Anda di halaman 1dari 15

Artikel

DEFINISI KIMIA MATERIAL


(LAPORAN TEKNIS IUPAC)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Material
Dosen Pengampu : Dr. rer. Nat. Ahmad Mudzakir, M.Si

Oleh :
Devita Marlina Venessa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

1|Page
Pure Appl.chem., Vol. 81., No.9, pp. 1707-1717, 2009
Doi: 10.1351/PAC-REP-09-03-02
© 2009 IUPAC, Publication date (Web) : 28 July 2009

INTERNATIONAL UNION OF PURE AND APPLIED CHEMISTRY


INORGANIC CHEMISTRY DIVISION

DEFINISI KIMIA MATERIAL


(LAPORAN TEKNIS IUPAC)
1 2, 3
PETER DAY , LEONARD V. INTERRANTE ‡, AND ANTHONY R. WEST

Abstrak : Laporan yang dilakukan oleh IUPAC bertujuan untuk mengumpulkan, menyusun dan
menyebarkan informasi tentang ruang lingkup ilmu material yang mengarah pada definisi otoritatif
subjek dalam ruang lingkup ilmu kimia dan selanjutkan akan direkomendasikan kepada IUPAC agar
ilmu baru ini dapat terwakili dalam struktur IUPAC”. Bidang kimia material menjadi salah satu sektor
pertumbuhan utama dalam kimia murni dan kimia terapan yang mana saat ini menyumbang sebagian
besar dari semua publikasi dalam ilmu kimia seperti makalah dan jurnal yang diserahkan seluruhnya
atay sebagian untuk subjek ini. Meskipun demikian, masih ada kebingungan tentang apa yang
termasuk dan tidak termasuk dalam lingkup “kimia material serta tidak adanya kesepakatan mengenai
definisi dari kimia material. Setelah mengetahui definisi dari “kimia” dan “ilmu material” serta
mempertimbangkan usaha-usaha sebelumnya untuk menentukan pokok bahasan, maka definisi kimia
material disarankan terdiri atas penerapan kimia terhadap desain, simtesis, karakterisasi, pengolahan,
pemahaman dan pemanfaatan material khususnya yang memiliki sifat fisik dan potensi yang berguna.
Oleh karena itu, laporan IUPAC mempertimbangkan untuk mengangkat bidang ini dari status
subdivisi menjadi “komite Lintas-Divisi” yang akan berkeja dengan semua Divisi IUPAC saat ini
untuk mengembangkan dan mensponsori proyek-proyek baru seperti dibidang pendidikan kimia,
nomenklatur, terminologi, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lain-lain, yang akan meningkatkan
pengakuan akan kepentingannya saat ini serta untuk masa depan dalam komunitas kimia
internasional”.
Kata kunci : biomaterial; keramik; komposit; Divisi Kimia Anorganik IUPAC; kimia material; ilmu
material; logam; molekuler material; Nanomaterial; polimer; definisi kerja.

2|Page
PENDAHULUAN

- KEBANGKITAN KIMIA MATERIAL


20 tahun yang lalu, kata-kata “material” dan “kimia” jarang dihubungkan bersama walaupun
praktik-praktik yang berhubungan dengan “kimia” telah digunakan oleh manusia untuk memperbaiki
dan mengembangkan “material”. Tahun 2009, “kimia material” mewakili salah satu sektor
pertumbuhan utama dalam kimia murni dan terapan serta mencatat sebagian besar dari semua
publikasi dalam ilmu kimia. Pada tabel dibawah ini disajikan beberapa langkah mudah yang dapat
dilakukan untuk memverifikasi kebangkitan kimia material.
Jangkauan Global
Pencarian kimia material di google menghasilkan 1.9x106 hit. Hal ini menjadi sebanding dengan
angka subjek lain dalam IUPAC seperti “Kimia Fisik” dengan nilai 10,4 x 10 6, “Kimia organik”
14,0x106, “kimia anorganik” 5.2x106 dan “Kimia makromolekul” 0.16 x106 hit serta “kimia polimer”
0.85 x106.

Penelitian Pascasarjana : Perspektif Amerika Utara


Penelitian ACS Directory of Graduate Research [1] edisi tahun 2005 mencatat bahwa dari 665
kimia (termasuk teknik kimia dan jurusan kimia lainnya ) di USA dan Canada, terdaftar 271 Anggota
Fakultas dibawah penelitian bidang “kimia material”. Hal ini terjadi kenaikan dimana tahun 2003
terdapat 167 penelitian dan tahun 2007 sebanyak 97 penelitian. Sebagai tambahan, Direktori 2005
mencantumkan 231 anggota fakultas tambahan yang menunjukkan “ilmu material” sebagai minat
penelitian/ spesialisasi utama yang kebanyakan berada didepartemen kimia. Tingkat ekspansi yang
sama terlihat juga dikebanyakan negara lain.

