Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGARUH AGAMA ISLAM TERHADAP


PERKEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL
BUDAYA DI INDONESIA

Disusun Oleh:
Nama : Elsa Salsabila
NIM : 18106080019
Prodi : Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA


YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Rabb penguasa alam semesta atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada hamba-Nya karena dengan kehendak-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalalh ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan yang benar, serta
telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan
yang benar.
Penulis menyadari banyak pihak yang mendukung sehingga Makalah ini
dapat diselesaikan, maka dari itu kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang mendukung agar tertulisnya makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan Makalah ini,
maka saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 26 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
BAB II. KAJIAN TEORI............. ........................................................................ 5
A. Masuknya Agama Islam di Indonesia ................................................ 5
B. Pengaruh Islam di Indonesia dalam Bidang Ekonomi.......................6
C. Pengaruh Islam di Indonesia dalam Bidang Sosil Budaya...............11
BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Islam yang sekarang tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, bukan lah
sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa perjuangan. Sebelum datangnya Islam,
masyarakat di negeri ini sudah menganut berbagai macam agama dan aliran
kepercayaan, antara lain agama Hindu, Budha, animisme dan dinamisme.
Akan tetapi, agama Hindu Budhalah yang mengalami perkembangan pesat.
Tepat pada abad ke ketuju sampai dengan abad ke -12 M, dua agama tersebut
tumbuh dan subur makmur. Hal ini karena kuatnya pengaruh kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Setelah Islam datang ke Indonesia,
akhirnya para penguasanya satu persatu masuk Islam. Hal ini akibat kerja
keras para muballigh yang menyebarkan agama Islam ke Indonesia.
Dari kerja keras para mublligh, maka banyak sekali kemajuan kemajuan
yang nampak pada saat ini. Jumlah penduduk Islam di Indonesia merupakan
angka yang sangat mengagumkan. Sekitar 80% penduduk Indonesia memeluk
agama Islam.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Islam masuk ke Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh Islam di Indonesia dalam bidang ekonomi?
3. Bagaimana pengaruh Islam di Indonesia dalam bidang sosial budaya?
C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui masuknya agama Islam di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Islam di Indonesia dalam bidang ekonomi.
3. Untuk mengetahui pengaruh Islam di Indonesia dalam bidang sosial
budaya.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Masuknya Agama Islam di Indonesia
Sebagian besar ahli sejarah mengatakan Islam datang ke Indonesia pada
awal abad ke -7 M atau abad pertama Hijriah. Pada awal abad terebut,
kawasan Asia Tenggara terlah berfungsi sebagai jalur lalu lintas perdagangan
bagi kawasan sekitarnya, khususnya Asia Timur dan Asia Selatan. Melalui
jalur perdagangan, kawasan asia tenggara mulai ramai dikunjungi oleh para
pedagang, dan kawasan tersebut memasuki era globalisasi perdagangan.
Sebagai dampak dari pelayaran dan perdagangan, terjadilah hubungan atau
komunikasi antar etis, suku, bahasa bahkan agama. Selain dampak tersebut,
dampak lain dari komunikasi internasional adalah masuknya pengaruh tradisi
besar kawasan asia tenggara. Pengaruh tradisi tersebut antaranya adalah
masuknya berbagai agama yaitu agama hindu budha pada abad ke 1-5 M,
agama Islam pada abad ke 7-13 M. Pada abad ke- 17 M, bangsa bangsa eropa
mulai masuk sejalan dengan misinya, yaitu Kristenisasi dan kolonialisme di
Indonesian.1
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan.
Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya
mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses
masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh
yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui
tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia,
ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh
orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau
dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-tokoh itu diantaranya,
Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir
Richard Wainsted.2

1
Michael Laffan, Sejarah Islam Nusantara,(Jakarta: Mizan Group, 2016), hlm.28.
2
Uka Tjandrasasmita (Ed.), Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), hlm,
122.

5
B. Pengaruh Islam di Indonesia dalam Bidang Ekonomi

Perkembangan ekonomi umat Islam di Indonesia berjalan seiring


dengan perkembangan penyebaran agama Islam itu sendiri. Semakin luas
wilayah penyebaran Islam, semakin banyak variasi wujud sistem ekonomi
yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini dikarenakan adanya interaksi dan
komunikasi umat Islam dalam hal ekonomi yang akhirnya melahirkan suatu
sistem ekonomi yang baru. Semakin kuat dan besar kekuasaan politik islam,
maka perekonomian umat Islam semakin mendominasi. Semakin kuat dan
berakar ajaran islam dalam masyarakat setempat, maka semakin kuat pula
keinginan umat Islam untuk membangun sistem ekonomi yang berdasarkan
ajaran Islam.

