PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum mengupas akan lebih dalam tentang Akuntansi Publik, mengetahui definisi
akuntansi merupakaan hal penting. Akuntansi merupakan seni (art) mencatat,
menggolongkan, meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam
bentuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasi hasilnya :
(Institute of Certified Public Accountant) (AICPA). Dari hubungangan perkembangan ilmu
akuntansi lebih di ketegorikan.1 Seperti halnya akuntasi sektor publik. Banyak para ilmuan
dan perkembangan ilmu dunia berpendapat tentang definisi akuntansi sektor publik yaitu:
1. Rowan Jones dalam ”The Nature of Public Sector Accounting”2
Entitas publik yang memfokuskan atau berkonsentrasi pada layanan dan barang
publik dan dalam menyampaikan informasinya selalu berpedoman pada 3E (ekonomi, efisien
dan efektifitas vfm-value for money). Dimana efisiensi mengukur pada rasio antara output
terhadap input, efektif mengacu pada sukses atau keberhasilan aktifitas. Output dan ekonomi
mengacu pada input.
2. Henley D dalam buku ”Public Sector Accounting and Financial Control”
Akuntansi yang berkepentingan pada pengelolaan organisasi sektor publik yang
bertumpu pada masalah peningkatan kinerja dan akuntabilitas serta value for money.3
3. Dari berbagai buku Anglo Amerika
Mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik.
4. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat
Akuntansi yang diterapkan pada sektor pemerintahan. Dan diberbagai kesempatan
disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik.
5. Perkembangan terbaru (Selandia Baru)
Akuntansi dana masyarakat yang artinya adalah “ suatu mekanisme teknik dan
analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dan
6. Indra Bastian, beperndapat Akuntansi sektor publik di Indonesia
Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek
kerjasama sektor publik dan swasta.
1
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik , Andi, Yogyakarta, 2009, hlm. 204
2
Rowan Jones dan Maurice Pendlebury, The Nature of Public Sector Accounting, Pearson Prentice Hall,
Harlow, 2010, hlm. 504
3
Henley D, Public Sector Accounting and Financial Control, Chapman & Hall, London, 1992, hlm. 556
2
1.1 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI
4
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 2010, hlm. 57
5
Ibid,. hlm. 58
3
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).6
Perbedaan motif keuntungan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta.
Akuntansi sektor publik hanya memenuhi kebutuhan publik tanpa motif mencari keuntungan
sedangkan akuntansi swasta pasti akan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Dampak
yang diharapkan dari pemberian materi akuntansi sektor publik. Awalnya sektor publik
muncul akibat kebutuhan masyarakat akan barang dan layanan tertentu. Sehingga area sektor
pubik dan pemerintah menjadi organisasi sektor publik terbesar. Keunikan ASP cenderung
kurang seragam karena setiap bidangnya mempunyai karakteristik yang berbeda. 7
1.4.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dengan Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta )
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang
akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sektor swasta menitikberatkan keuntungan
usaha semaksimal mungkin. Sementara organisasi sektor publik lebih mengutamakan
kesejahteraan masyarakat .8
1.4.2 Akuntansi Sektor Publik Yang Tertinggal Dari Akuntansi Sektor Bisnis9
Akuntansi sektor publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan
akuntansi sektor swasta. Hal ini dibuktikan dengan :
a. Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang
dibutuhkan. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah memperoleh dana bantuan Bank Dunia
yang jumlahnya sangat besar. Namun, sampai akhir orde baru, standar akuntansi keuangan
pemerintah tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an beberapa pakar saat itu sempat
menyatakan bahwa standard system yang disusun oleh departemen keuangan sudah
“obsolete” sebelum dapat diterapkan. Pada tahun 2005, standar akuntansi pemerintahan baru
bias dihasilkan dengan sejumlah kritik mengikutinya. Dan sampai dengan tahun 2009,
kematangan standar akuntansi pemerintah belum juga dapat dicapai.
b. Standar audit pemerintah pada taun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang dikeluarkan
oleh Badan Pemeriksa Republik Indonesia dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat Pengawas
Internasional Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui SK
Ketua BPK No. 1 tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Namun,
kelengkapan standar pemeriksaan masih terus dikembangkan.
c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan (SAK) No. 45
tentang standar akuntansi untuk entitas nirlaba.
