Strategi merupakan pengelolaan sumber daya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran orga-
sasi. Tingkatan strategi dalam suatu organisasi yaitu : tingkat korporat, dan tingkat unit bisnis.
Sedang berdasarkan fungsinya maka strategi terbagi sebagaimana fungsi-fungsi yang terdapat
dalam fungsi manajemen, adanya strategi organisasi dapat mengevaluasi dan mengeoptimalkan
unsur-unsur pada sistem manajemen.
Sistem pengendalian manajemen merupakan perangkat untuk memastikan bahwa strategi ber-
jalan sesuai dengan yang seharusnya, setiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, ma-
ka pengendalian harus disesuaikan dengan syarat strategi spesifik. Strategi yang berbeda memer-
lukan prioritas tugas berbeda, factor penentu keberhasilan berbeda, dan keterampilan, perspektif,
dan perilaku yang berbeda pula. Oleh karena itu, yang seharusnya diperhatikan dalam desain
sistem pengendalian adalah apakah perilaku yang didorong oleh sistem tersebut merupakan peri-
laku yang diperlukan oleh suatu strategi.
Strategi tindakan atas keputusan kearah mana organisasi akan di bawah dengan sumber daya
yang ada agar misi, visi, tujuan dan sasaran organisas tercapai. Untuk menjamin kepastian imple-
mentasi strategi tersebut diperlukan suatu perangkat yang bernama Sistem Pengendalian
Manajemen, setiap organisasi memiliki strategi dan pengendalian yang berbeda-beda sesuai de-
ngan tujuan yang ingin dicapai. Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu or-
ganisasi untuk mencapai tujuannya.
A. Tujuan
Meski kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan, suatu peru-
sahaan tidak punya tujuan; pada hakikatnya perusahaan adalah artifisial yang tidak memiliki
pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan oleh
pemimpin manajemen puncak (chief executif officer – CEO) perusahaan yang bersangkutan,
dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya, dan
biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Tujuan “perusahaan” bisa berupa :
Profitabilitas
Profitabilitas (ROI) terdiri atas presentase profit margin dan investment turnover. Profitabilitas
lebih mengacu pada profit jangka panjang daripada suatu periode dalam satu tahun (current
quarter ), sebab beberapa pengeluaran saat ini bisa jadi menurunkan profit saat ini, tapi dapat
meningkatkan profit dalam jangka panjang. Contohnya adalah jumlah yang dikeluarkan untuk
iklan atau R&D. Dalam konteks praktis, profitability yang dimaksud bisa berupa pendapatan
(revenue), jumlah laba maupun presentase laba.
Contohnya :
$10.000 - $ 9.500 X $10.000 = 12,5%
$10.000 $ 4.000
Rasio pertama dalam perhitungan ini disebut persentase margin laba (profit margin percentage):
($10.000 - $9.500) / $10.000 = 5%
Rasio kedua merupakan perputaran investasi (investment turnover – ITO ):
$10.000 / $4.000 = 2,5 kali
Produk dari dua rasio ini adalah pengembalian atas presentasi (return on investment – ROI) : 5%
x 2,5 kali = 12,5 %. ROI ini diperoleh dengan membagi laba (yaitu, pendapatn dikurangi beban)
dengan investasi, akan tetapi metode ini mencakup dua komponen utama, yakni ; margin laba
dan perputaran investasi.
Profitabilitas mengacu pada laba dalam jangka panjang, buka laba kuartal atau tahun berjalan.
Banyak pengeluaran dalam periode berjalan mengurangi laba saat ini namun meningkatkan laba
jangka panjang.
Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh
kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat berva-
riasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen. Akan
tetapi, selalu ada batas atas ; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan menyatakan
bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga asset-aset perusahaan, sedangkan
profitabilitas menjai tujuan kedua. Sebagian besar krisis keuangan yang terjadi di Asia selama
tahun 1996 - 1998 bisa dilacak dari fakta bahwa bank-bank di Asia telah memberikan pinjaman
yang kelihatannya sangat menguntungkan tanpa memperhatikan tingkat risiko yang dihadapi.
B. Konsep Strategi
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi mendeskrip-
sikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi
yang dikelola dengan baik memiliki 1 strategi / lebih, walaupun mungkin tidak dinyatakan secara
eksplisit. Selebihnya dari bab ini membahas jenis-jenis umum strategi yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan
kompetensi intinya dengan peluang industri.
Berdasarkan tingkatannya, yakni:(1) strategi untuk organisasi keseluruhan dan(2) strategi untuk
unit bisnis dalam organisasi. Sekitar 85% perusahaan industry Fortune 500 di AS memiliki lebih
dari satu unit bisnis dan sebagai akibatnya merumuskan strategi pada kedua tingk
Tampilan 1: Dua Tingkatan Strategi
Analisis Industri
• Analisis industri merupakan tahap kedua dalam analisis fundamental secara top-down
approach.
• Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling
baik ataupun sebaliknya.
• Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis industri tersebut, investor akan menggunakan
informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari
kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio.
Pengertian Industri
• Pengelompokan suatu industri dalam kenyatannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda.
• Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pengklasifikasian
industri.
• Salah satu metode pengklasifikasian industri ke dalam berbagai divisi, atau disebut sistem
Standard Industrial Classification (SIC),
• Standar pengelompokan industri di Indonesia disebut Jakarta Stock Exchange Sectoral
Industry Classfification (JASICA).
• Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi
menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit.
2. Analisis mikro
Mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi earning multiplier industri,
seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan dalam in-
dustri(k), tingkat pertumbuhan earning dan dividen industry yang diharapkan