I. PENDAHULUAN
Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting, tidak hanya dalam
parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu
ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu
salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang
ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu
sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya
menempati habitat dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
vegetasi hutan alam. Salah satunya adalah metode kuadrat dengan pembuatan plot
yang berukuran tertentu dan cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar.
Metode lainnya yaitu studi literatur dan klasifikasi komunitas tumbuhan atau
Hal ini dikarenakan adanya hubungan khas antara lingkungan dan organisme.
Halu Oleo.
Halu Oleo.
Oleo.
1. Agar dapat mengetahui indeks nilai penting vegetasi di Kebun Raya Universitas
Halu Oleo.
Halu Oleo.
3
Kerangka pikir pada penelitian ini yaitu yang dilaksanakan di Kebun raya
Universitas Halu Oleo. Kerangka berpikir muncul untuk mengetahui indeks dan
keanekaragaman hayati yang berada pada Kebun Raya Universitas Halu Oleo
yang dilakukan dengan cara membuat plot dan mengambil data tegakan vegetasi
di kebun Raya Universitas Halu Oleo yang bertujuan untuk mengetahui indek
nilai penting dan keanekaragaman hayati yang ada di dalam Kebun raya
Universitas Halu Oleo. Adapun kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Analisis Vegetasi
Tegakan
(Strata)
Hutan alam merupakan hutan yang tumbuh secara alami tanapa campur
tangan manusia dan memiliki tajuk berlapis. Pengelolaan hutan alam terutama
Hutan alam memiliki fungsi ekologis yang sangat vital dalam menjaga
keseimbangan ekosistem. Salah satu di antaranya adalah fungsi hutan alam dalam
menjaga iklim di dalam kawasan hutan maupun di luar hutan. Hal ini terkait
yang tinggi dalam hal jenis, dimensi, dan tingkat perkembangan pertumbuhan
pohon pohonnya. Hutan alam bekas tebangan yang dikelola dengan sistem tebang
pilih akan menyisakan tegakan tinggal dengan struktur tegakan (ST) yang
permukaan laut (dpl) serta dominan pada ketinggian ˃1.375 m dpl. Perakaran
pada hutan tanaman yang sangat bervariasi mulai dangkal sampai dalam, tajuknya
berlapis yang akan mengurangi daya hancur butiran hujan sehingga laju erosi
menjadi alternatif yang menarik untuk merubah basis pengelolaan hutan alam dari
struktur hutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasaranya ada dua macam metode
dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak
digunakan adalah kombinasi antara metode jalur (untuk risalah pohon) dengan
beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu-individu
tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun
bentuk indeks nilai penting. Indeks nilai penting rnenunjukkan tingkat penguasaan
suatu jenis terhadap jenis-jenis lain dalam suatuk omunitas (Himmah et al, 2010).
tumbuhan dan bentuk (struktur) vegetasi yang ada di wilayah yang di analisis
pada setiap stasiun (Ontorael et al, 2012). Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi
asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah jumlah anggota populasi
itu sendiri. Untuk jumlah populasi yang terlalu banyak akan kita ambil untuk
dijadikan sampel dengan harapan jumlah sampel yang kita ambil dapat mewakili
Tidak ada satu kaidah pun yang dapat digunakan untuk menetapkan besarnya
sampel. Akan tetapi secara empirik perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan
yang saling berkaitan erat satu sama lain dengan lingkungan sekitarnya. Oleh
karena itu, hutan dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau merupakan
ekosistem yang sangat berguna bagi kehidupan manusia (Destaranti et al, 2017)
7
ekosistem bisa mencapai hanya pada beberapa spesies dan genotip saja, yang
lainnya bisa hilang, maka tumbuh-tumbuh tingkat pohon adalah penting pada
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah metteran rol. pita meter,
hagameter, Global Positioning System (GPS), tali rapia, Tally Sheet, kamera dan
alat tulis.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tegakan hutan alam.
Universitas Halu Oleo dengan luas 22,8 ha. Adapun sampel dalam penelitian ini
meliputi 1 titik koordinat di setiap plot, dalam satu plot ada 4 sampel yang di
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitaif dan data kualitatif.
Data kuntitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, sesuai dengan
penelitian ini yaitu: (1). Data titik, yang diambil menggunakan Global Positioning
System (GPS), (2). Luas Plot, (3) Jenis vegetasi, (4). Tingkatan vegetasi. Data
9
kualitatif adalah data dari kondisi objek alamiah, dimana pengamat merupakan
instrumen kunci pengamatan, data yang diambil yaitu pemotretan melalui kamera
secara langsung.
2. Merencanakan penelitian
6. Validasi
7. Menganalisis data
8. Menyusun Skripsi
1. Variabel indek nilai Penting (INP), INP yaitu nilai indeks yang menyatakan
(Dominansi Relatif).
1. Diameter
Diameter adalah ukuran dari tengah pohon yang di hasilkan dari keliling
Diameter = Keliling/π
adalah:
Indeks Nilia Penting yaitu Nilai indeks yang menyatakan peranan spesies-
INP = KR + FR + DR
Dimana :
- K = Kerapatan
Jumlah Individu
K=
Luas Plot Contoh
KR = Kerapatan Relatif
Kerapatan spesies ke-i
KR = x 100%
Kerapatan seluruh jenis
- F = Frekuensi
jumlah sub − petak ditemukannya suatu jenis
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 =
jumlah keseluuhan petak plot
FR = Frekuensi Relatif
Frekuensi spesies ke-i
FR = x 100%
Frekuensi seluruh jenis
11
- D = Dominansi
jumlah luas bidang dasar suatu jenis
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖 =
luas areal sampel
DR = Dominansi Relatif
Dominansi spesies ke-i
DR = x 100%
Dominansi seluruh jenis
3. Keanekaragaman H’
H’ = -Σ[(ni/N) Ln (ni/N)]
Dimana:
H’ = Indeks Shanon-Whiener
1. Hutan
merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan dan yang
2. Hutan Alam
Hutan yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia, memiliki
3. Analisis Vegetasi
4. Keliling
Tinggi total adalah jarak terpendek dari titik puncak pohon dengan titik
6. Jarak Pengamat
7. Frekuensi
pengamatan.
8. Dominansi
Tinggi bebas cabang adalah jarak terpendek dari titik bebas cabang dengan
Tinggi mata pengamat adalah tinggi pengamat dari kaki hingga mata.
13
Lokasi praktikum ini apabila ditinjau dari peta Kota Kendari.. secara
Kecamayan Abeli, serta sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu dan
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Apabila ditinjau dari peta Kota Kendari,
secara geografis terletak dibagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara
ke Timur diantara 1220 30’ 39” - 1220 33’ 42” Bujur Timur. Wilayah Kecamatan
musim hujan. Berdasarkan data yang ada di Kecamatan Kambu pada tahun 2016
terjadi sebanyak 205 hari hujan dengan rata-rata curah hujan 179,1 mm, dapat
Suhu udara rata-rata Kecamatan Kambu selama tahun 2016 adalah 27,6º C
dengan suhu minimum adalah 24,8º C dan maksimum adalah 31,8º C, dapat
84º C dengan suhu udara minimum adalah 56º C. Sedangkan rata-rata tekanan
udara selama tahun 2016 adalah 1010,03 mb dan rata-rata kecepatan angin 4,9
lain di Indonesia dan Kota Kendari pada umumnya, Kecamatan Poasia hanya
dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim
sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada bulan
Januari sampai dengan bulan Mei, angin bertiup banyak mengandung uap air yang
berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melalui beberapa lautan.
biasanya terjadi musim hujan. Tahun 2016 terjadi 205 hari hujan (hh) dengan
yang berada pada ketinggian 10 meter diatas permukaan laut ini hanya memiliki
dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Menurut data yang ada di
Kecamatan Kambu pada tahun 2016 terjadi sebanyak 205 hari hujan dengan rata-
rata curah hujan 179,1 mm. Suhu udara rata-rata selama tahun 2016 adalah 27,60C
17
dengan suhu minimum adalah 24,80 C dan maksimum adalah 31,80C Kelembaban
udara rata-rata selama tahun 2016 adalah 840C dengan suhu udara minimum
adalah 560C dan 980C. Rata-rata tekanan udara selama tahun 2016 adalah 1010,03
Secara umum, keadaan tanah (soil) kota kendari ini terdiri dari tanah liat
bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna
coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier yang terdiri dari batuan batu
lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Dibagian pantai batuan pratersier
umumnya tidak meluas air atau kedap air. Terkhusus untuk kecamatan Poasia
yakni Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur
dan Kalkarenit Lempun. Sedangkan untuk kecamatan kambu yakni Batu pasir
Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau (PPSP, 2012).
18
5.1. Hasil
berikut:
Diameter LBDS KR DR FR
Jenis Jumlah Keliling K D F INP H'
(m) (m²) (%) (%) (%)
Nona 1 183 0,58 0,27 25 25 6,67 59,03 1 25 32,67 0,36
Nona 1 90 0,29 0,06 25 25 1,61 14,28 1 25 27,61 0,34
Nona 1 85 0,27 0,06 25 25 1,44 12,73 1 25 27,44 0,34
Nona 1 89 0,28 0,06 25 25 1,58 13,96 1 25 27,58 0,34
Jenis Jumlah
SP1 3
SP2 15
SP3 12
SP4 4
SP5 3
SP6 5
Jumlah 42
Sumber: Data Primer, 2018
Jenis Jumlah
SP1 4
SP2 5
Jumlah 9
Sumber: Data Primer, 2018
Jenis Jumlah
SP1 10
Jumlah 10
Sumber: Data Primer, 2018
19
5.2. Pembahasan
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan
lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
Praktikum yang telah kami lakukan yaitu analisis vegetasi di kebun raya
universitas Halu Oleo kami membuat plot dengan ukuran 20 m x 20 m pada plot
diameter 0,58 m dengan memiiki luas bidang dasar 0,27 m² dengan kerapatan 25
indeks nilai penting yaitu 32,67 dan keanekaragamannya yaitu 0,36 sedangkan
keliling 90 dengan diameter 0,29 dan meimiliki luas bidang dasar yaitu 0,06 m²
dengan kerapatan 25 dan kerapatan relatifnya yaitu 25% dengan dominansi 1,61
relatifnya adalah 25% dan memiliki indeks nilai penting yaitu 27,61 dan
yaitu 0,34 pada tanaman ke 4 memiliki keliling 89 dengan diameter 0,28 dan luas
relatifnya yaitu 25% dan memiliki dominansi 1,58 dan pada dominansi reatifnya
yaitu 13,96% sedangkan frekuensinya yaitu 1 frekuensi relatifnya adalah 25% dan
memiliki indeks nilai penting yaitu 27,58 dan keanekaragamannya adalah 0,34.
Jumlah keseluruhan luas bidang dasar yaitu 0,45, dan jumlah kerapatan yaitu 100
dominansi relatif yaitu 100 jumlah frekuensi keseluruhan yaitu 4 dan frekuensi
relatifnya adalah 100 sedangkan jmlah keseluruhan indeks nilai pentingnya adalah
Spesies5 dan Spesies6 memiliki jumlah keseluruhan yaitu 42. Kemudian analisis
jenis yang ditemukan yaitu Spesies1 dan Spesies2 dengan jumlah keseluruhan
yaitu 9 sedangkan analisi vegetasi yang dikategorikan semai dengan ukuran plot 2
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Indeks nilai penting (INP) Kebun Raya Universitas Halu Oleo yaitu 77320,51
pada luasan 0,04 ha dengan kategori pohon, tiang, pancang dan semai.
2. Keanekaragaman hayati pada Kebun Raya Universitas Halu Oleo yaitu 4,1
6.2. Saran
.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,I. 2012. Kriteria empirik dalam menentukan ukuran sampel pada pengujian
hipotesis statistika dan analisis butir. Jurnal Formatif . Vol.2(2): 140-148
Himmah,I. S.Utami dan K.Baskoro. 2010. Struktur dan komposisi yegetasi habitat
julang emas (acerss andulatus) di gunttng ungaran jawa tengaii. Jumal
Sains & Matematika (JSM).Vol.18 (3)
Martono,D.S. 2012. Analisis vegetasi dan asosiasi antara jenis-jenis pohon utama
penyusun hutan tropis dataran rendah di taman nasional gunung rinjani
nusa tenggara barat. Jurnal agri-tek vol.13(2)
Muhdi dan D,S. Hanafiah. 2007. Dampak pemanenan kayu berdampak rendah
terhadap kerusakan tegakan tinggal di hutan alam. Jurnal Ilmu-Ilmu
pertanian Indonesia. Vol.9 (1)
Putra,R. A.Uprayogi dan S. Kahar. 2013. Aplikasi SIG untuk penentuan daerah
quick count pemilihan kepala daerah (studi kasus : pemilihan walikota
cirebon 2013, jawa barat). Jurnal Geodesi Undip vol.2 (4)
23
Samsoedin,I., I,W.S Dharmawan. dan C,A Siregar. 2009. Potensi biomasa karbon
hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun di hutan penelitian
malinau, kalimantan timur. Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam.
Vol 6(1) : 47-56
Siregar,C.A dan I,W.S Dharmawan. 2011. Stok karbon tegakan hutan alam
dipterokarpa di pt. Sarpatim, Kalimantan tengah. Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam. Vol. 8 (4) : 337-348
Silaen,T. 2018. Limbah petak tebang dan faktor eksploitasi pemanenan kayu
eucalyptus hybrid (ind 61) di hutan tanaman industri. Departemen
manajemen hutan. Universitas Sumatera Utara.
Zulkarnain. L,O. Alimuddin dan A. Razak. 2015. Analisis vegetasi dan visualisasi
profil vegetasi hutan di ekosistem hutan tahura nipa-nipa di kelurahan
mangga dua kota kendari. Jurnal Ecogreen Vol.1(1)
24
LAMPIRAN
25
Diameter LBDS KR DR FR
Jenis Jumlah Keliling K D F INP H'
(m) (m²) (%) (%) (%)
Jenis Jumlah
SP1 3
SP2 15
SP3 12
SP4 4
SP5 3
SP6 5
Jumlah 42
Jenis Jumlah
SP1 4
SP2 5
Jumlah 9
Jenis Jumlah
SP1 10
Jumlah 10
27
Pemberian arahan tentang praktikum oleh Bapak Dosen dan Asisten Praktikum
Pengambilan sudut tinggi total (TT) dan tinggi bebas cabang (TBC) pada pohon