Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN GEJALA SOMATIK PADA ANAK

ABSTRAK

Gejala fisik tanpa identifikasi struktural atau ketidaknormalan biokimia pada


pemeriksaan klinis yang lengkap, sering terjadi pada anak-anak. Beberapa anak
mungkin mempunyai ketidaknyamanan fisik yang menetap sehingga dapat
melemahkan kemampuan akademik dan fungsi sosial. Sangat penting untuk
dipahami bahwa faktor emosi dapat berkontribusi pada perkembangan gejala
fisiknya. Terdapat bukti ilmiah bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dengan
gejala somatik fungsional pada anak. Kategori diagnostik yang sebelumnya disebut
sebagai gangguan somatoform saat ini termasuk dalam gangguan gejala somatik.

Ciri utama dari gangguan gejala somatic adalah kekhawatiran yang berlebihan
terhadap gejala fisiknya. Pemeriksaan klinis dan investigasi yang detail tidak dapat
mengungkapkan adanya kelainan untuk menjelaskan gejalanya. Gangguan gejala
somatik sering terjadi pada masa kanak-kanak. Cognitive Behavioural Therapy
(CBT) yang dilakukan oleh para ahli dapat menghilangkan gejala somatik yang
berhubungan dengan kecemasan dan stres. Jika tidak diberikan lebih awal, gejala
fisik menetap yang terkait dengan stres emosional akan menyebabkan kecacatan
fungsional yang signifikan pada masa kanak-kanak dan berisiko tinggi mengalami
gangguan kecemasan dan gangguan depresi pada masa dewasa muda. Oleh karena
itu, intervensi dini dengan menggunakan CBT harus diberikan kepada semua anak
dengan gangguan gejala somatik.

KATA KUNCI: Gangguan gejala somatik, Terapi perilaku kognitif, anak


PENDAHULUAN

Gejala fisik yang berhubungan dengan stres hingga menimbulkan gejela


somatik sangat umum terjadi pada anak-anak. Gangguan somatisasi terdiagnosis
saat distres emosional dimanifestasikan dalam bentuk gejala fisik yang tidak dapat
dijelaskan secara medis. Meskipun telah dilakukan pemeriksaan klinis dan
investigasi secara detail, tidak ada struktur ataupun kelainan biokimia yang
ditemukan untuk menjelaskan gejala-gejala somatik. Beberapa dari gejala-gejala
fisik ini akan menetap dan dapat menimbulkan pengaruh negatif pada kemampuan
akademik dan kehidupan sosialnya. Penting untuk diketahui bahwa faktor
emosional berkontribusi untuk perkembangan gejala fisiknya sehingga
membutuhkan manajemen yang tepat.

Gangguan Gejala Somatik

Gejala fisik yang menetap dihubungkan dengan perasaan yang tidak seimbang
dan perilaku yang dimasukkan dalam diagnosis baru di Somatic Symptom Disorder
(SSD) pada Diagnostic and Statistical Manual, edisi 5 (DSM-5). Kategori
diagnosis sebelumnya disebut gangguan somatoform dan saat ini dikenal sebagai
gangguan gejala somatik. Anak-anak dengan gangguan gejala somatik memiliki
keluhan nyeri somatik, yang tidak dapat dijelaskan melalui diagnosis medis.

Prevalensi

Prevalensi gangguan gejala somatik diperkirakan mencapai 5-7% pada


populasi umum. Pasien dengan gangguan gejala somatik termasuk salah satu
kategori yang paling umum di tempat perawatan primer. Rasio perempuan
dibanding laki-laki yaitu 10:1. Gejala medis yang tidak dapat dijelaskan dialami
oleh 2-3 perempuan dari remaja dan anak-anak. Prevalensi gangguan somatoform
dengan waktu 12 bulan adalah 22.9% pada studi yang dilakukan di Jerman. Pada
sampel populasi di Denmark, anak-anak usia 5-7 tahun ditemukan gejala somatik
fungsional dengan prevalensi dalam 1 tahun yaitu 23,2%.

Gejala Klinis

Somatisasi pada umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja. Gejala utama
gangguan ini adalah kekhawatiran pada gejala fisiknya yang mengakibatkan
perasaan berlebihan. Pikiran tentang gejala fisik akan sangat menyusahkan dan bisa
berakibat terganggunya aktivitas sehari-hari. Anak-anak biasanya memiliki tingkat
kecemasan yang tinggi. Gejala somatik harus menetap dan berkaitan dengan nyeri
yang dominan. Stres yang berhubungan dengan kemampuan akademis, hubungan
keluarga, pribadi dan kelompok sebaya serta perlindungan berlebihan dari orang
tua merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya gangguan gejala somatik.
Terdapat hubungan yang kuat antara faktor emosional dan keluhan fisik pada anak-
anak. Dalam penelitian yang melibatkan 1323 anak, yang direkrut dari Copenhagen
Child Cohort ditemukan gejala kecemasan kesehatan sebanyak 17,6 %.

Anak-anak dengan gangguan somatoform dapat muncul dengan berbagai


gejala fisik. Anak yang mengalami stres dapat muncul dengan keluhan mual,
muntah, diare, palpitasi, sakit kepala, sakit perut, nyeri tungkai, nyeri pada banyak
tempat, sulit bernafas, hiperventilasi, aphonia (kehilangan suara), pusing,
kelelahan, kelemahan, kejang non-epilepsi, tremor, kelainan gaya berjalan dan
masalah yang berkaitan dengan berkemih. Gejala somatik merupakan respons
umum terhadap stres pada anak. Pada pemeriksaan klinis akan normal, bahkan
setelah pengamatan yang detail, tidak ditemukan kelainan struktural atau biokimia.

Gangguan Somatoform Umum pada Anak-anak

Gangguan rasa sakit dan gangguan konversi adalah gangguan somatoform


yang paling umum terlihat pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai