Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 1907-7556

KERAGAMAN JENIS LALAT BUAH (Bactrocera spp) DI TOBELO


KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Sunarno dan Stefen Popoko


Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo

ABSTRACT

Study about king of fruitfly species (Bactrocera,spp) in Tobelo- North Halmahera


Regency was done in area of Tobelo, North Halmahera, from August 2013 until
November 2013. The aim to this research to know fruitflies species (Diptera :
Thephritidae) of gender of Bactrocera,spp any kind of attracking crop of holticultura in
Tobelo, North Halmahera Regency. The research in done by draping trap modification
fruitflies stainer model with mineral water bottle secondhand with the distance between
snare are 10 metre consist of 3 line, amount of trap counted 36 trap with height 1,5 metre
use atlabu attractants methyl eugenol. The result of research was found by 8 fruitflies
species that is B. carambolae (Drew & Hanocock B. musae (Tryon,) B. papayae (Drew
& Hanocock), B. umbrosa Fabricius, B. dorsalis), B. curvifera (Walker), B. cucurbitae
(Coquillet), B. bryoniae
Keywords : Kind of Fruitfly Species (Bactrocera, spp), Trap of Methyl Eugenol

PENDAHULUAN penyakit. Tobelo merupakan salah satu daerah


yang berada di pusat kota Kabupaten Halmahera
Latar Belakang
Utara, rendahnya hasil buah-buahan dan sayuran
Hama lalat buah (Bactrocera.spp) adalah di daerah Tobelo Kabupaten Halmahera utara
hama yang merugikan. Berdasarkan tingkat disebabkan oleh serangan berbagai hama
kerusakan yang diakibatkan kerugian dapat tanaman, salah satunya adalah serangan hama
mencapai Rp. 22 milyar per tahun. Salah satu lalat buah yang menyerang tanaman Tomat,
jenis hama lalat buah yang paling banyak cabe, ketimun, mangga, belimbing, pisang, pare,
menimbulkan kerugian adalah Bactrocera pepaya, dll. Hal ini di sebabkan petani Halmahera
dorsalis Hendel (Diptera; Tephritidae). Kerugian Utara belum mengetahui tentang jenis hama lalat
yang diakibatkan oleh hama tersebut dapat buah yang menyerang tanaman hortikultura dan
secara kualitatif dan kuantitatif. Upaya yang cara pengendaliannya, selain itu juga selama ini
telah dilakukan untuk pengendalian lalat buah belum pernah ada peneliti yang meneliti tentang
yang aman bagi lingkungan dan efisien adalah jenis lalat buah yang ada di daerah Tobelo,
menggunakan bahan kairomon seperti metil Halmahera Utara.
eugenol untuk memerangkap lalat buah jantan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka
Pemerangkapan lalat buah dengan menggunakan
penulis merasa perlu untuk membantu masyarakat
metil eugenol merupakan cara pengendalian yang
petani dan intansi terkait dalam mengatasi
ramah lingkungan dan telah terbukti efektif.
permasalahan hama lalat buah (Bactrocera spp),
Pemerintah Kabupaten Halmahara maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi
Utara mencanangkan program peningkatan hama buah-buahan khususnya hama lalat
kesejahteraan petani, salah satu program dari buah (Bactrocera spp) di Tobelo, Kabupaten
dinas pertanian adalah meningkatkan pendapatan Halmahera Utara. Penulis tertarik untuk meneliti
petani dengan melalui bertanam tanaman jenis lalat buah yang ada di Halmahera Utara
hortikultura (buah-buahan, sayuran, dll), akan dengan menangkat judul “ Keanekaragaman
tetapi petani banyak mengalami hambatan Jenis Lalat Buah (Bactrocera spp) di Tobelo,
karena kewalahan dalam penanganan hama Kabupaten Halmahera Utara”. Penulisan ini
270 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

merupakan salah satu bentuk penulisan  ilmiah ( OPTK ). Oleh karena itu untuk melindungi
dan diharapkan dapat memberikan kontribusi tanaman dari ancaman OPTK, perlu ditetapkan
kepada pemerintah, akademisi dan masyarakat tindakan yang berkaitan dengan kesehatan
khususnya petani tanaman hortikultura di tanaman sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, tentang Sanitary and Phytosanitary (SPS), termasuk
pengendalian hama lalat buah (Bactrocera, didalamnya peraturan untuk mencegah masuk
spp) dengan menggunakan pengendalian yang dan menyebarnya OPT berbahaya dari wilayah
sederhana, efektif, efesien, murah, dan ramah dan negara lain.
lingkungan. Menurut Sunarno, (2012). Perlindungan
Tanaman Hortikultura tanaman sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pengelolaan ekosistem pertanian
Hortikultura adalah komoditas yang akan
secara keseluruhan, memegang peranan penting
memiliki masa depan sangat cerah menilik dari
dalam progaram peningkatan produksi tanaman
keunggulan komparatif dan kompetitif yang
hortikultura, yaitu untuk mengamankan produksi
dimilikinya dalam pemulihan perekonomian
dari gangguan OPT. Dalam usaha pengendalian
Indonesia waktu mendatang. Oleh karenanya kita
OPT pemerintah telah menetapkan kebijakan
harus berani untuk memulai mengembangkannya
untuk menerapkan sistem pengendalian hama
pada saat ini. Seperti halnya negara-negara
terpadu (PHT) yang prinsipnya mengutamakan
lain yang mengandalkan devisanya dari hasil
penerapan pengendalian yang ramah lingkungan.
hortikultura, antara lain Thailand dengan berbagai
Keberadaan OPT menjadi masalah utama dalam
komoditas hortikultura yang serba  Bangkok,
kegiatan pertanian, salah satu OPT yang sangat
Belanda dengan bunga tulipnya, Nikaragua
mengganggu khususnya pada tanaman buah-
dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun
buahan seperti : belimbing, apel, melon, pihces,
pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk,
semangka, mangga, pepaya, pisang, strobery dan
anggur dan sebagainya
tanaman sayuran seperti tomat, cabai, ketimun
Peranan hortikultura adalah : a). serta buah dan sayur lainya adalah hama lalat
Memperbaiki gizi masyarakat, b) Memperbesar buah ( fruit fly) dari jenis Bactrocera spp.OPT ini
devisa negara, c) Memperluas kesempatan kerja, yang paling banyak dan mendominasi dikawasan
d) Meningkatkan pendapatan petani, dan  e) Asia-Pasifik dan Eropa khususnya Amirika
Pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian Serikat
lingkungan. Namun dalam kita membahas
masalah hortikultura perlu diperhatikan pula Lalat Buah
mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu Lalat buah merupakan hama yang sangat
: a). Tidak dpat disimpan lama, b) Perlu tempat merusak tanaman dari jenis tanaman hortikultura,
lapang (voluminous), c) Mudah rusak (perishable) khususnya tanaman buah-buahan dan sayuran.
dalam pengangkutan, d) Melimpah/meruah Jenis tanaman buah dan sayur yang sangat riskan
pada suatu musim dan langka pada musim yang terserang lalat buah adalah jambu biji, belimbing,
lain, dan e) Fluktuasi harganya tajam. Dengan mangga, melon, apel, cabai merah tomat dll. Saat
mengetahui manfaat serta sifat-sifatnya yang ini lalat dari famili Tephritidae ini sudah tersebar
khas, dalam pengembangan hortikultura agar hampir diseluruh kawasan Asia Pasifik dan
dapat berhasil dengan baik maka diperlukan memiliki lebih dari 26 jenis tanaman inang. Hama
pengetahuan yang lebih mendalam terhadap ini menimbulkan kerugian, baik secara kuanlitas
permasalahan hortikultura tersebut. misalnya berupa kerontokan pada beberapa buah
Pelaksanaan pasar global memberikan muda atau buah yang belum matang. Sementara
peluang mengalirnya arus ekspor/impor komoditi itu, kerugian secara kualitas, misalkan buah
termasuk hortikultura. Bersamaan dengan itu atau sayuran menjadi busuk dan berisi belatung.
pula terbuka peluang masuk dan menyebarnya Selain itu lalat buah juga merupakan pembawa
suatu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). ( vektor ) bakteri Escherichia coli yang bisa
OPT yang termasuk dalam status OPT karantina menyebabkan penyakit pencernaan pada manusia.

Keragaman Jenis Lalat Buah (Bactrocera Spp) di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 271

Karena itu beberapa negara menetapkan standart dan yang ter­masuk Tribe Dacini kira-kira 180
yang sangat ketat terhadap produk yang terserang spesies Bactrocera dan 30 spesies Dacus. Tribe
lalat buah. Bahkan beberapa negara importir yang Dacini oleh berbagai pakar dipecah menjadi
standart produknya sangat tinggi, seperti jepang, beberapa subgenus, tetapi kebanyakan dapat
akan menolak semua produk yang dikirim jika dimasukkan ke dalam subgenus: Sactivcera
ternyata ditemukan sebutir telur lalat buah pada (Bactrocera), Bactrocera (Stru-meta), Bactrocera
produk hortikultura yang dimintanya. Hama (Zeugodacus), Genus Dacus, Anastrepha,
lalat buah termasuk sangat sulit dikendalikan, Ceratitis, dan Rhagoietis Genus Bactrocera
bahkan Jepang, Australia, dan Selandia Baru merupakan spesies asli dari daerah tropika
telah menghabiskan dana yang cukup besar untuk yang secara ekonomis merupakan jenis lalat
menanggulangi hama ini. buah penting ynng berasosiasi dengan berbagai
Secara ekonomis beberapa spesies lalat buah buahan tropika, kecuali untuk subgenus
buah merupakan hama penting yang berasosiasi Bactro­cera Zeugodacus inangnya berupa bunga
dengan berbagai buah-buahan dan sayuran hias dan buah tumbuhan Famili Cucurbitaceae.
tropika. Lalat buah dapat menyebabkan kerusakan Genus Dacus sebelumnya dinyatakan terdapat
langsung terhadap 150 spesies tanaman buah di daerah tropika kemudian diketahui ternyata
dan sayur-sayuran baik di daerah tropis maupun keliru identifikasi dan setelah direvisi merupakan
daerah subtropis. Lalat buah memasukkan spesies asli dari Afrika dan biasanya berasosiasi
telurnya dengan menusukkan ovipositor kedalam dengan bunga dan buah tumbuhan Cucurbitaceae
buah dan larvanya akan berkembang di dalam dan polong kacang-kacangan. Keberadaan
buah. Kerusakan yang diakibatkan hama ini akan Dacus spp. di Indonesia telah dilaporkan yaitu
menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai Dacus (Coilontra) inngicomistotoh tordapat
kematangan yang diinginkan, sehingga produksi di Jawa, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
baik kualitas maupun kuantitasnya menurun. Di Sedangkan hasil penelitian Suputa ct al. (2004)
Indonesia bagian barat, terdapat 89 spesies lalat menunjukkan bahwa di Yogyakaita terdapat dua
buah yang termasuk jenis lokal (indiginous) spesies Dacus spp., yaitu Dacus ( Callantra)
tetapi hanya delapan jenis yang termasuk hama longicomis dan Dacus (Callantra) petiolitorma,
penting yaitu: Bactrocera albistrigata (Meijere), kedua spesies lalat buah genus Dacus tersebut
B. dorsalis Hendel, B. carambolae Drew and terperangkap pada atraktan cure lure dan tidak
Hancock, B. papayae Drew and Hancock, B. tertarik pada atraktan metil eugenol. Larva lalat
umbrosa (Fabricius), B. caudata (Fabricius), B. buah kebanyakan berkembangbiak di dalam
tau (Walker), B. cucurbitae (Coquillett), dan buah, walaupun beberapa spesies Bactrocera
Dacus (Callantra) longicornis (Wiedemann). dan Dacus dapat hidup pada bunga tumbuhan
Cucurbitaceae.
Menurut Van Sauers-Muller, A.( 2005).
Pada buah yang terserang biasanya terdapat Morfologi Lalat Buah Dewasa
lubang kecil di bagian tengah kulitnya. Serangan Anatomi lalat buah imago secara umum
lalat buah ditemukan terutama pada buah yang dan terminologi penting untuk orientasi taksonomi
hampir masak. Gejala awal ditandai dengan noda/ mempunyai Ciri-ciri untuk identifikasi, mengikuti
titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) ciri-ciri penting, yaitu menggunakan ciri-ciri
lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. kepala terdiri dari antena, kepala dan noda/bercak
Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah, pada muka (facial spot). Bagian dorsum toraks
noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva terdiri dari dua bagian penting yang disebut dengan
akan makan daging buah sehingga menyebabkan terminologi skutum atau mesonotum (dorsum
buah busuk sebelum masak. Buah tersebut apabila toraks atas) dan skutelum (dorsum toraks bawah) .
dibelah pada daging buah terdapat ulat-ulat kecil Sayap mernpunyai ciri-ciri bentuk pola pembuluh
dengan ukuran antara 4-10 mm yang biasanya sayap, yaitu costa (pembuluh sayap sisi anterior),
meloncat apabila tersentuh. Kerugian yang anal (pembuluh sayap sisi posterior), cubitus (pem­
disebabkan oleh hama ini mencapai 30-60%. buluh sayap utama), median (pembuluh sayap
Di Asia, terdapat 160 genus Tephritidae
Sunarno dan Stefen Popoko
272 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

tengah), radius (pembuluh sayap radius), r-m = adalah ekosistem yang dibuat dan dipelihara
pembuluh sayap melintang, dm-cu = pembuluh untuk memenuhi kebutuhan manusia. Strategi r
sayap melintang , dan ciri-ciri abdomen, terdiri dan strategi k adalah strategi-strategi yang dapat
dari ruas-ruas (tergites). Dilihat dari sisi dor­sum, digunakan serangga dalam mempertahankan
pada abdomen akan lerlihat batas antar ruas dinamika kehidupannya. Perubahan populasi
(tergit). Untuk genus Bactrocera, ruas- ruas serangga sangat dipengaruhi oleh laju kelahiran,
abdomen terpisah dan untuk genus Dacus, ruas- laju kematian, dan perpindahan serangga.
ruas abdomen menyatu . Abdomen Bactrocera Menurut Soesilohadi (2008), Tanaman
terbagi ke dalam ruas-ruas yang terdiri dari tergit inang yang buahnya berfluktuasi secara musiman
1 + 2 yang menyatu (syntergite), tergit 3 (T3), mempunyai peran penting sebagai faktor pembatas
tergit 4 (T4), dan tergit 5 (T5). Pada spesies Dacus bagi populasi lalat buah oleh adanya kompetisi,
(Callantra) longicornis, tergit abdomen menyatu akan tetapi sebaliknya kompetisi menjadi
dan antara toraks dan abdomen mernpunyai tidak berperan dalam membatasi populasi lalat
pinggang ramping (petiole) sehingga bentuknya buah bilamana buah dari buah atau pakan
menyerupai tawon. (Siwi, et,al 2006). tersedia secara berlimpah sepanjang waktu.
Lalat Buah Penting di Indonesia Terdapat hubungan antara kelimpahan populasi
lalat buah dengan parasitoid dan kelimpahan
Pada tahun 2002, tiga genus yang secara
populasi lalat buah dengan kelimpahan buah dari
ekonomis penting sebagai hama, yaitu Bactrocera,
tanaman inang. Fenomena tersebut membuktikan
Callantra, dan Rhagoletis beserta enam spesies
adanya hubungan antara tanaman inang dengan
yang disebut dalam buku Kalshoven (1981).
kelimpahan populasi lalat buah dan hubungan
Pada saat ini B. papayae merupakan lalat buah
antara kelimpahan populasi parasitoid dengan
yang paling merusak. B. pedestris dilaporkan
kelimpahan populasi lalat buah. Sejauh mana
hanya terdapat di Filipina. Di Indonesia, terdapat
pengaruh tanaman inang sebagai faktor pembatas
spesies kompleks pada kclompok B. dorsalis yang
dan peran parasitoid sebagai pengatur besarnnya
distribusinya tersebar luas dari daerah Oriental
populasi lalat buah. Faktor yang menentukan
sampai ke daerah Pasifik, yaitu B. papayae
tinggi rendahnya populasi suatu organisme terdiri
dan B. caramholae. Spesimen awetan lainnya
dari faktor internal, eksternal, dan makanan.
herturut-lurut adalah B. umbrosa, B. cucurbitae,
Faktor internal serangga meliputi siklus hidup, sex
B. musae, B. megregoti, B. synnephes, B. jarvisi
ratio, dan keperidian. Siklus hidup yaitu lamanya
atau Chaetodacus jaivisi, Caifantra longicornis,
waktu perkembangan serangga mulai telur
Rhagoletis completa, lalat biji teh Adrama
hingga serangga tersebut meletakkan telur untuk
determinata, dan koleksi yang relatif banyak
pertama kali. Semakin pendek siklus hidup maka
dari Papua dan Maluku, yaitu B. curvifera dan B.
perkembangan populasi serangga akan sermakin
curreyi. B. maculipennis dan B. nubiius
cepat. Faktor makanan merupakan faktor lainnya
Menurut Siwi (2006), menyatakan ciri-ciri yang sangat menentukan perkembangan populasi
lalat buah penting di indonesia berdasarkan ciri serangga hama. Faktor kualitas dan kuantitas
morfologi sayap, toraks, dan abdomen, berikut makanan akan memberikan pengaruh pada tinggi
nama sinonim, persebaran, tumbuhan inang, dan rendahnya perkembangan populasi.
bioekologinya.
Menurut Sunarno (2011). bahwa vegetasi
Populasi Lalat Buah sekitarnya merupakan hunian saat tidak terjadi
Yang mempengaruhi besarnya populasi musim buah yang sangat menunjang pertumbuhan
adalah density dispersion, natality, mortality, dan perkembangan serangga dapat memberikan
age distribution, dan growth form. Ekosistem makanan serta media kehidupan yang sesuai, bebas
dan agroekosistem dapat dibedakan sebagai dari suhu panas atau dingin serta hujan lebat yang
: ekosistem adalah interaksi populasi dalam menganggu aktivitas. Tingkat kerusakan buah
komunitas yang sangat dipengaruhi oleh tergantung kepadatan populasi dan keragaman
lingkungan fisik, sedangkan agroekosistem vegetasi. Intensitas serangan populasi lalat buah

Keragaman Jenis Lalat Buah (Bactrocera Spp) di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 273

akan meningkat pada keadaan iklim sesuai, pada Bentuk, warna perangkap, dan jenis senyawa
suhu rendah berkisar antara 26C dan kelembaban kimia atraktan memegang peranan penting
tinggi berkisar 90% akan baik bagi aktivitas lalat terhadap respon lalat buah. Perangkap untuk
buah. Aktivitas lalat buah akan lebih baik pada B. dorsalis sebaiknya terbuat dari bahan yang
saat curah hujan rendah daripada curah hujan ringan dan mudah didapat seperti : botol plastik,
tinggi papan kayu, alumunium, dan kertas manila yang
tahan air. Pengendalian B. dorsalis menggunakan
Ketertarikan Dengan Metil Eugenol
perangkap dengan atraktan akan berhasil apabila
Menurut Sunarno (2012), Selain perangkap dipasang secara terus menerus dalam
menyerang buah nangka, cempedak, jambu dan jumlah yang banyak. (Sunarno,2012).
buah pare, serangga ini dapat juga menyerang
tanaman lombok. Dimana tanaman lombok yang METODOLOGI PENELITIAN
pengendaliannya menggunakan methyl eugenol
intensitas kerusakan tanaman dapat dihindari Pelaksanaan Penelitian
yaitu antara 20-40%. Methyl eugenol tersebut Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan
merupakan zat attraktan bagi lalat buah jantan, dari bulan Agustus 2013 sampai bulan November
dimana zat attraktan tersebut hanya menarik 2013. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
jantan saja. Dengan tertariknya serangga jantan, di Tobelo, Kabupaten Halmahera kemudian
telur-telur yang diletakkan betina tidak terjadi dilanjutkan identifikasi spesies lalat buah di
pembuahan, sehingga intensitas kerusakan akibat Laboratorium Politeknik Perdamaian Halamahera
larva menurun bahkan terhindar dari serangan dan laboratorium Dinas Pertanian Halmahera
lalat buah. Utara.
Metil Eugenol dapat dihasilkan dari Penelitian dengan cara mengantungkan
berbagai tanaman seperti cengkih, cemara hantu, perangkap yang sudah siap digantung tersebut
selasih dan masih banyak lagi. Tumbuhan dengan ketinggian rata-rata 1,5 m diatas permukaan
penghasil metil eugenol yang langsung dapat tanah, jarak antar perangkap 10 m, sebanyak 36
dipakai adalah dari tanaman cengkih dan selasih perangkap waktu pengantungan perangkap pada
dari jenis O. tenuiflorum, O. sanctum dan O. pagi hari, dan pengambilan serangga lalat buah
minimum merupakan kelompok penghasil yang tertangkap oleh perangkap dilaksanakan
methyl eugenol yang dapat digunakan sebagai pada setiap 1 minggu sekali dan penyuntikan
atraktan lalat buah. Senyawa metil eugenol yang atraktan Metil Eugenol setiap 2 minggu sekali
digunakan sebagai atraktan dengan perangkap serta penyuntikan pestisida regent dilaksanakan
dapat menarik lalat buah untuk datang ke 1 bulan sekali selama 3 bulan.
perangkap yang diberikan larutan senyawa metil
Analisis Data
eugenol. Senyawa metil eugenol hanya dapat
menarik lalat jantan saja dan lalat betina tidak Setelah pelaksanaan penelitian tersebut
tertarik pada metil eugenol. (Shelly, 2004). selesai dan data kasar sudah terkumpul maka
dilanjutkan dengan analisis data. Analisis data
Model Perangkap dengan menggunakan analisis diskriptif dengan
Penggunaan perangkap bertujuan : cara mengidentifikasi secara morfologi beberapa
1). Menginventarisasi spesies lalat buah, spesies lalat buah yang berbeda yang tertangkap
2). Mengetahui distribusi dan perkembangan oleh perangkap tersebut.
populasi lalat buah,3). Mengetahui sejak dini
kehadiran lalat buah di lapangan dan 4). Untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengevaluasi keefektifan berbagai teknik Hasil identifikasi lalat bauh yang
pengendalian lalat buah. Pengendalian lalat buah terperangkap pada perangkap ditemukan 8 jenis
menggunakan perangkap dengan umpan atraktan lalat buah :
akan berhasil apabila perangkap dipasang secara
terus-menerus dan dalam jumlah yang banyak.

Sunarno dan Stefen Popoko


274 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

No Jenis Lalat Buah Genus Sub Genus Berdasarkan hasil tangkapan yang
1 B. carambolae Bactrocera Bactrocera diperoleh diketahui bahwa pada semua perangkap
(Drew & Hanocock) model steiner yang diberi metil eugenol dapat
2 B. umbrosa Bactrocera Bactrocera menangkap 8 jenis lalat buah yaitu B. caramblae
Fabricius
(Drew & Hanocock), B. umbrosa Fabricius, B.
3 B. papayae Bactrocera Bactrocera
(Drew & Hanocock) papayae (Drew & Hanocock), B. cucurbitae
4 B. cucurbitae Bactrocera (Coquillet), B. musae (Tryon), B. curvifera
(Coquillet) (Walker), B. bryoniae (Hering), B.dorsalis
5 B. musae (Tryon) Bactrocera Bactrocera (Hendel). Hal ini disebabkan karena jenis Lalat
6 B. curvifera Bactrocera Bactrocera buah B. Carambolae merupakan hama penting
(Walker) pada tanaman belimbing dan di sekitar tempat
7 B. bryoniae Bactrocera Bactrocera
penelitian banyak terdapat tanaman belimbing
8 B. dorsalis Bactrocera Bactrocera
yang sedang berbuah. Hal ini sesuai dengan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan pernyataan Sunarno,(2011) bahwa lalat buah
bahwa ditemukan 8 jenis lalat buah yaitu: B. jenis B. carambolae menyerang berbagai macam
caramblae (Drew & Hanocock), B. umbrosa buah-buahan sebagai inangnya dan merupakan
Fabricius, B. papayae (Drew & Hanocock), hama penting pada tanaman belimbing. Lalat
B. cucurbitae (Coquillet), B. musae (Tryon), buah B. Papayae merupakan hama utama pada
B. curvifera (Walker), B. bryoniae (Hering), tanaman pepaya dan di sekitar tempat penelitian
B.dorsalis (Hendel). Dimana dari 8 jenis lalat banyak ditemukan buah pepaya yang sedang
buah tersebut termasuk pada genus Bractocera, berbuah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
akan tetapi untuk Sub genusnya terdapat 2 yaitu diungkapkan oleh Siwi et al, (2006). Lalat buah
Sub genus Bactrocera diantaranya lalat buah jenis jenis, B. umbrosa dikenal sebagai lalat nangka
: B. carambolae (Drew & Hanocock), B. umbrosa karena banyak menyerang dan ditemukan pada
Fabricius, B. papayae (Drew & Hanocock), B. tanaman nangka dan di sekitar perangkap atau
musae (Tryon), B. curvifera (Walker), B. Bryoniae pada lokasi kebun buah terdapat banyak tanaman
dan B. Dorsalis(Hendel), sedangkan Sub genus nangka hal ini sesuai dengan pernyataan yang
Zeugodacus yaitu lalat buah jenis B. cucurbitae diungkapkan oleh Nugroho (1997) bahwa B.
(Coquillet). Umbrosa juga disebut sebagai lalat buah nangka.
Metil eugenol dapat menarik lalat buah Lalat buah B. cucurbitae, merupakan lalat buah
yang masuk dalam genus Bactrocera,spp, akan yang banyak menyerang pada tanaman cucurbitae
tetapi tidak semua genus Bactrocera dapat di tarik seperti melon, semangka, pare, dan ketimun, di
oleh metil eugenol hanya yang genus Bactrocera lokasi taman buah pada saat perangkap dipasang
sub genus Bactrocera saja yang dapat tertangkap banyak terdapat tanaman semangka, ketimun
oleh metil eugenol sedangkan untuk bactrocera dan pare, hal ini sesuai dengan pernyataan yang
sub genus Zeugodacus tidak tertarik pada metil diungkapkan oleh Herlinda at.al (2007) bahwa
eugenol hal ini diungkapkan oleh Siwi et al (2006) lalat buah jenis B. Cucurbitae mempunyai
yang menyatakan bahwa bahwa atraktan metil inang tanaman cucurbitae. Lalat buah jenis B.
eugenol hanya dapat menarik lalat buah dari sub musae merupakan hama penting pada tanaman
genus Bactrocera, tetapi tidak dapat menarik pada pisang dan untuk daerah Kabupaten Halmahera
anggota sub genus Zeugodacus. Akan tetapi lain Utara khususnya Tobelo merupakan daerah
halnya dengan yang diungkapkan oleh Muryati yang banyak menghasilkan tanaman pisang
(2007) bahwa sebagian jenis lalat buah sub genus dan banyak di bawa ke ternate untuk di jual,
Zeugodacus jaga tertarik pada metil eugenol dan lokasi penelitian berada di tobelo yang sangat
cure lure seperti pada lalat buah B.cucurbitae. jadi banyak tanaman pisang dan pada akhir-akhir
jelaslah bahwa pernyataan dari siwi at.al (2006) ini masyarakat mengeluhkan bahwa tanaman
dilengkapi oleh pernyataan yang diungkapkan pisang busuk sebelum masak jadi harus dipotong
oleh Muryati (2007). sebelum masak di pohan karena terserang oleh
hama lalat buah jenis B. musae, hal ini sesuai