Pengajaran
Memasukkan kalimat “Mata kuliah yang berkaitan dengan “kimia material” kedalam mesin
pencari google menghasilkan 190000 hits, khususunya refrensi kesitus web yang berkaitan dengan
program sarjana dan pascasarjana di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan negara-negara lain
diseluruh dunia yang berurusan sepenuhnya atau sebagian dengan subjek ini. Dua halaman pertama
dari antara situs web ini adalah sebagai berikut: “Pusat Pendidikan Material Inggris” [2] memberikan
saran untuk instruktur mengenai topik dan sumber daya materi dalam materi kimia (yang juga
berdiskusi tentang pengertian istilah “kimia material) dan sebuah situs web dari University
Wisconsin di Amerika Serikat [3] mendeskripsikan program studi kimia material untuk pascasarjana
3|Page
dengan melibatkan dua mata kuliah ( Kimia Material Anorganik, Kimia Material Organik dan Kimia
Material Polimer) serta program penelitian anggota fakultas di jurusan kimia. Dua buku telah
ditemukan yang diarahkan secara khusus pada pangajaran kimia material [4,5] dan sejumlah pihak
lainnya yang setuju dengan subjek ini secara keseluruhan atau sebagian dari perspektif penilaian
topikal. Selain itu, Elliot P. Douglas dari Departemen Ilmu dan Teknik Material Universitas Florida
telah mengembangkan mata kuliah yang berjudul “Kimia Material untuk mahasiswa tingkat
pertama”, yang dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan oleh Material Research Society [6]

Ukuran Hasil Penelitian Global

Gambaran untuk kutipan yang mencakup subdisiplin utama dalam junral Chemical Society yang
terkemuka didua adalah:

Kimia Organik 115968

Kimia Fisik 108742

Kimia Makromolekul 76448

Kimia Anorganik 58002

Kimia Material 38890

Angka untuk kimia material sangat mengesankan sejauh kebangkitannya dari nol dalam waktu
yang singkat.

Jumlah artikel yang diserahkan ke salah satu Jurnal Utama (Chemistry of Materials) meningkat
tidak kurang dari 18 kali lipat selama 19 tahun pertama keberadaannya, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Peningkatan pengajuan yang serupa selama 10+ tahun terakhir telah dicatat dijurnal lain
yang fokus sepenuhnya atau sebagian besar terkait pada kimia material, seperti Journal of Material
Chemistry (RSC), Advanced Materials and Advanced Fungctional Materials (Wiley), Nature
Materials (NPG), J. Solid State Chemistry (Elsevier), dan lainnya yang berfokus pada bidang kimia
material dan ilmu material yang lebih khusus.

4|Page
Konsekuensi dari peningkatan jumlah publikasi adalah perluasan ukuran dan jumlah jurnal yang
didedikasikan untuk kimia material. Dengan demikian, Journal of Materials Chemistry telah
berkembang dari 6 isu per tahun pada tahun 1991 menjadi 48 isu per tahun pada tahun 2007. Beberapa
jurnal baru telah diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir unruk menangkap minat yang berkembang
dalam berbagai bidang kimi material [misalnya, soft matter (RSC), Soft Material ( Taylor & Francis),
Small (Wiley-VCH), ACS Nano (ACS) dan Material Terapan dan Permukaan (ACS 2009)]. Ketika
salah satu faktor dalam banyak “tendensi” jurnal kimia dalam kimia fisik, kimia anorganik,
makromolekul, kimia permukaan, dan sebagainya, sekarang kedepannya persentase yang tinggi pada
maklah akan dapat diklasifikasikan sebagai kimia material (misalnya, dua terbesar dan paling cepat,
jurnal kimia yang diterbitkan oleh American Chemical Society of Physical Chemistry B and C,
keduanya berdokus pada kimia material), pertumbuhan pada bidang ini sangat mengejutkan.
Jumlah kutipan pada makalah dari jurnal-jurnal kimia material ini, dan terkait jurnal-jurnal ini
“faktor dampak”, meningkat dengan pesar, bersamaan dengan frekuensi “unduhan” dari langganan
web mereka (> 1 juta unduhan pada tahun 2005 setidaknya dalam satu bidang – Kimia Material).
Salah satu jurnal, Kimia Material [7], dengan 38890 kutipan pada tahun 2005 dan faktor dampak
5.104 saat ini digolongkan oleh Thomson ISI® sebagai jurnal nomor satu dalam ilmu material (dari
178 jurnal) berdasarkan jumlah kutipan untuk tahun lalu dan kutipan permakalah selama periode lebih
dari 10 tahun [8].
Semakin lama, bagaimanapun, hal ini menjadi sebuah isu bahwa kata “kimia material” diucapkan
dengan lebih atau kurang tanpa diskriminasi, sering kali oleh mereka yang hanya mencari lebih
modern, jadi apa sebenarnya kimia material?

