kepustakaan untuk mendapatkan
Indonesia sudah merupakan kelaziman literature yang berhubungan dengan
memakai akhiran “wan” untuk penelitian ini. Sumber data ini
menyatakan orang dengan profesinya, diperoleh melalui buku, jurnal, majalah
keahliannya, keadaannya jabatannya dan dan data – data yang diperoleh melalui
kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12). media internet. Melalui studi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepustakaan ini, peneliti sangat
adalah pendapatan yang diperoleh Daerah berharap dapat memperoleh data dan
yang dipungut berdasarkan Peraturan informasi yang lebih akurat dan
Daerah sesuai dengan peraturan mendalam yang berkaitan dengan
perundang- undangan No. 34 Tahun 2000. kontribusi sector pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber pendapatan asli daerah.
dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil Alat Analisis
pengelolaan kekayaan Daerah yang a) Regresi Linier Berganda
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah Analisis Regresi Linear Berganda
(meliputi hasil penjualan kekayaan digunakan untuk mengukur pengaruh
Daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, antara lebih dari satu variabel prediktor
pendapatan bunga, keuntungan selisih (variabel bebas) terhadap variabel terikat.
nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing dan komisi, potongan, ataupun Rumus:
bentuk lain sebagai akibat dari penjualan Y = a + b1 X1 + b2 X2 +...+bn Xn
dan atau pengadaan barang dan atau jasa
oleh Daerah). Keterangan:
Y : Variabel terikat (dependent) Tabel. Klasifikasi Nilai DW untuk
X (1,2,3,…) : Variabel bebas Autokorelasi
(independent) Nilai Keterangan
a : Nilai Konstanta
b (1,2,3,…): Nilai koefisien regresi
<1,10 Ada autokorelasi
Pengujian Asumsi Klasik (Uji 1,10 – 1,54 Tidak ada
Penyimpangan) 1,55 – 2,45 kesimplan
Penelitian ini menggunakan data 2,46 – 2,90 Tidak ada
sekunder, maka untuk menentukan >2,91 autokorelasi
ketepatan model perlu dilakukan Tidak ada
pengujian atas beberapa asumsi klasik kesimpulan
yang digunakan yaitu : Ada autokorelasi
a) Uji Multikolinearitas Sumber: Iqbal Hasan (2001)
Adanya Multikolinearitas dapat Uji Hipotesis
dilihat dari tolerance value atau nilai Uji F pada dasarnya dimaksudkan
variance inflation factor (VIF). Batas dari untuk membuktikan secara statistik bahwa
tolerance value dibawah 0,10 atau nilai keseluruhan variabel independen berpengaruh
VIF diatas 10, maka terjadi problem secara bersama-sama keseluruhan terhadap
multikolinearitas. Jika terjadi variabel dependen. Langkah pengujiannya
multikolinearitas akan menimbulkan adalah sebagai berikut:
akibat sebagai berikut : a. Menentukan formulasi Ho dan HA
1) Standar error koefisien regresi yang 1) Ho : b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0 artinya
diperoleh menjadi besar. Semakin tidak ada pengaruh dari variable
besarnya standar error maka semakin independen secara bersama-sama terhadap
erat kolinearitas antara variabel variabel dependen.
bebas. 2) HA : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0 artinya ada
2) Standar error yang besar pengaruh dari variabel independensecara
mengakibatkan confident interval bersama-sama terhadap variabel
untuk penduga parameter semakin dependen.
melebar, dengan demikian terbuka b) Tes Statistik
kemungkinan terjadinya kekeliruan, 1) Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak
yakni menerima hipotesis yang salah. dan HA diterima, berarti adapengaruh
Maka dari itu perlu dilakukan uji yang signifikan antara variabel
multikolinearitas terlebih dahulu. independen (X) secara
bersamasamaterhadap variabel dependen
(Y).
b) Uji Autokolerasi 2) Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima
Autokorelasi dapat diartikan dan HA ditolak, berarti tidak adapengaruh
sebagai korelasi yang terjadi di antara yang signifikan antara variabel
anggota-anggota dari serangkaian independen (X) secara bersama-
observasi yang berderetan waktu (apabila samaterhadap variabel dependen (Y).
datanya time series) atau korelasi antara
tempat berdekatan (apabila cross Uji Signifikansi Individu(Uji t)
sectional). Uji Autokorelasi bertujuan Uji t digunakan untuk menguji kemaknaan
untuk menguji apakah dalam model regresi atau keberartian koefisien regresi partial.
