Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN DASAR

Kewirausahaan

Dosen Pengampu

Arief Setiawan,

Disusun Oleh:

Ayu Fatmawati 20161113001 Rina Hardiana 20161113023

Siti Hatijah 20161113004 Frisha Dwi Triandini 20161113024

Salimatu Zuhdiyyah 20161113008 Cholifatul Chasanah 20161113025

Oki Safitri 20161113010 Tri Agustina 20161113033

Vinda Nurulita Dahwan 20161113019 Ahmad Fauzy 20161113038

Ana Novia Rahmah 20161113022 Agnes Anjani 20161113039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Tahun 2018/2019
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pemerhati kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan
Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta
lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang
diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada
ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan
untuk menciptakan pekerjaan. Ciputra (dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009)
menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan
bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari
usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”. Pendidikan harus dijalankan dengan
kreatif. Pendidikan kewirausahaan harusnya membekali mahasiswa untuk mandiri dan
tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika yang bersangkutan menyelesaikan
studinya. Hal ini menurut Bob Sadino (di Jakarta, 18 Nopember 2008) sebagai
dampak dari sistem pendidikan Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan
prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan sesuatu.
Untuk menumbuhkan jiwa kewirusahaan dalam diri mahasiswa, karenanya
pada setiap jurusan dibekali pembeljaran kewirausahaan. Diharapkan dengan adanya
SKS untuk kewirausahaan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri
mahasiswa sehingga lulusan sarjana tidak hanya sebagai pencari kerja namun juga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih
mengetahui definisi, tujuan, manfaat, dan karakteristik dari kewirausahaan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan?
2) Apa sajakah tujuan dan manfaat kewirausahaan?
3) Apakah karakteristik dari kewirausahaan?
4) Bagaimanakah keberhasilan dan kegagalan suatu usaha?
5) Bagaimanakah cara menanamkan dan membentuk kewirausahaan di kampus?
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Kewirausahaan


Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk menciptakan
nilai tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Peter F.Drucker (1994)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
Thomas W. Zimmerer (1996;51) mengungkapkan bahwa
kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam
kehidupan seharihari. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan
tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Salim Siagian (1999) mendefinisikan: Kewirausahaan adalah
semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang
positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha
mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta
menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan
cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas
dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Sedangkan menurut Suryana, dalam bukunya kewirausahaan (2003)
ilmu kewirausahaan berasal dari ilmu dalam bidang perdagangan. Namun
kemudian dikembangkan dalam bidangbidang lain yakni bidang industrri,
pendidikan, kesehatan, lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lain-lain
Jose Carlos Jorillo-Mosi (dalam Mutis, 1995:18) mendefinisikan
kewirausahaan sebagai seorang yang merasakan adanya peluang, mengejar
peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan yang percaya bahwa
kesuksesan merupakan suatu hal yang bisa dicapai.
Sedangkan Geoffrey G. Meredith et. al (1992:5) mengatakan bahwa :
“Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat
dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan sukses “. Kesuksesan dari seorang
wirausaha selalu tidak terpisahkan dari kreativitas dan inovasi. Inovasi tercipta
karena adanya daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan
untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Kreativitas
merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan, karena lingkungan
cepat sekali berubah. Untuk dapat memberikan respon/tanggapan terhadap
perubahan, manusia harus kreatif.
Stephen Covey dalam bukunya First Things First (dalam Mutis,
1995:2) mengungkapkan empat sisi potensial yang dimiliki manusia, yaitu
sebagai berikut ini ; a) sikap awareness, sikap mawas diri; b) Conscience,
mempertajam suara hati supaya menjadi manusia berkehendak baik, serta
memiliki misi dalam hidup ini; c) Independent will, pandangan independen
untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi; dan d) Creative
imagination, berfikir transenden dan mengarah ke depan/jangka panjang untuk
memecahkan aneka masalah dengan imajinasi, khayalan serta memacu
adaptasi yang tepat. Wirausaha adalah mereka yang mampu melakukan
aktualisasi dari keempat sisi potensial itu secara tepat dan berkelanjutan.
Edward De Bono dalam bukunya berjudul Serious Creativity (dalam
Mutis, 1995 : 2), antara lain mengatakan bahwa salah satu faktor yang
menentukan suksesnya perusahaan adalah kemampuannya mengelola asset
utamanya. Asset utama tersebut dapat berupa posisi pasar, orang-orang yang
berkualitas, sistem distribusi, kemampuan teknis (hak paten), merk, dan
sebagainya. Kegunaan lainnya dari pemikiran kreatif berhubungan secara
langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai serta penemuan peluang.
Menurut A. Roe (dalam Mutis, 1995 : 6), manusia kreatif mempunyai
ciri-ciri; Keterbukaan pada pengalaman, melihat sesuatu dengan cara yang tak
biasa, keingintahuan, menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya
berlawanan, dapat menerima perbedaan, independen dalam pertimbangan
pemikiran dan tindakan, membutuhkan dan menerima otonomi, percaya pada
diri sendiri, tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok, mau
mengambil resiko yang telah diperhitungkan, dan tekun.