5|Page
Pengertian Kimia Material
Pengiriman dan Kelompok Kerja
Mengingat pada kata tersebut, walaupun baru diciptakan baru-baru ini, telag memegang teguh
komunitas kimia, Hal ini penting untuk ditanyakan bagaimana kimia material harus didefinisikan:
apa itu atau (mungkin yang lebih penting? apakah itu bukan? Salah satu peran IUPAC adalah untuk
memberikan definisi dan standar yang disepakati secara internasional, hal ini masuk akal bagi
organisasi tersebut untuk mengajukan pertanyaan dan sebuah Proyek yang diluncurkan pada tahun
2005 dengan pengiriman.

Untuk mengumpulkan, menyusun dan menyebarkan informasi tentang ruang lingkup ilmu
kimia material yang baru muncul, mengarah pada definisi otoritatif subjek dalam keluarga ilmu
kimia.

Dan lebih jauh lagi, sebagai konsekuensi

Untuk merekomendasikan kepada IUPAC bagaimana ilmu baru ini dapat terwakili dalam struktur
IUPAC.

Perlu dicatat sejak awal bahwa tujuannya tidak begitu banyak untuk menghasilkan daftar topik
atau kategori senyawa dan fenomena tertentu, yang akan segera menjadi ketinggalan zaman, namun
untuk menetapkan beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh IUPAC dan komunitas kimia pada
umumnya membantu dalam menyusun ilmu baru ini dalam keluarga besar ilmu kimia. Untuk
mengikuti agenda ini, sebuah kelompok kerja (WG) berkumpul dibawah dibawah kepemimpinan
Peter Day, Profesor Kimia di Fullerian di Royal Institution of Great Britain dan mantan editor
Penasihat Ilmiah Journal of Materials Chemistry. WG terdiri dari pendiri dan editor utama Chemistry
of Materials (LVI), Ketua Dewan Editorial, Journal of Material Chemistry (MP), mantan anggotan
Dewan Editorial, Journal of Material Chemistry (YS), dan editor pendiri Journal of Material
Chemistry dan penulis beberapa buku teks dibidang material kimia (ARW).
WG mendapat masukan dari para praktisi dan dari jurnal yang pada awalnya mencurahkan
perhatian pada subjek ini, juga dari perwakilan dari Divisi IUPAC lainnya. Alat utama adalah sebuah
lokakarya, yang diselenggarakan oleh Forum Kimia Material (MCF) Royal Society of Chemistry.
MCF mengumpulkan perwakilan, bukan hanya pengelompokan subjek yang relevan didalam RSC,
tetapi juga disiplin ilmu yang berdampingan seperti fisika dan sains material, yang semuanya
disumbangkan selain pada pembicara internasional. Laporan ini mengacu pada masukan mereka dan

6|Page
kami berterimakasih atas bantuan mereka, juga staf RSC, khususnya Graham McCann dan Rachel
Brazil.

Asal Kimia Material


Asal kimia material dapat dianggap mandahului kimia itu sendiri. Ensiklopedia online gratis
Wikipedia mencatat hal berikut, bahwa “Sejarah Kimia} [9];
“Sejarah kimia itu panjang dan berbelit-belit. Hal ini dimulai dengan ditemukannya api; kemudian
metalurgi, yang memungkinkan pemurnian logam dan pembuatan paduan, diikuti oleh usaha untuk
menjelaskan sifat materi dan transisinya melalui protosains dari alkimia. Kimia mulai muncul ketika
perbedaan dibuat antara kimia dan alkimia oleh Robert Boyle dalam karyanya The Skeptical Chymist
(1661)... “

Dengan demikian, praktik kimia dimulai dengan, dan sebagian besar berlanjut sampai sekarang,
terkait erat dengan persiapan, pengolahan, dan pemanfaatan “material”, baik alami maupun sintetis.
Contoh awal meliputu penyamakan dan pencelupan kulit dan serat, ekstraksi logam seperti besi dari
bijihnya, dan pengembangan semen dan beton untuk kontruksi. Meskipun demikian, sebelum ca. 20
tahun yang lalu, penerapan istilah “kimia material” untuk kegiatan semacam itu akan dianggap tidak
biasa, dan bahkan sampai hari ini terdapat kebingungan besar dalam profesi kimia dan material-
material sains mengenai kimia material yang merupakan material. Tentu saja, seseorang harus
bertanya apakah ada keuntungan tertentu yang bisa diperoleh dengan membuat pembedaan atau
klasifikasi semacam itu.

Mengapa membuat perbedaan?


Untuk menjawab pertanyaan ini, seseorang hanya perlu beralih kehalam salah satu jurnal yang
tercantum diatas untuk melihat bagaimana penerapan prinsip dan metode kimia terhadap ilmu
material telah mengubah sains dan teknologi secara keseluruhan dibidang ini.
Dari perspektif praktis, konsep “kekuatan dalam jumlah” yang dikembangkan dengan baik dan
“massa kritis” memberikan alasan lain untuk membuat perbedaan ini. Keefektifan kelompok yang
sekarang mencakup proporsi profesi kimia secara signifikan, dalam mempromosikan perubahan
kebijakan, distribusi dana, pendidikan ahli kimia, dan lait-lain sulit dibesar-besarkan. Diluar garis
penalaran pragmatis ini, pengakuan kimia material sebagai subdisiplin kimia yang berbeda, yang
menggabungkan berbagai komponen subjek dibawah payung yang menyeluruh, masuk akal dari
sudut pandang operasional dan pendidikan. Banyak konsep yang berkaitan dengan struktur, ikatan
dan sifat umum untuk material yang terdiri dari berbagai molekul organik, jaringan anorganik, atau

7|Page
rantai polimer, dan perpektif yang lebih terintegrasi sehingga dapat membantu keduanya dalam
pemahaman mendasar terhadap plikasi praktis dari material baru.

Perkembangan Terkemuka Untuk Kimia Material


Beberapa perkembangan yang berbeda sebelumnya yang mencakup semua Divisi IUPAC saat
ini telah berkumpul untuk membentuk ilmu ini. Setengah abad yang lalu, pada tahun-tahun setelah
Perang Dunia II, kimia padat tumbuh sebagai cabang pengetahuan yang berbeda yang ditempati
secara ekslusif dengan senyawa anorganik yaitu sintesis, struktur kritsla, dan korelasi antara struktur
dan sifatnya. Dimana sintesis dan struktur diperhatikan, pusat minat terletak pada ahli kimia
anorganik (Dimana hubungan struktur-sifat menjadi fokus), maka para ahli kimia fisik dan fisikawan
memberukan dorongan tersebut. secara paralel, dan secara terpisah, kimia koordinasi dikembangkan
sebagai sektor lebih lanjut dalam kimia anorganik, yang dibedakan oleh pekerjaan awal dengan
spesies molekuler dimana ion logam diselimuti oleh ligan (kebanykan organik), berbeda dengan
keadaan padat, dimana senyawa yang dipelajari memiliki kisi-kisi non-molekul yang terus menerus.
Kimia organologam, yang didefinisikan secara luas sebagai senyawa yang melibatkan ikatan logam-
karbon tetapi secara ekslusis spesies molekuler, berkembang sekitar 10 tahun kemudian. Kimia
organik, yang berasal dari abad ke-19, juga difokuskan dengan molekul diskrit, walaupun terkadang
sangat besar, ketika disebut “kimia makromolekul” (secara efektif, kimia polimer). Pada awal hingga
pertengahan abad ke-20, pengembangan polimer sintetis mulai merevolusi sains dan teknologi
material secara keseluruhan, sebuah perkembangan yang berlanjut sampai sekarang sebagai salah satu
bidang penelitian utama yang dapat disertakan didalam payung “kimia material”.
Dimulai pada akhir 1960-an dan memasuki tahun 1970-an, subdivisi sederhana dari material
sebagai padatan jaringan yang diperluas atau sebagian besar molekul yang terisolasi mulai rusak
seiring dengan meningkatnya minat pada sifat padat dari senyawa kimia dan polimer organik dan
organik. Dari satu sisi, kimiawan solid-state menemukan kisi arsitektur yang lebih kompleks,
seringkali dengan campuran anorganik dan komponen organik, untuk dipelajari, sementara dari yang
lain, spesisialis sintesis mulai menyerang target yang dipilih, tidak begitu banyak untuk perilaku
mereka sebagai molekul tunggal (misalnya, reaktivitas, katalisis), seperti untuk sifat yang dihasilkan
satu unit dikemas kedalam kisi. Perkembangan tambahan adalah bagian yang semakin penting yang
dimainkan oleh kimia molekuler-organik, anorganik, dan makromolekul-dalam membuat sirkuit
terpadu berskala besar untuk mikroelektronika (foto-resists, prekursor epitasi balok molekul, dll);
dalam kasus terakhir, ironisnya, hal ini dikontrol dekomposisi molekul yang bersangkutan yang
menjadi pusat perhatian.
Perkembangan ini dipicu peningkatan dorongan oleh penemuan polimer konduktor pada tahun
1970an dan meluasnya penggunaan kristal cair dalam pertunjukan, dari sisi anorganik murni,
8|Page
perkembangan spektakuler pada superkonduktivitas suhu tinggi diakhir tahun 1980an menarik
perhatian pada kesempatan pada sifat tidak terlihat yang diberikan oleh struktur oksida logam
kompleks. Kemudian secara khusus memusatkan perhatian pada komposisi, kemurnian fasa dan
struktur mikro. Kemudian, dan secara signifikan, muncul fenomena resistensi dinamo raksasa pada
struktur perovskite valensi campuran, dengan implikasi serupa.
Dua perkembangan lainnya dalam dekade terakhir menggambarkan bagimana bidang yangs
ekarang kita kenal sebagai “kimia material” telah tumbuh semakin kompleks dalam percabangannya.
Pertema, rute kimia semakin banyak digunakan untuk mensintesis struktur yang panjang, baik dalam
bentuk sekelompok distrik (“nol dimens”) seperti dendrimer dan kelompok organik logam yang
disesuaikan, atau semikonduktor atau permukaan logam yang dimodifikasi secara selektif (“dua
dimensi”) oleh pelekatan molekul elektro-aktif. Kedua, seluruh bidang nanosains dikembangkan
selama dekade terakhir bergantung pada desain dan kontrol kimia (nanotube, “fungsi” logam, dan
partikel semikonduktor, dll).
Terakhir, dan mungkin dengan potensi ekspansi jangka panjang trbesar, adalah kedatangan kimia
kebidang biomaterial. Dimulai dengan material-material besar (meskipun sangat bertekstur) seperti
tulang sutera atau laba-laba, satu proses terhadap struktur heterogen yang melibatkan modifikasi
permukaan dan isu penting biokompatibilitas. Diantara biomaterial, perbedaan dapat dibuat antara
material yang diproduksi oleh bentuk kehidupan dan yang dibuat oleh manusia, melalui sintesis
kimia, untuk digunakan dalam organisme hidup sebagai prostesis atau untuk tujuan lain. Namun,
perbedaan ini menjadi semakin kurang jelas karena ahli kimia mengadaptasi material alami untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dalam aplikasi nonbiologis atau mengembangkan material sintetis
yang dirancang untuk menjalani biodegradasi dialam.
Dengan banyaknya keragaman zat dan teknik, disingkat bahwa pengelompokan bersama
dibawah frasa gabungan dua kata “kimia material”, seseorang dapat bertanya apakah memang ada
cukup kesamaan diantara keduanya untuk membentuk subdivisi ilmu kimia yang valid.

APA ITU MATERIAL?


Kunci untuk menentukan material kimia terletak pada mendefinisikan apa yang dimaksud “material”
yang berbeda dengan bahan kimia. Beberapa definisi menurut kamus adalah:

Materi dari yang mana sebuah barang, kain atau struktur dibuat [10]
Materi dari mana sesuatu dibuat [11]
Sebuah substasi fisik yang mana sesuatu dapat dibuat [12]
Zat yang memiliki sifat yang membuatnya berguna pada mesin, struktur, perangkat dan produk. [13]

9|Page
Dalam kebanyakan buku teks sains dan teknik material, material diklasifikasikan kedalam kategori
luas, berdasarkan konstitusi kimia dan sifat fisiknya yang khas. Material padat umumnya
dikelompokkan menjadi tiga kategori dasar: logam, keramik, dan polimer. Mengingat perkembangan
terakhir dibidang-bidang seperti dioda pemancar cahaya organik, optik nonlinier dan lain-lain,
kategori polimer harus diperluas untuk mencakup material molekuler lainnya dimana sifat kolektif
yang berguna dihasilkan dari interaksi antara molekul komponen individual. Selain itu, ada dua
kelompok material rekayasa penting lainnya: Komposit dan Semikonduktor. Komposit terdiri dari
kombinasi dua atau lebih material berbeda, sedangkan semikonduktor dibedakan dengan karakteristik
elektriknya yang tidak biasa. Selain klasifikasi ini berdasarkan struktur, ikatan, dan sifatnya, material
juga diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, misalnya elektronik, biomedis, struktural, dan optik (dan
optik nonlinear).
Untuk merancang definisi yang lebih umum, banyak peserta di Workshop merasa bahwa gagasan
fungsionalitas dan aplikasi (pada potensi penerapan) perlu dipertimbangkan. Material adalah sesuatu
yang memiliki sifat yang memberikannya potensi penerapan, baik struktural, seperti material
bangunan, fungsional, seperti material yang digunakan untuk membuat perangkat (elektronik, optik,
atau magnet), atau biologis dengan aplikasi biomedis. Material umumnya dianggap sebagai cairan
padat atau terorganisir (misalnya, kristal cair) dimana interaksi antara entitas yang membentuk
kumpulan memainkan peran besar dalam menentukan sifat yang dihasilkan.
Konsep penting lainnya adalah sifat-sifat yang muncul, seperti yang dipahami dalam ilmu baru
tentang kompleksitas. Material adalah kumpulan subunit. Sifat material muncul dari cara subunit
disatukan. Sementara satu molekul memiliki sifat yang terkait dengan struktur kimianya, yang tetap
konstan terlepas dari keadaan agresinya, sifat material bergantung pada bagaimana subunitnya
dikumpulkan. Beberapa sifat emergensi semacam itu disebut kolektif karena hanya ditemukan pada
sampel yang dikumpulkan. Sebagai contoh, feromagnetisme bukanlah milik satu unit atom atau
molekuler tetapi hanya satu kesatuan unit. Selain itu, sifat dapat timbul dari cacat struktural dan
material yang terbuat dari subunit kimia yang sama namun dengan kerusakan/cacat yang berbeda
dapat memiliki sifat yang berbeda. Hubungan antara struktur dan sifat ini dapat digunakan untuk
mendefinisikan “material” dan membedakannya dari “bahan kimia”. Contoh dari material semacam
itu adalah Ca2SiO4 yang sifatnya bergantung pada struktur kristal detilnya: β-polimorf bereaksi
dengan air dan mengeras untuk membentuk beton, sedangakan -polimorf tidak bereaksi dengan air.
Seluruh industri bangunan bergantung pada pengaturan kemasan ion-ion Ca2+ dan SiO4 4-
yang
terperinci dalam komponen semen. Hal ini dapat dibandingkan dengan molekul asam benzoat, yang
merupakan bahan kimia yang sifatnya berkaitan dengan susunan bahan kimianya.

