Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

RADIOKIMIA

“Pemancaran Neutron Terlambat”

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Ketua : FebyRumailay (2015-41-090)


Anggota : Nataniel M. Kelmanutu (2015-41-072)
PatihusenLohy (2015-41-028)
FajriaMarasabessy (2015-41-020)
Junaida (2015-41-039)
Eva Israbil (2015-41-114)
Juliana Lebelauw (2015-41-016)
SyenilitaSaptenno (2015-41-094)
JeaniferJoris (2015-41-
Virdayanti (2015-41-
Sarti (2014-41-041)
Leonora Frans (2014-41-021)
SelsyaHehanussa (2014-41-038)
MeilaniPorumau (2014-41-023)
ApriliaLabobar (2013-41-045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah radiokimiadengan
judul “ Jenis-jenis Peluruhan Alfa”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih adanya kekurangan
dan keterbatasan, namun berkat bantuan dari semua anggota kelompok 1,akhirnya makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun belum dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, kami tetap
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca tentu sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini, membawa manfaat yang
baik untuk pembaca dalam mengetahuidanmendalami pengetahuan tentang Radiokimia.

Ambon, 10 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

1.1.Latar Belakang ...............................................................................................


1.2.Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3.Tujuan Penulisan ............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................


2.1.Peluruhan Alfa ...............................................................................................
2.2.Peluruhan Beta ...............................................................................................
2.3.Peluruhan Gamma ..........................................................................................
2.4.PembelahanSpontan .......................................................................................
2.5.Pemancaran Neutron ......................................................................................
2.6.Pemancaran Neutron Terlambat ....................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

3.1.Kesimpulan ....................................................................................................
3.2.Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kimia inti merupakan ilmu yang mempelajari struktur inti dan bagaimana struktur inti
mempengaruhi kestabilan inti serta peristiwa inti seperti keradioaktifan alam dan
transmutasi inti. Dalam hal ini sukar dibedakan antara kimia inti dan fisika inti.

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan


radiasi menjadi inti yang stabil.Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan
radiasi, disebut zat radioaktif.Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida)
ditentukan oleh konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan
waktu paro (t½).Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida.Berdasarkan
sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan.

Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau
berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Sebuah inti radioaktif dapat
melakukan sejumlah reaksi peluruhan yang berbeda, seperti peluruhan Alfa, Beta dan
Gamma.mengenai aktivitas, daya tembus dari keterangan sinar β dan sinar γ.

Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom
yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada
sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Suatu atom yang tidak stabil dapat
distabilkan dengan cara radioaktivitas.

1.2. RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu :
a. Apa yang dimaksuddenganpeluruhanalfa?
b. Apa yang dimaksuddenganpeluruhan beta?
c. Apa yang dimaksuddenganpeluruhan gamma?
d. Apa yang dimaksuddenganpembelahanspontan?
e. Apa yang dimaksuddenganpemancaran neutron?
f. Apa yang dimaksuddenganpemancaran neutron terlambat?

1.3. TujuanPenulisan
a. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpeluruhanalfa
b. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpeluruhan beta
c. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpeluruhan gamma
d. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpembelahanspontan
e. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpemancaran neutron
f. Untukmengetahuiapa yang dimaksuddenganpemancaran neutron terlambat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peluruhan Alfa

Peluruhan alfa terjadi pada inti-inti atom yang mengandung nomor atom lebih dari 82
atau mengandung nomor massa lebih dari 200. Pda tahun 1909 Rutherford menunjukan
4
bahwa partikel alfa ini merupakan inti atom Helium 2He yang terdiri atas 2 proton dan 2
neutron ( Setiawan 2010:18).
Partikel alfa merupakan salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti
atom berat tidak stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih
ringan dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula. .
Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah
menjadi dua inti "anak" . Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek
terowongan dalammekanika kuantum. Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur
oleh gaya nuklir kuat.

Partikel alfa (α) didefenisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti helium.
Peluruhan alfa adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi atom sangat
tinggi dan daya tembusnya rendah. Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron,
sehingga dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4). Oleh karena partikel alfa (α)
terpecah dari inti atom radioaktif , partikel ini tidak memilki electron. Dengan demikian,
partikel alfa (α) memiliki muatan +2. Partikel alfa (α) merupakan partikel inti Helium yang
bermuatan positif (kation dari unsur Helium, He2+). Akan tetapi, electron pada dasarnya
bebas, mudah untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi, secara umum partikel alfa (α )
dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan cepat mendapatkan 2 elektron dan menjadi
atom Helium netral (bukan sebagai ion).
contoh, isotop Radon-222 (RN-222), dapat mengalami peluruhan dan memancarkan partikel alfa.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

AA-44

X Y +α
Z Z-22

226 222 4

Ra Rn + α
88 86 2
X dan X’menyatakan jenis inti yang berbeda (jadi inti akan berubah menjadi unsur lain karena
peluruhan alfa)
Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan inti dengan membebaskan partikel alfa (α).
Isotop baru yang terbentuk pada proses peluruhan ini adalah isotop baru dengan nomor massa 222
(yang diperoleh dari 226-4) dan nomor atom 84 (yang diperoleh dari 88-2).

Di dalam inti atom, proton dan neutron sebagai penyusun inti atom terlihat seperti halnya partikel-
partikel lain, diatur oleh beberapa interaksi. Gaya inti kuat, yang tidak teramati pada skala
makroskopik, merupakan gaya terkuat pada skala subatomik. Hukum Coulomb atau gaya elektrostatik
juga mempunyai peranan yang berarti pada ukuran ini. Proton dan neutron bisa bergabung dan terikat
kuat dalam keadaan stabil karena dipengaruhi gaya inti yang bekerja di dalamnya.

1. Sistematika Peluruhan Alfa

Dua proton dan dua netron ini bergerak terus di dalam inti, yang kadang-kadang bergabung dan
terkadang berpisah. Di dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya inti yang sangat kuat yang jauh lebih
kuat dari gaya elektrostatik. Tetapi jika partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti ia akan
segera merasakan tolakan gaya Coulomb. Karena semua proton bermuatan positif, mereka saling
tolak dan inti tidak akan pernah stabil, karena gaya inti yang kuat yang mengikat mereka bersama-
sama.
Secara sistematis, ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa atau partikel alfa, inti tersebut
kehilangan 4 nukleon 2 di antaranya adalah proton dan 2 lagi adalah neutron

Dalam peluruhan dibebaskan energi, karena inti hasil peluruhan terikat lebih erat dari pada inti
semula. Energi yang dibebaskan muncul sebagai energi kinetik partikel alfa. Massanya dapat dihitung
dari massa semua inti yang terlibat menurut persamaan:

Q=[m(X)-m(X’)-m(α)] c2
Q=[m(X)-m(X’)-m(α)] c2
Dimana Q menyatakan kelebihan energi massa inti (berupa energi kinetik).

Q=KX'+Kα
Karena massa elektron saling menghapuskan maka digunakan massa atom saja.
2. Emisi Partikel Alfa

Salah satu emisi radioaktivitas yaitu emisi pertikel alfa. Partikel alfa pada dasarnya adalah
partikel bermuatan positif yang dipancarkan oleh beberapa unsur radioaktif. Partikel alfa terdiri atas 2
neutron terikat pada 2 proton, jadi identik dengan inti atom helium Partikel ini sangat masif dan
berenergi tinggi serta dipancarkan dari inti isotop radioaktif yang memiliki rasio netron terhadap
proton yang terlalu rendah.

