Anda di halaman 1dari 8

tugas

Kamis, 05 Juli 2012

makalah kesehatan lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Diperkirakan harapan hidup orang
Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.

Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi
untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah
dan masyarakat (GBHN, 1993).

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia,
kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar
(primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada lansia.

B. Tujuan

1. agar mahasiswa mengetahui cara menghadapi dan merawat lansia.

2. Agar mahasiswa mengerti masalah apa saja yang dialami oleh lansia.

3. Menambah wawasan mahasiswa tantang keperawatan komunitas khus nya gerontik.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masalah Kesehatan Gerontik

1. Masalah kehidupan sexual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah mitos atau
kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah
menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien
sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua
pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan
dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.

2. Perubahan prilaku

Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat menurun, pelupa,
sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya
sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.

3. Pembatasan fisik

Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan
fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan
pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.

4. Palliative care

Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut ditunjukan untuk mengurangi
rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya
interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu
efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati
dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

5. Pengunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan yang sering kali
muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya
perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis
yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering
kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis
obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :

Bingung

Lemah ingatan

Penglihatan berkurang

Tidak bias memegang


Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan dijalankan

6. Kesehatan mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental. Semakin lanjut
seseorang, kesibukan soialnya akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya
intregrasi dengan lingkungannya.

B. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan
yang diterima.

1. Azas

Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life, dengan prinsip
kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self
fulfillment), dan kehormatan (dignity).

Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add
Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.

2. Pendekatan

Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalag sebagai berikut :

Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)

Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)

Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)

Lansia turut memilih kebijakan (choice)

Memberikan perawatan di rumah (home care)

Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)

Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)

Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)

Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)

Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and family care)

3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan, yaitu

Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

Promotif

Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :

Mengurangi cedera

Meningkatkan keamanan di tempat kerja

Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk

Menibgkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan

Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

Preventif

Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan primer : program imunisasi,
konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres,
menggunakan medikasi yang tepat.

Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala. Jenis
pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining :
pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.

Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis pelayanan mencegah
berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih bnerfungsi

Rehabilitatif

Prinsip :

Pertahankan lingkungan aman

Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas

Pertahankan kecukupan gizi

Pertahankan fungsi pernafasan

Pertahankan aliran darah


Pertahankan kulit

Pertahankan fungsi pencernaan

Pertahankan fungsi saluran perkemihaan

Meningkatkan fungsi psikososial

Pertahankan komunikasi

Mendorong pelaksanaan tugas

C. Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia

UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.

UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman

UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun

UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan

PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera

PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan

UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara Nomor 3796) sebagai
pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.

UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :

Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan.

Upaya pemberdayaan

Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial

Pelayanan terhadap lansia


Perlindungan sosial

Bantuan sosial

Koordinasi

Ketentuan pidana dan sanksi administrasi

Ketentuan peralihan

Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :

UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)

UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia

UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)

UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option Program)

D. Peran Perawat

Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan suku, ras, gol, pangkat,
jabatan, status social, maslah kesehatan.

Menjaga rahasia klien

Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis, praktek illegal.

Perawat berhak mnerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya

Perawat menjaga kompetesi keperawatan

Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu serta kualifikasi daalm
memberikan konsultasi

Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge

Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional

Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah dan misinterpretasi dan
menjaga integritas perawat

Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pada lansia.

E. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Khususnya Lansia


Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya, diantaranya
adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah program asuransi social federal yang dirancang untu
menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare
dibagi 2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas bagian A, yang
memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah
sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B merupakan program
sukarela dengan penambhan sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat
jalan medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut
termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang berkelanjutan obat-obat
yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi. Medical membayar sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S
Senate Committee on Aging, 1991).

Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan bantuan pemerintah
bersangkutan. Program ini beredaq antara satu Negara dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi
orang tidak mampu. Medicaid merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan
keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar
dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang diperuntukkan khusunya bagi lansia
adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di
puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga
yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat
memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “
Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat
(JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayakn

F. Pandangan Islam Tentang Lansia

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24

Artinya :

Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah berbuat
baik ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam
pemeliharaan, maka jangan sekali-sekali engkau mengatakan kepada ke duanya perkataan “Ah” dan
janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah “ wahai
tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil”.

DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R siti.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba medika

Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1.2001. Jakarta: EGC


Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta: Sagung Seto

rian andrian di 18.55

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

rian andrian

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

http://rian-andrian.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-lansia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai