Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DAN FAKTOR

SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA


BLIMBING KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2009

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA : Dwi Noerdjoedianto, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :

WAHYU EKA PUTRA (N1A117211)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan
dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia
bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama
terjadi pada bayi dan anak balita. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare
lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-
34% dari semua penyebab kematian (Aman, 2004 dalam Zubir et al, 2006).
Di negara berkembang, anak-anak balita mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian
diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per
tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare (Soebagyo,
2008).
Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan
diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita. Angka kesakitan
diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Angka kesakitan diare
pada tahun 2006 yaitu 423 per 1000 penduduk, dengan jumlah kasus 10.980 penderita
dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Di Indonesia dilaporkan terdapat 1,6
sampai 2 kejadian diare per tahun pada balita, sehingga secara keseluruhan
diperkirakan kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan
kematian sebanyak 200.000-400.000 balita. Pada 12 survei tahun 2000 yang
dilakukan oleh Ditjen P2MPL Depkes di 10 provinsi, didapatkan hasil bahwa dari
18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel sebanyak 13.440 balita, dan
kejadian diare pada balita yaitu 1,3 episode kejadian diare pertahun (Soebagyo, 2008).
Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita
adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang
buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh
balita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat
mudah terkena dehidrasi (Irianto, 1996).
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak
memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana
kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan
lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi
faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor agent, penjamu, lingkungan dan
perilaku. Faktor penjamu yang menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap
diare, diantaranya tidak memberikan ASI selama 2 tahun, kurang gizi, penyakit
campak, dan imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana
penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi
bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena
tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat
pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes, 2005).
3 Jumlah kasus diare di Jawa Tengah tahun 2007 yaitu sebanyak 625.022
penderita dengan IR 1,93%, sedangkan jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak
269.483 penderita. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas
40%, hal ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi
dibandingkan golongan umur lainnya (Dinkes Jateng, 2007).
Kabupaten Sragen merupakan salah satu dari 35 Kabupaten atau kota di
Provinsi Jawa Tengah. Kejadian diare di Kabupaten Sragen pada tahun 2007 cukup
tinggi yaitu sebanyak 2,71% dari total jumlah penduduk. Penyakit diare seluruhnya
yang tercatat ada 23.538 kasus, untuk kasus diare pada balita sebesar 41,98% dari
seluruh kasus sebanyak 9.883 penderita. Sedangkan data penyakit diare di Puskesmas
Kabupaten Sragen tahun 2007 sebanyak 16.709 penderita (6,09%). Diare di
Kabupaten Sragen berada di posisi kelima, dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
(DKK Sragen, 2007).
Kabupaten Sragen terbagi menjadi 20 kecamatan dan salah satunya adalah
Kecamatan Sambirejo. Berdasarkan data dari Puskesmas Sambirejo penderita diare
pada tahun 2006 sebanyak 1.149 penderita dan diare pada balita sebanyak 552
penderita. Pada tahun 2007 sebanyak 1.162 penderita dengan jumlah diare pada balita
sebanyak 480 penderita. Pada tahun 2008 sebanyak 1040 penderita, jumlah penderita
diare balita tahun 2008 sebanyak 517 penderita dengan IR 18,9%. Daerah dengan
penderita diare paling banyak adalah Desa Blimbing, dengan jumlah kasus pada tahun
2008 sebanyak 127 penderita. Jumlah balita di Desa Blimbing sebanyak 347 balita
dan jumlah kasus diare pada balita sebanyak 70 penderita dengan IR 20,1%
(Puskesmas Sambirejo, 2008).
4 Berdasarkan hasil penelitian Yulisa (2008), diketahui bahwa ada pengaruh
tingkat pendidikan, sumber air minum, kualitas fisik air minum, jenis jamban
keluarga, jenis lantai rumah serta tidak ada pengaruh jenis pekerjaan dengan kejadian
diare pada anak balita. Sedangkan hasil penelitian Irianto, dkk (1996), diketahui
bahwa faktor sosiodemografi yang mempengaruhi kejadian diare pada balita yaitu
pendidikan orang tua, pekerjaan ibu dan umur anak balita merupakan faktor yang
dominan dalam mempengaruhi kejadian diare pada balita, sedangkan umur ibu tidak
berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai faktor lingkungan dan faktor
sosiodemografi yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di Desa
Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

B. Perumusan Masalah
1. Masalah umum
Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi dengan
kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
2. Masalah khusus
a. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare
b. pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
c. Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
d. Apakah ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak balita
di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
e. Apakah ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
f. Apakah ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja keluarga dengan
kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo,
Sragen ?
g. Apakah ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi yang
dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo,
Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare
pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
b. Mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
c. Mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak balita
di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
d. Mengetahui hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
e. Mengetahui hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian
diare pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
f. Mengetahui hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen.

D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi
yang mempengaruhi kejadian diare pada balita sehingga masyarakat dapat
melakukan upaya pencegahan kasus diare di Desa Blimbing Kecamatan
Sambirejo Sragen.
2. Bagi instansi terkait
Memberikan informasi bagi instansi terkait khususnya Puskesmas Sambirejo
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian diare pada anak balita
sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan dan penanggulangan
diare di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Sragen.
3. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan acuan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain, misalnya tentang pengaruh
perilaku ibu terhadap kejadian diare pada anak balita.

Anda mungkin juga menyukai