Anda di halaman 1dari 6

Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone

Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone

Slide-slide awal cuma menjelaskan apa-apa aja yang


dokter umum harus bisa lakukan…
Notes: penjelasan tiap nomor adalah penjelasan
gambar di atas nomor tersebut

1. Anatomi arteri & vena bisa dipelajari di lecture 1.

4. Vena dalam dibantu kerjanya oleh otot skelet. Di


tungkai bawah, vena dibantu oleh otot
gastrocnemius dkk hehe

A. Brodie-Tredelenburg Test
Ok, sebelum melakukan tes ini, aku pengen
kalian ngerti sedikit tentang struktur dan aliran
darah di vena tungkai bawah, biar ga bingung
2. Vena sedikit dibahas, ada vena dalam dan vena gimana patofisiologi saat hasilnya ngga normal.
superfisial, vena dalam dihubungkan dengan vena Something you disagree with? Feel free to discuss
superfisial oleh vena perforator. Ini bakal banyak it with me anytime.
dibahas, gimana sih vena yang normal, katup-
katupnya juga. Secara garis besar, kalo venanya Darah untuk tungkai bawah awalnya datang
normal, dia ga ada varicose (varises), tapi kalo dari arteri, kemudian ke kapiler, lalu terakhir
misalnya ada insufisiensi akan menimbulkan mengalir balik ke jantung dari vena superfisial ke
varises. vena dalam (dari saphenous ke femoral). Darah
masuk dari vena superfisial ke vena dalam dapat
melalui 2 jalan: dari saphenofemoral junction
(kotak merah, lihat gambar atas) atau dari
perforating veins (panah merah, lihat gambar
atas). Baik vena superfisial, vena dalam, SFJ,
maupun perforating veins punya katup vena. Katup
ini mencegah aliran darah balik lagi setelah naik
(mencegah reflux).
3. Ini patofisiologi varises. Ada gangguan katup vena Nah, normalnya, darah masuk vena itu cuma
dan ada aliran yang balik lagi. Tekanan vena darah yang berasal dari arteri, ga bisa darah dari
meningkat, mengakibatkan dilatasi vena, sehingga vena yang lebih proximal muter balik ke vena yang
katup vena semakin rusak. Akibatnya, bisa juga distal. Kalo ada darah yang balik, kondisinya
terjadi ekstravasasi cairan dan protein ke jaringan disebut reflux. Reflux disebabkan adanya gangguan
sekitar. katup vena, sehingga darah bisa muter balik ke
distal. Gangguan katup ini yang ingin kita temukan
di tes Tredelenberg
Di tes Tredelenberg, kita bisa menilai katup
vena superfisial, katup perforating veins, dan katup
Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone
SFJ, katup vena dalam nggak bisa kita nilai. Vena
yang ditekan di tes Tredelenberg ini adalah vena
superfisial, vena dalam nggak kena
pengaruh…karena dia dalam.

b. Positif: jika tidak ada distensi vena saat


masih dipasang tourniquet namun ada
distensi vena yang cepat saat kita lepas
tourniquet. Hasil ini menunjukkan ada
reflux (aliran balik ke distal) hanya
melalui sapheno-femoral junction (katup
SFJ dan katup saphenous rusak).
1. Cara melakukan: Saphenofemoral junction ini adalah
a. Minta pasien berbaring, kemudian angkat pertemuan antara vena femoral (deep)
tungkai bawah pasien hingga 60° (90° di dengan vena saphenous (superficial).
buku Bates) di sendi panggulnya,
kemudian urut varises dari arah distal ke Hasil ini artinya katup SFJ dan katup vena
proximal. 2 hal ini bertujuan untuk saphenous-nya ngga bagus.
mengalirkan darah keluar tungkai bawah Kok gitu???
b. Pasang tourniquet di paha proximal di Sebelum tourniquet dilepas (vena
tungkai yang sedang dilakukan uji superfisial masih ditekan), darah kan
Tredelenburg belum bisa reflux (karena ada tahanan
c. Minta pasien untuk berdiri, kemudian tourniquet), tapi setelah ikatan dilepas
amati vena superfisial pasien selama 30 darah bisa reflux, karena katup SFJ dan
detik dengan tourniquet masih terpasang. katup vena saphenous-nya ngga bisa
Setelah 30 detik, kita lepas tourniquet-nya menahan darah yang mengalir balik
dengan cepat setelah ikatan dilepas, makanya darah
reflux dengan cepat.
2. Interpretasi Brodie-Tredelenburg test

a. Normal/nil: jika tidak ada distensi vena


(varises) baik sebelum kita lepas
tourniquet (30 detik pertama) maupun
setelah kita lepas tourniquet. Artinya, c. Positif ganda/double positive: distensi
setelah kita lepaskan tahanan oleh vena secara cepat saat tourniquet masih
tourniquet, katup-katup vena masih bisa terpasang dan distensi semakin besar saat
menahan aliran reflux dari atas.
Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone
tourniquet dilepas. Ini menunjukkan ada tambahan dari SFJhanya perforating
gangguan katup perforating veins dan SFJ. veins yang katupnya rusak, SFJ masih
bagus
Apa bedanya sama yang tadi men???
Seperti yang aku jelasin di atas, vena dalam Kalo bingung baca penjelasan di atas, cukup baca
dan superfisial dihubungkan oleh interpretasi hasilnya saja (cetak tebal), ga perlu
perforating veins dan SFJ, juga vena dalam baca patofisiologinya. Maafkan diriku menambah
tidak terkena pengaruh tourniquet. Karena ribet hhe hhe
vena dalam tidak terpengaruh tourniquet,
tentunya masih ada darah dong di vena B. Perthes Test
dalam.
Di kasus ini…
- Saat tourniquet masih dipasang sudah
distensi vena superfisial, artinya darah
di vena dalam sudah bisa masuk ke
vena superfisial melalui perforating
veins saja, lewat SFJ belum bisa,
karena SFJ masih di blok tourniquet
- Saat tourniquet dilepas, distensi makin
lebar. Kenapa makin lebar? Tahanan
oleh tourniquet di SFJ kan sudah
hilang, jadinya makin banyak darah
reflux yang masuk (dari perforating
1. Cara melakukan
veins+SFJ).
a. Pasien diminta berdiri kemudian ikat
tourniquet di bawah lutut (lihat gambar)
b. Minta pasien untuk mengangkat
tumit/jinjit-jinjit 10 kali untuk memompa
darah menggunakan otot-otot betis
2. Interpretasi
a. Jika varises menghilang, kemungkinan ada
reflux di arah superior (cranial) dari
tourniquet, seperti SFJ, SPJ
(saphenopopliteal junction), atau
perforator veins di paha.
b. Jika varises menetap, kemungkinan ada
reflux di arah inferior (caudal) dari
tourniquet, misalnya perforator veins di
d. Negative: distensi vena dengan cepat saat betis
tourniquet masih dipasang tapi distensi c. Jika ada nyeri yang dirasakan pasien,
tidak tambah lebar saat tourniquet kemungkinan ada sumbatan di vena
dilepas. Ini menunjukkan adanya dalam, macam deep vein thrombosis.
kerusakan di katup perforating veins saja Sensitivitas uji ini tinggi, tapi spesifisitasnya
rendah, jadi jarang digunakan untuk diagnosis
Kle banyak kali, ini gimana men??? DVT. DVT bahaya, bisa emboli paru dan
- Saat tourniquet masih dipasang sudah menyebabkan kematian yang cepat.
distensi vena superfisial, artinya darah
di vena dalam sudah bisa masuk ke
vena superfisial melalui perforating
veins.
- Saat dilepas distensi tidak bertambah
lebar, artinya tidak ada aliran
Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone
C. Homans Test adanya kehilangan tekanan darah, bisa
karena adanya sumbatan di arteri pasien.
Makin rendah sudut yang diperlukan untuk
membuat kaki pasien jadi pucat, makin
buruk insufisiensi arterinya.

E. Reactive Hyperemia Test

1. Cara melakukan
a. Pasien berbaring, kemudian ekstensikan
lutut pasien. Otot-otot betis akan
menekan vena, sehingga vena ikut tertarik
karena tegangan otot di sekitarnya
b. Setelah lutut ekstensi, pemeriksa
melakukan dorsifleksi kaki pasien secara
pasif
c. Setelah dilakukan dorsifleksi, palpasi
bagian belakang betis di antara otot Ini alatnya sulit dicari ya, jadi sekadar tau aja
gastrocnemius menggunakan tangan yang lmao.
lainnya (dorsifleksi dipertahankan).
d. Tanyakan apakah pasien mengalami nyeri 1. Cara melakukan:
tekan saat dilakukan palpasi a. Pasien diminta berbaring, kemudian
2. Interpretasi manset di paha proksimal dipompa
Jika pasien merasa nyeri saat dilakukan palpasi, hingga 50 mmHg di atas tekanan
maka Homans test positif, dan kemungkinan sistolik pasien. Dibiarkan selama 3
pasien mengalami DVT menit
b. Setelah 3 menit, manset dikempeskan
D. Tes Postural/Buerger dengan cepat
c. Ukur tekanan sistolik di pergelangan
kaki setiap 15 detik selama 2 menit
atau sampai tekanan darah kembali ke
nilai normal sebelum iskemia (sebelum
dipasang manset)
2. Interpretasi
??? Ga ketemu literatur apa-apa soal ini
-_-
1. Cara melakukan
a. Pasien diminta berbaring, kemudian
kita angkat kedua tungkai pasien
dengan sudut 45°. Pertahankan posisi
selama 1-2 menit.
b. Amati warna telapak kaki
2. Interpretasi
Jika telapak kaki pasien berubah menjadi
pucat (warna pucat ini menunjukkan
adanya iskemia), kita harus curiga pasien
mengalami insufisiensi arteri di tungkai
tersebut (arteri ga bisa mompa melawan
gravitasi). Insufisiensi arteri disebabkan
Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone
F. Ankle-Brachial Index transducer USG Doppler sedikit lateral
dari midline dorsum pedis. Temukan
titik dimana suara USG Doppler paling
keras.
h. Pompa manset hingga suara USG
Doppler menghilang, kemudian
turunkan perlahan tekanan manset (1
mmHg/detik) sampai USG Doppler
mengeluarkan suara lagi (Korotkoff I).
Catat sebagai systole untuk nadi
dorsalis pedis
Ankle-brachial index prinsipnya
i. Untuk menemukan denyut nadi
membandingkan tekanan darah systole di
posterior tibial, letakkan transducer di
dorsalis pedis dan posterior tibial dengan
sekitar posterior malleolus. Ulangi
brachialis.
langkah untuk mengukur tekanan
Ini pernah kita kerjain sebelumnya waktu blok
darahnya. Catat sebagai tekanan
endokrin, tapi ga berhasil karena nadi
systole untuk nadi posterior tibial
beberapa orang coba ga bisa ketemu :’)
j. Lakukan pengukuran dua kali dan
1. Cara mengerjakan:
lakukan pada kedua ankle
a. Pasien diminta berbaring dan istirahat
2. Interpretasi
setidaknya 10 menit
Karena ngukur 2 kali pada masing-masing
b. Pasang manset pada lengan atas
lengan dan kaki, nanti kita buat 6 rata-rata:
pasien, dengan posisi lengan sejajar
- Rata-rata systole lengan kanan
jantung (sama seperti ngukur tensi
- Rata-rata systole lengan kiri
biasa)
- Rata-rata systole dorsalis pedis kanan
c. Beri gel USG pada fossa antecubiti, dan
- Rata-rata systole posterior tibial kanan
letakkan transducer USG Doppler di
- Rata-rata systole dorsalis pedis kiri
permukaan yang sudah diberi gel.
- Rata-rata systole posterior tibial kiri
Geser-geser transducer/probe untuk
Ankle brachial index (ABI) kanan-kiri diukur
menemukan denyut nadi brachialis,
terpisah.
kalau USG-nya bunyi, artinya nadinya
- Untuk mengukur yang kanan, kita
sudah ketemu. Pertahankan posisi
gunakan rata-rata tekanan systole
transducer di titik dimana suara USG
lengan tertinggi (kanan atau kiri) dan
nya paling keras
rata-rata tekanan systole ankle kanan
d. Pompa manset hingga 20 mmHg di
tertinggi (dorsalis pedis atau posterior
atas tekanan systole yang diharapkan
tibial)
pada pasien, suara alat USG nya akan
- Untuk mengukur yang kiri, kita
hilang
gunakan kita gunakan rata-rata
e. Turunkan tekanan manset pelan-
tekanan systole lengan tertinggi
pelan, sekitar 1 mmHg/detik.
(kanan atau kiri) dan rata-rata tekanan
f. Saat suara USG Doppler muncul lagi,
systole ankle kiri tertinggi (dorsalis
catat tekanan darahnya sebagai
pedis atau posterior tibial).
tekanan systole di lengan.
Untuk tekanan systole di lengan, kita pilih
Ini sama kaya pakai stetoskop, suara
salah satu yang tertinggi saja untuk
pertama ini bisa dibilang suara
pengukuran kedua sisi. Misalnya tekanan
Korotkoff I.
rata-rata lengan kiri 120, lengan kanan
Lakukan pemeriksaan dua kali, dan
110, kita pakai tekanan dari lengan kiri,
lakukan pemeriksaan di kedua lengan.
walaupun mau ukur ABI kanan.
g. Selanjutnya, periksa di ankle. Pertama-
Untuk tekanan systole di ankle, kita pilih
tama, pasang manset tepat di atas
juga yang tertinggi di sisi tersebut.
malleolus. Untuk menemukan denyut
Misalnya arteri dorsalis pedis kanan 120,
nadi dorsalis pedis, letakkan
arteri posterior tibialis kanan 130, kita
Goodluck my dudes UwU—by Pande×Ceftriaxone
pakai arteri posterior tibialis saja. Tapi
ingat untuk menggunakan sisi yang sesuai
dengan yang akan kita ukur, kalo kanan ya
kanan, dan sebaliknya

Rumus ABI kanan=


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛𝑘𝑙𝑒 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Rumus ABI kiri=


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛𝑘𝑙𝑒 𝑘𝑖𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Catat hingga 2 desimal

Interpretasi:
a. >0,90 sampai 1,30: normal
b. >0,60 sampai <0,89: peripheral
arterial disease (PAD) ringan
c. >0,40 sampai <0,59: PAD sedang
d. <0,39: PAD berat

…to be continued

Anda mungkin juga menyukai