2.2 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan


2.2.1 Tujuan Kewirausahaan

Berikut adalah tujuan dari kewirausahaan diantaranya:


 Meningkatkan jumlah wirausaha yang bekualitas
 Menumbuhkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat
 Membudayakan semangat, sika, prilaku dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan
unggul
 Mewukudkan kemampuan dan kemantapan para wirausahawan untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

2.2.2 Manfaat Kewirausahaan

Manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:


 Sebagai penggerak pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan
 Menambah daya tamping tenanga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran
 Memberi contoh bagaiamana harus bekerja keras, tekun dan
mempunyai prbadi yang patut diteladani
 Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri,
dispilin, tekun, dan jujur dalam menghadapi pekerjaan

Thomas W.Zimmerer et al (2005) merumuskan manfaat berwirausaha


sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib
sendiri.
2. Memberi peluang melakukan perubahan : Pebisnis menemukan
cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap
berbagai masalah ekonomi dan social dengan harapan akan
menjalani kehidupan yang lebih baik
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya :
Memiliki usaha sendiri memberikan kekuasaan, kebangkitan
spiritual dan membuat wirausaha mampu mengikuti minat atau
hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya
Menurut Alma (2008) manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
 Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
 Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan
sebagainya.
 Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai
seorang wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak
merugikan orang lain.
 Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak
melupakan perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan.
 Selalu menghomati hukum dan peraturan yang berlaku,
berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.
 Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dalam bidang
pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.
 Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin,
jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan.
 Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros.
 Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan
maupun kebersihan lingkungan
2.3 Karakteristik Kewirausahaan
a. Desire for Responsibility : Seorang wirausahan memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya
b. Preference for Moderate Risk : Wirausaha lebih memilih resiko yang
moderat, menghindarinresiko rendah dan resiko tinggi
c. Confidence : Wirausaha memiliki kepercayaan akan kemampuan
dirinya sendiri untuk bisa berhasil.
d. Desire for Immediate Feedback : Seorang wirausaha selalu
menghendaki adanya umpan balik sesegera mungkin.
e. High Level of Energy : Seorang wirausaha memiliki semangat yang
tinggi dan selalu bekerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
f. Future Orientation : Wirausaha selalu berorientasi ke masa depan,
memiliki perspektif dan berwawasan jauh ke depan
g. Skill at Orginizing : Wirausaha memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai rendah.
h. Value Achievement Over Money : Wirausaha selalu menilai prestasi
dengan uang.