10 | P a g e
Karakterisasi Kimia Material
Beberapa Fitur Utama
Membangun definisi material, hal ini mungkin untuk mengembangkan sebuah pendekatan terhadap
praktik kohesif yang disebut “kimia material” dengan membangun beberapa aspek penting.
 Berorientasi pada aplikasi atau keingintahuan
Banyak kimia material dimotivasi untuk menemukan dan mengembangkan material yang dapat
dimanfaatkan untuk aplikasi yang diinginkan. Sementara hal ini adalah faktor pendorong
esensial, hal ini juga kebutuhan untuk mengembangkan hubungan struktur-sifat yang penting
untuk kemajuan lebih lanjut. Ahli kimia dapat menghasilkan material baru sebelum aplikasi
potensial mereka dipahami. Ilmu harus mencakup kemampuan untuk mensintesis, mempelajari,
dan menilai material baru.
 Strukural, fungsional, atau biological
Saat ini, karya banyak ahli kimia material difokuskan untuk memproduksi material perangkat
fungsional dan ilmu sering dipandang sebagai difokuskan pada produksi material dengan fungsi-
listrik, optik, atau magnet. Produksi material struktural seperti paduan, komposit, dan plastik
dilihat secara tradisional sebagai bidang ilmuwan material. Ilmu polimer tidak selalu terhubung
secara historis dengan kimia material lainnya, terutama karena jumlah dan kekuatan jurnal yang
dikhususkan untuk kimia makromolekul sendiri. Namun, dengan berkembangnya polimer
konduktor, kimia material dan komunitas ilmu polimer tersebut berpindah bersamaan.
Pengembangan material nanostruktur dan material smart baru juga menyatukan masyarakat dan
membawa ilmu pengetahuan terlibat dalam material fungsional dan struktural bersama-sama.
Material kimia meliputi material struktural dan fungsional. Sifat struktural seperti kekuatan atau
fleksibilitas harus dianggap sebagai jenis fungsionalitas. Fakta bahwa ahli kimia saat ini lebih
tertarik pada jenis fungsi lainnya yang mungkin berubah dimasa depan dan tentunya, perluasan
yang besar dibidang material biologi diantisipasi.
 Perancangan dan pengolahan material
Konsep desain sangat penting dalam menentukan karyawa kimiawan material. Daripada
menyelidikai sifat murni, kimiawan material mencoba memanipulasi proses sintetis untuk
menghasilkan fungsi yang diinginkan. Hubungan antara metode sintesis dan disain akhir produk
sangat penting bagi kimiawan material
 Karakterisasi dan analisis
Teknik karakterisasi penting untuk pekerjaan semua ahli kimia. Namun, sementara banyak ahli
kimia terutama yang berkepentingan dengan karakterisasi struktur kimia atau molekul, kimiawan
material sering tertarik untuk melihat struktu disemua tingkat, mulai dari cacat dan skala sel
satuan hingga struktur nano, meso dan mikro. Mikroskopi dalam segala bentuknya dari optik
11 | P a g e
keelektron dan penyelidikan singkat penting dalam karya ahli kimia material. “analisis” dapat
berupa analisis teoritis atau pemodelan struktur elektronik dan/atau molekul/kristal material dan
bahkan interaksi yang terjadi bila molekul hadir dalam padatan atau media lain. Dengan cara ini,
wawsan penting dapat diperoleh mengenai struktur/ hubungan sifat makroskopik suatu material.

