PENDAHULUAN
4. ICD X
Merupakan kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit rawat
jalan, UGD, maupun rawat inap.
5. Kartu Berobat
Merupakan kartu berobat yang diberikan oleh pasien dimana kartu
tersebut berisikan nama pasien dan nomor rekam medis, kartu tersebut
untuk mempermudah pencarian kembali jika pasien tersebut berobat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
PENDIDIKAN
JENIS TENAGA JUMLAH
FORMAL
Minimal DIII Rekam
1. Perekam Medis 2 orang
Medis
2. Petugas Admisi dan
SMA sederajat 11 orang
Pendaftaran
3. Helper SMA sederajat 2 orang
PERAKITAN (ASSEMBLING)
Pengertian Jabatan Seorang tenaga yang diberi tugas dan tanggungjawab
untuk meneliti lembar–lembar berkas rekam medis serta
mengurutkan sesuai aturan yang ditentukan.
Persyaratan Jabatan 1. Berijazah SLTA sederajat dan mengikuti pelatihan
manajemen rekam medis tingkat dasar baik in house
training maupun exhouse training.
2. Mampu mengoperasikan komputer minimal
microsoft Office.
3. Berperilaku/ beraklak mulia dan mampu
menjalankan amanah dengan baik dan ikhlas.
4. Memiliki loyalitas yang tinggi.
Shif Sore
Radiolog Radiografer
Shif Malam
Radiografer
1 Orang
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
- Traktus Urinarius :
BNO-IVP 60 3
USG (Ultrasonografi) :
- USG Abdomen <60 2
- USG Gynecologi <60 2
- USG Mammae <60 2
- USG Thyroid <60 2
- USG Testis <60 2
- USG Urologi <60 2
2. PERSIAPAN PASIEN
Pada pemeriksaan yang menggunakan kontras sepetiBNO-IVP, yang
mengunakan kontras, maka diperlukan persiapan tertentu.
3. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
a. Sebelum melakukan pemeriksaan radiografi adalah benar-benar pasien
yang namanya tercantum dalam surat permintaan pemeriksaan radiologi.
Petugas memastikan identitas pasien (nama dan tanggal lahir) sebelum
dilakukan tindakan.
b. Pemeriksaan dan tindakan radiografi melalui pemilihan faktor eksposi
yang optimal, posisi dan centrasi yang sesuai dengan jenis dan tujuan
pemeriksaan dengan memperhatikan limitasi dosis dengan cara
membuat luas lapangan penyinaran yang digunakan sesuai dengan
besar/luas obyek yang diperiksa.
c. Setiap hasil pemeriksaan secara radiografi selalu sesuai dengan imaje
kriteria yang telah ditentukan.
d. Pemeriksaan dan tindakan medik radiasi harus dilakukan di ruang
radiologi kecuali untuk kasus-kasus tertentu yang karena sesuatu hal
menurut keputusan secara medis tidak mungkin dilakukan di ruang
radiologi.Pemeriksaan tetap dapat dilakukan dengan memperhatikan
manfaat dan resiko serta keselamatan dan kesehatan terhadap radiasi
bagi para pekerja lainnya yang bertugas diruang tersebut, seperti di
ruang ICU. Penanganan pasien dengan resiko alergi media kontras
dilakukan berdasarkan SPO yang ada.
e. Penatalaksanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan SPO yang ada.
f. Pemeriksaan di Instalasi Radiologi dilakukan sesuai jadwal yang
ditentukan, bila ada perubahan penjadwalan Instalasi Radiologi wajib
menginformasikan perubahan tersebut kepada pasien atau perawat di
ruangan.
4. PEMBUATAN EXPERTISE
a. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi
adalah dokter spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi
terbatas yang ditetapkan oleh Kolegium Dokter Spesialis Radiologi
disertai rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi
Indonesia.
