Anda di halaman 1dari 2

1.

Merkuri (Hg)
Merkuri merupakan salah satu bahan kimia yang termasuk dalam jenis logam
berat. Merkuri atau disebut sebagai raksa (Hg) sering digunakan dalam bidang
pertambangan. Limbah hasil penggunaan merkuri apabila tidak dibuang langsung ke
lingkungan akan mengancam makhluk hidup di sekitar lingkungan tersebut, baik itu
tumbuhan, hewan maupun manusia, baik itu di ekosistem daratan maupun perairan.
Di daratan, senyawa merkuri dari limbah yang dibuang ke daratan dalam kadar
yang tinggi, akan menyebabkan kematian pada tumbuh – tumbuhan di lingkungan
tersebut. hal ini dikarenakan sifat merkuri yang sangat toksik. Dalam kadar rendah,
senyawa merkuri dapat diserap oleh tumbuhan, sehingga ketika tumbuhan yang telah
tercemar senyawa merkuri tersebut ketika dikonsumsi oleh manusia, maka akan
berakibat fatal bagi kehidupannya, ketika senyawa merkuri masuk dalam tubuh
manusia, akan menyebabkan kerusakan pada syaraf hingga kematian.
Di perairan, senyawa merkuri akan langsung mencemari organisme dalam
perairan tersebut. Dalam tubuh organisme laut tersebut, terjadi beberapa proses yaitu
Melalui proses akumulasi secara biologi (bioakumulasi), proses perpindahan secara
biologi (biotransfer), dan pembesaran secara biologi (biomagnifikasi) yang terjadi
secara alamiah, organisme laut mengakumulasi senyawa merkuri dalam konsentrasi
tinggi dan selanjutnya terjadi keracunan pada manusia yang mengkonsumsinya .

2. DDT ( Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane)
DDT merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida untuk
membasmi serangga hama pertanian. Namun dalam pengunaannya yang berlebih
dapat membahayakan ekosistem sehingga penggunaanya sekarang sudah lebih
dibatasi. Dampak DDT bagi lingkungan yaitu :
a. Menyebabkan kematian hewan yang bukan hama
Fungsi DDT adalah untuk membasmi hama pada tanaman seperti wereng,
kutu daun dan belalang, namun dalam penggunaannya, dapat membahayakan
hewan lain selain hama. Contonya, menyebabkan kematian pada burung pipit,
yang mana burung pipit merupakan pemangsa wereng (hama).
b. Menyebabkan kekebalan pada hama
Hama sama seperti makhluk hidup lain yang juga mengalami evolusi dan
seleksi alam. Penggunaan DDT yang berlebih akan menyebabkan seleksi alam
pada hama, sehingga lama kelamaan hama ini menjadi kebal karena
perkembangbiakan dari hama yang telah kebal terhadap DDT.
c. Menyebabkan hewan air saat sisanya masuk ke perairan
DDT merupakan bahan kimia yang tidak mudah larut dalam air, sehingga
DDT yang mengalir dari daratan ke laut melalui air hujan maupun irigasi yang
akan masuk ke laut akan merusak ekosistem laut dengan menyebabkan kematian
pada ikan.

3. CFC (ChloroFluoroCarbon)
CFC merupakan bahan kimia yang sering digunakan sebagai pendingin pada
AC, cairan pembersih dan zat pendorong yang digunakan pada parfum. Penggunaan
CFC memberikan dampak besar pada keseimbangan ekosistem, yaitu memberikan
peranan paling besar terhadap penipisan lapisan ozon. Seperti yang kita ketahui,
lapisan ozon merupakan lapisan yang berfungsi untuk melindungi bumi dari
gelombang radiasi matahari yang masuk ke bumi, sehingga keseimbangan suhu di
bumi dapat tetap terjaga. CFC yang digunakan oleh manusia, di udara akan
mengalami reaksi secara kimia dan akan membentuk unsur radikal (Cl*) yang
nantinya akan bereaksi dengan lapisan ozon (O3) sehingga merusak lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon yang terus menerus terjadi inilah, yang nantinya
mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu bumi yang terjadi terus menerus dan
semakin lama akan berakibat pada kenaikan volume air laut karena mencairnya es
pada kutub utara dan selatan. Hal tersebut yang disebut sebagai pemanasan global
yang akan mengancam kelangsungan hidup semua mahkluk hidup di bumi.

Anda mungkin juga menyukai