2.4 Keberhasilan dan Kegagalan Suatu Usaha


Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan
tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada di
dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan.
Menurut Suyanto keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh
berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari
setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai
ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan (Chamdan, 2010)
kegagalan adalah tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu
berarti, ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan. Maksudnya,
tidaklah dapat seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana
seseorang tersebut tidak memiliki target yang diharapkan (Mono, 2013).
Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berusaha. Statistik
membuktikan hampir 50% usaha pemula mengalami kegagalan, terutama di
lima tahun pertama memutar roda usaha.Namun demikian kegagalan bisa
menjadi tonggak awal menuju sukses. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan
dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa
kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan
kita untuk tidak pernah menyerah. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari
kesalahan dan lebih mapan pengalaman sehingga keberhasilan dapat tercapai.
A. Keberhasilan Usaha
1) Prinsip Dasar Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dipengaruhi oleh 5 hal, antara lain :
• Percaya dan yakin usahanya dapat dilakukan
• Menerima gagasan baru dalam dunia usaha
• Instropeksi diri
• Mendengar saran orang lain
• Bersemangat dan bergaul

2) Syarat Keberhasilan Usaha


Para wirausaha yang berhasil dan ingin berkembang didalam usahanya
adalah mereka yang mempunyai persyaratan tertentu, diantara:
• Memiliki kepribadian unggul didalam usahanya
• Mengenal diri sendiri
• Mengetahua dan memperhatikan hambata-hambatan yang ada serta
hambatan yang mungkin terjadi
• Mempunyai keahlian khusus
• Memiliki kekayaan mental, spiritual dan material
• Kemauan dan kesediaan untuk belajar dan bekerja prestatif

3) Kunci Keberhasilan Dalam Usaha


 Kunci keberhasilan wirausahawan di dalam mengelola usahanya dapat
diperoleh dari berbagai kegiatan, diantaranya :
• Kegiatan usaha melalui diri sendiri
• Kegiatan usaha melalui kerjasama dengan orang lain
• Kegiatan usaha sebagai karyawan
 Kunci keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
adalah :
• Bersyukur, jujur, dan adil
• Berpandangan luas jauh ke depan
• Bersikap ramah tamah dan sabar
• Bekerja prestatif, ulet, giat, dan rajin
• Tidak merugikan orang lain
 Keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan dalam mengelola
usahanya dapat juga terletak pada:
• Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya nyata
• Keberanian untuk berinisiatif
• Kecakapan dan keahlian
• Kreatifitas dan percaya diri
• Pengalaman dan pendidikan
4) Faktor-faktor Keberhasilan Usaha
 Faktor-faktor keberhasilan dalam usaha
• Perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan
dengan baik
• Visi, misi dan dedikasi yang tinggi dari usahanya
• Komitmen yang tinggi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan
prestasi
• Dana yang cukup
• SDM (Sumber Dana Manusia) yang handal
• Manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
• Faktor eksternal dan internal berupa peningkatan permintaan
barang/jasa
• Keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha
• Kecocokan minat terhadap barang usaha
• Kebutuhan konsumen yang terpuaskan
• Sarana dan prasarana sebagai penunjang usaha

 Faktor-faktor lainnya:
• Faktor keuntungan
• Faktor fasilitas dan kemudahan
• Faktor teknis dan permodalan
• Faktor pemasaran dan penjualan
• Faktor tenaga kerja dan bahan baku
• Faktor persaingan dan resiko
• Faktor manajemen dan pengalaman

 Faktor-faktor pendukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai


berikut :
• Faktor manusia
• Faktor keuangan
• Faktor organisasi
• Faktor perencanaan
• Faktor mengatur usaha
• Faktor pemasaran
• Faktor administrasi
• Faktor fasilitas pemerintah
• Catatan bisnis, meliputi :
 Neraca  Pemasaran dan penjualan produk
 Laporan laba/rugi  Para pesaing dan mitra bisnisnya
 Perubahan modal usaha  Para pelanggan dan konsumen
potensial
 Banyaknya karyawan perusahaan  Banyaknya produk persediaan
 Pasar yang dituju 

B. Kegagalan Usaha
1. Analisis Kegagalan Usaha
Apabila seorang wirausaha mempunyai jiwa kewirausahaan, maka dia
akan memandang masalah kegagalan dalam usahanya dengan arief bijaksana
dan positif. Keagagalan dalam usaha harus dihadapi dengan :
• Tidak berputus asa
• Kegagalan harus dipandang sebagai guru untuk mendapatkan kemajuan yang
lebih baik
• Penuh ketabahan, keberanian, keimanan dan penuh kepercayaan
• Konsentrasi pikiran dan penuh keyakinan terhadap keberhasilan usahanya

a. Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam usaha :


• Perasaan takut usahanya disaingi orang lain
• Perasaan diri sendiri menganggap lebih super dari orang lain
• Kepribadian bersifat negatif
• Tidak mempunyai keyakinan untuk sukses dalam usahanya
b. Mengidentifikasi kegagalan usaha :
• Kebiasaan menunda waktu
• Ketekunan dan ketaqwaannya kurang
• Kepribadian negatif
• Kebiasaan boros
• Kebiasaan hati-hati berlebihan

2. Faktor-faktor Kegagalan Usaha


Pada umumnya kelemahan dan kegagalan usaha justru terletak pada
pemimpin, pemilik dan pengelola perusahaan itu sendiri. Para wirausahawan
tidak berusaha mengembangkan diri sendiri dengan mempelajari pengetahuan
teknologi baru. Mereka juga kurang tanggap terhadap adanya perubahan-
perubahan perkembangan di dalam masyarakat dan di dalam perusahaan.
a. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan kegagalan dalam pencapaian tujuan
usaha/bisnis adalah :
• Kepribadian yang bersifat negatis
• Perasaan takut disaingi orang lain
• Anggapan diri sendiri lebih super dan merasa lebih berhasil daripada
orang lain
b. Berbagai kelemahan di dalam usaha atau bisnis, adalah :
• Tidak/jarang mempunyai perencanaan usaha tertulis
• Tidak memiliki pendidikan yang relevan
• Tidak berorientasi ke masa depan
• Kurang spesialisasi
• Jarang mengadakan inovasi
• Tanpa pembukuan yang teratur
• Tidak mengadakan analisis pasar
• Kurang pengetahuan hukum dan peraturan
• Kurang mempelajari ilmu moderen
• Cepat puas diri
• Jarang melakukan pengkaderan

2.5 Menanamkan dan Membentuk Kewirausahaan di Kampus


Kewirausahaan dapat diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan. “...
entrepreneurship has models, processes, and case studies that allow the topic
to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko & Hodgetts, 2007:
34).
Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia pada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan
berbagai program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan
Cooperative Education (Co-op) yang diluncurkan beberapa saat setelah
pencanangan Presiden tersebut, telah banyak menghasilkan alumni yang
terbukti lebih kompetitif di dunia kerja. Hasil-hasil karya invosi mahasiswa
melalui PKM potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial menjadi
sebuah embrio bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah diujicobakan di beberapa perguruan tinggi, antara
lain sebagai berikut.
 Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas/jurusan tertentu
saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama untuk
mengalokasikan SKS guna menyajikan matakuliah ini. Perlu dicari
suatu kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan
kuliah kewirausahaan di semua jurusan/prodi yang ada. Komitmen dan
dukungan top leader di PT sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal
ini.
 Kuliah Kerja Nyata-Usaha Mahasiswa sebagai calon wirausahawan
masih perlu dibekali kemampuan, keterampilan, keahlian manajemen,
adopsi inovasi teknotogi, keahlian mengelola keuangan/modal maupun
keahlian pemasaran melalui pengalaman langsung dalam dunia usaha.
KKN yang diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini akan sangat
bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih mengenal praktik
kewirausahaan secara langsung. Sayangnya ujicoba program ini tidak
berlanjut pada desiminasi konsep penyelenggaraannya.
 Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (Job-Placement
Center) Program yang sudah berjalan melalui bantuan US-AID dan
HEDS di Wilayah Indonesia Barat akan terus dikembangkan ke
perguruan tinggi lain. Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja
(KBPK) ya dikembangkan dari Pusat Konsultasi bagi pengusaha kecil
dan menengah merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan
pelayanan kepada alumni Perguruan Tinggi yang beminat menjadi
pengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telah berkecimpung dalam
dunia usaha. KBPK mendidik staf pengajar memperoleh pengalaman
praktis dalam dunia usaha dengan cara memberikan konsultasi kepada
pengusaha kecil dan menengah. KBKP juga membuka akses untuk
sumberdaya bahan baku, pasar, sumberdaya keuangan, sumberdaya
informasi, serta membangun jaringan kerja untuk meningkatkan sinergi
antar pengusaha kecil dan menengah. Program ini tidak sepenuhnya
berlanjut karena alasan sumber daya manusia yang relatif terbatas.
 Magang Kewirausahaan
Melalui Program Penerapan Iptek/Vucer bagi pengusaha kecil/industri
kecil dan koperasi yang telah berjalan selama ini. Program Magang
Kewirausahaan merupakan kegiatan mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman kerja praktis pada usaha kecil dan menengah termasuk
melakukan identifikasi permasalahan, analisis dan penyelesaian
permasalahan dan manajemen, pemasaran, serta teknologi. Magang
Kewirausahaan adalah kegiatan di mana mahasiswa benar-benar
bekerja sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau menengah. Magang
juga menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara
Perguruan Tinggi dengan usaha kecil menengah. Di samping itu, Staf
pengajar yang menjadi pembimbing mahasiswa memperoleh manfaat
dalam hal pengalaman praktis wirausaha dan akses kepada kalangan
usaha kecil dan menengah. Sayangnya program ini tidak berlanjut.
Dana dan komitmen Ketua Jurusan sebagai salah satu penyebabnya.
 Karya Alternatif Mahasiswa
Dalam berwirausaha produk/komoditi yang diperdagangkan adalah inti
dari denyut perdagangan itu sendiri. Setiap produk sejenis akan
bersaing dalam kualitas yang meliputi unjuk kerja, keandalan
(reliability) dan kekuatan (robustness) serta kemudahan
pengoperasiannya (user friendly). Persaingan tersebut pada hakekatnya
adalah persaingan teknologi yang diterapkan dalam kemasan yang
menarik serta harga yang lebih murah sebagai hasil penelitian dan
pengembangan. Melalui kegiatan Karya Alternatif Mahasiswa (KAM)
para mahasiswa yang telah mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi dilatih dan didorong untuk menghasilkan suatu komoditi
yang diperlukan masyarakat. Prinsip yang perlu ditekankan dalam hal
ini adalah bahwa keterampilan menghasilkan produk harus dipadukan
dengan pemahaman bisnis yang minimal telah dimiliki mahasiswa
pesertanya. KAM diprioritaskan untuk diisi dengan aktivitas produktif
mahasiswa yang berpola khusus, sebagai bagian integral dari kegiatan
intra atau ekstra kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk
membekalinya dengan keterampilan menghasilkan produk dan
pengetahuan tentang bisnis rintisan.
 Inkubasi Wirausaha Baru Program inkubator di beberapa perguruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang bekerjasama dengan
Kantor Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil, akan
dikembangkan tidak hanya bagi pengusaha kecil, industri kecil atau
koperasi, tetapi juga mengikut sertakan mahasiswa/alumni dalam
penciptaan wirausaha baru. Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu
fasilitas yang dikelola oleh sejumlah staf terbatas dan menawarkan
suatu paket terpadu kepada pengusaha atau mahasiswa dan alumni
dengan biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu (2–3 tahun).
Paket terpadu tersebut meliputi:
- Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat dipakai
bersama;
- Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa
pendukung teknologi dan bisnis: sumberdaya teknologi dan
informasi, sumberdaya bahan baku, sumberdaya keuangan;
- Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen,
dan pemasaran;
- Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha;
- Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi secara
komersial.
Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas permasalahan
yang tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai. Dengan
latar belakang program rintisan tersebut di atas, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi tahun 2009 ini mengembangkan sebuah Program
Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) yang
merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-
op, dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa memasuki
dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para
mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untuk
memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang sedang dipelajarinya. Tujuannya membentuk softskill agar
mahasiswa berperilaku sesuai karakter wirausaha. Fasilitas yang
diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan magang,
penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan
usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung pencapaian visi-
misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui
penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM. Prosedur
operasional standar dari Program Mahasiswa Wirausaha meliputi
persiapan program; pembekalan dalam bentuk Diklat kewirausahaan,
magang ke UKM, dan penyusunan business plan; pendampingan dalam
hal star-up business dan business establishmen; dan Monev.
Mencermati program-program sebagaimana diurai di atas, pemerintah
dan pimpinan PT mempunyai peran penting dalam menumbuhkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa. Namun secara operasional terdapat terdapat
3 (tiga) unsur penting yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi adalah (1) mahasiswa, (2)
kurikulum, dan (3) dosen pembina kewirausahaan. Agar sistem budaya
kewirausahaan ini dapat di bumikan di perguruan tinggi, maka perlu
dilakukan mapping potensi dan permasalahan di sekitar ketiga unsur
tersebut.
• Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah
mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan
peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan
pembelajaran dan pembumian sistem budaya kewirausahaan ini, namun
sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas untuk menanamkam
jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. Hasil penelitian mengatakan
bahwa ada 3 faktor dominan dalam memotivasi sarjana menjadi
wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, dan faktor
kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor itulah yang membuat
mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihak
perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada para
mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan mendapatkan
beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup. Proses
penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa semakin
termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa
merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang
membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini. Motivasi
yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba
berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya
mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan
setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga
bisa membuka lapangan kerja kerja dan diharapkan dapat ikut
mengurangi jumlah pengangguran
• Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan
Tinggi. Kurikulum didesain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa. Di negara maju
pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang luar
biasa. Pengusaha-pengusaha baru ini telah memperkaya pasar dengan
produk-produk baru yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah
lahir sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan
lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa Timur, wirausaha ini
mulai bermunculan. Bahkan, di negeri China, yang menganut paham
komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan.
Universitas Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis, dan
menggantinya dengan mata kuliah kewirausahaan. Di luar negeri,
banyak universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa
pada matakuliah kewirausahaan yang terus meningkat. Pada umumnya
di perguruan tinggi yang ada di tanah air menyelenggarakan matakuliah
kewirausahaan, walaupun intensitas dan proporsinya mungkin berbeda
satu dengan lainnya. Berdasarkan pengamatan di beberapa PTN
didapati suatu kesimpulan bahwa tidak semua jurusan menyajikan
matakuliah atau pendidikan kewirausahaan sebagai matakuliah yang
berdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan yang menyajikan
matakuliah/pendidikan kewirausahaan, substansi materi yang disajikan
dalam mata kuliah kewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo,
2008).
BAB III

Penutup

Kesimpulan

1) Kewirusahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
2) Tujuan kewirausahaan adalah membudayakan semangat, sika, prilaku dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul. Manfaat
kewirusahaan adalah mengurangi penganggurn dan meningkatkan peluang untuk
membuka lapangan pekerjaan.
3) Karakteristik kewirusahaan adalah Desire for responsibility, Preference for moder-ate
risk. Entrepreneur ,entre-preneur, confidence in their ability to succeed, desire for
immediate feedback, highlevel of energy, future orientation.
Daftar Pustaka

Jannah, Mukhlishotul.2015.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Usaha. IAIN


Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Saragih, Rintan.2017. Membangun Usaha Kreatif, Inovatif Dan Bermanfaat Melalui


Penerapan Kewirausahaan Sosial. Fakultas Ekonomi, Uninversitas Methodist Indonesia

Siswoyo,Bambang.2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Di Kalangan Dosen Dan


Mahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Sukirman.2017. Jiwa Kewirausahaan Dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian


Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan. Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus

Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.Salemba
Empat.Bandung

Wibowo,Muladi.2011. Pembelajaran Kewirausahaan Dan Minat Wirausaha Lulusan Smk.


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik

Anda mungkin juga menyukai