6. PENYERAHAN HASIL
a. Sebelum memberikan hasil kepada pasien/ keluarga, petugas radiologi
mengecek kesesuaian identitas pasien pada hasil foto, hasil expertisi serta
identitas yang tertera pada amplop foto.
b. Pasien Rawat Jalan
Pengambilan hasil foto dilakukan dengan menunjukkan kuitansi
pembayaran pemeriksaan radiologi sudah terbayar serta menandatangani
buku pengambilan hasil foto.
c. Pasien Rawat Inap
Pengambilan hasil foto pasien rawat inap, dapat diambil petugas
pengirim/bangsal ke radiologi.
8. RADIOLOGI CYTO
Jenis pemeriksaan cito radiologi
1. Foto polos cranium post trauma capitis
2. Foto polos abdomen
9. RADIOLOGI RUJUKAN
Apabila ada jenis pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan ditangani seperti
keterbatasan alat atau ada kerusakan alat di Instalasi Radiologi maka
pemeriksaan dapat dirujuk ke rumah sakit yang telah mempunyai kerjasama
(MOU) dengan RS Pelengkap Medical Center Jombang, dengan ketentuan :
1. Pasien yang dirujuk harus dilaporkan kepada Koordinator Pelayanan
Radiologi.
2. Kasus-kasus rujukan harus dievaluasi secara berkala.
3. Instalasi Radiologi memberikan usulan kepada Direktur, rumah sakit
mana yang layak jadi rujukan.
4. Rumah sakit yang menjadi rujukan pelayanan radiologi adalah rumah
sakit yang telah teruji kualitas pelayanannya (bukti QC dan kalibrasi).
5. Hasil foto dari rumahsakit rujukan diterimakan sesuai dengan ketetapan
tentang respon time dari masing-masing rumahsakit.
6. Hasil evaluasi kinerja rs rujukan dievaluasi secara berkala oleh Kepala
Instalasi Radiologi.
5.1 Perencanaan
a. Petugas logistik radiologi melakukan kompilasi penggunaan film/bahan habis
pakai setiap bulan.
b. Petugas administrasi logistik radiologi melakukan analisa untuk menetapkan
prioritas jumlah sediaan film dan bahan habis pakai yang diadakan dengan
cara :
- Inventaris jenis pemeriksaan yang dilakukan.
- Menghitung jumlah rata-rata penggunaan film perhari.
- Tidak diperlukan stok pengaman karena lead time dari farmasi hanya 1
hari.
- Menghitung total kebutuhan BHP dengan cara merata-rata BHP yang
digunakan selama sebulan.
- Bahan habis pakai diusahakan mudah dijangkau.
c. Petugas logistik radiologi melakukan monitoring distributor sediaan film dan
alkes dan bahan habis pakai untuk menjamin keabsahan distributor sediaan
film, alkes dan bahan habis pakai untuk menjamin bahwa sediaan bahan
radiologi dan alat habis pakai yang diadakan memenuhi persyaratan umum.
d. Petugas logistik radiologi menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan
sediaan film, alkes dan bahan habis pakai dan prakiraan pembelian serta
frekuaensi pengadaan film, alkes serta bahan habis pakai.
e. Daftar BHP yang digunakan di Radiologi :
FILM
1 Film Fuji 24x30 cm
2 Film Fuji 35 x 35 cm
3. Film Fuji 35x40 cm
KONTRAS
5.2 Permi 1 Iopamiro 300, 50cc ntaan
a. Sediaan film, alkes dan bahan habis pakai yang diadakan harus telah memiliki
izin edar atau nomor registrasi.
b. Petugas logistik radiologi mencatat sediaan film, alkes dan bahan habis pakai
yang sisa.
c. Petugas logitik radiologi menetapkan jenis dan jumlah film, alkes serta bahan
habis pakai.
d. Petugas logistik radiologi membuat permohonan permintaan ke bagian
logistik farmasi didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat.
e. Surat permohonan dibuat rangkap 1 (1 lembar untuk arsip radiologi) dan
ditandatangani oleh Kepala bagian Radiologi.
5.3 Penerimaan
a. Petugas logistik radiologi mencocokkan bon permintaan barang dengan
barang yang diterima, meliputi :
- Kesesuaian nama barang
- Keutuhan kemasan
- Kebenaran label
- Tanggal kadaluwarsa
b. Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan bon permintaan barang,
petugas logistik memberi paraf pada buku bon.
c. Apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan permintaan, petugas
radiologi harus menginformasikan kepada bagian logistik farmasi agar
dilakukan perbaikan di bagian logistik farmasi maupun ke distributor yang
bersangkutan.
d. Petugas logistik mencatat tanggal penerimaan, pada kartu stok radiologi dan
menyimpan barang yang diterima pada tempatnya masing-masing sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
5.4 Penyimpanan
a. Petugas logistik radiologi menyimpan sediaan bahan radiologi, alat kesehatan
dan bahan habis pakai yang diterima pada lemari logistik.
b. Setiap penyimpanan sediaan bahan radiologi dan alat kesehatan harus
mengikuti prinsip FIFO (First in First Out = pertama masuk pertama
keluar)dan FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluarsa-pertama
keluar).
c. Petugas logistik menyimpan bahan radiologi pada kondisi yang sesuai, layak
dan mampu menjamin mutu dan stabilitas pada rak.
d. Petugas logistik memeriksa tanggal kadaluwarsa secara berkala (1 bulan
sekali, pada akhir bulan).
e. Bahan radiologi yang telah kadaluwarsa disimpan di tempat tersendiri dan
diberi label .
f. Bahan yang kadaluwarsa segera dikembalikan ke bagian logistik farmasi
untuk diproses sesuai dengan ketentuan.
6.1 Pengertian
Keselamatan pasien atau patient safety adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.Pemeriksaan radiologi
merupakan pemeriksaan pendukung yang penting dalam pemeriksaan pasien,
sehingga kesalahan radiologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap
keselamatan pasien.Bagian Radiologi berusaha meminimalkan kesalahan medis
dan meningkatkan keselamatan pasien.
6.2 Tujuan
Tujuan dari keselamatan pasien di rumah sakit adalah :
1. Mengetahui pentalaksanaan, hambatan serta harapan yang berkaitan dengan
penatalaksanaan Pasien Safety.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit umumnya, khususnya
di bagian radiologi.
3. Meningkatkanakuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
4. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
5. Memastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
2. Waktu tunggu hasil pelayanan foto kontras di dalam jam kerja maksimal
2 jam.
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan foto kontras di dalam jam
kerja (pukul 07.00-14.00) maksimal 3 jam.
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan di Instalasi
Radiologi di dalam jam kerja.
Definisi Waktu tunggu hasil pelayanan foto kontras adalah
Operasional tenggang waktu mulai foto sampai dengan menerima
hasil yang sudah diexpertise.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan foto
kontras di dalam jam kerja dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien dengan foto kontras di dalam jam kerja
dalam bulan tersebut.
Sumber Data Registrasi radiologi
PIC Target Kepala Instalasi Radiologi
PIC Pelaporan Kepala Bagian Radiologi
Target 80%
Pencapaian
Jenis Indikator Proses
BAB IX
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
8.1 Jenis Pencatatan dan Pelaporan
Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan radiologi,dilakukan
pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan, meliputi :
1. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien :
Laporan disampaikan secara berkala kepada Kepala Instalasi untuk dilaporkan kepada
Direktur sesuai kebijakan rumah sakit.
A. Penyimpanan Dokumen
Instalasi Radiologi menyimpan dokumen-dokumen tersebut di bawah ini :
1. Surat permintaan pemeriksaan imajing.
2. Hasil expertisi.
3. Catatan dosis.
4. Hasil pemantauan lingkungan dan daerah kerja.
5. Dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada
sertifikat/bukti upaya peningkatan sdm.
6. Perijinan pesawat.
7. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan ketata usahaan radiologi.
B. Pemusnahan Dokumen
Sebelum dimusnakan, ambil informasi-informasi yang utama terlebuh dahulu.
Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yang berisi :
1. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
2. Penanggung jawab/ otorisasi pemusnahan dokumen.
REFERENSI