6
Ibid,. hlm. 59
7
Ibid,. hlm. 59
8
Ibid,. hlm. 60
9
Ibid,. hlm. 60
4
1.4.3 Indikator Kinerja Akuntansi Sektor Publik Dengan Akuntansi Bisnis (Swasta).10
1. Indikator Kerja ASP Value For Money / 3E (Ekonomi, Efisiensi, Dan Efektivitas.
a. Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas
satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Secara absolute, rasio ini
tidak menunjukan posisi keuangan dan kinerja organisasi. Namun, berbagai program pada
dua organisasi yang berkecimpung dalam industry yang sama dapat diperbandingkan tingkat
efisiensinya. Apabila hasil rasionya lebih besar dari satu dibandingkan hasil rasio program
yang sama di organisasi lainnya, program tersebut bias disebut lebih efisien.
b. Efektivitas
Efektivitas menunjukan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.Ukuran
efektivitas merupakan refleksi output. Jika suatu organisasi ingin membangun sebuah rumah
sakit dengan 250 tempat tidur, 4 unit operasi, sebuah unit kecelakan dan darurat, serta unit
pasien luar dan semua target tersebut tercapai, maka mekanisme kerja organisasi tersebut
dianggap tidak bekerja efektif. Karena itu, tujuan-tujuan tersebut harus spesifik, detail, dan
terukur. Dalam rangka mencapai tujuan itu, organisasi sektor publik sering kali
memerhatikan biaya yang dikeluarkan. Seperti itu biasa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan
merupakan salah satu indicator hasil.
c. Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indicator tentang pengguanaan input. Di sini
pertanyaan yang diajukan adalah “ apakah organisasi telah membangun rumah sakit secara
ekonomis?” ini berarti “apakah biaya pembanguanan rumah sakit lebih mahal dibandingkan
pembangunan rumah sakit yang setara di daerah lain ? Jadi dapat dismpulkan bahwa tiga
indikator kinerja organisasi sektor publik bisa dirinci sebagai berikut : ekonomi mengenai
input, efisiensi tentang input dan output, serta efektivitas yang berhubungan output.
2. Namun, ada dua kesuliatan benchmark penerapan ukuran kinerja sektor swasta ke sektor
publik yaitu :
a. Jika output diukur dalam ukuran uang, kualitas rasio tergantung pada kualitas output.
Sedangkan pengukuran yang ada mencakup prakiraan kualitatif konsumen. Kegagalan pasar
merupakan suatu masalah khusus dalam pelayanan sektor publik.
b. Jika output tidak bias diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan unit
fisik. Disini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik bias diterima dalam
standar nasional
10
Ibid,. hlm. 61
11
Ibid,. hlm. 64
5
hampir tidak ada bedanya antara organisasi sektor publik dan swasta, yaitu masyarakat,
namun cara mengakses atau mendapatkannya berbeda.
Karena kepemilikan dan motif labanya berbeda, budaya atau kultur di organisasi
sektor publik berbeda dengan kultaur organisasi bisnis. Dalam organisasi publik, semua
karyawan/pegawai/pengurus relawan bekerja untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan
pelayanan publik. Namun, dalam organisasi bisnis, segala aktivitas dan sumber daya
manusianya terfokus pada keuntungan dari persaingan antarorgnisasi dan produk yang
dihasilkan.Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta cenderung lebih cepat
berkembang ketimbang sektorpublik. Organisasi bisnis yang memiliki produk yang lebih baik
dari organisasi bisnis lainnya, akan lebh disukai dan dapat menguasai pasar.
1.4.5 Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)12
Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik
1. Standar akuntansi pemerintah (SAP)
Peraturan pemerintah No. 24 tahun 2005.
Lampiran I pengantar standar akuntansi pemerintahan
Lampiran II kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Lampiran III PSAP 01 : penyajian laporan keuangan
Lampiran IV PSAP 02 : laporan reaisasi anggaran
Lampiran V PSAP 03 : laporan arus kas
Lampiran VI PSAP 04 : catatan atas laporan keuangan
Lampiran VII PSAP 05 : akuntansi persediaan
Lampiran VIII PSAP 06 : akuntansi investasi
Lampiran IX PSAP 07 : akuntansi asset tetap
Lampiran X PSAP 08 : akuntansi konstruksi dalam pengerjaan
Lampiran XI PSAP 09 : akuntansi kewajiban
Lampiran XII PSAP 10: koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa
luar biasa
Lampiran XIII PSAP 11: laporan keuangan konsolidasi
12
Ibid,. hlm. 65
6
PSAK 10 : transaksi dalam mata uang asing
PSAK 11: penjabaran laporan keuangan mata uang asing
PSAK 12 : pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian bersama
operasi dan set
PSAK 13 : akuntansi untuk investasi
PSAK 14 : akuntansi persediaan
PSAK 15 : akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi
PSAK 16 : aktiva tetap dan aktiva lain-lain
PSAK 17 : akuntansi penyusutan
PSAK 18 : akuntansi dana pensiun
PSAK 19 : aktiva tak berwujud ( revisi 2000)
PSAK 20 : biaya riset dan pengembangan
PSAK 21: akuntansi ekuitas
PSAK 22 : akuntansi penggabungan usaha
PSAK 23 : akuntansi pendapatan
PSAK 24: akuntansi biaya manfaat pensiun
PSAK 25 : laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan biaya
pinjaman (revisi 1997)
PSAK 26 : biaya pinjaman (revisi 1997)
PSAK 27 : akuntansi perkoperasian (revisi 1998)
PSAK 28 : akuntansi asuransi kerugian (revisi 1996)
PSAK 29 : akuntansi minyak dan gas bumi
PSAK 30 : akuntansi sewa guna usaha /lease
PSAK 31 : akuntansi perbankan (revisi 2000)
PSAK 32 : akuntansi pengusahaan hutan
PSAK 33 : akuntansi pertambangan umum
PSAK 34 : akuntansi kontrak konstruksi
PSAK 35: akuntansi pendapatan jasa telekomunikasi
PSAK 36 : akuntansi asuransi jiwa
PSAK 37 : akuntansi penyelenggaran jalan tol
PSAK 38 : akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali
PSAK 39: akuntansi kerjasama operasi
PSAK 40 : akuntansi perubahan ekuitas perusahaan anak/perusahaan asosiasi
PSAK 41 : akuntansi waran
PSAK 42 : akuntansi perusahaan efek
PSAK 43 : akuntansi anjak piutang
PSAK 44: akuntansi aktivitas pengembangan real estat
PSAK 45 : pelaporan keuangan organisasi nir laba
PSAK 46 : akuntansi pajak penghasilan
PSAK 47 : akuntansi tanah
PSAK 48 : penurunan nilai aktiva
7
PSAK 49 : akuntansi reksa dana
PSAK 50: akuntansi investasi efek tertentu
PSAK 51 : akuntansi kuasi re organisasi
PSAK 52 : akuntansi mata uang pelaporan
PSAK 53 : akuntansi kompensasi berbasis saham
PSAK 54: akuntansi restrukturisasi utang piutang bermasalah
PSAK 55 : ankuntansi instrument derivative dan aktivitas lindung nilai
PSAK 56 : akuntansi laba per saham
PSAK 57 : kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan aktiva kontinjen
PSAK 58 : operasi dalam penghentian
PSAK 59 : akuntansi perbankan syariah
13
Ibid,. hlm. 67
14
Ibid,. hlm. 68
8
pengendalian mutu. Standar ini diterbitkan oleh IAI – dewan standar prosfesional akuntan
publik.
Pengambilan keputusan yang tidak didasarkan kepada kelima hal di atas akan
dihadapkan kepada berbagai masalah seperti:
1. Tidak tepatnya keputusan karena kesimpulan yang diperoleh dari fakta-fakta dan data yang
tidak up-to-date dan tidak dapat dipercayai
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi untuk
melaksanakannya, baik ditinjau dari segi manusia, uang maupun material.
3. Ketidakmauan orang-orang pelaksana untuk melaksanakannya karena tidak terlihat dalam
keputusan yang diambil sesuatu hal yang menunjukkan adanya sinkronisasi antara
kepentingan organisasi dan pribadi orang-orang di dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan karena faktor lingkungan belum disiapkan untuk
menerima akibat daripada keputusan yang diambil.
15
Ibid,. hlm. 68
9
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif.
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaik
Dalam sektor publik, pengambilan keputusan dilakukan melalui mekanisme formal
dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi. Sebagai contoh, dalam organisasi
pemerintah mekanisme musyawarah perencanaan pengembangan (musrenbug) merupakan
proses utama diputuskannya sebuah perencanaan pemerintah. Dalam musrenbug, masyarakat
sebagai konsumen dapat ikut terlibat dalamnya.Selain itu, berbagai keputusan juga diambil
dan ditetapkan oleh lembaga legislatif dan eksekutif di tingkat pusat maupun daerah.Pada
organisasi lainnya seperti partai politik, yayasan, atau LSM, segala keputusan diambil melalui
musyawarah mufakat antara pengurus dan perwakilan anggotanya.
Agak berbeda dengan oganisasi publik, organisasi bisnis (swasta) juga mengambil
keputusan secara musyawarah mufakat, meskipun ada keputusan yang diambil secara
individual (pemilik usaha).Pengambilan keputusan melalui musyawarah dilakukan antara
pemilik saham, dan para pemimpin atau pihak manajemen organisasi bisnis (swasta).Selain
itu, pengambilan keputusan oganisasi juga jarang melibatkan karyawan atau konsumennya.
Dalam rangka mencapai tujuan diperlukan suatu perencanaan yang terdiri dari :
1. Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi ( menambah
atau mengurangi) aktivitas.
2. Proses pengendalian : penetapan perencanaan dalam suatu sistem yang menjamin bahwa
proses perencanaan dapat dilakukan. Perencanaan dapat dikategorikan berdasarkan dimensi
waktu, sehingga dapat dibagi menjadi :
a. Perencanaan jangka panjang, yang biasanya berjangka waktu lima tahun atau lebih kedepan.
b. Perencanaan jangka menengah, yang biasanya satu hingga lima tahun kedepan.
16
Ibid,. hlm. 69
10
c. Perencanaan jangka pendek, yang biasanya hingga satu tahun kedepan. Penyediaan
informasi pada tahap perencanaan dapat di lakukan dengan cara :
- Penilaian investasi
- Penilaian perencanaan dan penganggaran keuangan
- Anggaran pendapatan
- Model keuangan
- Target perencanaan dan penganggaran
Tabel 2.8.1 Penganggaran Dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Penganggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Penyusunan anggaran dilakukan Penyusunan anggaran dilakukan bagian
bersama masyarakat dalam keuangan, pengelola perusahaan, atau
perencanaan program pemilik usaha
Dipublikasikan Untuk dikritisi dan Tidak dipublikasikan
didiskusikan oleh masyarakat
Disahkan oleh wakil masyarakat di Disahkan oleh pengelola perusahaan atau
DPR/D, legislatif, dewan pengurus pemilik usaha
Dalam organisasi sektor puublik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu utama
pada proses realisasi anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi perrsaingan antaroutput
organisasi. Dalam sektor publik, kualitas dicapai untuk memenuhi tuntutan pelayananya
kepada publik. Sedangkan pada organisasi swasta, kualitas dicapai dalam rangka
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Pada organisasi publik, masyarakat aktif berpartisipasi selam proses realisasi
anggaran, baik sebagai penerima layanan maupun pengawas independen. Sedangkan pada
organisasi swasta, masyarakat sebagai konsumen berpartisipasi pada saat menggunakan
output yang dihasilakan oleh organisasi tersebut.
17
Ibid,. hlm. 71
18
Ibid,. hlm. 72
11
Tabel 2.9.1 Realisasi Anggaran dalam Sektorr Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
REALISASI ANGGARAN
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Kualitas untuk memenuhi tujuan Kualitas untuk mendapatkan keuntungan
pelayanan organisasi yang lebiih besar
Partisipasi konsumen (masyarakat) Partisipasi konsumen seetelah mendapatkan
selama proses realisasi anggaran outtput (produk)
1.9 PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR
BISNIS (SWASTA)19
Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah. Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperunutukan bagi kepentingan seluruh
warga dalam skala luas. Semetara itu, barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki
oleh swasta dan bersifat eksklusif serta hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu
membelinya, karena harganya disesuikan dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan
melalui 2 mekanisme : (1) melalui mekanisme pasar. (2) melalui mekanisme birokrasi.
Pengadaan barang atau jasa adalah usaha atau kegiatan yang diperlukan oleh organisasi
sektor publik yang meliputi (a) pengadaan barang, (b) Jasa pemborong (c) jasa konsultasi dan
(d) dasar lainnya.
Perbedaan pengadaan barang dan jasa disektor publik dan swasta terletak pada
tujuannya. Pada organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa diperuntukan bagi
kepentingan seluruh warga dalam skala luas, sedangkan dalam organisasi swasta, pengadaan
barang dan jasa diperuntukan bagi kepentingan internal organisasi.
Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, perubahan dari era orde baru ke era orde
reformasi menuntuk akuntabilitas publik dalam melaksanakan setiap aktivitas
kemasyarakatan dan pemerintahan. Asumsi UU No. 17/2003 membawa akuntabilitas hasil
sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan. Indikator hasil seperti ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas harus direfleksikan dalam laporan pertanggungjawaban pemerintah, baik di
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Karena itu, model pelaporan keuangan
19
Ibid,. hlm. 72
12
sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban mulai dirancang dan diterapkan,
sebagaimana yang diterapkan di Amerika Serikat, Kana, serta Selandia Baru.
Pada bulan juni 1999, Amerika Serikat melalui Governmental Accounting Standards
Board (GASB) Mengeluarkan GASB statements No. 34 “Basic Financial Statements – and
Management’s Discussion and Analysis – for State and Local Governments,” dimana model
pelaporan keuangan diterapkan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas (GASB,
Johnson dan Bean, 1999).
Perubahan ini menimbulkan kebutuhan baru akan pengembangan sistem informasi
keuangan dan manajemen di pemerintahan. Jadi, reorientasi pengembangan ilmu dan praktek
ke praktek internasional serta International Publik Sector Accounting Standards (IPSAS)
harus dilakukan.
Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti sifat lembaga sektor publik , sistem pemerintahan suatu Negara, mekanisme
pengelolaan keuangan, dan system anggaran Negara. Keempat faktor tersebut sangat
mempengaruhi karakteristik akuntansi sektor publik. Akibatnya, laporan keuangan sektor
publik dapat dibedakan dengan laporan keuangan swasta.
Menurut likierman dan Taylor dalam Henleyet al. (1992), ada beberapa perbedaan
antara laporan keuangan sektor publik dan laporan keuangan sektor swasta yaitu :
1. Laporan keuangan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah sangat
dipengaruhi oleh proses keuangan dan politik;
2. Laporan keuangan sektor swasta sangat terikat dengan aturan dan kriteria keuangan;
3. Pertanggungjawaban laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah adalah
kepada DPR/D dan masyarakat luas, sementara yayasan dan LSM kepada donor,
dewan pengampu, serta masyarakat luas;
4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan sektor swasta ditentukan para
pemegang saham dan kreditor;
5. Laporan organisasi sektor publik harus ditnjukkan sebagai pengembangan
akuntabilitas publik;
6. Laporan keuangan sektor swasta hanya diungkap pada tingkat organisasi secara
keseluruhan;
7. Laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintahan dan pemerintaha secara
keseluruhan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek pemerintahan, sementara di
LSM dan yayasan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek organisasi;
8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
laporan keuangan sektor swasta diperiksa oleh auditor independen.
13
Tabel 2.11.1 Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta
Tabel 2.11.2 Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Swasta yaitu :
Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta
Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Auditor sektor
publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor
pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan
20
Ibid,. hlm. 74
14
pengelolaan asset kekayaan Negara, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan
milik swasta yang bersifat mencari laba. Audit sektor publik dan audit sektor bisnis (swasta)
sama-sama terdiri dari audit keuangan (financial audit), audit kinerja (performance audit),
dan audit untuk tujuan khusus (special audit).
Tabel 2.12.1 Audit dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Realisasi Anggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba Perusahaan milik swasta yang
seperti sektor pemerintahan dearah (pemda), bersifat mencari laba
BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan
dengan pengelolaan asset perusahaan Negara,
partai politik, yayasan, LSM, dan organisasi
sosial lainnya.
21
Ibid,. hlm. 75
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17