Partikel Alfa dipancarkan bergerak pada kecepatan rata-rata 15.000 km/detik dan memiliki
energi kinetik dalam kisaran 5 MeV. Energi dari partikel Alfa dipancarkan selalu konstan untuk
proses peluruhan alfa tertentu.
Suatu inti yang memancarkan partikel alfa, terkadang meninggalkan keadaan eksitasi pada inti
anakan, yang kemudian menghasilkan emisi sinar gamma untuk mengembalikan inti pada keadaan
dasar (stabil). Seperti contoh yang terjadi pada tranformasi inti 226Ra menjadi 222Rn dimana energi
partikel alfa sebesar 7.77 MeV dipancarkan sehingga mengghasilkan inti 222Rn yang stabil. dan
energi partikel alfa sebesar 4,591 MeV dipancarkan dan meninggalkan keadaan tereksitasi yang
kemudian kembali ke keadaan stabil dengan sebelumnya memancarkan sinar gamma sebesar 0.186
MeV.
Partikel alfa, karena memiliki muatan listrik dan massa yang relatif besar sehingga
menyebabkan partikel ini memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam menembus bahan dan
menjadi cepat kehilangan energi di udara. Sehelai kertas tisu bahkan kulit mati sudah cukup tebal
untuk menyerap semua radiasi alfa yang keluar dari bahan-bahan radioaktif.
Ini mengakibatkan radiasi alfa yang berasal dari sumber-sumber di luar tubuh bukan merupakan
sebuah bahaya. Namun akan menjadi bahaya jika isotop-isotop pemancar alfa tersebut terendap secara
internal (di dalam tubuh) seperti terhirup, tertelan, atau bahkan terserap ke dalam aliran darah.
Sehngga tidak ada lagi shielding effect dari lapisan terluar kulit yang mati, dapat menyebabkan radiasi
alfa tersebut dihamburkan pada jaringan hidup, sehingga dapat menyebabkan toksin yakni dapat
menimbulkan resiko kanker, khususnya setelah diketahui bahwa radiasi alfa dapat menyebabkan
kanker paru-paru ketika sumber radiasi alfa tak sengaja terhisap
.
3. Kegunaan Partikel Alfa
Muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam industri, misalnya:
a. Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan memasukkan jumlah
kecil radium ke daerah yang terkena tumor.
b. Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper mills di pabrik kertas dan
industri lainnya.
c. Beberapa Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari americium-241untuk membantu
menghasilkan arus listri sehingga mampu membunyikan alarm saat kebakaran.

4. Sinar partikel alfa


a. Sinar alfa merupakan radiasi partikelbermuatan positif.
b. Terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. Dengan ditembus yang rendah dan dapat
menahannya hanya dengan selembar kertas.
c. Karena mempunyai muatan relatif besar, maka dapat mengionisasi secara kuat atom-
atom yang dilewatinya.
d. demikian mempunyai muatan 2+ dan massa 4 sma.Relatif lambat dan berat.

2.2 Peluruhan Beta


Ketika peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan disebut
partikel Beta,kemudian baru diketahui bahwa partikel tersebut adalah elektron.
Ada 3 fenomena yang termasuk dalam peluruhan beta (β) yaitu :
a. peluruhan β-(elektron)
Peluruhan beta negatife (β-) peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan neutron.
Dalam inti, neutron diubah menjadi proton, elektron dan antineutrino elektron,.
Nomor atom meningkat sebesar satu unit, sedangkan jumlah massa tidak berubah
(hukum perpindahan kedua Soddy dan Fajans).
Contoh:

19
K40 20Ca40 + -1 β0

Pemancaran elektron (negatron) terjadi jika n/p > isobar yang lebih stabil, maka dalam inti
terjadi perubahan 1 n menjadi 1 p : 0n11H1 + -1 β0 + ѵ

b. pemancaran positron (β +)

Peluruhan beta positif (β+) peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan proton. Sebuah
proton di dalam inti diubah menjadi neutron, positron dan neutrino elektron,
proses ini disebabkan inti mengandung terlalu banyak proton ( Z > N ), sehingga untuk
mencapai kestabilan, proton ditransformasi menjadi neutron disertai dengan pemancaran β+.
Metode ini digambarkan seperti dibawah ini :

Contoh :

22
Na1122Ne10+ e + + ѵe

Pemancaran (β +) ini jarang terjadi atau kemungkinan terjadinya sangat kecil dan
umumnya sangat pendek dengan orde 10-10detik oleh karena β +
yang dipancarkan dapat
bergabung dengan β- berubah menjadi 2 sinar gamma dengan energy masing-masing 0,511
MeV dan proses yang terjadi disebut anihilasi.
Peluruhan β +terjadi jika suatu inti yang bermuatan Z berubah menjadi inti dengan
muatan Z-1.
c. Penangkapan elektron
Dalam struktur atom elekton pada kulit K kadang-kadang dapat ditangkap oleh inti,
sehingga salah saatu proton dalam inti ditransformasikan menjadi neutron untuk
membrntuk sustu inti yang stabil. Elektron pada kulit K yang ditangkap inti tadi
meninggalkan sebuah tempat kosong yang dapat diisi oleh elektron kulit L. proses
pengisihan ini, loncatan elektron dari kulit L ke kulit K, disertai oleh pemancaran
energy dalam bentuk sinar-X sebesar h v = Ek – El masing-masing energy dari elektron
kulit K dan kulit L. kadang-kadang sinar X yang dipancarkan itu dapat juga berinteraksi
dengan elektron di kulit L atau kulit M, N, dan seterusnya sehingga dapat terjadi
pemancaran elektron yang disebut elektron Auger dengan energy kinetik sebesar Ek –
2El.
Penangkapan elektron tersebut diatas tidak dapat dideteksi secara langsung tetapi
yang dideteksi adalah elektron Auger. Reaksi penangkapan elektron dapat ditulis
sebagai berikut:
A
XZ+ 0ѳ-1(β-) → AYZ-1
Contoh:
55
Fe26 + 0ѳ-1(β-) → 55Mn25
Inti atom induk ZM menangkap salah satu elektronnya sendiri dari dalam orbit dan sebagai
hasilnya dipancarkan neutrino. Hasil akhir peluruhan adalah inti bermuatan Z-1 dan mempunyai
massa Z-1M*.
Ditinjau suatu peristiwa penangkapan elektron yang berasal dari kulit K. setelah
penangkapan tersebut terjadi suatu kekosongan elektron dalam kulit K. kekosongan ini akan diisi
melalui suatu transisi elektron yang berasal dari kulit L dan kekosongan dikulit L diisi oleh
elektron kulit M. demikian seterusnyya sampai system atom tersebut mencapai energy minimum.
 Sinar/Partikel Beta (β)
 Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif.
 Mempunyai muatan –1 dan massa sekitar 1/2000 massa proton. Dengan
demikian partikel ini sama dengan elektron.
 Relatif cepat dan ringan
 Mempunyai daya tembus menengah dan dapat dihentikan dengan lembaran
aluminium atau plastik.
 Dapat mengionisasi atom-atom yang dilewatinya, tetapi tidak sekuat daya
ionisasi partikel alfa.
Energi dari proses peluruhan dapat lagi dihitung dengan perbandingan massa
menurut Einstein:
(2.1)
ΔE = (m1-m2-me)c 2
di mana ml, m2 dan me adalah massa dari inti atom, inti proton dan elektron masing-
masing. Massa antineutrino diabaikan, karena sangat kecil (<2. 10-7 u, Tabel 3.3).
Memasukkan massa nuklida (inti ditambah elektron), M= M + Zme,memberikan
(2.2)
ΔE = [M1 - Z1me - M2 + (Z1 + 1) me – me]c 2

= ( M1 – M2 )c2

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.1. Nomor atom berkurang satu unit, dan jumlah massa
tetap tidak berubah. Seperti peluruhan beta negatife β-, energi dari proses diperoleh dengan
eq. (2.2). Tapi karena Z 2= Z1- 1, jadi:

(2.3)
Ini berarti bahwa peluruhan β+ dapat terjadi hanya jika M1 setidaknya dua massa elektron
lebih tinggi dari M2:

(2.4)
Alternatif untuk peluruhan ß+adalah penangkapan elektron (EC, simbol ɛ). Elektron
tersedia dari kulit elektron dari nuklida, dan transformasi kelebihan proton menjadi neutron
juga dapat dilanjutkan dengan mengambilan sebuah elektron. Sebagai K elektronmemiliki
probabilitas tertinggi yang dekat dengan inti, mereka juga memiliki probabilitas tertinggi
ditangkap. Hasilnya adalah sama seperti dalam kasus β+ pembusukan. Tapi bukannya
positron, sinar X karakteristik yang dipancarkan, karena posisi kosong di K shell atom diisi
oleh elektron dari kulit yang lebih tinggi, sebuah proses yang berhubungan dengan emisi
sinar X karakteristik. Sinar X ini dari K shellyang monoenergetic, dan karena itu
radionuklida menunjukkan penangkapan elektron yang menarik praktis sebagai sumber X-
ray. Untuk sebagian kecil, sinar X dari L shelljuga dapat dipancarkan. Namun, jika energi
pembusukan lebih kecil dari energi pengikatan elektron K, hanya elektron dari orbit luar (L,
M,...) Dapat ditangkap.
Berbeda dengan apartikel, β partikeltidak memiliki energi yang berbeda, tetapi mereka
menunjukkan distribusi energi yang terus menerus (Gambar. 5.7). Energi dari elektron yang
dipancarkan bervariasi antara nol dan energi maksimum Emaxw, hereas energi rata-rata
elektron hanya sekitar sepertiga dari EmaxT. nya tampaknya bertentangan dengan hukum
kekekalan energi, sampai Fermi mendalilkan pada tahun 1934 bahwa selain elektron partikel
lain, neutrino (benar berbicara sebuah antineutrino elektron), yang dipancarkan (neutrino
hipotesis), yang membawa pergi hilang energi.

(2.5)

di mana Eeadalah energi dari elektron dan E, energi dari neutrino elektron atau antineutrino,
1
masing-masing. Neutrino tidak memiliki muatan, massa sangat kecil (MV<L / lOOOme),spin 2

h / 2π dan mematuhi statistik Fermi-Dirac. Sifat-sifat tersebut didalilkan dalam rangka


memenuhi hukum konservasi. Dengan mempertimbangkan pembentukan neutrino elektron di
samping emisi elektron dan positron, masing-masing, persamaan berikut berlaku untuk β-dan
β+kerusakan.

(2.6)
Penangkapan elektron digambarkan oleh persamaan berikut:

(2.7)
Dan energi, ΔE yang diberikan oleh persamaan. (2.2), dibagi atas:

(2.8)
di mana Ee adalah energi dari elektron atau positron, masing-masing, Evbahwa dari
antineutrino elektron atau neutrino elektron, masing-masing, dan ENenergi mundur dari inti.
Sebagai massa elektron sangat kecil dibandingkan dengan massa inti, berikut bahwa:
(2.9)
Untuk inti dengan mN >5 u, perbedaan antara ΔE dan Emaxadalah <0,01%. Dalam kasus
penangkapan elektron, Ee di eq. (2.9) diberikan oleh energi ikat elektron di kulit elektron
yang sangat kecil dibandingkan dengan ΔE, dan neutrino menerima seluruh energi dari proses
pembusukan:

(2.10)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, interaksi neutrino dengan materi sangat kecil, dan bukti
pertama keberadaan mereka hanya mungkin pada tahun 1956 atas dasar reaksi mereka
dengan proton dalam sebuah tangki besar air

(2.11)
pembentukan simultan dari neutron dan positron ditentukan dengan cara counter kilau besar
dan kadmium . Pemusnahan positron (oleh reaksi dengan elektron) mengakibatkan
produksidua ᵞ-fotonray, sedangkan neutron kehilangan energi dengan tabrakan pada proton
dan bereaksi dengan cadmium .

2.3 Peluruhan Gamma:

Peluruhan gamma terjadi ketika ada sisa energi di nukleus setelah pembusukan alfa atau beta,
atau setelah penangkapan neutron (sejenis reaksi nuklir) dalam reaktor nuklir. Energi sisa
dilepaskan sebagai foton radiasi gamma. Peluruhan gamma umumnya tidak mempengaruhi
massa atau nomor atom radioisotop. Contoh emitor gamma termasuk yodium-131, cesium-
137, kobalt-60, radium-226 dan technetium-99m
 Sinar gamma

Sinar Gamma Seperti sinar tampak dan sinar-x, sinar gamma adalah paket energi
berenergi yang disebut foton. Sinar gamma sering menyertai emisi partikel alfa atau beta dari
nukleus. Mereka tidak memiliki muatan maupun massa dan sangat menembus. Beberapa kaki
beton atau beberapa inci dari timah mungkin diperlukan untuk menghentikan sinar gamma.
Salah satu sumber sinar gamma di lingkungan adalah potasium-40 yang terjadi secara alami.
Sumber buatan manusia termasuk kobalt-60 dan cesium-137.
Dalam peluruhan gamma, yang digambarkan pada Gambar diatas ,
sebuah nukleus berubah dari keadaan energi yang lebih tinggi ke keadaan energi
yang lebih rendah melalui emisi radiasi elektromagnetik (foton). Jumlah proton (dan neutron)
dalam nukleus tidak berubah dalam proses ini, sehingga atom induk dan anak perempuan
adalah unsur kimia yang sama. Dalam peluruhan gamma nukleus, foton yang dipancarkan
dan inti recoiling masing-masing memiliki energi yang terdefinisi dengan baik setelah
pembusukan. Energi karakteristik dibagi antara hanya dua partikel.

Dalam peluruhan gamma harus menyertai bentuk lain dari peluruhan radioaktif atau
terjadi sebagai konsekuensi dari nuklir dalam keadaan axcited. misalnya setelah pembusukan
alfa.
Contoh:
238 234
92U 90Th* + 42He

* = keadaan
terksitasi

90Th + γ (0,050 meV)


234

keadaan metastabil terjadi ketika keadaan tereksitasi berlangsung dalam jumlah waktu yang
dapat diukur.

contoh
60m
27Co
60
27Co +γ
m= metastabil
56Ba +γ
137m 137m
56Ba

energi recoil dalam peluruhan gamma tidak cukup untuk menyebabkan pecahnya ikatan
tetapi peluruhan seperti ini berhubungan dengan ionisasi elektron ekstranuklear

Dalam peluruhan gamma, tidak ada perubahan nomor atom Z maupun nomor massa A. Yang
terjadi hanyalah perubahan keadaan inti dari keadaan tereksitasi tingkat tinggi ke keadaan
tereksitasi yang lebih rendah, atau ke keadaan dasar.

 Sinar Gamma (γ)


 Sinar gamma adalah suatu gelombang EM bukan partikel. Dengan demikian
tidak mempunyai muatan maupun massa.
 Mempunyai daya tembus yang sangat besar-diperlukan lembaran tipis timbal
untuk menguranginya.
 Tidak mengionisasi atom-atom yang dilewatinya secara langsung, meskipun
dapat menyebabkan atom memancarkan partikel lain yang selanjutnya dapat
menyebabkan ionisasi.
 Sifat sinar gamma
Radiasi gamma (γ), dengan sifat-sifat sebagai berikut:
- Tidak dibelokkan oleh medan magnet
- Tidak bermuatan listrik
- Tidak bermassa
- Mempunyai sifat yang sama dengan sinar-X, tetapi panjang
gelombangnya lebih pendek
- Merupakan gelombang elektromagnetik

Secara makro, peluruhan gamma biasanya mengiringi peluruhan beta atau alfa. Hal
ini terjadi jika inti baru yang dihasilkan dalam peluruhan alfa dan atau beta tidak berada pada
keadaan dasar karena aturan seleksi. Selanjutnya, inti tersebut akan bertransisi ke keadaan
dasar dengan cara memancarkan sinar gamma.
 Klasifikasi Peluruhan Gamma
Misalkan sebelum meluruh inti memiliki spin Iidan setelah meluruhmemiliki spin If.
Dengan memanfaatkan hukum penjumlahan momentum,maka foton harus memiliki
spin.Di samping itu, sebuah transisi dapat menyebabkan perubahan distribusi
‘muatan’ atau distribusi ‘arus’ dalam inti. Suatu transisi yang menyebabkan
perubahan distribusi muatan dikenal sebagai transisi elektrik, sedang transisi yang
menyebabkan perubahan distribusi arus dikenal sebagai transisi magnetik. Untuk
masing-masing transisi, perubahan paritasnya adalah:
∆𝝅 = Untuk transisi elektrik
Untuk transisi magnetik

Sebagai contoh transisi dengan l = 1 yang terkait dengan perubahan muatan dikenal sebagai
transisi dipol listrik (E1) dan terkait dengan perubahan paritas.. Sebaliknya, transisi dengan l
= 1 yang terkait dengan perubahan arus dikenal sebagai transisi dipole magnetik (M1) dan
tidak terkait dengan perubahan paritas. Klasifikasi radiasi gamma ditunjukkan pada Tabel
Tabel 2.3 Klasifikasi radiasi 𝛾. Pada tabel ini, E adalah energi gamma dalam MeV

Tipe Nama ∆𝑙 ∆𝜋 Laju transisi, λ (s-1)


E1 Dipol elektrik 1 Ya 1,03 x 1014 A2/3E3
M1 Dipol magnetic 1 Tidak 3,15 x 1013 E3
E2 Quadrupol elektrik 2 Tidak 7,28 x 107 A4/3E5
M2 Quadrupol magnetic 2 Ya 2,24 x 107 A4/3E5
E3 Oktupol elektrik 3 Ya 3,39 x 101 A2E7
M3 Oktupol magnetic 3 Tidak 1,04 x 101 A4/3E7
E4 Heksadekapol elektrik 4 Tidak 1,07 x 10-5 A8/3E9
M4 Heksadekapol magnetic 4 Ya 3,27 x 10-5 A2E9
E5 5 Ya 2,40 x 10-12 A10/3E11
M5 5 Tidak 7,36 x 10-13 A8/3E11

2.4 Pembelahan Spontan


Peluruhan dengan cara pembelahan spontan terjadi hanya pada nuklida-nuklida yang sangat
besar. Pada peluruhan ini, nuklida yang massanya hampir sama, dsertai dengan pelepasan neutron.
Contoh :

Mirip dengan peluruhan alfa, pembelahan spontan terjadi dengan nuklida berat.
nukleus dibagi menjadi dua inti yang lebih kecil, dengan asumsi bahwa jumlah massa
nuklida anak dan neutron yang dipancarkan, jika ada, kurang dari massa nuklida induk .
Energi pembelahan spontan dapat dihitung dari penurunan massa:

E = 931 MeV (AZM – A1MZ1 – A2MZ2 - xmn)

E harus lebih besar dari nol, yang pada prinsipnya valid pada sekitar A.80, yang
ditunjukkan oleh kemiringan positif pada Gambar 2.2. Namun, pembelahan spontan
membutuhkan energi aktivasi; oleh karena, karakteristik Thorium dan nuklida yang lebih
berat. Pembelahan spontan ditemukan oleh Petrzsak dan Flerov pada tahun 1940, sesaat
setelah penemuan pembelahan yang dikemukakan oleh Otto Hahn (1939).

A M
Z → A1Z1M + A2Z2M + xn

2.5 Pemancaran neutron

Proses peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan netron relatif
terhadap inti yang stabil.
Contoh:
36
Kr87→36Kr86 + 0n1

2.6 pemancaran neutron terlambat

Neutron adalah zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai
muatan listrik.Atom tersusun dari proton, neutron dan elektron.
Proton dan neutron sebagai penyusun inti atom, sedangkan elektron bergerak mengelilingi
inti atom.Neutron dalam inti seperti sinar gamma dapat menembus suatu bahan dengan
mudah. Interaksi neutron dengan inti atom berbeda dengan interaksi partikel radioaktif.
Neutron merupakan zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai muatan
listrik. Energi diam sebuah neutronhampir sama dengan massa sebuah proton, yaitu sebesar
1,67492x gram atau 939,6 MeV/(Wisnu Susetyo, 1988:5). Neutron dilambangkan dengan,
sedangkan cacah neutron dalam inti atom biasa dilambangkan dalam huruf N
.Neutron bukan partikel yang mantap di luar inti. Neutron bebas meluruh secara radioaktif
menjadi sebuah proton, sebuah elektron dan sebuah antineutrino dengan umur rata-rata 15,5
menit. Neutron memiliki energi diam 937,57 MeV dan momen magnetik () sebesar -1,9135
(Yusman Wiyatmo, 2009:21)
 Interaksi Neutron dengan Materi
Inti atom terdiri dari sejumlah proton dan neutron. Proton merupakan pembentuk partikel
inti bermuatan positif, neutron tidak bermuatan listrik, bebas dari pengaruh medan listrik
coulomb dan medan magnet. Dengan sifat ini menyebabkan interaksi neutron dengan materi
dapat terjadi terhadap inti atom.

Apabila sebuah neutron bergerak mendekati suatu inti atom dan memasuki
daerah medan pengaruhnya maka ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi.
Kemungkinan pertama, neutron akan menumbuk inti dan sesudah tumbukan neutron
dibelokkan arahnya dari arah semula dengan membentuk sudut θ dan inti atom akan
terpental, peristiwa seperti ini disebut reaksi hamburan (scattering). Kemungkinan kedua,
neutron masuk ke dalam inti atom dan tidak lagi merupakan badan yang berdiri sendiri,
peristiwa ini disebut reaksi tangkapan (capture). Bila reaksi tangkapan neutron ini disertai
dengan pancaran radiasi γ maka dapat digolongkan dalam reaksi (n,γ ). Inti atom baru
terbentuk sebagai akibat tangkapan neutron ini dapat bersifat mantap dan tidak mengalami
perubahan lagi, dapat pula bersifat tidak mantap dan akan mengalami proses peluruhan
radioaktif. Dalam kedua hal reaksi (n,γ ) di atas, reaksinya tetap disebut reaksi tangkapan atau
reaksi absorpsi radioaktif.
1) Reaksi Hamburan (scattering)
Reaksi hamburan adalah sebuah proses yang hasil akhirnya hanyalah
merupakan pemindahan energi dari satu partikel (inti) ke partikel lainnya.
Reaksi hamburan sangat berguna untuk moderasi (perlambatan) terhadap
neutron cepat. Jika neutron mencapai energi thermal maka tampang lintang fisi
menjadi lebih luas.
Reaksi hamburan ada dua jenis yaitu :
a) Hambuaran lenting sempurna (elastis)
Pada proses hamburan lenting sempurna (elastis) adalah proses tumbukan antara
neutron dengan inti atom yang sedemikian sehingga tidak terjadi perubahan energi
gerak dari neutron dan inti atom sebelum
dan sesudah reaksi tumbukan.
b) Reaksi hamburan tak lenting (inelastis)
Pada reaksi ini neutron menyerahkan sebagian tenaga kinetiknya kepada inti atom
materi, sehingga inti atom menjadi tereksitasi. Inti atom yang tereksitasi menjadi
tidak stabil dan akan kembali menjadi stabil dengan memancarkan radiasi gamma
(Suratman, 2001:9).
Pemancaraan neutron terlambat
Proses peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan neutron. Peluruhan
ini didahului oleh pemancaran negatron kemudian dengan pemancaran neutron.

 Pita kestabilan

Dalam pita kestabilan, ditemukan bahwa kestabilan suatu inti atom ditentukan oleh
perbandingan jumlah neutron dan proton. Plot jumlah neutron terhadap jumlah proton dari
semua isotop yang sudah dikenal, baik isotop stabil maupun isotop radioaktif disebut peta
isotop. Sementara, pita kestabilan adalah Isotop-isotop stabil yang terletak dalam suatu
daerah berbentuk pita.
Kenaikan angka banding N/Z diyakini akibat meningkatnya tolakan muatan positif
dari proton. Untuk mengurangi tolakan antarproton diperlukan neutron yang berlebih.
Nuklida di luar pita kestabilan umumnya bersifat radioaktif atau nuklida tidak stabil. Nuklida
yang terletak di atas pita kestabilan adalah nuklida yang memiliki neutron berlebih. Untuk
mencapai keadaan inti yang stabil, nuklida ini mengubah neutron menjadi proton dan partikel
beta.Nuklida yang terletak di bawah pita kestabilan adalah nuklida yang miskin neutron.
Untuk mencapai keadaan yang stabil, dilakukan dengan cara memancarkan positron atau
penangkapan elektron (electron capture) pada kulit K menjadi neutron. Nuklida yang terletak
di atas pita kestabilan dengan nomor atom (jumlah proton) lebih dari 83 adalah nuklida yang
memiliki neutron dan proton melimpah. Untuk mencapai keadaan
stabil, nuklida ini melepaskan sejumlah partikel alfa (inti atom He).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Radioaktif ditemukan pada tahun 1896 oleh Wilhelm Conrad Roentgen dengan
diawali ditemukannya sinar x sehingga para ilmuwan menyadari bahwa beberapa
unsur memiliki sinar-sinar tertentu.
2. Jenis-jenis peluruhan radiokimia
 Peluruhan alfa
 Peluruhan beta
 Peluruhan gamma
 Pembelahan spontan
 Pemancaran neutron
 Pemancaran neutron terlambat

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiawan, D. 2010. Radiokimia, teori dasar dan aplikasi teknik nuklir : Widya
padjadjaran. Bandung
2. Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press): jakarta
3. Canadian Nuclear Safety Commission. 2012. Introduction au rayonnement: canada
4. Heinrich karl. 1996. Nuclear and Radiochemystri. VCH: New York
5. Choppin. G dan baisden. P. 1978. Radiochemictry. The Americal chemical
society: America
Sumber Referensi
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Anda mungkin juga menyukai