APA KIMIA ITU BUKAN MATERIAL?


Mungkin disepakati bahwa apabila mensintesis zat kimia baru dalam bentuk nano atau
mikroskopik bukanlah kimia material tetapi hanya sintesis kimia. Agar dapat dianggap sebagai kimia
material perlu ada unsur aplikasi, fungsi, atau desain. Misalnya, dalam kasus “nano material”, harus
ada beberapa indikasi sifat khusus atau potensial yang dihasilkan secara langsung atau tidak langsung
dari ukuran kecil dan rasio permukaan ke-volume ynag sangat tinggi dari substansi. Bekerja pada
material baru yang terkait dengan sifat tertentu harus disertakan sebagai kimia material karena ahli
kimia mungkin menghasilkan jenis material baru dengan sifat yang sebelumnya tidak dikenal yang
mengarah ke aplikasi yang tidak terbayangkan.
Penelitian kimia (non-material) diarahkan untuk membangun pemahaman kita tentang ilmu kimia
itu sendiri, tentang bagaimana materi disusun, berinteraksi, dan bagaimana sifat mendasar yang
muncul. Hal ini juga sangat tepat berkaitan dengan sintesis dan identifikasi kumpulan atom yang sama
sekali baru dalam bentuk molekul dan padatan yang mungkin ternyata tidak dikenali perilakunya.
Selain itu, penelitian kimia (non material) cenderung berfokus pada reaktivitas, yang menjadikannya
sumber daya vital untuk industri kimia, baik farmasi maupun petrokimia.
Tak dapat dihindarkan lagi, ada perdebatan saat mereka mendefinisikan subdisiplin kimia material.
Apakah katalisis dianggap sebagai bagian dari bidang ini? Katalisis homogen tentu saja tidak sesuai
dengan definisi diatas (kecuali “katalisis homogen” dibuat bagian dari struktur yang lebih besar untuk
membuatnya dapat diperoleh kembali dari medium reaksi cair, namun tetap cukup bertindak untuk
berfungsi seperti pada larutan), namun banyak orang, dan setidaknya beberapa jurnal dibagian
tersebut, mempertimbangkan desain katalis heterogen baru untuk menjadi bagian dari kimia material.
Contoh lainnya adalah “material energik”, yaitu zat yang dirancang untuk mengalami dekomposisi
cepat dengan kekuatan peledak. Makalah tentang topik ini dapat ditemukan dibeberapa jurnal kimia
material, walaupun pertanyaan tentang apakah hasil kepentingan dari masing-masing molekul yang
menyusun “material” dalam bentuk aktifnya atau dari kumpulan molekul tidak memiliki jawaban
yang jelas.
Ada bagian lain yang bida diperdebatkan, seperti sintesis kimia dari material pendahulu itu sendiri
dan dimana fokusnya adalah pada metodologi sintetis yang bertentangan dengan produk material.
Contohnya adalah precursor kimia uap (CVD), pengembangan metode baru untuk sintesis polimer
[misalnya, penambahan metatesis (ADMET) polimerisasi), atau sintering keramik.
12 | P a g e
Pendefinisian
Suatu definisi sebelumnya disarankan pada tahun 1992 dalam sebuah artikel oleh salah satu
anggota WG dalam Buletin Penelitian Material Society [14], dan kemudian dalam sebuah bab dari
sebuah buku tentang kimia material [15], yang telah digunakan oleh jurnal, kimia material, yaitu:
Kmia yang berkaitan dengan (atau diarahkan pada [15]) persiapan, pengolahan dan analisis material

Sejumlah definisi kimia material dapat ditemukan disitus-situs departemen kimia universitas.
Beberapa contoh diberikan dibawah ini.

Cabang kimia yang ditujukan untuk persiapan, karakterisasi dan pemahaman zat/sistem yang memiliki
beberapa fungsi tertentu yang berguna (atau fungsi yang berpotensi berguna). Universitas Wiscosin

Kimia material melibatkan sintesis dan studi material yang memiliki sifat elektronik, magnetik, optik dan
mekanik yang menarik dan berpotensi berguna. Universitas Washington

Kimia material adalah disiplin yang relatif baru yang berpusat pada sintesis rasional material fungsional
baru dengan menggunakan beragam metode sintetis yang ada dan yang baru. Universitas Oregon

Kimia material berbeda dari penelitian kimia klasik karena umumnya berkaitan dengan interaksi yang
timbul dari pengorganisasian molekul, polimer, dan gugus dengan skala panjang melebihi dimensi molekul
kecil yang kahas (nanometer sampai sentimeter). Institut Teknologi Massachusetts

Selain itu, definisi berikut disarankan di Workshop:


Kimia material adalah kimia dari perancangan, sintesis dan karakterisasi kumpulan molekul yang sifatnya
timbul dari interaksi diantara keduanya.

