Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIKA GUSNA DEWI

NIM : N1A117209
KELAS : 3F

A. Pembiayaan kesehatan dengan skema BPJS kesehatan


1. Strength ( Kekuatan )

Ada beberapa kekuatan dalam program BPJS Kesehatan untuk meningkatkan


pelayanan kesehatan berbiaya murah, antara lain:

 Di atur dalam Undang-Undang.


 Memiliki sifat kepersertaan yang wajib untuk seluruh penduduk Indonesia. Hal
ini akan membuat JKN menjadi sebuah asuransi kesehatan yang menjamin
seluruh penduduk Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Biaya atau iuran yang terbilang murah, pembayaran iuran yang murah seseorang
sudah bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Memiliki sifat wajib untuk
seluruh penduduk Indonesia. Hal ini akan membuat JKN menjadi sebuah
asuransi kesehatan yang menjamin seluruh penduduk Indonesia untuk
mendapatkan pelayanan.
 Manfaat jaminan menyeluruh mencangkup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang di
perlukan.

2. Weakness ( Kelemahan )
 Fasilitas kesehatan yang tidak mencukupi dan belum memadai, belum semua
Rumah Sakit yang bekerjasama dengan BPJS. Sehingga terjadi penumpukan
pasien di beberapa rumah sakit terutama yang membutuhkan ICU
 Antrian pasien yang tidak teratur dan masalah pasokan obat-obatan terutama
untuk penyakit kronis.

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )


 E-Catalog belum tersedia, sehingga mempengaruhi pelayanan obat-obatan di
Rumah Sakit.

3. Opportunity ( Peluang )

Selain dari kekuatan dan kelemahan, program BPJS Kesehatan juga memiliki
banyak peluang untuk melaksanakan beberapa programnya, diantaranya:

 Masyarakat Indonesia yang ingin memiliki jaminan kesehatan meningkat dratis.


 Kepesertaan JKN dimulai dengan menggabungkan peserta askes sosial,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek serta menyertakan asuransi pegawai
perusahan.

4. Threat ( Ancaman )
 Belum semua instansi dan komponen yang terkait dengan pelaksanaan JKN
memiliki kesadaran penuh dan peduli terhadap pelaksanaan JKN yang lebih
baik.
 Masyarakat menjadi peserta BPJS hanya karena ingin mendapatkan manfaat
karena memiliki resiko tinggi terhadap penyakit (resiko adverse selection).
Resiko ini biasa terjadi pada peserta mandiri.
 Memicu terjadinya perubahan perilaku seseorang akibat telah merasa dijamin
asuransi, sehingga dapat menyebabkan klaim JKN yang tinggi.
 Regulasi JKN cenderung mencerminkan upaya kesehatan kuratif, karena sudah
tercover asuransi, usaha penduduk Indonesia untuk melakukan upaya preventif
menjadi minim.
 Belum semua instansi dan komponen yang terkait dengan pelaksanaan JKN
memiliki kesadaran penuh dan peduli terhadap pelaksanaan JKN yang lebih
baik.
 Kualitas fasilitas kesehatan belum terstandarisasi.

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )


 Risiko adverse selection, yaitu masyarakat menjadi peserta JKN hanya karena
ingin mendapatkan manfaat karena memiliki resiko tinggi terhadap penyakit,
resiko ini biasanya pada peserta mandiri (voluntary)

B. Program Indonesia sehat – pendekatan keluarga (PIS-PK)


1. Strength ( Kekuatan )
 Program Indonesia sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
 Dapat mendukung tercapainya program Indonesia sehat
 Terbentur dengan dana yang pas – pas an, waktu dan jalur yang akan ditempuh
untuk keluarga yang akan dibantu.
 Sumber Daya manusia yang belum memadai sehingga memerlukan penjelasan
atau konseling sehingga dapat dimengerti.
 Meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
bermutu.
 Program Indonesia sehat

2. Weakness ( Kelemahan )
 Belum ada regulasi khusus yang mengatur pelaksanaan PIS – PK.
 Pengajar yang menjelaskan indikator PIS – PK lebih berorientasi pada program
dibandingkan PIS – PK sebagai pendekatan.
 Sumber Daya manusia yang belum memadai sehingga memerlukan penjelasan
atau konseling sehingga dapat dimengerti.
 Monitoring dan evaluasi banyak belum terlaksana dengan baik
 Memerlukan proses yang panjang yakni petugas harus datang langsug ke rumah
warga, apalagi jika akses jangkauan yang sulit di tempuh.
 Jumlah atau mutu kinerja SDM belum maksimal sehingga akan mengganggu
pelayanan pada masyarakat yang menyebabkan tidak puas dan mencari
pelayanan lain.

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )


3. Opportunity ( Peluang )
 Untuk mencapai target menurunnya angka kematian ibu dari pengaruh
pengetahuan suami atau yang lainnya tentang kesehatan ibu dan anak
 Membentuk program tentang KB.
 Dapat membuat program anti stunting dengan memberikan pengetahuan dan
membantu keluarga yang sedang untuk makan makanan yang sehat dan bergizi
sehingga anaknya terhindar dari stunting.
 Adanya peningkatan jumlah kebutuhan tenaga kesehatan dan pengembangan
tingkat pendidikan tenaga kesehatan.

4. Threat ( Ancaman )
 Terjadinya peningkatan teknologi pelayanan tenaga kesehatan.
 Meningkatkan IPTEK di bidang komputerisasi
 Adat keluarga yang masih kental tidak tersentuh oleh tenaga kesehatan dan
menyangkut pautkan masalah adat dengan kesehatan yang ada di masa sekarang
 Tidak mau tau antar satu keluarga sehingga dukungan yang di berikan untuk
sesama kesehatan antar keluarga di biarkan saja.

C. Program keluarga harapan

1. Strength ( Kekuatan )
 Mengurangi kemiskinan karena memberi masyarakat motivasi untuk
memperluas tingkat pendidikan dan pengetahuan pencegahan penyakit.
 Meningkatkan kualitas Sumber daya manusia
 Mempercepat target MDG`S
 Meningkatkan pendidikan di masyarakat sehingga masyarakat yang sudah
tergabung dalam program keluarga harapan dapat mempunyai pendidikan yang
baik.
 Masyarakat miskin terlayani dengan baik

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )


 Melakukan pemeriksaan rutin bagi ibu hamil sebanyak 4 kali sebelum
melahirkan dan imunisasi bagi bayi dan balita
 Memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk ibu yang sedang
mengandung
 Membantu beban pengeluaran biaya untuk keluarga yang sangat miskin
 Investasi untuk generasi masa depan melalui peningkatan kesehatan dan
pendidikan
 Memerangi penyakit menular

2. Weakness ( Kelemahan )
 Prosedurnya yang rumit sehingga masyarakat setengah-setengah dalam
pelaksanaan dan melengkapi syarat yang di butuhkan di program keluarga
harapan ini
 Kalangan akademis berfikiran kesmiskinan hanya dapat di kurangi dengan
memberikan uang tunai, pemberian modal usaha, kredit mikro, peminjaman
uang koperasi, pelatihan wirausaha, dan program pemberdayaan ekonomi dalam
arti sempit.

3. Opportunity ( Peluang )
 Pemikiran anak bekerja lebih untung daripada di sekolahkan.
 Biaya untuk bersekolah karena memerlukan seragam, buku, sepatu, dan alat
tulis yang akan di gunakan saat bersekolah nanti
 Banyak anak yang menjadi tulang punggung keluarga sehingga sulit untuk
bekerja

4. Threat ( Ancaman )
 Tidak adanya orang tua yang membantu sehingga seorang anak harus mengurus
adik-adiknya / keluarga yang sudah tak berdaya.

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )


 Orang tua melarang anak bersekolah karna berpikir bahwa sekolah itu hanya
menghabiskan uang saja.
 Uang yang harusnya digunakan untuk membayar SPP anak untuk bersekolah
malah berujung ditempat lain.
 Inovasi untuk meningkatkan ekonomi kurang.

RIKA GUSNA DEWI ( N1A117209 )

Anda mungkin juga menyukai