b. Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat sepertti kelereng mengandung satu atau lebih
bahan obat.
c. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cankang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau
bahan lain yang sesuai.
Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul) terdiri atas bagian bawah dan
tutup (capsule over culateae) yang terbuat dari metilselulosa , gelatin, pati, atau bahan
yang sesuai.
Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dilakukan dengan cara memberikan
lekukan khas pada bagian tutup dan induk atau dengan pemanasan langsung atau
penggunaan energi ultrasonic.
Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul) merupakan satu kesatuan
berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang terbuat dari gelatin
(kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai.
d. Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarutpada suhu tubuh.
Bahan dasar supositoria yang digunakan sangat berpengaruh pada pelepasan zat terapeutik.
Supositoria lemak cokelat : memiliki bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan
mencampur bahan obat yang dihaluskan kedalam minyak padat pada suhu kamar dan
massa yangdihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam
keadaan lebur dan membiarkan suspense yang dihasilkan menjadi dingin didalam
cetakan.
Supositoria pengganti lemak coklat : dibuat dari berbagai minyak nabati seperti:
minyak kelapa (sawit) yang dimodifikasi dengan esterifikasi, hidrogenasi dan
fraksionasi dengan esterifikasi, hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu lebur.
Supositoria gelatin tergliserinasi : bahan obat dapat dicampur kedalam bahan dasar
gelatin tergliserinasi dengan menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa
yang terdiri dari lebih kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air.
Supositoria dengan bahan dasar polietilen glikol : beberapa kombinasi ini memiliki
suhu lebur lebih tinggi dari suhu badan telah digunakan sebagai bahan dasar
supositoria.
Supositoria dengan bahan dasar surfaktan : beberapa surfaktan nonionic dengan
sifat kimia mendekat polietilen glikol dapat digunakan sebagai bahan pembawa
supositoria.
Supositoria kempa atau supositoria sisipan : supositoria vaginal dapat dibuat
dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai. Dapat juga dengan
cara pengapsulan dalam gelatin lunak.
e. Serbuk adalah camouran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditunjukkan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk terbagi menjadi 3jenis, yaitu:
Serbuk oral terbagi (pulveres) : adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang
cocok.
Serbuk oral tidak terbagi (pulves) : hanya terbatas pada obat yang relative tidak
poten, seperti laktan, antasida, makanan diet dan beberapa anlgesik tertentu dan pasien
dapat menakar sedara aman dengan sendok the atau penakar lainnya.
Serbuk tabur : adalah serbuk rinagn untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada
kulit.
b. Pil
Keuntungan Kerugian
Mudah ditelan Obat yang dikehendaki memberikan aksi
Menutup rasa obat yang tidak enak yang cepat
Relative lebih stabil dibandingkan Obat yang dalam keadaan larutan pekat
bentuk serbuk dan solution dapat mengiritasi lambung
Sangat baik untuk sediaan yang Bahan obat padat atau serbuk yang
penyerapannya dikehendaki voluminous dan bahan cair dalam jumlah
besar
c. Kapsul
Keuntungan Kerugian
Bentuknya menarik dan praktis Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah
Cangkang kapsul tidak berasa menguap, karena pori-pori kapsul tidak
sehingga dapat menutupi obat yang dapat menahan penguapan
berasa dan berbau tidak sedap Tidak bisa untuk zat-zat yang
Mudah ditelan dan cepat hancur atau higroskopis (menyerap lembab)
larut dalam perut sehingga obat cepat Tidak bisa untuk zat yang dapat bereaksi
diabsorpsi dengan cangkang kapsul
Dokter dapat mengkombinasikan Tidak bisa digunakan untuk balita
beberapa macam obat dan dosis yang Tidak bisa dibagi-bagi
berbeda sesuai dengan kebutuhan
pasien
Kapsul dapat diisi dengan cepat
karena tidak memerlukan bahan zat
tambahan atau penolong seperti pada
pembuatan pil maupun tablet
d. Supositoria
Keuntungan Kerugian
Dapat menghindari terjadinya iritasi Pengisapan menimbulkan rasa tidak
pada lambung nyaman
Dapat menghindari kerusakan obat Bahan obat terabsorbsi secara lambat
oleh enzim pencernaan dan asam menghasilkan waktu aksi terapeutik yang
lambung lama
Obat dapat masuk langsung dalam Penyimpanan dengan kelembaban yang
saluran darah sehingga obat dapat tinggi dapat menyerap kelembaban yang
berefek lebih cepat dari pada cenderung menjadi mengenbang
penggunaan obat peroral
Baik bagi pasien yang mudah muntah Penyimpanan pada kelembapan yang
atau tidak sadar sangat kurang dapat kehilangan
kelembapan dan menjadi rapuh
Jumlah obat yangakan diberikan dalam
bentuk suppo tergantung pada pembawa
dan bentuk kimia serta fisik obat yang
diberikan
e. Serbuk
Keuntungan Kerugian
Dokter lebih leluasa memilih dosis Rasa dan bau yang tidak enak tidak
yang sesuai keadaan pasien dapat ditutupi
Lebih stabil, terutama untuk obat yang Pada penyimpanan bisa menjadi lembab
rusak oleh air Peracikannya membutuhkan waktu
Penyerapan lebih sempurna yang lama
dibandingkan dengan sediaan padat Kurang baik untuk zat yang mudah
lainnya terurai
Cocok untuk anak-anak dan dewasa
yang sukar menelan kapsul atau tablet
Obat yang volumenya besar dan tidak
dapat dibuat tablet dapat dibuat serbuk
b. Komponen Pil
Zat utama : berupa bahan obat yang memenuhi persyaratan F.I.
Zat tambahan yang terdiri dari:
a) Zat pengisi : untuk memperbesar volume massa pil agar mudah dibuat, contoh
:akar manis, atau bahan lain yg cocok.
b) Zat pengikat : untuk memperbesar daya kohesi maupun adhesi massa pil, agar
massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak, contoh: sari akar
manis, gom akasia, tragakan, camp. bahan tsb atau bahan lain yg cocok.
c) Zat pembasah : untuk memperkecil sudut kontak ( <900 ) antar molekul, sehingga
massa menjadi lembab dan mudah dibentuk, contoh: air, gliserol, sirop, madu,
atau campuran bahan lain yg cocok.
d) Zat penabur: untuk memperkecil/mengurangi gesekan antara molekul sejenis ,
sehingga massa pil tidak lengket pada alat pembuat pil ataukah lengket dengan
pil lainnya, contoh: likopodium, talk atau bahan lain yg cocok.
e) Zat penyalut : fungsinya adalah untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak;
mencegah perubahan karena pengaruh udara; atau supaya pil pecah dalam usus
(enteric coated pils), contoh: perak, balsam tolu, keratin, gelatin, gula atau bahan
lain yg cocok.
c. Komponen Kapsule
Zat aktif obat.
Cangkang kapsul
Zat tambahan lain.
a) Bahan pengisi, contohnya adalah Laktosa. Sedangkan untuk obat yang cenderung
mencair diberi bahan pengisi magnesium karbonat, kaolin atau magnesium oksida
atau silikon oksida.
b) Bahan pelicin ( magnesium stearat ).
c) Surfaktan / zat pemabasah.
d. Komponen Suppositoria
Zat Aktif
Zat Pembawa ( Basis)
a) Basis Surfaktan
b) Basis Berlemak
c) Basis Larut Air dan bercampur dengan air
e. Komponen Serbuk
Zat Aktif
Zat Tambahan
DAFTAR PUSTAKA
Anief, 2005. Farmasetika. Jogjakarta : UGM-press
Anief, 2006. Ilmu Meracik Obat. Jogjakarta : UGM-press
Ansel, H.C, 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta : UI-press
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.