Anda di halaman 1dari 14

USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan

Kabupaten Nunukan

BAB

6
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

6. 1 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1.1 JENIS KEGIATAN & TAHAPAN STUDI


Mengacu pada TOR yang diberikan , studi ini terbagi kedalam delapan jenis kegiatan
sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
1). Penentuan batas lokasi kawasan tambak non garam di Kabupaten Indramayu
2). Pengumpulan dan analisa data, informasi tentang kawsan tambak yang meliputi :
 Nama, luas , lokasi (Kabupaten/kecamatan/kelurahan) , demografi, letak geografis
(lintang dan bujur).
 Kondisi air (suhu, pH, kesadahan, kecepatan aruas, tingkat pencemaran , dan
parameter air lainnya)
 Potensi perikanan tambak (penyebaran dan tingkat pemanfaatan)
 Analisis prospek pengembangan investasi tambak secara makro
 Analisis fisik tata ruang kawasan tambak dan kajian tentang sosial mayrakat sekitar
kawasan tambak.
 Peluang pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan regional
 Kajian terhadap infrastruktur yang mendukung pengembangan kawasan tambak
 Rekomendasi / usulan bentuk-bentuk pengembangan kawasan tambak.
 Rekomendasi / usulan program pengelolaan pembangunan kawasan tambak.
 Pembuatan peta lokasi sebaran kawasan tambak didasarkan pada peta citra satelit.
3). Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Tambak di Kabupaten Indramayu yang
memuat berbagai informasi hasil analisis, rencana penataan dan stratagi pengelolaan.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-1


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

Gambar 6.1 Bagan Alir (Flowchart)

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-2


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

6.2 TAHAPAN PERSIAPAN


Sasaran utama kegiatan konsultan pada tahapan ini adalah untuk menentukan program
rencana kerja dan penugasan personil yang akan terlibat pada pekerjaan ini. Rincian
tahapan kerja yang tercakup dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.
6.2.1 PENGURUSAN ADMINISTRASI
Meliputi pengurusan surat-menyurat dan dokumen sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Jenis surat yang diperlukan pada tahap ini berupa surat tugas konsultan dan
surat pengantar dari pihak Direksi maupun Konsultan, yang ditujukan untuk instansi
terkait dan berwenang di wilayah studi. Pelaksanaan pengurusan administrasi
dimaksudkan untuk memudahkan kelancaran pekerjaan, terutama berkaitan dengan
pengumpulan data dan pekerjaan di lapangan.
6.2.2 KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Sebelum memulai kegiatan pekerjaan di lapangan, Konsultan melakukan koordinasi
dengan instansi pemberi tugas untuk menyamakan persepsi tentang maksud, tujuan dan
sasaran pakerjaan serta sebagai perkenalan dengan staf instansi/Pemda yang ditunjuk
oleh instansi pemberi tugas untuk turut terlibat dalam pekerjaan ini.
6.2.3 STUDI PUSTAKA
Studi Pustaka, berupa studi kepustakaan terhadap semua kegiatan dan investigasi di
bidang sumber daya air yang terdahulu. Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi karakteristik daerah, permasalahan yang dihadapi serta potensi
pengembangan dan perlindungan sumber daya airnya. Hasil studi ini dijadikan panduan
untuk menentukan sasaran program kunjungan lapangan pendahuluan serta sebagai
masukan dalam penyusunan rencana kerja secara menyeluruh dan terpadu.
6.2.4 PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Berdasarkan hasil kajian sebelumnya, ditetapkan rencana kerja lebih rinci, sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang diminta. Rencana kerja tersebut meliputi tahapan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan tujuan dan lingkup pekerjaan, durasi waktu pelaksanaan, dan
kondisi lapangan.
6.2.5 PENGUMPULAN DATA SEKUNDER DAN PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN
DISKUSI PENDAHULUAN

Laporan Pendahuluan merupakan bentuk laporan tahap awal, yang akan menjelaskan
kesiapan pihak konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan, yang
dituangkan dalam bentuk metodologi dan rencana kerja. Disamping itu, pada laporan ini
juga sudah disajikan hasil penelaahan data sekunder tahap awal, yang dituangkan dalam
bentuk konsep penilaian sesuai dengan spesifikasinya. Setelah Laporan Pendahuluan
selesai disusun, dilakukan Diskusi Laporan Pendahuluan dengan mengundang instansi
yang terkait untuk memperoleh masukan untuk lebih melengkapi Laporan dan Rencana
Kerja yang disusun.

A. Tahap Persiapan Survai


Persiapan survai merupakan langkah awal dari suatu perencanaan dan terdiri dari
kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-3


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

1. Persiapan Dasar

Pada tahap ini dihasilkan telaah keputusan berupa asumsi-asumsi, hipotesis-hipotesis


tentang kota yang direncanakan dengan terlebih dahulu melakukan telaah terhadap :

 Identifikasi Kondisi Kawasan Tambak

 Perlunya penataan dan pengembangan Kawasan Tambak.

2. Persiapan Teknis Survai

Pada tahap ini langkah-langkah yang diambil merupakan persiapan dalam melakukan
pengambilan data-data instansi maupun di lapangan yang terinci sebagai berikut :

 Pembuatan checklist data yang akan dicari

 Penyiapan daftar pertanyaan dan pengamatan lapangan mengenai keadaan eksisting


di wialyah perencanaan dan kelurahan/desa yang termasuk di dalamnya, serta
pertanyaan untuk instansi-instansi terkait.

 Pembuatan program kerja survai di lapangan

B. Tahap Kegiatan Survai

Tahap ini terdiri dari atas pokok-pokok kegiatan dan hasilnya yang berupa:

1. Survai Data Instansi

Merupakan kegiatan pengumpulan data dari instansi-instansi dan diharapkan dapat


menghasilkan uraian fakta serta informasi secara kuantitatif maupun kualitatif dalam
lingkup bagian wilayah kota dan kota secara keseluruhan. Data-data tersebut antara
lain meliputi:

 Data geografis dan batas-batas wilayah studi

 Kondisi fisik dasar wilayah Studi

 Kebijakan Tata Ruang di Kawasan Tambak

 Penggunaan lahan di wilayah studi

 Kependudukan di wilayah studi

 Kegiatan perekonomian di wilayah studi

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-4


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

 Potensi dan permasalahan yang dihadapi di wilayah studi

 Fungsi dan arah pengembangan wilayah studi

2. Survai Lapangan

Setelah mengadakan survei instansi, maka untuk menguji kebenaran fakta atas
informasi yang telah diperoleh, melengkapi informasi yang tidak dapat diperoleh di
instansi dan untuk mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan maka dilakukan
survai lapangan. Survei lapangan ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan:

 MELAKUKAN WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan terhadap penduduk, tokoh-tokoh masyarakat, instansi


pemerintah dan lain-lain yang berada di wilayah perencanaan untuk menggali
informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dari data instansi, terutama yang
berkaitan dengan aspirasi masyarakat. Adapun lampiran isian (kuesioner) untuk
wawancara dapat dilihat pada lampiran

 Melakukan tinjauan lapangan, berupa:

 pengamatan terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan secara keseluruhan maupun


terhadap daerah-daerah yang tertentu yang diperkirakan mempunyai masalah khusus
atau dapat memberi dampak pada kegiatan/daerah lainnya;

 pengamatan terhadap pola tambak yang berkembang di wilayah studi serta aktivitas
kegiatan penduduknya.

Data-data yang dapat diperoleh dari survai lapangan ini antara lain:

- Data fisik dasar, meliputi keadaan topografi, daya dukung ruang,


hidrologi/sumber-sumber air untuk wilayah studi.

- Data mengenai aspek kependudukan

- Data yang berhubungan dengan lahan karakteristik penggunaan ruang, dan


sarana dan prasarana dasar

- Data mengenai ketersediaan fasilitas dan utilitas umum, khususnya yang


mendukung perumahan dan permukiman, seperti jaringan air bersih, jaringan
telekomunikasi, jaringan listrik, jaringan jalan, fasilitas sosial, fasilitas
peribadatan, fasilitas ekonomi, fasilitas kesehatan dan sebagainya.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-5


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

C. Tahap Kompilasi Data

Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian data, tabulasi data dan pengelompokkan
data sesuai dengan maksud dan tujuan yang diperlukan dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Tambak di Kabupaten Indramayu. Hasil dari tahap kegiatan
ini adalah rumusan data yang tersaji berdasarkan sistematika yang dilengkapi dengan
tabel, angka, diagram dan peta-peta yang mudah untuk diinterpretasikan dan siap untuk
dianalisis.

Jenis data hasil survai tersebut disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

1. Inventarisasihukum dan peraturan perundang-undangan dibidang terkait


pengembangan kawasan tambak.

2. Inventarisasi hukum dan peraturan perundang-undangan untuk kawasan pesisir


pantai

3. Inventarisasi data dan informasi keruangan pada wilayah studi:

 Fisik dasar

 Sosial-budaya

 Ekonomi wilayah

 Faslilitas dan utilitas

 Potensi sumbar daya alam

 Rencana tata ruang wilayah

 Kondisi eksisiting tambak

D. Analisis

Tahap ini merupakan kegiatan penilaian terhadap informasi berbagai keadaan hasil survai
yang dilakukan berdasarkan pendekatan analisis perencanaan kawasan. Penilaian yang
dilakukan dalam tahap ini adalah:

 Kajian pembagian peran :

o Pemerintah pusat

o Pemerintah provinsi

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-6


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

o Pemerintah kabupaten/kota

 Kajian kebijakan untuk kawasan pesisir dan kebijakan untuk pengembangan tambak

 Identifikasi dan profil kawasan tambak:

o Analisis fisik dasar

o Analisis sosial-budaya

o Analisis ekonomi wilayah

o Analisis faslilitas dan utilitas

o Analisis potensi sumbar daya alam

 Analisis kebutuhan rumah dan sarana-prasarana pendukung

o Analisis jumlah penduduk

o Standar-standar teknis pengembangan tambak

o Standar-standar kebutuhan sarana dan prasana penunjang

 Analisis karakteristik kawasan pesisir

E. Tahap sosialisasi

Merupakan tahapan untuk mensosialisasilkan program-program yang akan dilaksanakan


pada wilayah studi dan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya
program penataan ruang kawasan tambak di Kabupaten Indramayu.

F. Tahap Penyusunan Model

Merupakan tahap akhir dari pekerjaan teknis penyusunan Tata Ruang Kawasan Tambak
di Kabupaten Indramayu.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-7


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

6.3 EVALUASI DATA AWAL, SORTASI DATA DAN PETA SERTA PENAJAMAN
PERMASALAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN TAMBAK KABUPATEN
INDRAMAYU
Data sekunder lainnya didapatkan dengan melakukan koordinasi terhadap instansi terkait,
seperti Bappeda, BPN, Dinas Kehutanan, BMG, Departemen Pertanian, di Kecamatan
masing-masing , Dinas Pengairan dan Instansi Terkait lainnya. Data-data yang
dikumpulkan antara lain adalah :
 Peta Topografi skala 1: 50.000
 Peta Geologi
 Peta kesesuaian lahan skala 1 : 50.000
 Peta Tata Guna Lahan
 Data Kualitas Air
 Data Hidrologi dan Klimatologi
 Data Agronomi
 Data Lingkungan
 Data Potensi Air Permukaan
Disamping data-data tersebut di atas juga dikumpulkan data :
 Data Sosial Ekonomi & Kependudukan.

Meliputi data jumlah dan distribusi penduduk disetiap kecamatan, fasilitas


infrastrukstur, perekonomian penduduk, pola penggunaan lahan, sarana & prasarana
pada DAS terkait dan lain-lain. Data didasarkan kepada data statistik kecamatan yang
diperoleh dari Kantor Kecamatan dan Biro Pusat Statistik. Data ini berguna untuk
proyeksi dan memperkirakan pengaruh masyarakat dalam pemeliharaan daerah
konservasi di sekitar daerah aliran sungai pada setiap kelurahan/Pekon, kecamatan
yang ada saat ini serta proyeksinya di masa mendatang.
 Data & Peta Tata Guna Tanah, RTRW & RUTR.

Informasi pola penggunaan lahan eksisting selain didasarkan kepada data


penggunaan tanah dari kantor kecamatan juga dikonfirmasikan dengan peta tata
guna tanah yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional. Sedangkan rencana
pemanfaatan lahan dimasa mendatang didasarkan kepada Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Bappeda Propinsi serta Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Bappeda
Kabupaten Indramayu.

Data ini berguna untuk memproyeksikan kebutuhan air dan arah daerah pelayanan.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-8


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

 Data Kegiatan Perekonomian.

Meliputi data yang erat kaitannya dengan penataan ruang tambak , perikanan,
industri dan lain-lain. Data ini juga berguna dalam memproyeksikan kebutuhan air
untuk berbagai keperluan diluar kebutuhan rumah tangga.

6.4 PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN TAMBAK

6.4.1 PERENCANAAN KAWASAN DAERAH MILIK SUNGAI (DMS)


Daerah milik sungai (DMS) adalah daerah bebas yang termasuk dalam penguasaan dan
kepentingan sungai, DMS harus mengingat tempat kerja untuk pemeliharaan dan tempat
penimbunan galian saluran (pemeliharaan atau peningkatan) pada masa depan.
Daerah Milik Sungai mempunyai batasan dari tepi tanggul yang terluar sampai dengan
tepi saluran/sungai tanggul terluar di sisi lawannya.
Tetapi DMS tersebut tidak bisa diterapkan pada saluran/sungai yang sudah dibuat dan
pemukiman yang sudah dikapling dan dihuni, pada kondisi seperti tersebut terpaksa tidak
akan menggunakan kriteria DMS (lihat Gambar-6.6 dan Gambar-6.7).

6.4.2 PERENCANAAN KAWASAN UNTUK NORMALISASI ALUR SUNGAI/SALURAN


Untuk perencanaan normalisasi alur sungai perlu diperhatikan karakteristik morfologi
sungai, pola banjir dan kondisi pemanfaatan lahan di sekitar alur sungai. Normalisasi alur
sungai dalam mengantisipasi banjir dapat dilakukan dengan 3 cara :
Pendalaman Alur Sungai
Dilakukan untuk kondisi sungai yang alurnya mengalami pendangkalan akibat
penumpukan/pengendapan sedimen yang terbawa oleh arus air dari hulu, sehingga
mengakibatkan elevasi muka air sungai normal naik sehingga melewati tinggi jagaan
tebing sungai pada kondisi banjir, dan pada kondisi debit air yang cukup besar
mengakibatkan muka air sungai tinggi dan melewati bantaran sungai dan
melimpas/banjir.
Pelebaran Alur Sungai
Direncanakan untuk kondisi alur sungai yang mengalami penyempitan akibat
longsoran tebing sungai yang disebabkan erosi/gerusan arus air sungai, limpasa air
permukaan pada tebing dan tidak stabilnya struktur lapisan tanah pada dinding
/tebing sungai. Sehingga kapasistas pengaliran air sungai sudah tidak terpenuhi lagi
pada kondisi debit banjir.
Penyederhanaan Alur Sungai (Sudetan)
Penyederhanaan alur sungai atau sering disebut sudetan adalah salah satu alterantif
dalam penanggulangan banjir. Ini dilakukan untuk kondisi alur sungai yang telah
berubah banyak yang membentuk meander sehingga mengakibatkan waktu
pengaliran air sungai lebih lambat, sehingga pada waktu debit banjir terjadi
perambatan banjir dengan cepat sekali.
Penerapan cara penyelesaian tersebut sangat tergantung pada kondisi topografi dan
morfologi sungai yang akan dilakukan perencanaan normalisasi.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-9


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

6.4.3 PERENCANAAN KAWASAN UNTUK TANGGUL PENGAMAN BANJIR


Tinggi Jagaan ( Freeboard )
Tinggi jagaan harus disediakan untuk mencegah overtopping dari dinding tanggul yang
terjadi karena faktor-faktor di bawah ini :
Perubahan taraf muka air akibat banjir (run-up) dan (set-up)
Super elevasi aliran pada belokan
Penurunan tanggul potensial dan/ atau kemerosotan puncak tanggul
Variasi lokal dari level muka air karena gangguan setempat
Besarnya tinggi jagaan di atas tingkat banjir rencana yang biasa digunakan untuk
menghitung faktor-faktor ini, karena perubahan yang berarti sepanjang sungai dan tidak
dapat diprediksi secara tepat.
Tinggi jagaan minimum sebesar 0,5 weter harus digunakan untuk desain pembuangan
banjir kurang dari 200 m³/s. Untuk pembuangan lebih besar dari 200 m3/s, tabel dibwah
ini harus digunakan untuk menentukan tinggi jagaan minimum yang diperlukan.

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-10


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

Gambar-6.5 : Konsep & Batasan Perencanaan Pengendalian Banjir

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-11


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

Gambar-6.6 : Sketsa bentuk perencanaan pengendalian banjir


Tabel. 6-2 : Parameter Tanggul Tipikal untuk Proyek Pengontrolan Banjir di Indonesia

Lebar
Tinggi Jagaan Kemiringan Lereng
Nama Proyek Puncak
Minimum Minimum
Minimum
Q ( m3/s ) (m) ( m) Sisi Dalam Sisi Luar
Krueng Aceh
- Q<200 3 0.6 1:1.5 1:2
- 200<Q<500 3 0.8 1:1.5-1.2 1:2
- 500<Q<2000 4 1.0 1:1.5-1:3 1:2
Bengawan Solo
- 25<Q10<500 3 0.5 1:2 1:2
- 500<Q10<2000 3 1.0 1:2 1:2
- Inside revetment 3 1.0 1:1.5 1:2
- Q10<2000 4 1.5 1:2-1:3 1:2
Sungai Brantas
- Tanpa jalan 3 1.0 1:2 1:2
- Dengan jalan 5 1.0 1:2 1:2
Sungai Citanduy
- 00<Q25<2000 3 0.5 1:1.5-1:2 1:1.5-1:2
Sungai Cimanuk
- Tributaries 3 0.5-1.0 1:2 1:2
- Sungai utama 3-4 1.0 1:2 1:2
Sungai Pemali 3 1.0 1:2 1:2
Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai – Sosrodarsono & Tominaga

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-12


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

Tabel.6-2 : Tinggi Jagaan Standar Tanggul menurut Sosrodarsono & Tominaga

Debit Banjir Rencana 2000- 5000-


<200 200-500 500-2000 >10.000
( m3/det ) 5000 10.000
Angka untuk ditambahkan 0.6 0.8 1.0 1.2 1.5 2.0
diatas elevasi muka air
banjir rencana = freeboard
(m )
Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai – Sosrodarsono & Tominaga

Lebar Mercu Tanggul


Dalam perencanaan dimensi lebar mercu tanggul sangat terkait dengan besaran
debit banjir rencana. Standar lebar mercu tanggul dapat dilihat pada Tabel-4.11
berikut ini.
Tabel.6-3 : Lebar Standard Mercu Tanggul

Debit Banjir rencana Lebar Mercu


(m/det) ( m)
Lebih kecil dari 500 3
Lebih besar dari 500 4
Tetapi lebih kecil dari 2000
Lebih besar dari 2000 5
Tetapi lebih kecil dari 5000
Lebih besar dari 2000 6
Tetapi lebih kecil dari 10000
Lebih besar dari 10000 7
Sumber : Perbaikan dan Pengaturan Sungai – Sosrodarsono & Tominaga

6.4.4 PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN


Laporan Interim ini akan memuat beberapa hal prinsip yaitu :
 Kajian mengenai hasil temuan lapangan yang berupa peta situasi

wilayah /kawasan tambak yang mempunyai prioritas tinggi ;


 Kriteria dan metode yang akan digunakan dalam penyusunan

kawasan tambak di kabupaten Indramayu


 Kesimpulan sementara hasil pelaskanaan pekerjaan

 Alternatif penanganan terutama untuk kawasan tambak di


Kabupaten Indramayu .

6.4.5 DISKUSI LAPORAN INTERIM


Diskusi Laporan Interim ini dimaksudkan untuk mengetahui secara detail jenis-
jenis pekerjaan sipil teknis yang dapat dilaksanakan dalam menangani
permasalahan lahan kritis di masing-masing daerah daerah aliran sungai di

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-13


USULAN TEKNIS Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
Kabupaten Nunukan

samping tentunya untuk menyamakan persepsi antara pelaksana pekerjaan


dengan Direksi Pekerjaan serta instansi terkait lainnya.

6.4.6 PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR


Laporan akhir ini merupakan hasil yanjg diperoleh dari beberapa kali diskusi yaitu
diskusi pendahuluan, diskusi interim dan diskusi laporan akhir sementara,
lapoaran akhir akan berisi mengenai hal sebagai berikut, dan bertujuan untuk
menjadikan kawasan penyusunan tata ruang kawasan tambak di kabupaten
Indramayu :

PT. NUSANTARA CITRA KONSULTAN Hal VI-14

Anda mungkin juga menyukai