Intisari
Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan
satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung bebas
dengan laut terbuka. Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari; namun
tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih besar.
Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari faktor
fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di dalamnya. Oleh
karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi yang membentuk suatu
ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena dinamika dari estuari sangat
besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya pasang surut maupun
dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian musim. Praktikum ini
bertujuan mempelajari karakteristik ekosistem estuari (muara) dan faktor
pembatasnya, mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan
populasi biota estuari, dan mempelajari kualitas perairan estuari berdasarkan indeks
diversitas plankton. Penelitian dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Maret 2018 di
Estuari Baros, Bantul, DIY. Dalam praktikum ini pengerjaannya dibagi menjadi 6
kelompok dan setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 kloter, kloter 1 praktikum
terlebih dahulu dan kloter 2 setelah kloter 1 selesai. Dari data yang didapat stasiun
dengan DO tertinggi adalah stasiun 3, BOD tertinggi dalah stasiun 5, dan diversitas
plankton tertinggi adalah stasiun 6.
Kata kunci : ekosistem, estuari, parameter, plankton, Pantai Baros
PENDAHULUAN
Estuari merupakan badan perairan semi tertutup yang dipengaruhi oleh
adanya pasang surut air laut dan masukan dari air tawar (Harvey et al., 1998). Bagian
dari estuari terdiri dari bagian kepala estuari yang berada pada batas atas arus dan
bagian mulut yang berbatasan dengan laut (Ohrel and Register, 2006). Estuari
merupakan salah satu ekosistem yang paling produktif di dunia. Banyak spesies
hewan hidup pada estuari untuk makan, sebagai tempat tinggal dan tempat
pemijahan. Selain hewan, komunitas manusia juga diketahui berada pada kawasan
estuari untuk makan, rekreasi dan bekerja (NOAA National Ocean Service, 2007).
Karakteristik pada masing-masing estuari tergantung pada iklim lokal,
masukan air tawar, pola pasang surut dan arus. Estuari yang terdapat di dunia
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meskipun demikian, secara umum
karakteristik estuari dibedakan berdasarkan geologi dan pencampuran antara air
tawar dan laut (NOAA National Ocean Service, 2007). Skala waktu yang
mendeskripsikan pencampuran, transpor atau pelepasan air pada perairan estuari
sering digunakan sebagai karakterisasi estuari dan perbandingan estuari secara
umum. Karakteristik waktu pencampuran biasanya dihitung selama periode yang
cukup panjang untuk mengasumsikan keseluruhan kondisi tetap (steady state).
Waktu bilasan (flushing time) pada estuari biasanya mempertimbangkan titik
masukan yang menggantikan air pada waktu tertentu dengan masukan baru dari air
tawar dan masukan baru dari air laut. Sumber dari air tawar pada estuari diantaranya
dari aliran sungai, air bawah tanah dan presipitasi (Sheldon dan Merryl, 2006).
Estuari merupakan ekosistem yang penting sebagai daerah asuhan laut dan
jasa secara ekonomi dan ekologi. Estuari menyediakan tempat tinggal dan lokasi
mencari makan bagi berbagai tumbuhan dan hewan akuatik. Sebagian besar ikan dan
kerang mencari makan pada kesatuan wilayah estuari, termasuk ikan salmon, ikan
hering, dan tiram yang merupakan habitat bagi sebagian siklus hidupnya (USEPA,
1993). Kawasan estuari merupakan kawasan 8 yang ideal bagi jalur migrasi burung
untuk istirahat dan mengisi energi kembali selama perjalanan migrasi (Ohrel and
Register, 2006).
Manfaat lain pada kawasan estuari adalah sebagai tempat rekreasi, lokasi
pengembangan penelitian ilmiah dan edukasi. Kegiatan rekreasi yang sering
dilakukan pada kawasan estuari adalah berperahu, memancing, berselancar, dan
mengamati burung (birds watching) (Ohrel and Register, 2006). Jutaan pengunjung
melakukan rekreasi tersebut di wilayah estuari seperti di Amerika Serikat hingga
memperoleh devisa pertahun sebesar 8-12 miliar dollar (National Safety Council’s
Environmental Center, 1998). Sebagai wilayah transisi antara daratan dan laut
menjadikan kawasan estuari menjadi 9 laboratorium bagi ilmuwan dan mahasiswa
yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan seperti biologi, geologi, kimia, fisika
dan isu-isu sosial. Estuari juga memiliki nilai estetika bagi masyarakat yang tinggal
dan bekerja disekitarnya (Ohrel and Register, 2006).
METODE
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di Estuari Baros, Bantul, DIY. Acara
praktikum ekologi perairan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Maret 2018 pukul
07.00-selesai. Jumlah stasiun pada praktikum kali ini yaitu enam stasiun. Parameter
yang diamati yaitu parameter fisika (suhu udara, suhu air, kecerahan, TSS, dan pH),
kimia (oksigen terlarut, CO2 bebas, alkalinitas, BOD, salinitas, dan bahan organik),
dan biologi (densitas dan deversitas plankton).
Alat yang digunakan yaitu roll-meter, termometer, salinometer atau
refraktometer, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret, pipet
tetes, mikroburet, ember plastik, jaring plankton atau plankton net, Sedgwick-Rarter
Counting Cell, mikroskop, kertas label, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu kertas pH meter, larutan MnSO4, larutan reagen oksigen, larutan
H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/40 N Na2S2O3, larutan 1/44 N
NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan indikator amilum, larutan indikator
Phenolphphtalein (PP), larutan indikator Methyl Orange (MO), dan larutan 4%
formalin.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini berbagai macam, seperti dalam
hal pengukuran suhu menggunakan termometer, pengukuran pH menggunakan pH
meter, dan menghitung kecerahan menggunakan secchi disk. Kandungan O2 terlarut
(DO atau Dissolved Oxygen) menggunakan metode winkler, dengan rumus
perhitungan andungan O2 terlarut = 1000/50 x A x 0,1 mg/L; dimana A volume titrasi
1/80 N Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi dari awal hingga akhir. Kandungan
CO2 bebas menggunakan metode alkalimetri, dengan rumus perhitungan sebagai
berikut : Kandungan CO2 = 1000/50 x Y x 1mg/L ; dimana Y adalah volume titrasi
1/44 N NaOH. Pengukuran Alkalinitas dengan metode alkalimetri, rumus
Alkalinitas = 1000/50 x (X+Y) x 1 mg/L ; dimana X dan Y adalah volume titrasi
1/50 N H2SO4. Kandungan padatan tersuspensi = 1000/Y x (B-A) mg/l ; dimana Y
adalah volume sempel air, A adalah berat kertas saring sebelum digunakan, dan B
adalah berat kertas saring setelah digunakan. Kandungan BOD5 = 1000/ volume
sampel x (B-A) x 0,1 mg/l ; dimana A adalah kandungan O2 terlarut segera dan B
adalah kandungan O2 terlarut 5 hari.
Suhu (oC)
33
31.75
32 30.875 30.75
31 30
29.25 29.5
Suhu (OC)
30
28.5 28.75
29 28 28.125 Suhu Udara
27.875
28 Suhu Air
27
26
25
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
Kecerahan (cm)
16 14.825
13.45
14
10.4375
Kecerahan (cm)
12
9.25 8.906
10 8.125
8
6
4
2
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
TSS (mg/L)
1 0.907
0.8
TSS (mg/L)
0.2
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
0.6
0.4
0.2
0 0 0 0 0 0
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
pH
8 7.1 7.2 7.1 7.4
7 6.9
7
6
5
pH
4
3
2
1
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
DO (ppm)
8 7.15
6.55
7 6.11
6
4.7 4.775
DO (ppm)
5
4 3.05
3
2
1
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
Pada persamaan tersebut air (H2O) dan karbondioksida (CO2) serta energi cahaya
matahari bertransformasi menjadi oksigen (O2) dan bahan organik (C6H12O6). Proses
respirasi merupakan kebalikan dari proses fotosintesis, dimana proses tersebut
berjalan selama bahan organik terdekomposisi untuk memperoleh energi kimia yang
terkandung didalamnya. Respirasi dilakukan oleh seluruh organisme hidup dan
energi yang diperoleh berasal dari gabungan bahan organik dengan oksigen:
6CO2 + C6H12O6 6H2O + 6CO2 + Energi kimia
Oksigen mencapai konsentrasi yang tinggi pada siang hari selama terjadi
fotosintesis, sedangkan menurun pada malam hari ketika fotosintesis berhenti (Gao
and Song, 2008).
Ohrel and Register (2006) serta Mocuba (2010) menyatakan bahwa adanya
pergantian musim, perubahan suhu, dan aktivitas biologi diketahui mempengaruhi
pengukuran kualitas perairan termasuk oksigen terlarut. Faktor biologi dalam
distribusi oksigen dipengaruhi oleh parameter fisika seperti turbulensi, tekanan
atmosfer, aerasi permukaan air, aliran sungai dan sirkulasi estuari. Oren (1999)
menyatakan, dalam kondisi oksigen terlarut rendah akan memicu perubahan-
perubahan secara kimia seperti perubahan nitrogen anorganik terlarut (nitrat menjadi
nitrit) dan reduksi anaerob logam-logam menjadi trace element yang beracun bagi
organisme.
23.15
25
20 15.1
15 9.85 9.05 9.4
10
5
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
Alkalinitas (ppm)
140 128
118 117.5
120 103 102.5
Alkalinitas (ppm)
100
80 62.5
60
40
20
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
150
100
50
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
4000 3615
3374
3500 2892
3000 2651
2500
2000 1687
1500
1000
500
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
Diversitas Plankton
0.8 0.732
0.7
Diversitas Plankton
0.6
0.5
0.356 0.361
0.4 0.297
0.256 0.274
0.3
0.2
0.1
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6