Anda di halaman 1dari 7

Juitech / Vol.02 / No.

01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

Pembuatan Asap Cair dari Limbah Tongkol Jagung dengan Metode Pirolisis
yang Digunakan sebagai Pengawet pada Ikan

Erna Frida1), Darnianti2), Noviyunida3)


1),2),3)
Universitas Quality Medan, Jl. Ring Road No. 18 Ngumban Surbakti Medan
Email : ernafridatarigan@gmail.com

Abstrak
Tongkol jagung merupakan salah satu sampah organik yang sejauh ini masih belum
banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Ternyata
tongkol jagung bisa dimanfaatkan menjadi asap cair yang berguna untuk bahan
pengawet makanan yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini, bahan baku yang
digunakan adalah limbah tongkol jagung sebagai pembuatan asap cair. Metode
yang digunakan adalah metode pirolisis yaitu menggunakan reaktor pirolisis,
dengan melakukan pembakaran dan pemanasan di atas tungku yang akan
menghasilkan asap dan selanjutnya akan dikondensasikan (uap air di udara
mengembun dari bentuk gas, kembali ke bentuk cair) menjadi liquid smoke atau
asap cair. Pada penelitian ini diperoleh persentase rendemen 4,3-5 %, pH asap cair
2,8-3,0 dan pengujian asap cair yang diaplikasikan pada ikan mujair dapat bertahan
selama 20 hari.
Kata Kunci : Asap Cair, tongkol jagung, pirolisis

Abstract
Corncob is one of the organic waste which so far still not used as a product that
has added value. It turns out that corn cobs can be utilized into liquid smoke which
is useful for environmentally friendly food preservatives. In this research, the raw
material used is corncob waste as liquid smoke manufacture. The method used is
pyrolysis method using pyrolysis reactor, by burning and heating on the furnace
which will produce smoke and then it will be condensed (water vapor in the air
condenses from gas form, back to liquid) into liquid smoke or liquid smoke. The
result of rendeman characterization is 4.3-5%, liquid smoke pH 2.8-3.0 and liquid
smoke test applied to mujair fish can survive for 20 days.
Keywords : Liquid Smoke, Corncob, Pyrolisis

Pendahuluan akan meningkat. Tongkol jagung


Produktivitas tanaman jagung di akan menjadi limbah yang berbahaya
Sumatera Utara tahun 2017 diprediksi untuk lingkungan jika tidak ada
sebanyak 6,3 ton per hektare dari 6,1 penanganan secara tepat. Tongkol
ton per hektare di tahun 2016, oleh jagung merupakan salah satu limbah
sebab itu ditargetkan produksi jagung lignoselulosik yang banyak tersedia
di Sumatera Utara pada tahun 2017 di Indonesia. Limbah lignoselulosik
adalah sebanyak 1,9 juta ton, sejalan adalah limbah pertanian yang
dengan peningkatan produksi jagung mengandung selulosa, hemiselulosa
akan berpengaruh terhadap jumlah dan lignin. Beberapa manfaat tongkol
limbah tongkol jagung yang juga jagung adalah untuk pakan ternak,