Kimia material adalah pemahaman, sintesis, pengolahan dan eksploitasi senyawa atau zat dalam bentuk
kumpulannya.

Kimia material adalah sintesis, pengolahan, karakterisasi, pemahaman dan eksploitasi senyawa yang
memiliki sifat dan aplikasi bermanfaat atau berguna.

Kami mengusukan bahwa, dalam publikasi dimana definisi diperlukan, working definition, berikut
digunakan:
Material kimia terdiri dari penerapan kimia terhadap desain, sintesis, karakterisasi, pengolahan,
pemahaman dan pemanfaatan material, teruatama yang memiliki sifat fisik yang berguna atau berpotensi
berguna.
13 | P a g e
Definisi yang diusulkan ini mengacu pada definisi yang ada untuk istilah “kimia” dan “material”,
sambil mengakui bahwa “material” yang selama ini (dan cenderung ke masa depan) sangat menarik
perhatian para praktisi kimia material umumnya yang memiliki sifat tertentu, misalnya mekanis,
elektrik, optik, dan lain-lain yang membuat mereka berguna, atau berpotensi berguna, dalam arti
fungsional. Dengan demikian, kata kunci “berguna” dan “sifat” ditambahkan untuk mendefinisikan
“material” yang paling mungkin menjadi subjek penyelidikan dibidang ini dan juga kenyataan bahwa
fungsionalitas, atau prospek fungsionalitas, merupakan hal utama pengemudia untuk penelitian dan
pengembangan dilapangan.

Material Kimia di IUPAC


Hal ini sangat jelas bahwa kimia material memiliki dampak dan memerlukan masukan dari
banyak divisi tradisional ilu kimia (fisik, organik, anorganik, makromolekul, dan lain-lain) seperti
yang didefinisikan oleh IUPAC. Kimia material dapat juga dikatakan bahwa kegunaan dan
kepentingannya baik untuk sains dan industri memiliki status yang lebih menonjol dan struktur
IUPAC. Saat ini, kepentingan subjek diawasi oleh Sub-Komiter Interdivisional Kimia Material, yang
secara formal ditempatkan dibawah Divisi Kimia Anorganik. Kami berpendapat bahwa pengaturan
ini tidak lagi merespon secara memadai terhadap ukuran dan jangkauan komunitas kimia material,
yang mencakup berbagai material dan disiplin ilmu.
Proyek WG mengemukakan bahwa IUPAC mengatasi kekurangan saat ini dengan membentuk
Komite Antar Divisi yang akan berkerja sama dengan semua Divisi IUPAC untuk mengembangkan
dan mensponsori proyek-proyek baru khususnya dibidang pendidikan kimia, nomenklatur,
terminologi, kesehatan dan keselamatan kerja, dll. Hal ini juga akan meningkatkan kepentingan saat
ini dan masa depan kimia material ke komunitas kimia Internasional.

14 | P a g e
REFERENSI
1. <http://dgr.rints.com/>.
2. <http://www.materials.ac.uk/guides/chemistry.asp>.
3. <http://www.chem.wisc.edu/content/materials-chemistry>.
4. B. D. Fahlman. Materials Chemistry, XI, Springer (2007).
5. H. R. Allcock. Introduction to Materials Chemistry, John Wiley, New York (2008).
6. <http://www.mrs.org/s_mrs/sec_subscribe.asp?CID=2488&DID=140481&action=detail>.
7. <http://pubs.acs.org/journals/cmatex/index.html>.
8. <http://pubs.acs.org/4librarians/isi/matsci.html>.
9. <http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_chemistry>.
10. J. Simpson, E. Weiner (Eds.). The Oxford English Dictionary (20-volume set) (Vols. 1–20)
(1989); online edition <http://www.oed.com/>.
11. Concise Oxford English Dictionary, 11th ed. revised, Oxford Dictionaries (2008).
12. Webster’s New College Dictionary,3rd ed. (2008).
13. (a) M. Cohen (Ed.). Mater. Sci. Eng. 37, 1 (1974); (b) M. B. Bever. Encyclopaedia of Material
Science and Engineering, Vol. 1, Pergamon Press, Oxford; MIT Press, Cambridge, MA (1986).
14. L. V. Interrante. “Materials Chemistry: A New Subdiscipline?”, MRS Bull., January, p. 4 (1992).
15. L. V. Interrante, M. Hampden-Smith. “Introduction to Materials Chemistry”, Chap. 1 in
Chemistry of Advanced Materials: An Overview, L. V. Interrante, M. Hampden-Smith (Eds.),
Wiley-VCH, New York (1998).

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai