LAPORAN KASUS
Ayah : Swasta
Ibu : IRT
1
ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara heteroanamnesa (ayah dan ibu pasien) pada hari kamis, Juni
2018 18:30 WIT.
2. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir saat umur kelahiran 9 bulan. Lahir secara spontan di rumah sakit dan
dibantu oleh dokter, dengan berat lahir 1000gr.
3. Riwayat Imunisasi
2
Pasien mendapat imunisasi saat lahir. Namun pasien di imunisasi di puskesmas. Imunisasi
yang didapat yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan campak.
5. Riwayat Gizi
Pasien minum ASi sejak lahir dan diberi susu formula sejak berumur 6 bulan.
6. Riwayat Keluarga
Penyakit bawaan dalam keluarga disangkal
Berat Badan : 16 Kg
3
Hidung : secret (-), pernapasan cuping hidung (+/+)
P: Sonor
Abdomen : I: datar
P: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
P: timpani
4
PLT 531.000/mm3
DDR Negatif
PT/APTT 11,0” / 61,9”
1.4. RESUME
Pasien Laki-laki, 4 tahun, dibawa orang tuanya ke Klinik RSUD Jayapura dengan
keluhan mimisan sejak 5 hari SMRS. Mimisan terjadi pada saat menangis, saat batuk, malam
hari saat tidur, dan pada saat terlalu aktif bermain. Keluhan ini membaik pada saat pasien
beristirahat. Pasien juga mengalamai demam, bersifat hilang timbul, juga disertai batuk
produktif dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal
Mimisan
Batuk berdahak
1.8. PERENCANAAN
a. Perencanaan diagnostic
5
b. Perencanaan terapi
IVFD D5 1/2 NS 56 gtt micro
Drip Koate/Octanate/Kogenate 150 IU/12 Jam
Inj. Cefotaxime 3 x 465 mg (IV)
Inj. Ranitidine 2x14 mg (IV)
Inj. Kalnex 3 x 150 mg
Inj. Vit K 2 x 13 mg
Paracetamol Syr. 4x1½ cth (PO)
Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 7,5mg, CTM 1,5mg, Salbutamol 1,5mg) (PO)
c. Perencanaan edukasi
Edukasi keluarga tentang keadaan pasien
Edukasi keluarga agar mematuhi pengobatan
Edukasi keluarga agar berobat untuk mengontrol keadaan pasien
d. Perencanaan monitoring
Monitoring perkembangan pengobatan.
1.9. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hemofilia adalah penyakit kongenital herediter yang disebabkan karena gangguan sintesis faktor
pembekuan darah. Faktor-faktor pembekuan berjumlah 13 dan diberi nomor dengan angka Romawi
(I-XIII). Ada 3 jenis Hemofilia :
1. Hemofilia A : defek pada faktor VIII (AHF)
2.2. Epidemiologi
Hemofilia, terutama hemophilia A, tersebar di seluruh dunia dan umumnya tidak mengenai ras
tertentu. Angka kejadiannya diperkirakan 1 diantara 5 ribu-10 ribu kelahiran bayi laki-laki.
Sedangkan hemofilia B, sekitar 1 diantara 25 ribu-30 ribu kelahiran bayi laki-laki. Sebagian besar
(sekitar 80%) merupakan hemofilia A (Gatot, 2006).
2.3. Etio-patogenesis
Hemofilia diturunkan oleh ibu sebagai pembawa sifat yang mempunyai 1 kromosom X normal dan 1
kromosom X hemofilia. Penderita hemofilia, mempunyai kromosom Y dan 1 kromosom X hemofilia.
Seorang wanita diduga membawa sifat jika:
1. Ayahnya pengidap hemophilia
7
2. Mempunyai saudara laki-laki dan 1 anak laki-laki hemofilia, dan
Karena sifatnya menurun, gejala klinis hemofilia A atau B dapat timbul sejak bayi, tergantung
beratnya penyakit. Hemofilia A atau B dibagi tiga kelompok:
1. Berat (kadar faktor VIII atau IX kurang dari 1%)
Proses pembekuan darah diperankan oleh pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah.
Berikut ini bagan kaskade pembekuan darah yang apabila salah satu faktornya hilang/isufisiensi atau
tidak berfungsi maka kasakade pembekuan darah akan terganggu sehingga proses koagulasi darah
menjadi memanjang.
Pada hemophilia defisiensi faktor VIII, IX dan XI akan menyebabkan uji APTT memanjang karena
kurangnya faktor pembekuan intrinsik.