Anda di halaman 1dari 11

Terapi Aktivitas Kelompok : Evaluasi Kemampuan Sosialisasi

Topik : Evaluasi Kemampuan Sosialisasi


Sesi ke : 7 (Tujuh)
Terapis : Mahasiswa Prekelinik Universitas Andalas 2018
Sasaran : 6 orang pasien di ruang rawat inap anak dan remaja

A. Topik
Evaluasi Kemampuan Sosialisasi
B. Tujuan
1. Umum
Pasien dapat berinteraksi dengan perawat maupun anggota kelompok
2. Khusus
Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
kelompok yang telah dilakukan

C. Landasan Teori
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi
dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan
emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan, lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat
yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti
keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya
kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi
jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh
dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraia, 2001). Penggunaan kelompok dalam praktek kesehatan jiwa
memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi
pemulihann kesehatan seseorang. Keuntungan yang dapat diperoleh klien
melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan, meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal
dan juga menggunakan uji realitas pada klien dengan gangguan orientasi
realitas (Keliat & Akemat, 2005).
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat secara umum yaitu
meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, membentuk
sosialisasi, meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran
tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku
defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi, membangkitkan motivasi
bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif. Manfaat
khusus untuk meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara
konstruktif, meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan
sehari-hari, bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri,
keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan
kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan
diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan
orientasi realitas.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : orientasi realita adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien , yaitu diri sendiri, orang
lain, lingkungan/ tempat dan waktu.
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi
pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain. Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping
adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan
individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila
tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan
menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. Keliat
dan Akemat, (2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada
pada pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktifitas
kelompok sosialisasi.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada pasien
skizofrenia adalah; kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan
hubungan interpersonal, gangguan interaksi sosial, resiko perubahan persepsi
sensori (halusinasi). Bila pasien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan
dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi Anna
Keliat, 2005). Penatalaksanaan pasien dengan riwayat menarik diri dapat
dilakukan salag satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktifitas
Kelompok Sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal
pasien. Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan
akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar pesserta.
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang
tersebut diatas penulis tertarik membuat melaksanakan Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat menarik
diri.
Klien yang diindikasikan memerlukan TAK-orentai realita adalah
klien halusinasi , demensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal
orang lain dan salah mengenal tempat dan waktu.
Di wisma Nuri Prof. HB. Saanin Padang, terdapat 40 orang pasien
dengan gangguan jiwa. Terdapat 26 dari 40 orang pasien yang mengalami
halusinasi. Maka dari itu kelompok berminat untuk mengangkatkan TAK-
orientasi realita yang juga merupakan jadwal harian TAK di ruangan.
D. Kriteria Anggota Kelompok
Kriteria klien yang akan diikutsertakan dalam kegiatan adalah :
a. Kriteria klien yang akan diikut sertakan dalam kegiatan adalah:
 Pasien yang dapat berkomunikasi verbal
 Pasien yang kooperatif dengan riwayat menarik diri, banyak diam,
menyendiri, tidak mau berinteraksi.
 Pasien yang secara fisik sehat dengan isolasi sosial yang belum
dapat di kontrol
 Pasien yang menyepakati kontrak dengan terapis sebelumnya
 Pasien yang sudah ikut TAK sebelumnya

D. Mekanisme Kegiatan
1. Uraian Struktur Kegiatan
Hari/ tanggal : Rabu,31 Oktober 2018
Tempat : Ruang TAK Rawat Inap Anak dan Remaja
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Jumlah Anggota : 6 orang
Metode : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab
Pengorganisasian kelompok
a. Leader dan Co Leader : Asti Widya Utami
b. Observer : Annazhifa A Boestrari
c. Fasilitator : Fauziaturrahmi

