Anda di halaman 1dari 2

2.

Hukum-Hukum

Hukum Kekekalan Massa

Hukum Kekekalah Energi


James Prescott Joule merupakan yang memantapkan Hukum pertama termodinamika yang
biasa disebut Hukum Kekekalan Energi. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah bentuknya. Proses
perubahan bentuk energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya disebut konversi energi. Alat untuk
mengubah energi disebut konventor energi. Perubahan energi terjadi ketika usaha sedang
dilakukan. Misalnya, ketika Anda melakukan usaha dengan mendorong mobil hingga mobil
tersebut bergerak maju. Pada proses usaha sedang berlangsung, sebagian energi kimia yang
tersimpan dalam tubuh Anda diubah menjadi energi mekanik. Di sini Anda berfungsi sebagai
pengubah energi (konverter energi). (Nurahmandani, 2009).
Berbagai sumber energi, antara lain, energi matahari, energi panas bumi, energi angin,
energi air, dan energi nuklir. Sumber utama semua energi adalah energi matahari. Energi listrik
merupakan salah satu bentuk energi yang sering digunakan. Dari jaringan listrik PLN di rumah,
Anda dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain, menyalakan lampu, komputer, menyetrika
baju, mendengarkan radio, melihat siaran televisi. Hal ini menunjukkan bahwa energi listrik
dapat diubah menjadi bentuk energi lain yang Anda butuhkan. (Nurahmandani, 2009).
Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor atau sebaliknya. Akan
tetapi, tidak semua perubahan energi yang terjadi di alam ini prosesnya dapat dibalik seperti
pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga
menumbuk lantai. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi kalor
(panas) dan sebagian kecil menjadi energi bunyi. (Haryadi, 2009)

Hukum Kekekalan Momentum


Ilmuwan yang berjasa pada penemuan hukum kekekalan momentum, antara lain, John
Willis, Cristopher Wren, dan Christiam Huygens. Huygens, ilmuwan berkebangsaan belanda,
melakukan eksperimen dengan menggunakan bola-bola bilyar untuk menjelaskan hukum kekekalan
momentum. Perhatikan uraian berikut. Dua buah bola bergerak berlawanan arah saling mendekati. Bola
pertama massanya m1, bergerak dengan kecepatan v1. Sedangkan bola kedua massanya m2 bergerak
dengan kecepatan v2. Jika kedua bola berada pada lintasan yang sama danlurus, maka pada suatu saat
kedua bola akan bertabrakan. Ternyata sesuai dengan pernyataan hukum III Newton. Kedua bola akan
saling menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Akibat adanya gaya aksi dan
reaksi dalam selang waktu _t tersebut, kedua bola akan saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-
masing sebesar v'1 dan v'2. Penurunan rumus secara umum dapat dilakukan dengan meninjau gaya
interaksi saat terjadi tumbukan berdasarkan hukum III Newton.

Impuls yang terjadi selama interval waktu _t adalah F1 _t = -F2 _t . Anda ketahui bahwa I = F _t = _p ,
maka persamaannya menjadi seperti berikut.
Keterangan:
p1, p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p'1, p'2 : momentum benda 1 dan 2 sesudah makanan
m1, m2 : massa benda 1 dan 2
v1, v2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v'1, v'2 : kecepatan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
Persamaan di atas dinamakan hukum kekekalan momentum. Hukum ini menyatakan bahwa “jika tidak
ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum
total sesudah tumbukan”. ketika menggunakan persamaan ini, Anda harus memerhatikan arah kecepatan
tiap benda.
Contoh aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah roket dan pistol. Pada Gambar 5.3
tampak sebuah pistol yang digantung pada seutas tali. Saat peluru ditembakkan ke kanan dengan alat
jarak jauh seperti remote, senapan akan tertolak ke kiri. Percepatan yang diterima oleh pistol ini berasal
dari gaya reaksi peluru pada pistol (hukum III Newton). Contoh aplikasi yang lain adalah pada sistem
roket. Percepatan roket diperoleh dengan cara yang mirip dengan bagaimana senapan memperoleh
percepatan. Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat
dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa
peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan momentum. Mula-mula sistem roket diam, sehingga
momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya
momentum sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya
kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal
inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak.

Anda mungkin juga menyukai