Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum
Simulasi Penirisan Tambang ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
laporan ini, sebagai salah satu syarat kelulusan pada matakuliah penirisan
tambang dan bertujuan untuk membuat perencanaan teknis penirisan tambang.

Dalam penyususan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Katerina T.A
Tomatala S.T sebagai dosen pengampu I dan Bapak Firwansyah Arah S.T sebagai
dosen pengampu II pada matakuliah penirisan tambang. Tim asisten dosen yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Teman-teman sesama
praktikan yang telah membantu dalam kelancaran proses penyusunan laporan
praktikum simulasi penirisan tambang, serta orangtua yang memberikan dukungan
materi.

Kami menyadari bahwa laporan belum sempurna. Untuk itu kami


mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga
laporan praktikum simulasi penirisan tambang ini dapat bermanfaat bagi pembaca
ataupun siapa saja yang membutuhkan referensi.
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah tahapan kegiatan dalm rangka penelitian,pengolahan


mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan,
penjualan serta kegiatan pasca tambang. Pengambilan bahan tambang yang ada
dibawah permukaan bumi, tentu diperlukan upaya untuk melakukan pembukaan
lahan dan penggalian tanah penutup. Akibatnya akan terganggu neraca air.

Penyaliran tambang merupakan salah satu aspek penting pada tambang


terbuka terkait dengan kondisi kerja, keselamatan, produktivitas dan lingkungan
dimana penyaliran tambang bertujuan meminimalkan air yang masuk ke dalam
front penambangan. Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang dengan
baik perlu diketahui sumber dan perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari
penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan hidrogeologi, curah hujan,
infiltrasi, air limpasan dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.

Metode penambangan metode open pit menyebabkan terbentuknya


cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk menjadi daerah tampungan
air, baik yang berasal dari air limpasan maupun air tanah. Pada saat kondisi cuaca
ekstrim seperti curah hujan tinggi maka air limpasan dapat menggenangi lantai
dasar dan menyebabkan berlumpurnya front penambangan. Permasalahan tersebut
akan menghambat aktivitas penambangan yang mengakibatkan tidak tercapainya
target produksi. Maka diperlukan suatu bentuk upaya yang optimal untuk
penanganan air yang masuk ke pit sehingga aktivitas penambangan tetap dapat
dilakukan walaupun dalam cuaca ektrim.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang tepat
yakni teori rencana penambangan dengan mempertimbangkan aspek penirisan
tambang yang sesuai, menguntungkan dan berwawasan.

1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang


bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas dengan cara
pengamatan secara langsung dilapangan. Adapun data yang di butuhkan adalah
data curah hujan, Keadaan Topografi/kemiringan lereng, Litologi, luas catchment
area. Selanjutnya pengolahan data menggunakan metode gumbell.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari praktikum simulasi penirisan tambang ini yakni sebagai salah
satu syarat kelulusan pada matakuliah penirisan tambang.

Adapun tujuan dari praktikum simulasi penirisan tambang ini yakni agar
dapat memprediksi jumlah air hujan yang akan masuk dalam sump tambang
dengan metode gumbel.
II DASAR TEORI

2.1 Penirisan Tambang

Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada


daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air
yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah
terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang
berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini
juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan
kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah
tersebut mempunyai umur yang lama.
2.1.1 Metode Penyaliran Tambang
Penanganan mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada
tambang terbuka dapat dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:
Mengeluarkan Air Tambang (Mine Dewatering)
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi
penambangan. Beberapa metode penyaliran tambang (mine dewatering) adalah
sebagai berikut :
a) Membuat sump di dalam front tambang (Pit)
Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air
tambang dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar.
Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan
kapasitas pompa menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam lokasi
penambangan.
b) Membuat paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open
castatau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju
kolam penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool).
Jumlah parit ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu.
Apabila parit harus dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang
gorong-gorong yang terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur
berdasarkan volume maksimum pada saat musim penghujan deras dengan
memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk standar melintang dari parit
umumnya trapesium.

2.2 Penyaliran Pada Tambang Terbuka


Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi
dua yaitu :
2.2.1 Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari
sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran Mine drainage :

1. Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian
ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air
tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke
luar daerah penambangan.

2. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump).


Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas
rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian
dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis
jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.

3. Metode Elektro Osmosis.


Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan
pompa.

4. Small Pipe With Vacuum Pump.


Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung
bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor
diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter
kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor
di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap
udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.

2.2.2 Mine Dewatering


Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :
1. Sistem Kolam Terbuka.
Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian dipompa
keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung kedalaman penggalian.
2. Cara Paritan.
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah,
yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan.
Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju
lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang
kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau dibuang langsung ke
tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
3. Sistem Adit.
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka
yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.

2.3 Penyaliran Pada Tambang Bawah Tanah

Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan


dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Dengan “Tunnel” (Terowongan).


Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat “tunnel” atau “adit” bila
topografi daerahnya memungkinkan, dimana terowongan atau “adit” ini dibuat
sebagai level pengeringan tersendiri untuk mengeluarkan air tambang bawah
tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila dibandingkan dengan sistem
penyaliran menggunakan cara pemompaan air ke luar tambang.

2. Dengan Pemompaan.
Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk
mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar “shaf” atau sumuran bawah tanah
yang sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan maupun air rembesan
air bawah tanah.
2.3.1 Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang

1. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu
yang perlu diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai
kemapuan suatu fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.

2. Rencana Kemajuan Tambang


Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran
yang akan dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak
menghambat sistem kerja yang ada.

3. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan,
sehingga besar kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan
akan mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data
curah hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan
tahunan yang dapat berupa grafik atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan
dengan menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan dengan mengambil data
curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan maksimum setiap
bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi jumlahnya sebanyak data.

Anda mungkin juga menyukai