Anda di halaman 1dari 10

KASUS

Seorang laki-laki usia 25 tahun ditemukan tergletak mengalami kecelakaan tabrakan mobil, terdapat
benturan keras pada dada. Setelah dilakukan pengkajian diperoleh pengembangan dada tidak
maksimaldan tidak simetris, terdapat tanda memar dan luka terbuka pada dada sebelah kanan,
perkusi paru kanan hipersonor, subcutaneous emphysema, distensi vena jugular. Pada saat dilakukan
auskultasi terdapat penurunan suara paru sebelah kanan. Hasil pemeriksaan vital sign di peroleh : TD
: 100/60 mmHg, N : 110x/mnt, RR : 30x/mnt.

A. Apa yang terjadi pada pasien ?


B. Tindakan apa yang harus segera dilakukan pada pasien tersebut? Sebutkan alasannya ?
C. Buat clinical pathway pada kasus tersebut
D. Buat LP beserta asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien tersebut ?

JAWABAN :

A. Pasien mengalami kecelakaan tabrakan mobil dan terdapat benturan yang keras pada dada, dan
pengembangan dada tidak maksimal dan tidak simetris terdapat danda memar dan luka terbuka
pada dada sebelah kanan, terdapat perkusi paru kanan hiper resonan, empysema distensi vena
jugularis RR : 30x/menit dan kesimpulan pada kasus dan data yang diperoleh maka pasien
mengalami trauma dada terbuka (open pnemothorak)

B. Tindakan pertama yang harus segera dilakukan :


a. Menghentikan aliran udara yang melewati lubang pada dinding dada dan Menutup dengan
kassa 3 sisi. Kassa ditutup dengan plester pada sisinya, sedangkan pada sisi atas dibiarkan
terbuka (kassa harus dilapisi zalf/soffratule pada sisi dalamnya supaya kedap udara .
b. Menutup dengan kassa kedap udara. Apabila dilakukan cara ini maka harus sering dilakukan
evaluasi paru. Apabila ternyata timbul tanda tension pneumothorak maka kassa harus dibuka
kembali.
c. Pada luka yang sangat besar maka dapat dipakai plastic infus yang digunting sesuai ukuran.
Karena luka terbuka menyembabkan pasien mengalami infeksi
d. Pemasangan WSD ( Water Seal Drainage ) untuk mengeluarkan udara yang ada pada pleura

Alasan melakukan tindakan ini dikarenakan pasien mengalami luka terbuka pada bagian dada
sebelah kanan.
PATHWAY KASUS TRAUMA OPEN PNEUMA THORAX

Kecelakaan Trauma tajam & tumpul Luka terbuka pada Kerusakan


dada sebelah kanan Integritas
Kulit

Open pneumo thorax

Hubungan langsung antara lingkungan Udara masuk Kolaps


Resiko Infeksi
luar dengan intra pleura paru

Udara dipleura menekan paru


perkusi dada hiper Subcutaneous
sonor emphysema

Pengembangan dada tidak


maksimal dan tidak simetris

Takipnue ( 30x/mnt)

Ketidak Efektifan
Pola Nafas
RESUME KE
PERAWATAN PASIEN TRAUMA
RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

I. IdentitasKlien
1. Nama :
2. JenisKelamin : Laki-laki
3. Umur : 25 tahun
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
7. Status Perkawinan :
8. Agama :
9. Suku / Bangsa :
10. Tgl Masuk RS :
11. Diagnosa Medis :
12. No. Rekam Medik :
13. Tanggal Pengkajian :

II. RiwayatPasien
1. KeluhanUtama
-
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami kecelakaan tabrakan ray pasien mengalami benturan keras pada
dada dan dibawa ke ugd
3. Riwayat Penyakit Dahulu
-
4. Riwayat Penyakit Keluarga
-
III. Pengkajian Primer / Triase
1. Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas pada pasien
2. Breathing
Pengembangan dada pasien tidak maksimal dan tidak simetris, terdapat penurunan
bunyi paru, RR : 30x/menit
3. Circulation
Pemeriksaan nadi pasien 110x/menit
4. Disability
Pasien tergletak tidak sadar
5. Explosure
Terdapat tanda memr dan luka terbuka pada dada sebelah kanan

IV. Riwayat Kesehatan (SAMPLE)


1. S
TTV :TD : 100/60 mmHg, N : 110x/mnt, RR : 30x/mnt
Pengembangan dada pasien tidak maksimal dan tidak simetris, terdapat luka memar
dan luka terbuka pada dada sebelah kanan, perkusi paru hiperresonan,auskultasi
terdapat penurunan suara paru sebelah kanan, subcutaneous emphysema, distensi
vena jugularis.
2. A
-
3. M
-
4. P
-
5. L
-
6. E: Pasien mengalami kecelakaan tabrakan mobil
V. Data Fokus
1. Inspeksi
Pasien tanpak tergeletak, terdapat benturan keras pada dada, terdapat memar dan
luka terbuka pada dada sebelah kanan
2. Palpasi
Pengembangan dada tidak maksimal dan tidak simetris, terdapat subcutaneous
empysema distensi vena jugularis
3. Perkusi
Paru kanan hiper resonan
4. Auskultasi
Terdapat penurunan suara paru sebelah kanan
5. Tanda-Tanda Vital

TekananDarah : 100/60mmHg
Nadi : 110x/mnt (Kualitas:……………..;Ritme:………………)
Respirasi : 30x/mnt (Effort:…………….…..;Ritme:………………)
Suhu : -0C
GCS :-

1. Hasil Pemeriksaan Diagnostik & Laboratorium


Belum ada hasil pemeriksaan diagnostic dan laboratorium

VI. Pengobatan
Belum ada pengobatan pada pasien
VII. Intervensi.
(TABEL)
Data Dx. Kep Tujuan/KriteriaHasil (NOC) Intervensi (NIC)

DS :- Ketidak efektifan Respiratory status : Airway management


Pola Nafas bd ventilation
DO : deformitas Respiratory status : airway 1. Monitor respirasi dan status O2
- Open pneumo thorak dinding dada patency 2. Monitor frekuensi dan irama
- Pengembangan dada Vital sign status pernafasan
tidak maksimal dan tidak 1. Menunjukan jalan 3. Monitor suara paru
simetris nafas yang paten 4. Monitor pola nafas abnormal
- Perkusi paru hiper sonor 2. Irama nafas normal 5. Pertahankan posisi pasien
- Penurunan suara paru 3. Frekuensi nafas 6. Menghentikan aliran udara yang
- RR : 30x/menit normal melewati dinding dada dan menutup
4. Tidak ada suara nafas dengan kasa 3 sisi
abnormal 7. Kolaborasi dengan dokter
5. Tanda-tanda vital Pemasangan WSD ( Water Seal
dalam batas normal Drainage ) untuk mengeluarkan
udara yang ada pada pleura
Data Dx. Kep Tujuan/KriteriaHasil (NOC) Intervensi (NIC)

DS :- Kerusakan Tissue Integrity : skin and mucous Insision site care


integritas kulit b.d Kriteria hasil: 1. membersihan, memantau dan
DO : - terdapat luka terbuka pada 1. Integritas kulit yang baik bias dipertahankan meningkatkan proses
luka terbuka pada dada (sensasi, elastisitas,temperatur,hidrasi, penyembuhan pada luka yang
dada sebelah pigmentasi) tidak ada luka/lesi pada kulit ditutup dengan jahitan, klip atau
kanan 2. Perfusi jaringan baik strapless
3. Menunjukan pemahaman dalam proses 2. monitor tanda dan gejala infeksi
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera pada area insisi
berulang 3. ganti balutan pada interval waktu
4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan yang sesui atau biarkan luka
kelembaban kulit dan perawatan alami tetap terbuka (tidak dibalut)
sesuai program.
4. Kolaborasi dengan dokter
DS :- Resiko Infeksi  immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
 Knowledge : Infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah
DO : - terdapat  Risk control dipakai pasien lain
luka terbuka pada Kriteria Hasil: 2. Pertahankan lingkungan aseptik
dada sebelah 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi selama pemasangan alat
kanan 2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
yang mempengaruhi penularan serta sistemik dan local
penatalaksanaannya 4. Monitor kerentangan terhadap
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah infeksi
timbulnya infeksi 5. Inspeksi kulit dan membran
4. Jumlah leukosit dalam batas normal mukosa terhadap kemerahan,
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat panas, drainase
6. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
7. Kolaborasi dengan dokter
pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai