Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi sektor publik dapat diinterprestasikan sebagai bidang akuntansi yang


secara khusus membahas penggunaan akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor publik.
Secara luas, organisasi sektor publik meliputi lembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, perusahaan negara yang di
Indonesia dikenal sebagai BUMN dan BUMD, partai politik, lembaga swadaya masyarakat,
yayasan, dan lembaga nonprofit lainnya. Dalam perkembangan keilmuan, akuntansi sektor
publik masih terbilang sangat muda yakni sekitar satu dekade.
Akuntansi sektor publik di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan
akuntansi bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan
sektor swasta, sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda
dan mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan
masing-masing organisasi sangat perlu diperdalam, agar kinerja masing-masing sektor
menjadi maksimal. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan
komparasi akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).
Pada makalah ini, akan dibahas antara lain perkembangan pemikiran
akuntansi; tujuan komparasi; asumsi akuntansi; akuntansi sektor publik versus sektor
bisnis(swasta); pengambilan keputusan; perencanaan; penganggaran; realisasi anggaran;
pengadaan barang dan jasa; pelaporan; audit; serta pertanggungjawaban dalam sektor publik
dan sektor bisnis (swasta).

1
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN AKUNTANSI DAN AKUNTANSI PUBLIK

Sebelum mengupas akan lebih dalam tentang Akuntansi Publik, mengetahui definisi
akuntansi merupakaan hal penting. Akuntansi merupakan seni (art) mencatat,
menggolongkan, meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam
bentuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasi hasilnya :
(Institute of Certified Public Accountant) (AICPA). Dari hubungangan perkembangan ilmu
akuntansi lebih di ketegorikan.1 Seperti halnya akuntasi sektor publik. Banyak para ilmuan
dan perkembangan ilmu dunia berpendapat tentang definisi akuntansi sektor publik yaitu:
1. Rowan Jones dalam ”The Nature of Public Sector Accounting”2
Entitas publik yang memfokuskan atau berkonsentrasi pada layanan dan barang
publik dan dalam menyampaikan informasinya selalu berpedoman pada 3E (ekonomi, efisien
dan efektifitas vfm-value for money). Dimana efisiensi mengukur pada rasio antara output
terhadap input, efektif mengacu pada sukses atau keberhasilan aktifitas. Output dan ekonomi
mengacu pada input.
2. Henley D dalam buku ”Public Sector Accounting and Financial Control”
Akuntansi yang berkepentingan pada pengelolaan organisasi sektor publik yang
bertumpu pada masalah peningkatan kinerja dan akuntabilitas serta value for money.3
3. Dari berbagai buku Anglo Amerika
Mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik.
4. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat
Akuntansi yang diterapkan pada sektor pemerintahan. Dan diberbagai kesempatan
disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik.
5. Perkembangan terbaru (Selandia Baru)
Akuntansi dana masyarakat yang artinya adalah “ suatu mekanisme teknik dan
analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dan
6. Indra Bastian, beperndapat Akuntansi sektor publik di Indonesia
Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek
kerjasama sektor publik dan swasta.

1
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik , Andi, Yogyakarta, 2009, hlm. 204
2
Rowan Jones dan Maurice Pendlebury, The Nature of Public Sector Accounting, Pearson Prentice Hall,
Harlow, 2010, hlm. 504
3
Henley D, Public Sector Accounting and Financial Control, Chapman & Hall, London, 1992, hlm. 556
2
1.1 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKUNTANSI

1.1.1 Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)4


Perkembangan dari pilihan baik dan yang lebih baik, pilihan ada dan tiada. Jadi
perubahan pengelolaan kebutuhan selalu terasa dari zaman purba ke zaman berikutnya. Pada
zaman tembaga mulai dikenal atau akhir masa batu, pertambahan penduduk yang tinggal
didaerah subur telah mengurangi kapasitas sumber daya alam. Pada zaman primitif,
komunitas masyarakat menjadi lebih besar dan hubungan antar daerah telah dimungkinkan.
Di masa setelah primitif, masnyarakat nomadem menjadi masyarakat penetap dengan
perkembangan tatanan kemasyarakatan. Keterbatasan kapasitas penguasa publik membuka
peluang peranan dalam pengelolaan perekonomian.

1.1.2 Perlunya Akuntansi Sektor Publik Dipelajari Tersendiri5


Akuntansi sektor publik dapat diinterpresikan sebagai bidang akuntansi yang secara
khusus membahas penggunaan akuntansi yang secara khusus membahas penggunaan
akuntansi dalam kegiatan organisasi sektor publik. Perusahaan Negara yang di Indonesia
dikenal sebagai BUMN dan BUMD, partai politik lembaga swadaya masyarakat, yayasan,
dan lembaga nonprofit lainnya. Dengan restrukturasi model pemerintahan melalui tripartite
perundangan, perubahan atau restrukturasi model pemerintahaan berbasis akrual mulai
diiplementasikan. Hasil pembelajaran yang dirasakan cukup menyakinkan, sehingga proses
penerbitan standar berskala international mulai dilakukan melauli badan IFAC (International
Federation Of Accountant). Melalui proses penyusunan standar yang ketat IPSASB telah
berhasil diluncurkan pada tahun 1998. Pada awal reformasi , bangsa ini telah melewati
berbagai masa awal orde reformasi. Pada awal reformasi, bangsa ini mengharapkan
pemerintah yang bersih. Pimpinan yang baik adalah pemimpin yang jujur. Prasyarat
kepandaian dan kebijakan bukan menjadi pilihan. Hal tersebut telah menjadi realitas yang
didiskusikan. Pilihan pemerintahan yang baik dan benar telah menjadi berita sehari hari.”
GOOD AND RIGTH GOVERNANCE ” telah menjadi simbol pemilihan umum tahun 2009.
Selain itu, realita yang didiskusikam pada tahun 2008/2009 juga telah berubah. Dari berbagai
tantangan lapangan yang dihadapi bangsa saat ini,

1.2 TUJUAN KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI


SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi


bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta,
sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai
keunikan sendiri. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing
organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam
mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi

4
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 2010, hlm. 57
5
Ibid,. hlm. 58
3
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).6

1.3 ASUMSI-ASUMSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)

Perbedaan motif keuntungan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta.
Akuntansi sektor publik hanya memenuhi kebutuhan publik tanpa motif mencari keuntungan
sedangkan akuntansi swasta pasti akan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Dampak
yang diharapkan dari pemberian materi akuntansi sektor publik. Awalnya sektor publik
muncul akibat kebutuhan masyarakat akan barang dan layanan tertentu. Sehingga area sektor
pubik dan pemerintah menjadi organisasi sektor publik terbesar. Keunikan ASP cenderung
kurang seragam karena setiap bidangnya mempunyai karakteristik yang berbeda. 7

1.4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

1.4.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Dengan Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta )
Secara konseptual, perbedaan kedua jenis organisasi ini terletak pada tujuan yang
akan dicapai. Pada tahap perencanaan, organisasi sektor swasta menitikberatkan keuntungan
usaha semaksimal mungkin. Sementara organisasi sektor publik lebih mengutamakan
kesejahteraan masyarakat .8

1.4.2 Akuntansi Sektor Publik Yang Tertinggal Dari Akuntansi Sektor Bisnis9
Akuntansi sektor publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan
akuntansi sektor swasta. Hal ini dibuktikan dengan :
a. Pemerintah Indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang
dibutuhkan. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah memperoleh dana bantuan Bank Dunia
yang jumlahnya sangat besar. Namun, sampai akhir orde baru, standar akuntansi keuangan
pemerintah tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an beberapa pakar saat itu sempat
menyatakan bahwa standard system yang disusun oleh departemen keuangan sudah
“obsolete” sebelum dapat diterapkan. Pada tahun 2005, standar akuntansi pemerintahan baru
bias dihasilkan dengan sejumlah kritik mengikutinya. Dan sampai dengan tahun 2009,
kematangan standar akuntansi pemerintah belum juga dapat dicapai.
b. Standar audit pemerintah pada taun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang dikeluarkan
oleh Badan Pemeriksa Republik Indonesia dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat Pengawas
Internasional Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui SK
Ketua BPK No. 1 tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Namun,
kelengkapan standar pemeriksaan masih terus dikembangkan.
c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada standar akuntansi keuangan (SAK) No. 45
tentang standar akuntansi untuk entitas nirlaba.

6
Ibid,. hlm. 59
7
Ibid,. hlm. 59
8
Ibid,. hlm. 60
9
Ibid,. hlm. 60
4
1.4.3 Indikator Kinerja Akuntansi Sektor Publik Dengan Akuntansi Bisnis (Swasta).10
1. Indikator Kerja ASP Value For Money / 3E (Ekonomi, Efisiensi, Dan Efektivitas.
a. Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas
satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Secara absolute, rasio ini
tidak menunjukan posisi keuangan dan kinerja organisasi. Namun, berbagai program pada
dua organisasi yang berkecimpung dalam industry yang sama dapat diperbandingkan tingkat
efisiensinya. Apabila hasil rasionya lebih besar dari satu dibandingkan hasil rasio program
yang sama di organisasi lainnya, program tersebut bias disebut lebih efisien.
b. Efektivitas
Efektivitas menunjukan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.Ukuran
efektivitas merupakan refleksi output. Jika suatu organisasi ingin membangun sebuah rumah
sakit dengan 250 tempat tidur, 4 unit operasi, sebuah unit kecelakan dan darurat, serta unit
pasien luar dan semua target tersebut tercapai, maka mekanisme kerja organisasi tersebut
dianggap tidak bekerja efektif. Karena itu, tujuan-tujuan tersebut harus spesifik, detail, dan
terukur. Dalam rangka mencapai tujuan itu, organisasi sektor publik sering kali
memerhatikan biaya yang dikeluarkan. Seperti itu biasa terjadi, apabila efisiensi biaya bukan
merupakan salah satu indicator hasil.
c. Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan indicator tentang pengguanaan input. Di sini
pertanyaan yang diajukan adalah “ apakah organisasi telah membangun rumah sakit secara
ekonomis?” ini berarti “apakah biaya pembanguanan rumah sakit lebih mahal dibandingkan
pembangunan rumah sakit yang setara di daerah lain ? Jadi dapat dismpulkan bahwa tiga
indikator kinerja organisasi sektor publik bisa dirinci sebagai berikut : ekonomi mengenai
input, efisiensi tentang input dan output, serta efektivitas yang berhubungan output.

2. Namun, ada dua kesuliatan benchmark penerapan ukuran kinerja sektor swasta ke sektor
publik yaitu :
a. Jika output diukur dalam ukuran uang, kualitas rasio tergantung pada kualitas output.
Sedangkan pengukuran yang ada mencakup prakiraan kualitatif konsumen. Kegagalan pasar
merupakan suatu masalah khusus dalam pelayanan sektor publik.
b. Jika output tidak bias diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan unit
fisik. Disini permasalahan dasarnya adalah kondisi pengukuran fisik bias diterima dalam
standar nasional

1.4.4 Kultur Organisasi Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)11


Organisasi sektor publik bertujuan memenuhi kesejahteraan masyarakat,
sedangkan tujuan organisasi sektor swasta adalah mencari keuntungan. Dalam lingkup
geraknya, organisasi sektor publik bergerak disektor publik, sedangkan organisasi swasta
bergerak di sektor swasta dan berorientasi laba. Dilihat dari konsumen yang dilayaninya

10
Ibid,. hlm. 61
11
Ibid,. hlm. 64
5
hampir tidak ada bedanya antara organisasi sektor publik dan swasta, yaitu masyarakat,
namun cara mengakses atau mendapatkannya berbeda.
Karena kepemilikan dan motif labanya berbeda, budaya atau kultur di organisasi
sektor publik berbeda dengan kultaur organisasi bisnis. Dalam organisasi publik, semua
karyawan/pegawai/pengurus relawan bekerja untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan
pelayanan publik. Namun, dalam organisasi bisnis, segala aktivitas dan sumber daya
manusianya terfokus pada keuntungan dari persaingan antarorgnisasi dan produk yang
dihasilkan.Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta cenderung lebih cepat
berkembang ketimbang sektorpublik. Organisasi bisnis yang memiliki produk yang lebih baik
dari organisasi bisnis lainnya, akan lebh disukai dan dapat menguasai pasar.

1.4.5 Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik Dan Sektor Bisnis (Swasta)12
Dasar Hukum Akuntansi Sektor Publik
1. Standar akuntansi pemerintah (SAP)
 Peraturan pemerintah No. 24 tahun 2005.
 Lampiran I pengantar standar akuntansi pemerintahan
 Lampiran II kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
 Lampiran III PSAP 01 : penyajian laporan keuangan
 Lampiran IV PSAP 02 : laporan reaisasi anggaran
 Lampiran V PSAP 03 : laporan arus kas
 Lampiran VI PSAP 04 : catatan atas laporan keuangan
 Lampiran VII PSAP 05 : akuntansi persediaan
 Lampiran VIII PSAP 06 : akuntansi investasi
 Lampiran IX PSAP 07 : akuntansi asset tetap
 Lampiran X PSAP 08 : akuntansi konstruksi dalam pengerjaan
 Lampiran XI PSAP 09 : akuntansi kewajiban
 Lampiran XII PSAP 10: koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa
luar biasa
 Lampiran XIII PSAP 11: laporan keuangan konsolidasi

2. Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


 PSAK 1 : penyajian laporan keuangan (revisi 1998)
 PSAK 2 : laporan arus kas
 PSAK 3 : laporan keuangan intering
 PSAK 4 : laporan keunangan konsolidasi
 PSAK 5 : pelaporan segmen ( revisi 2000)
 PSAK 6 : akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan dalam tahap pengembangan
 PSAK 7 : pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
 PSAK 8 : peristiwa setelah tanggal neraca
 PSAK 9 : penyajian aktiva lancer dan kewajiban jangka pendek

12
Ibid,. hlm. 65
6
 PSAK 10 : transaksi dalam mata uang asing
 PSAK 11: penjabaran laporan keuangan mata uang asing
 PSAK 12 : pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian bersama
operasi dan set
 PSAK 13 : akuntansi untuk investasi
 PSAK 14 : akuntansi persediaan
 PSAK 15 : akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi
 PSAK 16 : aktiva tetap dan aktiva lain-lain
 PSAK 17 : akuntansi penyusutan
 PSAK 18 : akuntansi dana pensiun
 PSAK 19 : aktiva tak berwujud ( revisi 2000)
 PSAK 20 : biaya riset dan pengembangan
 PSAK 21: akuntansi ekuitas
 PSAK 22 : akuntansi penggabungan usaha
 PSAK 23 : akuntansi pendapatan
 PSAK 24: akuntansi biaya manfaat pensiun
 PSAK 25 : laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan biaya
pinjaman (revisi 1997)
 PSAK 26 : biaya pinjaman (revisi 1997)
 PSAK 27 : akuntansi perkoperasian (revisi 1998)
 PSAK 28 : akuntansi asuransi kerugian (revisi 1996)
 PSAK 29 : akuntansi minyak dan gas bumi
 PSAK 30 : akuntansi sewa guna usaha /lease
 PSAK 31 : akuntansi perbankan (revisi 2000)
 PSAK 32 : akuntansi pengusahaan hutan
 PSAK 33 : akuntansi pertambangan umum
 PSAK 34 : akuntansi kontrak konstruksi
 PSAK 35: akuntansi pendapatan jasa telekomunikasi
 PSAK 36 : akuntansi asuransi jiwa
 PSAK 37 : akuntansi penyelenggaran jalan tol
 PSAK 38 : akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali
 PSAK 39: akuntansi kerjasama operasi
 PSAK 40 : akuntansi perubahan ekuitas perusahaan anak/perusahaan asosiasi
 PSAK 41 : akuntansi waran
 PSAK 42 : akuntansi perusahaan efek
 PSAK 43 : akuntansi anjak piutang
 PSAK 44: akuntansi aktivitas pengembangan real estat
 PSAK 45 : pelaporan keuangan organisasi nir laba
 PSAK 46 : akuntansi pajak penghasilan
 PSAK 47 : akuntansi tanah
 PSAK 48 : penurunan nilai aktiva

7
 PSAK 49 : akuntansi reksa dana
 PSAK 50: akuntansi investasi efek tertentu
 PSAK 51 : akuntansi kuasi re organisasi
 PSAK 52 : akuntansi mata uang pelaporan
 PSAK 53 : akuntansi kompensasi berbasis saham
 PSAK 54: akuntansi restrukturisasi utang piutang bermasalah
 PSAK 55 : ankuntansi instrument derivative dan aktivitas lindung nilai
 PSAK 56 : akuntansi laba per saham
 PSAK 57 : kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan aktiva kontinjen
 PSAK 58 : operasi dalam penghentian
 PSAK 59 : akuntansi perbankan syariah

3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)13


Peran SPKN adalah memberikan patokan/arahan pertahapan pemerikasaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara bagi pemeriksa. Dengan kata lain, SPKN
disusun sebagai ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan atas pengeolaan serta tanggung jawab keuangan Negara.
Pelaksanaan pemerintahan yang didasarkan pada SPKN diharapkan dapat meningkatkan
kredibilitas informasi yang dilaporkan, atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui
pengumpulan dan pengujian bukti secar objektif. Dalam penerapannya, standar pemeriksa
keuangan Negara ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas,
program, kegiatan, serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan Negara.
SPKN dilaksanakan dengan sebuah mekanisme kerja, yakni pengumpulan bukti dan
pengujian bukti secara objektif. Hal ini dilakukan dengan prinsip akuntabilitas publik untuk
mendapatkan hasil, yakni meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan.

Dasar Hukum Akuntansi Sektor Bisnis (Swasta )14


1. Pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK)
Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman yang harus diacuh dalam penyusunan
laporan keuangan untk tujuan pelaporan. Standar akuntansi keuangan, sebagai pedoman
khusus penyusunan dan penyajian laporan keuangan, merupakan hal yang sangat penting
agar laporan keuangan lebih brguna, dapat dipahami, dapat diperbandingkan, serta tidak
menyesatkan

2. Standar professional akuntan publik (SPAP )


SPAP merupakan kodifikasi dari berbagai pernyataan standar teknik dan aturan etika.
Pernyataan standar teknik meliputi pernyataan standar auditing , pernyataan standar atestasi,
pernyataan jasa akuntansi dan review, pernyataan jasa konsultasi, dan pernyataan standar

13
Ibid,. hlm. 67
14
Ibid,. hlm. 68
8
pengendalian mutu. Standar ini diterbitkan oleh IAI – dewan standar prosfesional akuntan
publik.

1.5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR


BISNIS (SWASTA)

Hakikat pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap


hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat. Pengertian di atas menunjukan lima hal dengan jelas, yaitu:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembrono” karena cara pendekatan
kepada pengambilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu.
3. Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat daripada masalah itu
harus diketahui dengan jelas.
4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang,
akan tetapi harus didasarkan kepada fakta-fakta yang terkumpul secara sistematis, terolah
dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta/ data itu sungguh-sungguh
dapat dipercayai dan bersifat up-to-date.
5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif
yang ada setelah alternatif-alternatif itu dianalisis dengan matang.15

Pengambilan keputusan yang tidak didasarkan kepada kelima hal di atas akan
dihadapkan kepada berbagai masalah seperti:
1. Tidak tepatnya keputusan karena kesimpulan yang diperoleh dari fakta-fakta dan data yang
tidak up-to-date dan tidak dapat dipercayai
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi untuk
melaksanakannya, baik ditinjau dari segi manusia, uang maupun material.
3. Ketidakmauan orang-orang pelaksana untuk melaksanakannya karena tidak terlihat dalam
keputusan yang diambil sesuatu hal yang menunjukkan adanya sinkronisasi antara
kepentingan organisasi dan pribadi orang-orang di dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan karena faktor lingkungan belum disiapkan untuk
menerima akibat daripada keputusan yang diambil.

Tahapan-tahapan pengambilan keputusan yang rasional merupakan proses yang komplek.


Delapan step 1rational decision making proses:
1. Mengenal Permasalahan
2. Definisikan Tujuan
3. Kumpulkan Data yang Relevan
4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible)
5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik

15
Ibid,. hlm. 68
9
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif.
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaik
Dalam sektor publik, pengambilan keputusan dilakukan melalui mekanisme formal
dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi. Sebagai contoh, dalam organisasi
pemerintah mekanisme musyawarah perencanaan pengembangan (musrenbug) merupakan
proses utama diputuskannya sebuah perencanaan pemerintah. Dalam musrenbug, masyarakat
sebagai konsumen dapat ikut terlibat dalamnya.Selain itu, berbagai keputusan juga diambil
dan ditetapkan oleh lembaga legislatif dan eksekutif di tingkat pusat maupun daerah.Pada
organisasi lainnya seperti partai politik, yayasan, atau LSM, segala keputusan diambil melalui
musyawarah mufakat antara pengurus dan perwakilan anggotanya.

3.5.1 Tabel Ringkasan Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan
Sektor publik Sektor Bisnis (swasta)
Mekanisme formal dan telah Mekanisme formal dan telah ditetapkan
ditetapkan dengan keputusan dengan keputusan organisasi atau tidak
organisasi formal
Segala keputusan diambil melalui Mengambil keputusan secara musyawarah
musyawarah mufakat antara mufakat, atau dapat juga diputuskan secara
pimpinan/pengurus dan anggota/ individu (pemilik usaha)
perwakilan anggotanya.

Agak berbeda dengan oganisasi publik, organisasi bisnis (swasta) juga mengambil
keputusan secara musyawarah mufakat, meskipun ada keputusan yang diambil secara
individual (pemilik usaha).Pengambilan keputusan melalui musyawarah dilakukan antara
pemilik saham, dan para pemimpin atau pihak manajemen organisasi bisnis (swasta).Selain
itu, pengambilan keputusan oganisasi juga jarang melibatkan karyawan atau konsumennya.

1.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)16

Dalam rangka mencapai tujuan diperlukan suatu perencanaan yang terdiri dari :
1. Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi ( menambah
atau mengurangi) aktivitas.
2. Proses pengendalian : penetapan perencanaan dalam suatu sistem yang menjamin bahwa
proses perencanaan dapat dilakukan. Perencanaan dapat dikategorikan berdasarkan dimensi
waktu, sehingga dapat dibagi menjadi :
a. Perencanaan jangka panjang, yang biasanya berjangka waktu lima tahun atau lebih kedepan.
b. Perencanaan jangka menengah, yang biasanya satu hingga lima tahun kedepan.

16
Ibid,. hlm. 69
10
c. Perencanaan jangka pendek, yang biasanya hingga satu tahun kedepan. Penyediaan
informasi pada tahap perencanaan dapat di lakukan dengan cara :
- Penilaian investasi
- Penilaian perencanaan dan penganggaran keuangan
- Anggaran pendapatan
- Model keuangan
- Target perencanaan dan penganggaran

1.7 PENGANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS


(SWASTA)17

Dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan, penyusunan


anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan program
publik dalam anggaran akan dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat.
Dan akhirnya disahkan oleh wakil masyarakat di DPR, DPD, atau DPRD. Dalam organisasi
swasta, penyusunan anggaran dilakukan oleh para pegawai dan manajer perusahaan yang
berwenang dengan persetujuan pemilik perusahaan.

Tabel 2.8.1 Penganggaran Dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Penganggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Penyusunan anggaran dilakukan Penyusunan anggaran dilakukan bagian
bersama masyarakat dalam keuangan, pengelola perusahaan, atau
perencanaan program pemilik usaha
Dipublikasikan Untuk dikritisi dan Tidak dipublikasikan
didiskusikan oleh masyarakat
Disahkan oleh wakil masyarakat di Disahkan oleh pengelola perusahaan atau
DPR/D, legislatif, dewan pengurus pemilik usaha

1.8 REALISASI ANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR


BISNIS (SWASTA)18

Dalam organisasi sektor puublik maupun organisasi sektor bisnis (swasta), isu utama
pada proses realisasi anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi perrsaingan antaroutput
organisasi. Dalam sektor publik, kualitas dicapai untuk memenuhi tuntutan pelayananya
kepada publik. Sedangkan pada organisasi swasta, kualitas dicapai dalam rangka
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari produknya.
Pada organisasi publik, masyarakat aktif berpartisipasi selam proses realisasi
anggaran, baik sebagai penerima layanan maupun pengawas independen. Sedangkan pada
organisasi swasta, masyarakat sebagai konsumen berpartisipasi pada saat menggunakan
output yang dihasilakan oleh organisasi tersebut.

17
Ibid,. hlm. 71
18
Ibid,. hlm. 72
11
Tabel 2.9.1 Realisasi Anggaran dalam Sektorr Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
REALISASI ANGGARAN
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Kualitas untuk memenuhi tujuan Kualitas untuk mendapatkan keuntungan
pelayanan organisasi yang lebiih besar
Partisipasi konsumen (masyarakat) Partisipasi konsumen seetelah mendapatkan
selama proses realisasi anggaran outtput (produk)

1.9 PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR
BISNIS (SWASTA)19

Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau
pemerintah. Sifat barang ini tidak eksklusif dan diperunutukan bagi kepentingan seluruh
warga dalam skala luas. Semetara itu, barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki
oleh swasta dan bersifat eksklusif serta hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mampu
membelinya, karena harganya disesuikan dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan
melalui 2 mekanisme : (1) melalui mekanisme pasar. (2) melalui mekanisme birokrasi.
Pengadaan barang atau jasa adalah usaha atau kegiatan yang diperlukan oleh organisasi
sektor publik yang meliputi (a) pengadaan barang, (b) Jasa pemborong (c) jasa konsultasi dan
(d) dasar lainnya.
Perbedaan pengadaan barang dan jasa disektor publik dan swasta terletak pada
tujuannya. Pada organisasi sektor publik, pengadaan barang dan jasa diperuntukan bagi
kepentingan seluruh warga dalam skala luas, sedangkan dalam organisasi swasta, pengadaan
barang dan jasa diperuntukan bagi kepentingan internal organisasi.

1.10 PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, perubahan dari era orde baru ke era orde
reformasi menuntuk akuntabilitas publik dalam melaksanakan setiap aktivitas
kemasyarakatan dan pemerintahan. Asumsi UU No. 17/2003 membawa akuntabilitas hasil
sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan. Indikator hasil seperti ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas harus direfleksikan dalam laporan pertanggungjawaban pemerintah, baik di
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Karena itu, model pelaporan keuangan

19
Ibid,. hlm. 72
12
sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban mulai dirancang dan diterapkan,
sebagaimana yang diterapkan di Amerika Serikat, Kana, serta Selandia Baru.
Pada bulan juni 1999, Amerika Serikat melalui Governmental Accounting Standards
Board (GASB) Mengeluarkan GASB statements No. 34 “Basic Financial Statements – and
Management’s Discussion and Analysis – for State and Local Governments,” dimana model
pelaporan keuangan diterapkan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas (GASB,
Johnson dan Bean, 1999).
Perubahan ini menimbulkan kebutuhan baru akan pengembangan sistem informasi
keuangan dan manajemen di pemerintahan. Jadi, reorientasi pengembangan ilmu dan praktek
ke praktek internasional serta International Publik Sector Accounting Standards (IPSAS)
harus dilakukan.
Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti sifat lembaga sektor publik , sistem pemerintahan suatu Negara, mekanisme
pengelolaan keuangan, dan system anggaran Negara. Keempat faktor tersebut sangat
mempengaruhi karakteristik akuntansi sektor publik. Akibatnya, laporan keuangan sektor
publik dapat dibedakan dengan laporan keuangan swasta.

Menurut likierman dan Taylor dalam Henleyet al. (1992), ada beberapa perbedaan
antara laporan keuangan sektor publik dan laporan keuangan sektor swasta yaitu :
1. Laporan keuangan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah sangat
dipengaruhi oleh proses keuangan dan politik;
2. Laporan keuangan sektor swasta sangat terikat dengan aturan dan kriteria keuangan;
3. Pertanggungjawaban laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintah adalah
kepada DPR/D dan masyarakat luas, sementara yayasan dan LSM kepada donor,
dewan pengampu, serta masyarakat luas;
4. Kriteria pertanggungjawaban laporan keuangan sektor swasta ditentukan para
pemegang saham dan kreditor;
5. Laporan organisasi sektor publik harus ditnjukkan sebagai pengembangan
akuntabilitas publik;
6. Laporan keuangan sektor swasta hanya diungkap pada tingkat organisasi secara
keseluruhan;
7. Laporan organisasi sektor publik seperti unit pemerintahan dan pemerintaha secara
keseluruhan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek pemerintahan, sementara di
LSM dan yayasan dijadikan sebagai dasar analisis atas prospek organisasi;
8. Laporan unit pemerintah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
laporan keuangan sektor swasta diperiksa oleh auditor independen.

Persamaaan akuntansi sektor publik dan akuntansi swasta yaitu :


1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber;
2. Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik;
3. Siklus akuntansi dapat diperbandingkan;
4. Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen;
5. Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bias diakui sebagai dasar hokum

13
Tabel 2.11.1 Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Laporan Keuangan Sektor Publik


Laporan Keuangan Sektor Swasta
 Laporan keuangan publik dipengaruhi  Laporan keuangan swasta sangat
oleh proses keuangan dan politik. terikat oleh aturan dan kriteria
 Pertanggungjawaban laporan unit kecurangan.
pemerintah/organisasi publik adalah ke  Kriteria pertanggungjawaban laporan
DPR/DPRD/legislative/dewan pengurus keuangan sektor swasta ditentukan oleh
dan masyarakat luas. para pemegang saham dan kreditor.
 Laporan unit pemerintah/organisasi  Laporan keuangan sektor swasta
publik harus ditunjukan sebagai hanya diungkap di tingkat organisasi
pengembangan akuntabilitas publik. secara keseluruhan.
 Laporan unit pemerintah/organisasi  Laporan keuangan swasta diperiksa
publik secara keseluruhan dijadikan dasar oleh auditor independen.
analisis atas prospek
pemerintahan/organisasi publik.
 Laporan unit pemerintah diperiksa
BPK/auditor yang telah ditetapkan.

Tabel 2.11.2 Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Swasta yaitu :
Persamaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

 Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber;


 Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi akuntabilitas publik;
 Siklus akuntansi dapat diperbandingkan;
 Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan organisasi independen;
 Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi swasta bias diakui sebagai dasar
hokum

1.11 AUDIT DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)20

Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Auditor sektor
publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor
pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan

20
Ibid,. hlm. 74
14
pengelolaan asset kekayaan Negara, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan
milik swasta yang bersifat mencari laba. Audit sektor publik dan audit sektor bisnis (swasta)
sama-sama terdiri dari audit keuangan (financial audit), audit kinerja (performance audit),
dan audit untuk tujuan khusus (special audit).

Tabel 2.12.1 Audit dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Realisasi Anggaran
Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)
Organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba Perusahaan milik swasta yang
seperti sektor pemerintahan dearah (pemda), bersifat mencari laba
BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan
dengan pengelolaan asset perusahaan Negara,
partai politik, yayasan, LSM, dan organisasi
sosial lainnya.

1.12 PERTANGGUNGJAWABAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR


BISNIS (SWASTA)21

Pada organisasi publik, pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam


mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi sektor publik. Sebagai
contoh, di organisasi pemerintahan setiap pengelola keuangan Negara diwajibkan untuk
menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dengan cakupan
yang lebih luas dan tepat waktu. Undang-undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, menegaskan bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan dimaksud dinyatakan
dalam bentuk laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas,dan Catatan atas laporan Keuangan, serta disusun berdasarkan
SAP. Dalam rangka memperkuat akuntabilitas pengelolaan anggaran dan perbendaharaan,
setiap pejabat yang menyajikan Laporan Keuangan diharuskan memberi pernyataan tanggung
jawab atas Laporan Keuangannya. Menteri / Pimpinan Lembaga / Gubernur / Bupati /
Walikota /Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah harus secara jelas menyatakan bahwa
Laporan Keuangannya telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Internal yang
memadai,dan informasi yang termuat pada Laporan Keuangannya telah disajikan sesuai
dengan SAP.
Dalam organisasi sektor publik lainnya, pertanggungjawaban dilakukan
kepada masyarakat/konstituen dan Dewan Pengampu di LSM atau Yayasan. Sedangkan
dalam akuntansi sektor swasta, pertanggungjawaban dilakukan kepada stakeholders dan
pemegang saham oleh pengelola organisasi bisnis (swasta).

21
Ibid,. hlm. 75
15
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi


bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor swasta,
sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda dan mempunyai
keunikan sendiri. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing
organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam
mencapai tujuannya. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi
tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Bastian,Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit


Erlangga
2. Mardiasmo.(2009).Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta : ANDI
3. Jones, Rowan dan Maurice Pendlebury. (2009). The Nature of Public Sector
Accounting. Harlo : Pearson Prentice Hall
4. Henley D. (1992) . Public Sector Accounting and Financial Control. London :
Chapman & Hall

17

Anda mungkin juga menyukai

  • 29 April
    29 April
    Dokumen2 halaman
    29 April
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Bagus
    Bagus
    Dokumen2 halaman
    Bagus
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • L.F 170302018
    L.F 170302018
    Dokumen7 halaman
    L.F 170302018
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Komuni Cover
    Komuni Cover
    Dokumen4 halaman
    Komuni Cover
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • 29 April
    29 April
    Dokumen2 halaman
    29 April
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Seng Benr
    Seng Benr
    Dokumen17 halaman
    Seng Benr
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Tanya Jawab
    Tanya Jawab
    Dokumen2 halaman
    Tanya Jawab
    dio Kagura
    100% (1)
  • MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN Bab 10 Penet
    MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN Bab 10 Penet
    Dokumen17 halaman
    MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN Bab 10 Penet
    MarcosCiwen wen
    Belum ada peringkat
  • Cost Driver, Cost Pool, Dan Cost Objects
    Cost Driver, Cost Pool, Dan Cost Objects
    Dokumen6 halaman
    Cost Driver, Cost Pool, Dan Cost Objects
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Gawe Dio Tugas Essay Kek - Ono Penjelasan
    Gawe Dio Tugas Essay Kek - Ono Penjelasan
    Dokumen8 halaman
    Gawe Dio Tugas Essay Kek - Ono Penjelasan
    Zura San
    Belum ada peringkat
  • AKMEN
    AKMEN
    Dokumen10 halaman
    AKMEN
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Keamanan
    Keamanan
    Dokumen5 halaman
    Keamanan
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Printtt
    Printtt
    Dokumen7 halaman
    Printtt
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Sim Bab Perangkat 2
    Sim Bab Perangkat 2
    Dokumen10 halaman
    Sim Bab Perangkat 2
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Tanya Jawab
    Tanya Jawab
    Dokumen2 halaman
    Tanya Jawab
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • 29 April
    29 April
    Dokumen2 halaman
    29 April
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • 29 April
    29 April
    Dokumen2 halaman
    29 April
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • TELEKOMUNIKASI
    TELEKOMUNIKASI
    Dokumen8 halaman
    TELEKOMUNIKASI
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen4 halaman
    COVER
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • AKMEN
    AKMEN
    Dokumen10 halaman
    AKMEN
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Audit
    Audit
    Dokumen11 halaman
    Audit
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Manajemen 1
    Akuntansi Manajemen 1
    Dokumen4 halaman
    Akuntansi Manajemen 1
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Tugasdiooo
    Tugasdiooo
    Dokumen11 halaman
    Tugasdiooo
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Akmen Konsep Biaya Cover
    Akmen Konsep Biaya Cover
    Dokumen3 halaman
    Akmen Konsep Biaya Cover
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Document Soal
    Document Soal
    Dokumen9 halaman
    Document Soal
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • Hadee
    Hadee
    Dokumen5 halaman
    Hadee
    dio Kagura
    Belum ada peringkat
  • AKMEN
    AKMEN
    Dokumen8 halaman
    AKMEN
    dio Kagura
    Belum ada peringkat