Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EVALUASI PROGRAM PRIORITAS

(EVALUASI CLINICAL PATHWAY)

AGUSTUS, SEPTEMBER, OKTOBER 2018

BAB I
PENDAHULUAN

RS Pelita Anugerah adalah RS tipe C di wilayah kabupaten demak dan dalam pemberian
pelayanan kesehatan RS Pelita Anugerah berada di wilayah mranggen, semarang timur,
sebagai RS yang bedekatan dengan wilayah Semarang tentunya banyak juga pasien dari
wilayah semarang timur

Sebagai salah satu mutu dan kendali biaya yang tanpa mengesampingan keselamatan
pasien adalah adanya Clinical Pathway, yang sejak 2018, bulan agustus telah
dilaksanakan di RS, dimana Clinical Pathway ini juga bagian dari program priortas pada
Mutu dan Keselamatan pasien

RS Pelita Anugerah telah menetapkan pelayanan prioritas guna meningkatkan mutu


pelayanan yang berkualitas dan profesional,Kasus kandungan dan kebidanan menjadi
prioritas di Rumah Sakit, mengingat angka kematian ibu dan bayi masih cukup menjadi
perhatian, dan di Jawa Tengah dimana gubernur Ganjar Pranowo telah menetapkan Jawa
Tengah gayeng nginceng wong meteng RS Pelita Anugerah sebagai Rumah Sakit
rujukan dari wilayah mranggen dan sekitarnya. Tanpa mengesampingkan pelayanan
yang lain kasus kebidanan dan kandungan merupakan kasus terbanyak di RS pelita
Anugerah dan pada kasus ibu melahirkan dengan bekas Sectio menjadi perhatian
mengingat jumlahnya cukup banyak , pada tahun pelayanan 2017 s/d 2018, sekitar 78 %
total dari ibu yang melahirkan di RS Pelita Anugerah, dengan adanya kasus kebidanan
terutama ibu yang melahirkan dengan sectio, maka perlu adanya suatu clinical pathway,
agar kendali mutu dan biaya serta keselamatan pasien juga terjamin

1
Definisi efisiensi adalah; merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan

Efisiensi adalah :

Perbandingan yang terbaik antara input(masukan)dan output (hasil antara keuntungan


dengan sumber sumber yang dipergunakan seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
dengan pengunaan sumber daya yang terbatas.

BAB II
LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan program prioritas antara lain adalah adanya clinical pathway yang
merupakan konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang
diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan, standar asuhan keperawatan dan
standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti dan hasil yang terukur
dan dalam jangka waktu tertentu selama dirawat di Rumah Sakit.

Clinical pathway juga merupakan rencana multidisiplin yang memerlukan praktik


kolaborasi dengan pendekatan tim dan dilakukan dari hari perhari, tanpa
mengesampingkan mutu dan keselamatan pasien

Dalam pelaksanaannya RS baru melaksanakan Clinical Pathway, mulai bulan juli 2018,
adapun pelayanan prioritas nya adalah Clinical Pathway sectio,diare pada anak, demam
tifoid dewasa, Hernia inguinalis, dan BRPN

Dimana dalam menetapkan clinical pathway kita masih mengacu pada

1. High cost

2. High volume

3. High risk

2
4. Problem prone

BAB III
TUJUAN

TUJUAN ;

1. Kendali mutu dan keselamatan pasien

2. Meningkatkan pelayanan secara terintegrasi

3. Adanya efektif cost dalam melakukan pelayanan kepada pasien

3
4
BAB IV
PELAKSANAAN CLINICAL PATHWAY

1. Dilakukan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, case manager

2. Dengan cara membandingkan data dalam rekam medis

3. Dengan kriteria penilaian

a. Kesesuain lama rawat

b. Assesmen lanjutan DPJP

c. Kesesuaian pemeriksaan penunjang

d. Kesesuain terapi

e. Kesesuaian tata laksana tindakan

f. Tidak ada komplikasi

5
BAB V
HASIL EVALUASI CLINICAL PATHWAY

Clinical Pathway agustus

Kesimpulan:

1. Masih ada DPJP yang tidak sesuai dalam pemberian terapi


6

2. Ada DPJP yang tidak visit pada pasien

3. Rata rata lama rawat inap lebih cepat dari Clinical pathway
clinical pathway agustus
35

30

25

20

15

10

0
Haemoroid Hernia SC Indikasi GE ANAK Tonsilitis Thypoid Bronco
Inguinalis Bekas SC Kronis pneumonia

JUMLAH PASIEN Kesesuaian lama hari perawatan


Assesmen lanjutan DPJP Kesesuaian pemeriksaan penunjang
Kesesuaian terapi sesuai program Kesesuaian tatalaksana tindakan
Tidak ada komplikasi yang dialami pasien

7
Clinical pathway september

clinical pathway september


16

14

12

10

0
Haemoroid Hernia SC Indikasi GE ANAK Tonsilitis Thypoid Bronco
Inguinalis Bekas SC Kronis pneumonia

JUMLAH PASIEN Kesesuaian lama hari perawatan


Assesmen lanjutan DPJP Kesesuaian pemeriksaan penunjang
Kesesuaian terapi sesuai program Kesesuaian tatalaksana tindakan
Tidak ada komplikasi yang dialami pasien

Kesimpulan:
1. Masih ada DPJP yang tidak sesuai dalam pemberian terapi

2. Ada DPJP yang tidak visit pada pasien

3. Rata rata lama rawat inap lebih cepat dari Clinical pathway

8
Clinical pathway oktober

Clinical pathway oktober


35
30
25
20
15
10
5
0
Haemoroid Hernia SC Indikasi GE ANAK Tonsilitis Thypoid Bronco
Inguinalis Bekas SC Kronis pneumonia

JUMLAH PASIEN Kesesuaian lama hari perawatan


Assesmen lanjutan DPJP Kesesuaian pemeriksaan penunjang
Kesesuaian terapi sesuai program Kesesuaian tatalaksana tindakan
Tidak ada komplikasi yang dialami pasien

Kesimpulan:

1. Masih ada DPJP yang tidak sesuai dalam pemberian terapi

2. Ada DPJP yang tidak visit pada pasien

3. Rata rata lama rawat inap lebih cepat dari Clinical pathway

9
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN:

1. Sebagaian Dokter telah melakukan clinical patway yang berlaku di RS Pelita


Anugerah

10
2. Kesesuai terapi masih jadi kendala, karena belum disesuaikan dengan terapi
formularium nasional

REKOMENDASI:

1. Sosialisasi kepada DPJP

2. Merevisi Clinical Pathway agar obat obatan lebih sesuai formularium nasional

3. Melakukan audit medis secara rutin

4. Kepatuhan Clinical pathway dijadikan penilaian kinerja

Demak, 5-desember-2018

Dr Siane Santosa

KMKP

11

Anda mungkin juga menyukai