Pada abad ke 7 sampai abad ke 15M, Indonesia masih dikuasi oleh


agama Hindu-Budha yang bertumpu pada kekuatannya. Pada abad ini pula,
para pedagang Islam mulai datang ke Indonesia baik dengan tujuan
berdagang maupun membawa misi dakwah. Akan tetapi, selama masa ini
belum tampak wujud ekonomi yang sesuai dengan ajaran Islam pun

Hal ini karena masyarakatnya masih kuat pengaruh kerajaan Hindu


Budha di Nusantara. Selain itu pusat pusat perdagangan (pelabuhan / bandar)
masih dalam kekuasaan kerajaan tata niaga datan-transaksi masih digunakan
oleh pihak penguasa.

Pada abad ke 15 sampai abad ke 18 M adalah masa pekembangan,


umat Islam sudah memiliki kekuatan politik yang berpusat di kerajaan. Dari
berbagai wilayah Indonesia mulai dari kepulauan Sumatera sampai Pulau
Sumbawa berdirilah kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Munculnya
kekuatan politik islam ini, secara otomatis berpengaruh terhadap sistem
ekonomi umat Islam.3

3
Jajat Bahanudin, Islam dalam Arus Sejarah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.11.

6
Pada masa ini, umat Islam berpusat di pinggir laut (pantai) yang
kemudian dijadikan sebagai pelabuhan. Hal ini karena pusat kerajaan (ibu
kota kerajaan) berada di pinggir laut. Dengan demikian, setiap kerajaan
memiliki pusat pelabuhan sebagai perekonomian Islam. Aceh memiki letak
yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengahpelayaran antara Cina dan India
dan antara Arab dan Eropa Pelabuhan-pelabuhan di Aceh pun puluhan
jumlahnya, antara lain: pelabuhan Tapos, Sebadi, Pulodua Kalavat, Singkel,
Bahroos, Tampat Tuan, Pasai Cuitoy dan lain-lain. Kemajuan perekonomian
Aceh ditandai dengan dibuatnya mata uang sebagai alat tukar. Kerajaan Islam
di Aceh, terutama Kerajaan Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai mencetak
uang yang bernama Dirham (emas), Kupang (perak) dan Keuh (tembaga atau
timah).4

Di wilayah Jawa pun, sepanjang pantai utara, mulai dari Demak


Jepara, Semarang. Tegal, Losari, Cirebon, Banten menjadi pelabuhan penting
sebagai pusat perdagangan. Pada tahun 1413 M, di pelabuhar Semarang
singgah sebuah kapal yang dinahkodai oleh Cina muslim. Pada tahun yang
sama, antara Jawa dan Cina sudah terjadi hubungan perdagangan yang
harmonis. Mata uang Cina pun membanjiri Jawa, bahkan sampai ke Bali
sebagai alat tukar perdagangan.5

Akan tetapi, pada tahap perkembangan ini, perekonomian Islam yang


mulai dibangun, digantikan dengan kapilatisme, seiring dengan datangnya
bangsa Eropa yang mempunyai misi penjajahan (kolonialisme). Sistem
ekonomi yang yang diterapkan bangsa Eropa bersifat eksploitatif, monopoli,
dan kapiltalistik. Eksploitasi dan monopoli merupakan ciri ekonomi kolonial,
terutama bangsa Belanda. Eksploitasi yang dilakukan di bidang perkebunan,
terutama untuk tanaman kapas dan kopi.6

4
Jajat Bahanudin, Islam dalam Arus Sejarah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.11.
5
Ibid., hlm.27.
6
Boediono, Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Mizan, 2016), hlm.41.

7
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Belanda ternyata mendapat
reaksi dari kalangan pengusaha Islam pribumi. Pada tahun 1909,
Tirtoadisuryo (1878-1918 M) bersama dengan saudagar-saudagar dari
Hadramaut membentuk Sarekat Dagang islamiyah (SDI) di Batavia. Akan
tetapi ini gagal karena tidak ada kesepakatan finansial. Akhirnya pada tahun
1911 M. berdirijuga SDI di Surakarta yang kemudian berubah menjad Sarekat
lslam (SI) yang dipelapor oleh HOS Tjokroaminoto, yang berhalauan anti-
kapitalisme. Reaksi lain juga muncul di kalangan pesantren. Oleh karena itu
pada tahun 1918 M kalangan pesantren mendirikan Nahdotoet-Toejar yang
artinya kebangkitan kaum pedagang. Organisasi ini dipelopori oleh Wahab
Chasbullah. 7

Kehadiran sistem ekonomi kapitalis, diperkuat dengan pendirian


perbankan. Sistem perbankan yang didirikan menggunakan sistem bunga,
yang dianggap oleh sebagian umat Islam tidak memihak pada kaum ekonomi
lemah. Selain itu, bunga bank juga dianggap riba sehingga praktek tersebut
dihukumi haram oleh kalangan umat Islam.

Praktek perbankan yang menggunakan sistem bunga menjadi wacana


yang mendominasi pemikiran ekonomi Islam. Oleh karena itu pada tahun
1973 M, di Arab Saudi berdiri Islamic Development Bank (IDB) Negara
Indonesia merupakan salah satu negara peserta yang ikut menandatangani
kesepakatan pendiriannya. Hal ini menujukkan kuatnya keinginan umat Islam
untuk mewujudkan perbankan yang sesuai dengan ajaran Islam. Di Indonesia,
pada tahun 1980-an mulai diintensifkan diskusi-diskusi mengenai perbankan
syariah. Tokohnya adalah Karmaen A. Perwataatmaja, M. Dawam Raharjo,
Amin Rais dll.8

7
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.38.
8
Agus Suroyo, Pendidikan Ibadah Kelas 11, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2012), hlm.115.

8
Dari gagasan-gagasan tersebut, maka diujicobakan dalam bentuk
pertamanya yaitu Baitut Tamwil Teknosa atau yang dikenal dengan Koperasi
Teknosa, yang merupakan pioner perbankan syariah di Indonesia. Adapun
produk dari perbankan syariah adalah mudlarabah, musyarakah, murabahah,
dan al-ba'i bi tsaman 'ajil.9

a. Mudharabah adalah suatu perjanjian kerjasama antara pemilik modal


dengan pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh
dana dan pengusaha menjalankan usahanya.
b. Musyarakah adalah kerjasama dua pihak atau lebih dalam hal penyertaan
modal dan pengelolaan usaha secara bersama-sama.
c. Murabahah adalah pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan
atau mirip dengan kredit modal kerja.
d. A-ba'î bi tsaman 'anjl adalah pembelian barang dengan pembayaran
cicilan.
Gagasan bank syariah akhirnya dilegalkan oleh pemerintah melalui
MUI sebagai organisasi struktural umat Islam. Salah satu hasilnya yaitu
berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI), yang akte pendiriannya
ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Akan tetapi, bank yang
mengusung bendera syariah ini secara resmi beroprasi pada tanggal 1 Mei
1992 yang mempunyali 45 outlet dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Kota kota yang sudah tersedia outlet BMI antara lain Jakarta, mengusung
bendera syariah ini secara resmi beroperasi pada tanggal 1 Prinsip operasional
8MI dalam menjalankan usaha perbankannya an Bandung, Semarang,
Surabaya, Banjarmasin, dan Makasar.10
Prinsip operasional BMI dalam menjalankan usaha perbankan terdiri
dari tiga jenis, yaitu sistem bagi hasil, sistem jual beli dengan margin
keuntungan, dan sistem fee (jasa). Sedangkan produk perbankannya meliputi

9
Agus Suroyo, Pendidikan Ibadah Kelas 11, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2012), hlm.117.
10
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.40.

9
pengerahan dan penyaluran dana. Produk terdiri dari tiga jenis, yaitu sistem
bagi hasil, sistem jual beli deng pengerahan dana BMI antara lain: Giro al-
Wadi'ah, Tabungan Mudlarabah, Deposito Investasi Mudlarabah, Tabungan
Haji Mudlarabah, dan Tabungan Qurban. Adapun produk penyaluran dana
BMI terdiri dari: Pembiayaan Mudlarabbah, Musyarakah (penyertaan
modal/equity participation) murabbahah (profit sharing placement), al-Bay' bi
tsaman al-Anjil (penjualan dengan pembayaran cicilan), al-Qardhul-Hasan
(pinjaman lunak bagi pengusaha kecinl, kafalah (letter of guarantee), dan
wakalah (letter of credit).11
Pada tahun 1996, MUl membentuk Dewan Syari'ah Nasional (DSN).
DSN merupakan lembaga tertinggi yang bertugas mengayomi dan mengawasi
operasional kesyariahan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia.
Untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi antara nasabah dengan bank
Islam, dibentuklah Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUl). BAMUI
dibentuk atas kerjasama MUI dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia.12
Pada masa reformasi, perhatian pemerintah terhadap status hukum
bank islam mulai nampak. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya Undang-
undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan. Isinya tentang landasan
hukum dan jenis usaha yang dapat dioperasionalkan dan dimplementasikan
oleh Bank Syariah. Selain itu, isinya juga memuat arahan bagi bank
konvensional untuk membuka cabang syariah mengkonversi diri secara total
menjadi bank syari'ah.13
Dengan dikeluarkannya undang undang tersebut, maka masyarakat
perbankan menyambut dengan sangat antusias. Beberapa bank konvensinal
mulai menjajaki dunia syari'ah atau bahkan mengkonversi diri sepenuhnya
dalam bank syariah. Pada tahun 1999, Bank Mandiri mulai membuka cabang
syariahnya yaitu dengan nama Bank Mandiri Syariah (BSM). Bank ini

11
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.40.
12
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.40.
13
Ibid., hlm.41.

10
merupakan bank yang pertama kali yang berani membuka bang syari'ah.
Secara struktural BSM berasal dari Bank Susila Bhakti, vang merupakan anak
perusahaan Bank Mandiri.
Setelah Bank Mandiri melakukan langkah tersebut di atas, maka bank-
bank yang lain dengan serta merta mengikuti langkahnya. Bank bank tersebut
antara lain: Bank IFI, Bank Niaga, Bank Negara Indonesia 46, Bank
Tabungan Negara, Bank Mega, Bank Rakyat Indonesia, Bank Bukopin, Bank
Pembangunan Daerah Aceh, dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat,
BPDDIY.
Merebaknya Bank Syariah di tingkat nasional diikuti oleh merebaknya
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syari'ah dan Baitul Mal Wa Tamwil (BMT)
di tingkat lokal. Dengan wilayah dan aset yang terbatas hampir di setiap
kecamatan dapat ditemukan BPR Syariah maupun BMT. Hal ini
menunjukkan tingginya antusias dan respon masyarakat terhadap lembaga
keuangan syariah.
C. Pengaruh Dalam Bidang Sosial Budaya
a. Perubahan Strata Sosial
Keadaan sosial pada masa sebelum kedatangan Islam di Indonesia
terbagi menjadi beberapa kelas atau yang kemudian disebut dengan kasta,
Kasta adalah golongan atau tingkat (pangkat kemasyarakatan) pada orang
yang beragama Hindu. Dalam agama Hindu, tingkatan strata sosial dibagi
menjadi empat kasta,14 yaitu:
a. Kasta Brahmana, yaitu kasta yang paling tinggi kedudukannya di
masyarakat Hindu. Kasta ini terdiri dari para pendeta.
b. Kasta Ksatriya, yaitu kasta yang terdini dari para perwira, tentara dan
pegawai negeri.
c. Kasta Waisya, yaitu kasta yang terdiri dari para buruh, petani dan dan
saudagar.
d. Kasta Sudra, yaitu kasta yang posisinya paling bawah di masyarakat
hindu. Kasta ini terdiri dari hamba sahaya dan orang-orang hina.

14
Jajat Bahanudin, Islam dalam Arus Sejarah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.1.

11
Dalam hukum yang berlaku dalam agama Hindu, mereka dari
masing masing kasta tidak dijinkan berhubungan satu sama lain begitu
saja. Misalnya dalam hal perkawinan tidak diperbolehkan menikahi dari
kasta yang berlainan.

Pada awal islam masuk ke indonesia, kasta-kasta tersebut masih


berlaku Mereka para pengikut agama Hindu banyak yang masuk ke dalam
keluarga muslim karena faktor keadilan, persamaan hak, dan kedudukan
serta pemberantasan perbudakan.

Jelaslah Islam masuk ke Indonesia tanpa adanya paksaan, bahkan


dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Agama Islam dapat diterima oleh
sebagian besar penduduk indonesia yang haus akan keadilan. Melalu
ajaran Islam yang penuh dengan kasih sayang, perdamaian persamaan hak
yang tanpa membedakan kasta dan menjunjung tinggi keadilan serta
pemberantasan perbudakan. maka Islam dapat diterima dan berkembang
pesat di Indonesia.15

Dalam ajaran Islam, tidak ada pembedaan strata sosial, baik yang
kaya-miskin, pejabat-bawahan, tua-muda, maupun raja-rakyat. Dalam
islam yang dinilal oleh Allah SWT adalah nilai taqwanya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Q.5. Al- Hujurat ayat 13, yang berbunyi

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu


dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.

b. Penetrasi Budaya dan Ajaran islam di Indonesia


Agama yang ada di Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh penguasa
pada waktu itu. Apabila penguasa pada sebuah kerajaan memeluk agama

15
Uka Tjandrasasmita (Ed.), Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
hlm.128.

12
Hindu, maka rakyatnya juga beragama Hindu dan apabila penguasa pada
sebuah kerajaan memeluk agama Budha, maka rakyatnya juga beragama
Budaha, demikian seterusnya. Pengaruh sosok raja waktu itu masih kuat
dikalangan masarakat, terutama dalam hal memeluk agama, karena setiap
pemeritahan mempunyai agama resmi negara yang dianut oleh penguasa
dan akhirnya diikuti oleh rakyatnya. 16
Selain agama-agama tersebut, sebagian masyarakat menganut
kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme. Secara garis besar, ajaran
agama berkembang dan dikembangakan masyarakat waktu itu adalah
agama yang berpisah pada kepercayaan adanya dewa-dewa atau tokoh
yang didewakan. Untuk keperluan pemujaan terhadap dewa-dewa itu,
maka dibuatkan berbagal artefak keagamaan baik berupa bangunan atau
pun relik. Dewa yang paling banyak dijumpai berupa patung sebagai
simbol dewa dan berupa candi. 17
Ketika agama Hindu dan Budha tumbuh dan berkembang di
Nusantara, tidak bisa dipungkiri bahwa kedua agama tersebut
meninggalkan berbagai macam budaya. Budaya tersebut merupakan
aktualisasi manusia dalam bertingkah laku baik dalam beribadah kepada
Tuhannya maupun bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Akan
tetapi, setelah Islam datang ke Nusantara, lambat laun budaya tersebut
membaur menjadi satu dengan busaya Islam, bahkan ada budaya yang
hilang sama sekai dan digantian dengan budaya Islam.
Berkaitan dengan masuknya sebuah budaya yang satu yang lain
ada beberapa istilah yaitu:18
a) Penetrasi adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya.
b) Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru.

16
Michael Laffan, Sejarah Islam Nusantara,(Jakarta: Mizan Group, 2016), hlm.1.
17
Michael Laffan, Sejarah Islam Nusantara,(Jakarta: Mizan Group, 2016), hlm.2.
18
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.43.

13
c) Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
d) Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan aslinya.
Bahasan berikut membicarakan penetrasi Islam ke dalam budaya
Nusantara yang pada hakekatnya pada waktu itu Nusantara masih kental
dengan budaya Pralslam yaitu budaya Hindu, Budha,animisme dan
dinamisme. Adapun contoh atau pun bentuk-bentuk penetrasi tersebut
adalah:
a) Upacara Pernikahan19
Ada beberapa hal yang belum sesuai dengan syariat Islam.
Misalnya pada upacara pernikahan, pakaian adat yang digunakan oleh
pengantin putri. Pada pengantin putri,sering ditemukan pakaian yang
dikenakan masih belum menutup aurat. Hal ini bisa dilihat dari bagian
dada ke atas masih terbuka dan tidak mengenakan kerudung (jilbab).
Dengan adanya pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam, maka
perilaku adat tersebut diganti dengan mengenakan pakaian yang menutup
aurat, sehingga seluruh tubuh pengantin putri tertutup aurat, kecuali muka
dan kedua telapak tangan.
b) Upacara Kehamilan20
Pada upacara kehamilan, seorang wanita yang hamil usia tujuh
bulan dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an, terutama surat Maryam, surat Yusuf
dan surat Muhammad. Adat ini sebagai pengganti adat-adat sebelumnya
yang sangat menyimpang dari ajaran Islam, seperti mandi kembang dan
mandi di sungai bagi perempuan yang hamil. Dalam ajaran agama islam
tidak ada upacara mandi kembang darn mandi di sungai bagi warita yang
sedang hamil.

19
Uka Tjandrasasmita (Ed.), Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
hlm.201.
20
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.43.

14
c) Upacara Aqiqah 21
Setelah sang buah hati lahir, maka setelah usia tujuh hari, sang bayi
diberi nama dan dicukur. Setelah itu, sebagai rasa syukur kepada Allah
SWT, shahibul-hajjah mełakukan upacara 'aqiqah, yaitu peyembelihan
hewan yang ketentuannya sudah diatur dalam ajaran islam itu sendiri.
d) Upacara Kematian22
Pada budaya Hindu, apabila orang meninggal dunia, maka
mayatnya dibakar. Di Bali, adat ini dinamakan Ngaben. Sedangkan
menurut ajaran Islam apabila orang Islam meninggal dunia ada beberapa
ketentuan yang harus dilakukan. Pertama jenazah dimandikan.Tujuannya
adalah untuk mensucikan mayat dari segala macam kotoran dan najis
sehingga menghadap kepada Sang Pencipta Allah SWT sudah dalam
keadaan suci. Kedua jenazah dikafani. Pada tahap ini, mayat ditutup
dikafani keadaan dengan menggunakan kain kafan. Ketiga, jenazah
dishalatkan. Hukum menshalatkan jenazah adalah fardlu kifayah, yaitu
ketika sudah ada seseorang yang menshalatkan jenazah, maka gugurlah
kewajiban orang lain. Akan tetapi, apabila tidak ada sesorang pun
menshalatkan jenazah, maka semua orang Islam di wilayah tersebut kena
dosanya. Keempat, jenazah dimakamkan atau dikuburkan. Karena manusia
asalnya dari tanah, maka dia kembali menjadi tanah.
e) Tradisi Sungkeman 23
Sungkeman dilakukan umat Islam pada saat bulan Syawal ketika
umat Islam merayakan Hari Raya "Idul Fitri. Sungkeman utamanya
dilakukan oleh seorang anak kepada orang tua. Maksudnya bahwa anak
tunduk, patuh dan berbakti kepada kedua orang tua sambil meminta maaf
apabila banyak kesalahan, dosa dan kekhilafan terhadap orang tua, baik
disengaja maupun tidak disengaja.

21
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.44.
22
Ibid, hlm. 45.
23
Ibid, hlm. 45.

15
f) Khitan atau Sunnat24
Menurut sejarah, khitan merupakan salah satu perintah dalam
agama Islam yang awalnya dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Akan tetapi,
khitan masih diteruskan oleh umat Nabi Muhammad SAW sampai
sekarang. Khitan adalah memotong kulit terluar dari alat kelamin laki-laki,
Tujuannya adalah agar air kencingnya betul bersih dan suci ketika di
sucikan sehingga seseorang yang melakukan ibadah betul-betul dalam
keadaan suci sehingga tidak ada najis yang menempel pada alat kelamin
laki-laki.
g) Padasan 25
Padasan merupakan hasil budaya ajaran Islam yang berkaitan
dengan praktek ibadah. Pada awalnya, padasan terbuat dari bambu
kemudian dari tanah liat yang dibakar berbentuk bulat-elip. Tujuannya
adalah agar bisa mengalirkan air untuk bersuci yaitu wudlu.
h) Jilbab 26
Dengan diperintahkan seorang wanita untuk menutup aurat maka
muncul busana muslimah, yaitu jlbab. Bagian yang ditutup dari seorang
wanita adalah seluruh bagian tubuh, kecuali muka dan kedua telapak
tangan.
i) Langgar/mushalla/masjid27
Langgar/mushalla/masjid adalah bangunan tempat ibadah umat
Islam. Dengan diperintahkannya shalat berjamaah maka keberadaan
bangunan tersebut amatlah penting. Akan tetapi, bangunan tersebut tidak
hanya digunakan untuk shalat saja, melainkan digunakan untuk berbagai
kegiatan keagamaan, seperti mengaji, berdoa bahkan acara ijab qabul
(perkawinan).

24
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.46.
25
Ibid.
26
Ibid.
27
Ibid.

16
j) Budaya Sekaten28
Sekaten merupakan budaya yang diadakan di alun-alun utara
Yogyakarta. Sekaten diperingati pada setiap Bulan Maulud (Rabiul Awal),
yang tujuannya adalah untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad
SAW
k) Tabuik/Tabot29
Tabot di Bengkulu atau Tabuik di Pariaman (Sumatera Barat)
merupakan sebuah budaya lokal untuk mengenang wafatnya Husen r.a. di
Padang Karbala. Pada mulanya, Tabot atau Tabuik memang dijadikan
media dasar untuk menyelundupkan paham Syi'ah yang dibawa oleh para
serdadu bayaran asal India Selatan (Madras dan Bengali) yang berpaham
Sy'ah. Para serdadu bayaran inl disebut sepoy atau sipahi atau sipai, yang
tugas utamanya adalah melayani kepentingan bangsa Eropa (termasuk
Inggris) dalam menjalankan misi kolonialisasi bangsa-bangsa lain
termasuk Indonesia. Tokoh yang mengenalkan budaya tabot atau tabuik
adalah syaikh Burhanuddin alias Imam Senggolo pada tahun 1685.
l) Shalawatan30
Shalawatan merupakan kegiatan membaca shalawat secara
bersama-sama. Kegiatan ini sering dibaca pada berbagai acara seperti
upacara perkawinan, sukuran dan pada waktu Bulan Maulud (Rabi'u-
Awwal) tiba. Dalam ajaran agama islam, tidak dikenal ajaran yang
berkaitan dengan shalawatan pada upacara-upacara.
m) Padusan31
Padusan adalah tradisi mandi untuk menyambut datangnya Bulan
Ramadlan. Filosofi tradisi padusan adalah untuk menyucikan jasmani dan
ruhani dari segala kotoran sehingga sebelum datangnya Bulan Ramadlan
dalam keadaan bersih.

28
Aris Budi Santoso, Pendidikan Tarikh Kelas 12, (Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah PWM DIY, 2009), hlm.47.
29
Ibid., hlm.47.
30
Ibid., hlm.48.
31
Ibid., hlm.48.

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Islam datang ke Indonesia pada awal abad ke -7 M atau abad pertama
Hijriah. Karena dampak dari pelayaran dan perdagangan, terjadilah
hubungan atau komunikasi antar etis, suku, bahasa bahkan agama.
2. Perkembangan ekonomi umat Islam di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan penyebaran agama Islam itu sendiri. Pada abad ke 7
sampai abad ke 15M, Indonesia masih dikuasi oleh agama Hindu-Budha
yang bertumpu pada kekuatannya serta para pedagang Islam mulai
datang ke Indonesia Selama masa ini belum tampak wujud ekonomi
yang sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian pada abad ke 15 sampai
abad ke 18 M adalah masa pekembangan, umat Islam sudah memiliki
kekuatan politik yang berpusat di kerajaan. Akan tetapi, pada tahap
perkembangan ini, perekonomian Islam yang mulai dibangun, digantikan
dengan kapilatisme. Praktek perbankan yang menggunakan sistem bunga
menjadi wacana yang mendominasi pemikiran ekonomi Islam. Oleh
karena itu umat Islam di Indonesia mendirikan perbankan syariah.
3. Keadaan sosial pada masa sebelum kedatangan Islam di Indonesia terbagi
menjadi beberapa kelas atau yang kemudian disebut dengan kasta, oleh
sebab itu Agama Islam dapat diterima oleh sebagian besar penduduk
indonesia yang haus akan keadilan. Lalu karena Indonesia masih kental
dengan budaya Pralslam terjadilah penetrasi.
B. Saran.
Sebaiknya kalangan Muslim harus mengetahui pentingnya peran
Agama islam dalam peradaban di Indonesia sehingga dapat mengamalkan
ajaran islam dengan baik. saya sangat menerima kritik dan masukan supaya
dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA
Laffan, Michael. 2016. Sejarah Islam Nusantara. Jakarta: Mizan Group.
Tjandrasasmita, Uka. 1984. Sejarah Nasional Indonesia III, Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Burhanudin, Jajat. 2017. Islam dalam Arus Sejarah Indonesia. Jakarta: Kencana.
Boediono.2016. Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Mizan.
Santoso, Aris Budi. 2009. Pendidikan Tarikh Kelas 12. Yogyakarta: Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah PWM DIY.
Suroyo, Agus. 2012. Pendidikan Ibadah Kelas 12. Yogyakarta: Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah PWM DIY.

19

Anda mungkin juga menyukai