Hal 35
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

bahan makanan, pengganti bahan tar terdeposit dan apabila suhunya


plastik, bahan kerajinan, bahan terlalu tinggi akan terbentuk senyawa
pembakar, dan banyak lagi yang lain. korsinogrenik benzopiren. Pada
Salah satu pemanfaatan limbah penggunaan asap cair fungsi yang
tongkol jagung yang belum diharapkan dari asap seperti citra rasa,
dimanfaatkan adalah pembuatan asap warna, anti oksidan dan anti mikrobia
cair dari tongkol jagung yang dapat dipertahankan sedangkan
digunakan untuk bahan pengawet kelemahan pengasapan konvensional
ikan. dapat diatasi.
Asap cair merupakan salah satu hasil Senyawa-senyawa kimia dalam asap
kondensasi atau pengembunan dari cair dipengaruhi oleh kandungan
uap hasil pembakaran secara kimia dari bahan baku yang
langsung maupun tidak langsung dari digunakan dan suhu yang dicapai
bahan-bahan yang banyak pada proses pirolisis. Dari hasil
mengandung lignin, selulosa, analisis jenis komponen asap cair
hemiselulosa, serta senyawa karbon dengan teknik GCMS paling sedikit
lainnya. Bahan baku yang banyak teridentifikasi sebanyak 61 senyawa
digunakan untuk pembuatan asap cair yang terdiri atas keton (17 senyawa),
selama ini adalah seperti kayu, fenolik (14 senyawa), asam
tempurung kelapa dan sekam padi. karboksilat (8 senyawa), alkohol (7
Dalam penelitian ini bertujuan untuk senyawa), ester (4 senyawa), aldehida
memanfaatkan limbah tongkol jagung (3 senyawa), dan lain-lain 1 senyawa.
yang banyak dibuang dan dibakar Senyawa kimia utama yang terdapat
sehingga dapat berakibat buruk pada di dalam asap antara lain asam
kesehatan manusia. formiat, asetat, butirat, kaprilat,
Pengertian umum asap cair (liquid vanilat dan asam siringat,
smoke) merupakan suatu hasil dimetoksifenol, metal glioksal
destilasi atau pengembunan dari uap furfural, methanol, etanol, oktanol,
hasil pembakaran tidak langsung asetaldehid, diasetil, aseton dan 3,4
maupun langsung dari bahan yang benzopiren.
banyak mengandung karbon dan Peran masing-masing komponen
senyawa-senyawa lain. Bahan baku dalam asap cair berbeda-beda.
yang banyak digunakan untuk Senyawa fenol disamping memiliki
membuat asap cair adalah kayu, peranan dalam aroma asap juga
bongkol kelapa sawit, ampas hasil menunjukkan aktivitas anti oksidan.
penggergajian kayu, dan lain-lain. Senyawa aldehid dan keton
Asap yang semula partikel padat mempunyai pengaruh utama dalam
didinginkan dan kemudian menjadi warna (reaksi maillard) sedangkan
cair itu disebut dengan nama asap efeknya dalam cita rasa sangat kurang
cair. menonjol. Asam-asam pengaruhnya
Asap cair mempunyai kemampuan kurang spesifik namun mempunyai
untuk mengawetkan makanan karena efek umum pada mutu organoleptik
adanya senyawa asam, fenol dan secara keseluruhan, sedangkan
karbonil. Pengasapan konvensinal senyawa hidrokarbon aromatik
seperti mutu, citra rasa dan aroma polisiklis seperti 3,4 benzopiren
yang konsisten sulit dicapai, senyawa memiliki pengaruh buruk karena

Hal 36
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

bersifat karsinogenik, penggunaan atas tungku pembakar . Tongkol


asap cair mempunyai banyak jagung dimasukkan kedalam
keuntungan dibandingkan metode reaktor pirolisis dan dengan
pengasapan tradisional, yaitu lebih memasukkan thermostat ke dalam
mudah diaplikasikan, proses lebih reaktor pirolisis untuk memonitor
cepat, memberikan karakteristik yang suhu.
khas pada produk akhir berupa Proses pembakaran dilakukan
aroma,warna, dan rasa, serta dalam waktu 1; 2 dan 3 jam,
penggunaannya tidak mencemari cairan yang keluar selama proses
lingkungan, asap memiliki pembakaran ditampung pada
kemampuan untuk mengawetkan suatu botol yang sudah diberi
bahan makanan karena adanya label.
senyawa asam, fenolat dan karbonil. 2. Proses Karakterisasi terdiri dari :
Pirolisis merupakan proses a. Analisis Rendeman
dekomposisi atau pemecahan bahan b. Analisis PH
baku penghasil asap cair dengan c. Uji Ketahanan terhadap ikan
adanya panas pembakaran dan
oksigen yang terbatas dan
Mulai
menghasilkan gas, cairan dan arang
yang jumlahnya tergantung pada jenis
bahan, metode, dan kondisi dari
Tongkol Jagung
Dipotong Dikeringkan
pirolisisnya.
Pada saat pirolisis, energi panas
mendorong terjadinya oksidasi
sehingga molekul karbon yang Dibakar dengan Metode
Pirolisis dengan variasi
kompleks terurai, sebagian besar waktu 1 ,1,5 , 2 jam
menjadi karbon atau arang. Istilah
lain dari pirolisis adalah “destructive
distillation” atau destilasi kering,
Asap Cair
dimana merupakan proses penguraian
yang tidak teratur dari bahan-bahan
organik yang disebabkan oleh adanya
Analisis
pemanasan tanpa berhubungan Rendeman
Karakterisasi Analisis PH

dengan udara luar (Pranata, 2007).

Metode Penelitian Uji Ketahanan


Bahan dan Alat Asap

1. Tongkol Jagung
2. Reaktor pirolisis yang dibuat
secara sederhana Hasil

Penelitian
1. Pembuatan Asap Cair
Bahan baku tongkol jagung Selesai
dicacah dengan ukuran 1-3 cm
Reaktor pirolisis yang dibuat dari Gambar 1. Diagram Alir
kaleng cat sederhana diletakkan di Penelitian

Hal 37
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

Analisis
1. Pengaruh Waktu Pembakaran
Terhadap Warna Asap Cair.
Warna asap cair yang diperoleh dari
tongkol jagung ini berbeda-beda
tergantung pada waktu pirolisis yang
dilakukan pada proses produksinya.
Secara keseluruhan, asap cair yang
diperoleh sesuai dengan standar
warna wood vinegar Jepang yaitu Gambar 4. Warna asap cair
kuning kecoklatan dan sesuai dengan dengan pembakaran 2 jam
standar transparansi dimana tidak
terdapat kekeruhan ( Nurhayati et al, 2. Pengaruh Waktu Pembakaran
2009). Asap cair yang diperoleh Terhadap Kuantitas Asap cair.
seperti Gambar 2,3 dan 4. Jumlah asap cair yang diperoleh dari
hasil pembakaran dengan Reaktor
Pirolisis seperti pada Gambar 5.

Gambar 2. Warna asap cair


dengan pembakaran 1 jam
Gambar 5. Grafik Lama
Pembakaran dan Jumlah Asap
cair

Dari Gambar 5 menunjukkan bahwa


semakin lama proses pembakaran
dengan Reaktor Pirolisis , maka
jumlah asap cair yang dihasilkan
makin banyak. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Kurnia Anisah, 2014)
asap cair meningkat dikarenakan
Gambar 3. Warna asap cair dengan semakin tingginya suhu
dengan pembakaran 1,5 jam pirolisis yang digunakan dan lama
waktu pirolisis yang dilakukan pada
proses produksi asap cair hal ini
dikarenakan penguraian komponen-
nya lebih sempurna dan endapan
yang dihasilkan juga semakin
banyak.

Hal 38
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

3. Analisis Rendemen Asap Cair 4. Analisis pH


Rendemen Ditimbang bobot botol Untuk mengetahui nilai pH asap cair
warna gelap yang bersih, lalu diisi yang dihasilkan, maka pada
asap cair. Kemudian botol yang berisi penelitian ini dilakukan penetapan pH
asap cair ditimbang lagi dengan teliti. menggunakan pH meter .
Selanjutnya ditentukan rendemennya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan formula. pH yang dihasilkan seperti pada
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝐿)
𝑥 100% = 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛 (%) Tabel 2.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

Tabel 2 pH yang dihasilkan


Dari hasil analisis rendeman
terhadap lama pembakaran
diperoleh :
Waktu (jam) pH
Tabel 1 Hasil dari analisis
rendeman asap cair 1 3
Asap cair 1,5 2,9
Waktu 2 2,8
yang Rendemen
Pirolisis
dihasilkan (%)
(jam) Dari nilai pH yang dihasilkan bahwa
(mL)
1 43 4,3 asap cair tersebut memenuhi
1,5 47 4,7 persyaratan mutu asap cair Asosiasi
2 50 5,0 Jepang yang dipersyaratkan untuk
produksi asap cair yaitu antara 1,5-
Dari hasil penelitian menunjukkan
3,7.(Yatagai, 2002). Rendahnya nilai
bahwa makin lama dilakukan proses
keasaman (pH) memiliki kualitas
pembakaran dengan Reaktor Pirolisis
yang baik terutama sebagai anti
maka persentase rendeman semakin
bakteri disebabkan karena memiliki
meningkat. Sesuai dengan penelitian
kandungan zat ekstraktif yang tinggi.
(Erliza Noor , 2010) dengan
Zat ekstraktif menghasilkan senyawa-
menggunakan bahan baku sabut
senyawa seperti lemak, lilin, asam
kelapa persentase rendeman
lemak, dan alkohol (Fengel,
meningkat dengan meningkatnya
Wegener, 1995). Semakin tinggi
waktu pembakaran pada reaktor
kadar total fenol dalam asap cair
pirolisis, hal ini disebabkan karena
maka nilai pHnya semakin
semakin lama proses pirolisis yang
rendah (asap cair semakin asam)
dilakukan maka terjadi dekomposisi
(Abdul Gani Haji,2006 ), selanjutnya
lignin yang sempurna sehingga
bahwa asap cair mengandung fenol
jumlah asap yang dihasilkan lebih
dan karbonil yang berperan sebagai
banyak.
pengawet, anti bakteri dan
Menurut (Tranggono et al,
antioksidan. (Darmadji, 2002).
1997), persen rendemen yang
dihasilkan berbeda-beda disebabkan
5. Analisis Uji Ketahanan
oleh kadar yang terkandung dalam
terhadap Ikan
masing-masing bahan yang
Untuk menguji ketahanan asap cair
bervariasi. Tinggi rendahnya
sebagai bahan pengawet dilakukan
rendemen asap cair pada proses
dengan melumuri ikan dengan asap
pirolisis dipengaruhi beberapa faktor
cair yang yang dihasilkan dan ikan
antara lain jenis tanaman, bahan baku
dan cara pembakaran yang dilakukan.
Hal 39
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

ditempatkan dalam wadah yang


berbeda beda.
Dari penelitian diperoleh data seperti
pada Tabel 3. Dikerin
gkan (3
Tabel 3. Wadah penyimpanan, jam,
4. 14
ketahanan ikan dan gambar ikan sinar
matahar
yang diawetkan i)
No. Wadah Ketah Gambar Ikan yang
Penyim anan diawetkan
panan Ikan/
Hari Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa
ikan yang paling awet adalah ikan
yang diberi asap cair kemudian
Di disimpan di dalam lemari, dengan
1. dalam 20 menggunakan asap cair yang
lemari mempunyai pH antara 2,8 – 3 dapat
mengawetkan ikan hingga 20 hari.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpul-
kan bahwa :
1. Asap cair yang diperoleh
Diruang
2. an 12
berwarna kuning kecoklatan dan
terbuka tidak terdapat kekeruhan
2. Persentase rendeman 4,3-5 %
3. pH yang diperoleh 2,8-3.
4. Ketahanan Ikan yang diawetkan
dengan asap cair 9-20 hari

Daftar Pustaka
Dalam Abdul Gani Haji,2006, jurnal.
Kantun ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/art
gan
3. 9 icle/view/4252/2890
(tidak
ada Darmadji, P. 2002. Optimasi
udara) Pemurnian Asap Cair dengan
Metoda Redistilasi. Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan
13(3), 267-271.
Erliza Noor et al, 2010. Isolasi Dan
Pemurnian Asap Cair Berbahan
Dasar Tempurung Dan
Sabut Kelapa Secara Pirolisis
Dan Distilasi.
Fengel dan Wegener, 1995.
Rendahnya Nilai Keasaman

Hal 40
Juitech / Vol.02 / No. 01 / Maret 2018 / p-ISSN : 2580-4057 / e-ISSN : 2597-7261

(pH) Disebabkan Karena Mengandung Senyawa Kimia


Memiliki Sebagai
Kandungan Zat Ekstraktif Yang Hasil Degradasi. Teknologi
Tinggi. Fermentasi.
Kurnia Anisah, 2014. Analisa Yatagai, Mitsoyushi. 2002.
Komponen Kimia dan Uji Anti Utilization of Charcoal and
Bakteri Asap Cair Tempurung Wood Vinegar in Japan.
Kelapa. UIN Syarif RDCFPT in
Hidayatullah. Jakarta. Coorporation with JCFA,
Pranata, 2007. Asap Cair Hasil Bogor.
Pirolisis Kayu yang

Hal 41

Anda mungkin juga menyukai