2. Uraian Pekerjaan
a. Leader : Asti Widya Utami
Tugas Leader :
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan permainan
3) Menjelaskan tujuan aktivitas kelompok
4) Memberi kesempatan pada anggota untuk saling mengenal
5) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
6) Mengaktifkan kelompok
7) Meminta klien untuk menampilkan bakat/hobi masing-masing
8) Meminta tanggapan dari klien atas permintaan yang telah
dilakukan
9) Memberi reinforcement positif
10) Menyimpulkan

b. Co-Leader : Asti Widya Utami


Tugas Co-Leader :
1) Membantu Leader mengkoordinir permainan
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan

c. Fasilitator : Annazhifa A boestari


Tugas Fasilitator :
1) Mampu memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Memfasilitasi jalannya kegiatan yaitu persiapan dan
pelaksanaan

d. Observer : Fauziaturrahmi
Tugas Observer :
1) Mampu mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mancatat respon dan perilaku klien dalam kegiatan
4) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok
6) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
3. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1. 10 Persiapan
menit a. Memilih dan membuat kontrak dengan -
klien sesuai dengan indikasi: 6 orang
pasien di wisma Cendrawasih yang sudah
mengikuti TAK sebelumnya
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan -

2. 25 Pelaksanaan
menit a. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis Menjawab salam
b) Perkenalan nama dan panggilan Mendengarkan dan
terapis memperhatikan
c) Menanyakan nama dan panggilan Menjawab pertanyaan
semua klien
2) Evaluasi / Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini Menjawab pertanyaan
b) Menanyakan apakah telah latihan
bekerja sama dengan orang lain.
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Mendengarkan dan
menyampaikan manfaat enam kali memperhatikan
pertemuan TAKS
b) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
2. Kerja
a. Terapis menghidupkan musik dan Mendengarkan dan
mengedarkan bola tenis berlawanan menyimak dengan
dengan arah jarum jam baik
b. Pada saat musik dihentikan, terapis Menyampaikan
meminta anggota kelompok yang pendapat
memegang bola menyampaikan
pendapat tentang manfaat dari enam
kali pertemuan yang telah berlalu.
c. Terapis mengulangi kegiatan pada poin Mendengarkan dan
a) dan poin b) sampai semua anggota menyampaikan
kelompok menyampaikan pendapat. pendapat
d. Terapis memberikan pujian untuk setiap Memberikan tepuk
keberhasilan klien dengan mengajak tangan pada tiap
klien lain bertepuk tangan pasien yang
menyampaikan
pendapat
3. 10 Terminasi
menit a. Evaluasi pencapaian tujuan
1) Terapis menanyakan perasaan klien Mengungkapkan
setelah mengikuti TAKS pendapat
2) Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
3) Terapis menyimpulkan 6 kemampuan
pada 6 kali pertemuan yang lalu.
b. Memberikan rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok
tetap melatih diri untuk enam Menyetujui
kemampuan yang telah dimiliki, baik di
RS maupun dirumah.
2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada
keluarga untuk memberi dukungan pada
klien dalam menjalankan kegiatan hidup
sehari-hari
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati rencana evaluasi
kemampuan secara periodik Menyetujui

4. Media
a. Handphone
b. Bola Tenis
c. Buku Catatan dan pulpen
d. Jadwal Kegiatan Klien
5. Settingan Tempat
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

Denah Pelaksanaan TAK :


E. Proses Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Diharapkan anggota yang mengikuti TAK minimal 6-8 orang, setting
tempat sesuai dengan yang telah direncanakan dan masing-masing
individu melaksanakan perannya masing-masing.
2. Evaluasi Proses
Evaluasi terhadap proses pelaksanaan TAK yang diharapkan sesuai
dengan rencana kegiatan proposal TAK. Diharapkan dapat dilaksanakan
75% sesuai dengan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi terhadap hasil pelaksanaan TAK terkait dengan pencapaian
tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan TAK. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien untuk menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan kelompok yang telah dilakukan.

Formulir evaluasi sebagai berikut:


a. Kemampuan verbal : menyebutkan manfaat enam kali TAKS

NamaKlien
No Aspek Yang di Nilai

1. Menyebutkan manfaat
enam kali TAKS secara
jelas.
2. Menyebutkan manfaat
enam kali TAKS secara
ringkas

3. Menyebutkan manfaat
enam kali TAKS yang
relevan

4. Menyebutkan manfaat
enam kali TAKS secara
spontan

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
NamaKlien
No Aspek Yang di Nilai

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
a. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
c. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau
4, klien mampu; jika nilai ≤2, klien belum mampu.

F. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas
praktek preklinik keperawatan jiwa II di RSJ Prof HB Saanin Padang, semoga
dapat dilaksanakan sesuai rencana.

Anda mungkin juga menyukai