Keragaman Jenis Lalat Buah (Bactrocera Spp) di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 275

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Siwi, pengamatan, didapatkan hasil yang paling
at al,(2006) bahwa lalat bauah jenis B. Musae banyak adalah jenis lalat buah B.Carambolae
merupakan lalat buah penting yang menyerang pada pengamatan ke -3 sebanyak 1321 ekor dan
pada tanaman pisang. B. curvifera (Walker), hasil tangkapan yang paling sedikit adalah pada
merupakan hama penting pada berbagai tanaman jenis lalat buah B.Bryoniae pada pengamatan
seperti pada tanaman kluwih, sukun dan cepedak. ke-2,3,4,5,6, 8 dan 12 sebanyak 0 ekor. Hal ini
Di sekitar lokasi penelitian banyak terdapat di sebabkan hama lalat buah pada B.carmbolae
tanaman seperti sukun dan cempedak sehingga sangat tertarik pada atraktan metil eugenol,
lalat buah jenis B. curvifera berasal sekeliling dan pada pengamatan ke -3 tersebut perangkap
tempat penelitian karena metil eugenol dapat baru 2 minggu dipasang sehingga lalat buah
menarik lalat buah untuk masuk ke perangkap berkeliling untuk mencari asal dari bau atraktam
sampai maksimal 2 km dan daerah penyebaranya metil eugenol dengan menggunakan sejumlah
di, Maluku utara, hal ini sesuai dengan pernyataan isyarat visual ataupun kimia untuk menemukan
yang diungkapkan oleh siwi at.al (2006), bahwa inangnya/asal bau dari metil eugenol tersebut
metil eugenol dapat menarik lalat buah sampai sehingga pada pengamatan ke-3 yang paling
pada jarak 2 km dari perangkap dan daerah banyak di tambah lagi dengan minggu ketiga
penyebarannya di Timika, Fak-fak, Merauke, merupakan waktu untuk penyuntikan atraktan
dan Maluku utara. B. Bryoniae merupakan jenis metil eugenol pada perangkap, hal ini sesuai
yang masuk di Tobelo, Halmahera Utara, dan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh
jenis tanaman inangnya sampai sekarang belum di Sunarno (2011), bahwa serangga menggunakan
ketahui. B. Dorsalis(Hendel), yang terperangkap sejumlah isyarat visual ataupun isyarat kimia
merupakan lalat buah yang banyak menyerang untuk menemukan inang berupa buah atau
pada tanaman cabai merah, tomat, jeruk, pisang sayuran. Kesesuaian isyarat visual maupun isyarat
raja, dan pisang susu, karena di lahan kebun buah kimia akan menyebabkan serangga lebih tertarik
tanaman utama yang ditanam oleh pengelola untuk menemukan inangnya
taman buah adalah tanaman cabai merah, tomat
dan jeruk manis sedangkan pisang raja dan pisang KESIMPULAN
susu banyak terdapat di sekeliling taman buah 1. Terdapat 8 jenis lalat baah yang terperangkap
sehingga lalat buah B.dorsalis banyak terdapat dalam perangkap di Tobelo, Kabupaten
di kebun buah karena inangnya tersedia, hal ini halmahera Uatara yaitu: B. carambolae
sesuai dengan pernyataan yang di ungkapkan oleh (Drew & Hanocock B. papayae (Drew &
(Deptan, 2005), bahwa menurut pemantauan Hanocock) B. musae (Tryon) B. umbrosa
yang dilakukan oleh pusat karantina pertanian Fabricius B. Dorsalis, B. curivera (Walker)
jakarta sasaran utama serangan lalat buah B. B. cucurbitae (Coquillet) B. Bryoniae,
dorsalis , antara lain belimbing manis, jambu air,
2. Terdapat jenis lalat buah baru yang masuk
jambu biji, mangga, nangka,semangka, melon dan
di Tobelo Halmahera Utara yaitu jenis lalat
cabai, jeruk manis, pisang dll.
buah B.Bryoniae

Gambar diatas menunjukan bahwa dari


hasil tangkapan lalat buah berdasarkan pada

Sunarno dan Stefen Popoko


276 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, 2005 . Pemanfaatan Tantangan Selasih


( Ocimum, sp ) Sebagai Atraktan Lalat Buah (Bractrocera, spp)
Herlinda.S. Zuroaidah, YuliaPujiastuti, Sunar Samad,danTrianiAdam. Spesies Lalat Buah yang
Menyerang Sayuran Solanaceae dan Cucurbitaceae di SumateraSelatan, Stasiun
KarantinaKelas II Merak.
Haromoto & Bes, 1961. Contribution To The Biologi and Ecology Of Oriental Fruit Fly Dacus
Dorsalis. Universitas Of Hawaii. Honolulu
Muryati, A. Hasyim, dan Riska. 2007. Preferensi Spesies Lalat Buah terhadap Atraktan Metil Eugenol
dan Cue-Luredan Populasinya di Sumatera Barat dan Riau .Balai Penelitian Tanaman
Buah Tropika Solok
Nogroho.S. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta
Shelly, T.E and, R. Nishida. 2004. Larval and Adult Feeding on Methyl Eugenol and the Mating
Success of Male Oriental Fruit Flies, Bactrocera dorsalis (Hendel)(Diptera: Tephritidae).
Entomol. Exp. Appl. 112:155-158
Siwi, Purnama Hidayat dan Suputa 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting di Indonesia
(Diptera: Tephritidae) Kerjasama Balai Besar Peneltian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Sumberdaya Genetik Pertanian dengan Departement of Agriculture, Fisheries and
Forestry Australia
Soesilohadi, 2008 . The effect host plant (Averrhoa carambola l.) And parasitoid (Biosteres
vandenboschi,  hymenoptera:  opiidae)  on the fruit fly population (Bactrocera carambolae,
Diptera: Tephritidae
Sunarno. 2011. Keterarikan lalat buah (Bactrocera,spp) terhadap perangkap dan umpan berwarna.
Tesis, Ugm.Yogyakarta.
________. 2011. Ketertarikan Serangga Hama lalat buah terhadap Berbagai Papan Perangkap
Berwarna Sebagai Salah Satu Teknik Pengendalian. Jurnal Agroforestri. Politeknik
Perdamaian Halmahera. Tobelo
________.2012. Pengendalian Hayati (Biologi Control) Sebagai Salah Satu Teknik Pengendalian
Yang Ramah Lingkungan. Jurnal Jurnal Lintas Ilmu. Universitas Halmahera. Tobelo.
_______,2012. Bahan Ajar Proteksi Tanaman, Program Studi Agroforestri, Politeknik Perdamaian
Halmahera, Tobelo
Suputa ct al. (2006) Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah, Direktorat Perlindungan Tanaman
Hortikultura, Jakarta.
Van Sauers-Muller, A. 2005.. Host Plants of the Carmbola Fruit Fly, Bactrocera carambolae, in
Suriname, South America. Neotrapical Entomology.

Keragaman Jenis Lalat Buah (Bactrocera Spp) di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

Anda mungkin juga menyukai