linear ada korelasi antara kesalahan Pengujian melalui uji t adalah dengan
pengganggu pada periode t dengan membandingkan t hitung dengan ttabel pada taraf
kesalahan pengganggu pada periode t-1 nyata α = 0,05. Uji t berpengaruh positif dan
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka signifikan apabila hasil perhitungan t hitung
dinamakan ada problem autokorelasi. lebih besar dari t tabel (t- hitung > t- tabel) atau
(Ghozali, 2009). probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5 % (P
< 0,05). Selanjutnya akan dicari nilai koefisien
determinasi partial (r2) untuk mengetahui mengalami kenaikan yang kurang signifikan
pengaruh variabel bebas (X) secara partial tercatat menjadi 13,39 % dan pada tahun 2013
terhadap variabel tidak bebas (Y). kembali naik drastis menjadi 18,38 %. Berikut
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: ini adalah Tabel Persentase Efektivitas PAD
a. Menentukan formulasi HO dan HA Kabupaten Kutai Timur Periode 2009 – 2014
1) HO : bi ≤0 artinya HO tidak ada yang dihimpun dari data Dinas Pendapatan
pengaruh yang positif dan Asli Daerah Kabupaten Kutai Timur :
signifikanantara variabel bebas dan TABEL .EFEKTIFITAS SEKTOR
variabel terikat. PARIWISATA TERHADAP PAD
2) HA : bi > 0 artinya HA ada pengaruh KABUPATEN KUTAI TIMUR Tahun
yang positif dan signifikan antara 2009 – 2014 (rupiah)
variabel bebas dan variabel terikat. Tah Penerima % PAD %
b. Tes Statistik un an (Rp.)
Jika T-hitung > T-tabel, maka Ho ditolak (Rp.)
dan HA diterima, berarti ada pengaruh 200 1.097.071. 5,9 71.263.856. 16,
yang signifikan antara masing-masing 9 123,00 0 562,81 37
variabel independen dan variabel 201 681.715.4 3,6 74.796.252. 17,
dependen. 0 55,28 7 824,46 18
201 3.272.078. 17, 53.198.415. 12,
IV. HASIL PENELITIAN 1 301,15 61 526,32 22
Efektivitas Pendapatan Asli Daerah 201 3.290.585. 1,7 58.285.715. 13,
Kabupaten Kutai Timur yang dikenal 2 170,14 7 021,28 39
sebagai daerah penghasil tambang, dalam 201 5.253.728. 28, 80.033.603. 18,
pencatatan efektivitas Pendapatan Asli 3 474,14 27 261,83 38
Daerahnya mengalami pasang surut pada 201 7.947.391. 42, 97.856.548. 22,
setiap tahunnya. Sejak tahun 2009 dalam 4 761,00 77 513,78 47
persentasenya Pendapatan Asli Daerah tercatat Sumber : Dinas Pendapatan Daerah
16,7 %, kemudian pada tahun 2010 mengalami Kabupaten Kutai Timur, 2015
kenaikan dengan angka 17,8 %, pada tahun
2011 kembali mengalami penurunan menjadi
12,22 %, selanjutnya pada tahun 2012
1. Kontribusi Sektor Pariwisata KABUPATEN KUTAI TIMUR
Penerimaan sektor pariwisata Tahun 2009 – 2014
Kabupaten Kutai Timur didapatkan dari Tahun Pajak PAD
pajak hotel , restoran dan pajak hiburan. Hotel,Resto
Dari sejumlah tempat wisata yang ada di ran & (Rp.)
Kabupaten Kutai Timur, belum ada satupun Pajak
yang dikelola secara profesional oleh Hiburan
pemerintah setempat, agar dapat menjadi (Rp.)
penghasil dan penunjang Pendapatan Asli 2009 1,097,071,12 71,263,856,5
Daerah Kabupaten Kutai Timur. Masih ada 3,00 26,81
potensi besar yang bisa digali untuk 2010 681,715,455, 74,796,252,8
meningkatkan pendapatan asli daerah dari 28 24,46
sektor pariwisata, seperti halnya pemerintah 2011 3,272,078,30 53,198,415,5
menerbitkan perda untuk retribusi masuk 1,15 26,32
objek wisata dan mengelola semua objek 2012 3,290,585,17 58,285,715,0
wisata secara profesional. Berikut ini adalah 0,14 21,28
tabel penerimaan pajak hotel dan retoran 2013 5,253,728,47 80,033,603,2
dari sektor pariwisata Kabupaten Kutai 4,14 61,83
Timur. 2014 7,947,391,76 97,856,548,5
1,00 13,78
Tabel PENERIMAAN PAJAK DAERAH Sumber : Dinas Pendapatan Daerah
SEKTOR PARIWISATA Kabupaten Kutai Timur
Tahun Penerimaan (Rp) PAD (Rp) Kontrib
usi (%)
2. Angka Pertumbuhan Pariwisata 2011 3.272.078.301,15 53.198.415.526,32 6.15
Terhitung sejak tahun 2010 dicatatkan penerimaan dari sector pajak sebesar 681,715,455,28
2012 3.290.585.1 58.285.715. 0.56 mengalam
persen sebesar 5,6 % atau dalam rupiah 70,14 021,28
menjadi 3,290,585,170,14. Pada tahun 2013 2013 5.253.728.4 80.033.603. 6.56
tercatat dalam angka persen menjadi 59,6 % 74,14 261,83
dan pada tahun 2014 kembali naik sebesar 2014 7.947.391.7 97.856.548. 8,12
51,2 % dari penerimaan sebelumnya. Berikut 61,00 513,78
dibawah ini adalah tabel angka pertumbuhan Sumber : Dinas Pendapatan Daerah
penerimaan sector pariwisata Kabupaten Kabupaten Kutai Timur, 2015
Kutai Timur.
Dari tabel 5.1 Kontribusi Sektor
Tabel ANGKA PERTUMBUHAN Pariwisata Terhadap PAD Kabupaten Kutai
PENERIMAAN SEKTOR PARIWISATA Timur dapat dijabarkan, dimana penerimaan
KABUPATEN KUTAI TIMUR sector pariwisata pada tahun 2009
Tahun 2009 – 2014 berkontribusi terhadap PAD sebesar 1.54% .
Tahun Penerimaan Pertum Pada tahun 2010 Kontribusi sector pariwisata
Sektor buhan mengalami penurunan ditetapkan dengan
Pariwisata angka 0.91%, dikarenakan tidak tercapainya
(Rp.) (%) target penerimaan sector pariwisata. Pada
2009 1,097,071,123,00 --- tahun 2011 kembali mengalami peningkatan
2010 681,715,455,28 38,4% yang cukup signifikan dengan angka 6.15%.
2011 3,272,078,301,15 99% Pada tahun 2012 kembali mengalami
2012 3,290,585,170,14 5,6% penurunan dengan angka 0.56%, namun
2013 5,253,728,474,14 59,6% penerimaan naik dari tahun sebelumnya.
2014 7,947,391,761,00 51,2% Pada tahun 2013 sektor pariwisata
Sumber : Statistik Arus Wisata Kalimantan berkontribusi cukup signifikan dengan angka
Timur 2009 –2014 Dinas Pariwisata persentase 6.56% dan pada tahun 2014 sektor
Kabupaten Kutai Timur pariwisata terus mengalami peningkatan
dengan berkontribusi terhadap PAD
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kabupaten Kutai Timur sebesar 8.12% .
Berdasarkan metode analisis rasio
Hasil penelitian dan pembahasan bahwa ada pengaruh antara jumlah
merupakan penggambaran tentang hasil yang wisatawan, tingkat hunian hotel, pajak hotel,
diperoleh dalam penelitian yang terdiri atas pajak retoran, pajak hiburan, dan retribusi
variabel-variabel independen dan variabel obyek wisata terhadap penerimaan daerah
dependen. Dalam penelitian ini juga sektor pariwisata, dimana hal ini ditunjukkan
termasuk data yang diperoleh yakni data pada analisis koefisien determinasi yang
PAD, jumlah objek wisata, jumlah wisatawan menunjukkan bahwa pada tahun 2014
serta pajak hotel dan restoran dari tahun 2009 sebesar 8,12% penerimaan daerah sektor
hingga tahun 20014. Data ini diperoleh dari pariwisata dipengaruhi oleh jumlah
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata serta wisatawan, tingkat hunian hotel, pajak hotel,
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai pajak retoran, pajak hiburan, dan retribusi
Timur. obyek wisata.

Tabel 5.1 KONTRIBUSI SEKTOR VI. KESIMPULAN DAN SARAN


PARIWISATA TERHADAP PADA Kesimpulan
KABUPATEN KUTAI TIMUR (Tahun 2009 Melalui hasil analisa dan pembahasan
– 2014 (rupiah) mengenai analisis optimalisasi penerimaan
kontribusi sektor pariwisata terhadap
Tahun Penerimaan (Rp) PAD (Rp) Kontrib
usi (%) pendapatan asli daerah Kabupaten Kutai
2009 1.097.071.123,00 71.263.856.562,81 1.54 Timur dan faktor-faktor yang
2010 681.715.455,28 74.796.252.824,46 0.91
mempengaruhinya, dapat ditarik kesimpulan Daerah adalah variabel Pajak Hotel dan
sebagai berikut : Restoran yang berpengaruh positif dan
a. Pengujian secara parsial menunjukkan cukup signifikan. Hal ini perlu
bahwa : diperhatikan oleh pemerintah daerah
Kontribusi Sektor Pariwisata Kabupaten Kutai Timur agar lebih
Terhadap PAD Kabupaten Kutai Timur dapat memperhatikan perkembangan
dijabarkan, dimana penerimaan sektor pembangunan ekonomi dan pajak hotel
pariwisata pada tahun 2009 berkontribusi dan restoran. Melakukan pendataan ulang
terhadap PAD sebesar 1.54% . Pada tahun dan memeriksa ijin hotel, penginapan dan
2010 Kontribusi sektor pariwisata mengalami restoran.
penurunan ditetapkan dengan angka 0.91%, 2. Jika dilihat dari jumlah objek wisata
dikarenakan tidak tercapainya target yang ada diKabupaten Kutai Timur
penerimaan sektor pariwisata. Pada tahun mempunyai potensi yang cukup besar di
2011 kembali mengalami peningkatan yang sektor pariwisata, jika pemerintah
cukup signifikan dengan angka 6.15%. Pada mengelola objek wisata secara
tahun 2012 kembali mengalami penurunan profesional dan membangun fasilitas
dengan angka 0.56%, namun penerimaan pendukung seperti infrastruktur jalan dan
naik dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 lainnya. Dengan adanya berbagai macam
sektor pariwisata berkontribusi cukup obyek wisata seperti wisata budaya dan
signifikan dengan angka persentase 6.56% wisata alam , maka seharusnya
dan pada tahun 2014 sektor pariwisata terus kontribusi sektor pariwisata terhadap
mengalami peningkatan dengan berkontribusi PAD bisa ditingkatkan lagi dengan
terhadap PAD Kabupaten Kutai Timur mencari lagi beberapa daerah yang
sebesar 8.12% . dianggap berpotensi untuk menjadi objek
b. Berdasarkan tabel realiasi, realisasi wisata di Kabupaten Kutai Timur, atau
penerimaan daerah sektor pariwisata , jumlah setidaknya membuat objek wisata yang
wisatawan, tingkat hunian hotel, pajak hotel, baru dan menarik untuk dikunjungi
pajak restoran, pajak hiburan, dan retribusi sehingga hal ini dapat menambah daftar
obyek wisata untuk tahun pengamatan 2009- objek-objek wisata yang ada di
2014 mengalami peningkatan dan penurunan Kabupaten Kutai Timur dan selanjutnya
dari tahun ke tahun. diharapkan dapat membantu dalam
c. Menurut analisis koefisien determinasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah
menunjukkan bahwa penerimaan daerah Kabupaten Kutai Timur.
sektor pariwisata Kabupaten Kutai Timur
dijelaskan sebesar 8,12% oleh jumlah DAFTAR PUSTAKA
wisatawan, tingkat hunian hotel, pajak hotel,
Anonim. , 2010. Pedoman Penulisan Skripsi
pajak restoran, pajak hiburan, dan retribusi
Fakultas Ekonomi. Universitas 17
obyek wisata.
Agustus 1945 Samarinda.
Keterbatasan Penelitian
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis
1. Penelitian dilakukan dengan jangka waktu 6
Multivariate Dengan Program SPSS,
tahun yaitu 2009-2014 dengan data
Edisi Keempat, Penerbit Universitas
pertahunnya.
Diponegoro.
2. Penelitian hanya menggunakan enam jenis
Guyer Freuler diterjemahkan kembali oleh
variabel yang diduga menjadi faktor-faktor
Irawan, (2010:11),
yang mempengaruhi PAD sektor pariwisata
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian
sebagai variabel independen dan meneliti
dengan Statistik, PT. Bumi Aksara,
pengaruhnya terhadap penerimaan daerah
Jakarta
sektor pariwisata namun tidak meneliti
Prof. Meier diterjemahkan oleh Adisasmita
faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya.
(2005: 205)
Saran
Prof. Hunziger dan Kraf (dalam Irawan,
1. Apabila dilihat dari nilai koefisien
2010:11)
variabel tersebut, variabel yang sangat
mempengaruhi perubahan pendapatan Asli
Republik Indonesia., 2000. Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
________________., 2004. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
________________., 2004. Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
________________., 2002. Peraturan
Pemerintah No 66 Tahun 2002 Tentang
Retribusi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai