Anda di halaman 1dari 7

KASUS 3

Topik : Kasus Bedah (Fraktur Klavikula)

Tanggal (kasus) : 14 April 2016 Presenter : dr. Patrick Austan

Tanggal Presentasi : 14 April 2016 Pendamping : dr. Elvi

Tempat Presentasi : RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan

Objektif Peserta :

Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka 

Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa 

Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil 

Deskripsi :

Laki-laki, 16 tahun, dengan keluhan nyeri pada area bahu kiri setelah terjatuh dari sepeda motor
kurang lebih 10 menit SMRS. Tidak ada keluhan pingsan, muntah, nyeri kepala hebat.

Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan fraktur klavikula

Bahan Bahasan  Tinjauan pustaka  Riset  Kasus  Audit

Cara Membahas  Diskusi  Presentasi dan  Email  Pos


diskusi

1
Data Pasien : Nama : Tn. M. Ahzan Nomor registrasi : 64.83.19

Nama Wahana : RSKD Telp : - Terdaftar sejak : -

Data utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis/Gambaran klinis
Fraktur Klavikula / Keadaan Umum sedang, : Laki-laki, 16 tahun, dengan keluhan nyeri pada
area bahu kiri setelah terjatuh dari sepeda motor kurang lebih 10 menit SMRS. Tidak ada keluhan
pingsan, muntah, nyeri kepala hebat.

2. Riwayat pengobatan
Tidak ada

3. Riwayat kesehatan/penyakit
Tidak ada

4. Riwayat keluarga
-

5. Riwayat pekerjaan
-

Daftar Pustaka :

1. Solomon L, Werwick D. Appley’s system of orthopaedics and fractures. 9th ed. Boca Raton: Taylor
& Francis Group. 2010.
2. American College of Surgeons. ATLS student course manual: advanced trauma life support. 9th
ed. Virginia: American College of Surgeons; 2012.
Hasil Pembelajaran

1. Etiologi Fraktur Klavikula


2. Patofisiologi Fraktur Klavikula
3. Pemeriksaan pada Fraktur Klavikula
4. Diagnosis Fraktur Klavikula
5. Terapi pada Fraktur Klavikula

2
dr. Patrick Austan

Nama : Tn. M. Ahzan

Umur : 16 tahun

Subyektif
Pasien datang ke IGD RSKD pada tanggal 14 April 2016 dengan keluhan nyeri di bahu
kiri. Pasien sebelumnya terjatuh dari sepeda motor sekitar 10 menit SMRS. Menurut cerita
pasien, ia sedang mengendarai sepeda motor dan kemudia menghindari seseorang yang
tiba-tiba menyebrangi jalan. Pada saat itu pasien memacu kendaraannya dengan kecepatan
30-40 km/jam. Posisi pasien saat terjatuh adalah miring ke kiri dan mengenai tubuh bagian
sebelah kiri terlebih dahulu. Saat kejadian pasien mengaku tidak mengenakan helm.
Keluhan seperti pingsan dan mual muntah sejak saat kejadian disangkal oleh pasien.
Keluhan nyeri di kepala, leher maupun anggota gerak lainnya disangkal oleh pasien. Tidak
ada keluhan nyeri leher pada saat menengok atau pun nyeri pada punggung. Kelumpuhan
anggota gerak disangkal oleh pasien.

Objektif
Dilakukan pada tanggal 14 Maret 2016
Primary Survey:
a. Airway
Pasien dapat berkomunikasi dengan jelas, artikulasi jelas, trakea tampak di tengah.
(Imobilisasi servikal tidak dilakukan karena pasien dalam kondisi compos mentis,
tidak ada keluhan nyeri pada leher, nyeri tulang servikal saat menengok, tidak ada
nyeri pada perabaan tulang servikal, dan tidak ditemukan defisit neurologis)
b. Breathing
Frekuensi nafas : 24x/menit
Saturasi O2 : 97%
Inspeksi : tidak ditemukan adanya jejas pada dinding thorax, gerak dinding dada
simetris baik statis maupun dinamis
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

3
c. Circulation
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi nadi : 110x/menit
Akral hangat, CRT <2s
Tidak ditemukan tanda – tanda perdarahan aktif baik dari paru, abdomen,
retroperitoneal, pelvis, kedua femur.
d. Disability
Eye : pasien membuka mata spontan (4)
Movement : pasien dapat bergerak mengikuti perintah (6)
Verbal : pasien dapat berkomunikasi dengan baik (5)
Total GCS : 15
e. Environment
Suhu : 36,7°C
Ekstremitas : tampak deformitas pada tulang klavikula sebelah kiri, krepitasi
(+), tidak ditemukan luka terbuka, ROM (range of movements) pada area distal baik,
ROM pada bahu terbatas karena nyeri, pulsasi distal (+)

Secondary Survey (dilakukan setelah seluruh pemeriksaan Primary Survey dilakukan dan
seluruh masalah pada Primary Survey teratasi):
Kepala
 Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : dalam batas normal
 Telinga : dalam batas normal
 Mulut : mukosa oral tampak basah, petechiae -, faring hiperemis -,
T1/T1, tidak ditemukan karies pada gigi geligi
 Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening

Thorax
 Paru
Inspeksi : dinding dada simteris, kondisi statis dan dinamis simetris, jejas (-)
Palpasi : gerakan dinding dada simetris, fremitus taktil kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor +/+
4
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

 Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus tidak teraba
Perkusi : batas jantung tidak membesar
Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur -, gallop -

Abdomen
 Inspeksi : dinding abdomen tampak datar, tidak ditemukan kelainan lain, jejas (-)
 Palpasi : supel, nyeri tekan -, organomegali -
 Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
 Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas
Akral hangat, oedema -/-, CRT < 2s

Pemeriksaan Radiologi (X-ray Os. Klavikula Sinistra AP Tampak Sendi Bahu)


Ditemukan adanya diskontinuitas pada 1/3 medial os. klavikula sinistra komplit,
alignment tulang klavikula tidak sejajar, sendi bahu tampak normal, terdapat peningkatan
radio-opak pada jaringan lunak disekitar tulang klavikula.

Hasil pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis. Pada kasus ini, diagnosis
ditegakkan berdasarkan:
1. Gejala klinis :
Laki-laki, 20 tahun, dengan keluhan muncul nyeri pada area bahu kiri setelah terjatuh
dari sepeda motor.
2. Pemeriksaan fisik :
Tampak deformitas pada tulang klavikula sebelah kiri, krepitasi (+), tidak ditemukan
luka terbuka, ROM (range of movements) pada area distal baik, ROM pada bahu
terbatas karena nyeri, pulsasi distal (+)

5
3. Pemeriksaan radiologi :
Ditemukan adanya diskontinuitas pada 1/3 medial os. klavikula sinistra komplit,
alignment tulang klavikula tidak sejajar, sendi bahu tampak normal, terdapat
peningkatan radio-opak pada jaringan lunak disekitar tulang klavikula.

Assesment
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, dan sendi tulang rawan
epifise yang bersifat total maupun parsial. Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana
tulang mengalami kepatahan, harus diketahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma
yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan
tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan. Fraktur
klavikula adalah kerusakan dari tulang klavikula (biasanya disebut dengan tulang
selangka) Tulang tersebut menghubungkan sternum ke bahu.
Fraktur klavikula dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi, termasuk lokasi fraktur,
pergeseran, angulasi, pola fraktur, dan kominutif. Klasifikasi berdasarkan Allman adalah
sebagai berikut:
 Grup I : Fraktur pada pertengahan klavikula (80%). Merupakan tipe yang paling
sering terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
 Grup II : Fraktur pada sepertiga distal (15%)
 Grup III : Fraktur pada sepertiga proksimal (5%). Pergeseran minimal terjadi jika
ligamen-ligamen kostoklavikular tetap utuh.
Gambaran klinis pada fraktur klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan
jatuh atau trauma. Pasien merasakan sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan
lengan. Fraktur klavikula sangat mudah didiagnosa dengan pemeriksaan fisik karena
jaringan subkutis yang sangat tipis. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan
pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat
juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen fraktur. Pembengkakan
lokal akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan
gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Trauma pada pleksus brakhial yang
berhubungan dengan fraktur klavikula dapat terjadi. Kerusakan vaskular walaupun jarang
tetapi dapat terjadi terutama pada arteri subklavia. Diagnosis fraktur klavikula biasanya
terlihat dari radiografi proyeksi AP. Pada keadaan emergensi, ahli bedah dapat hanya
6
menggunakan foto dada dengan proyeksi AP untuk mendiagnosis fraktur klavikula. Untuk
visualisasi yang lebih baik, radiografi dengan proyeksi oblik dapat membantu. Untuk
mendapatkan visualisasi tersebut, arah sinar datang dari sudut 20 derajat dari arah
cephalad, dengan posisi lengan abduksi 135 derajat.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa penanganan kasus fraktur klavikula pada
dasarnya bersifat spesialistik. Oleh karena itu, tindakan definitif bukan dilakukan oleh
dokter umum melainkan spesialis bedah tulang. Namun, pada prinsipnya penanganan
patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimumnya
tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk. Dalam hal ini, dokter
umum merupakan sebagai lini pertama dalam melakukan asesmen dan penanganan awal
pada trauma. Asesmen dan penanganan awal pada pasien trauma telah banyak dilakukan
dan merujuk pada panduan yang dikenal dengan sebutan Advanced Trauma Life Support
(ATLS). ATLS digunakan sebagai panduan dalam melakukan penilaian dan resusitasi
pasien trauma yang meliputi persiapan, triase, primary survey (ABCDEs), resusitasi,
tambahan primary survey dan resusitasi, pertimbangan rujukan, secondary survey,
pemantauan dan evaluasi, serta terapi definitif.

Plan
Diagnosis :
Fraktur tertutup 1/3 medila os. klavikula sinistra. Penegakkan diagnosis sudah optimal.

Pengobatan :
 Ketorolac 30 mg i.v (analgetik)
 Imobilisasi dengan menggunakan arm sling

Pendidikan :
Pendidikan dilakukan kepada pasien serta diberikan penjelasan mengenai fraktur
klavikula, perawatan, serta pencegahan agar kondisi tidak bertambah parah.

Konsultasi
Melakukan konsultasi kepada dokter spesialis bedah tulang untuk penatalaksanaan lebih
lanjut
7

Anda mungkin juga menyukai