Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 2

ROWOBUNGKUL DALAM MATERI PECAHAN SENILAI

MELALUI ALAT PERAGA KONKRET

TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

Disusun untuk Memenuhi Unsur Prnilaian Pengembangan Profesi dalam

pengajuan Angka Kredit dari Golongan 111c ke 111d

Oleh :

SRI MURYATI

NIP: 19660513 200604 2 006


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berdasarkan Permendikbud No.8 Tahun 2016 menyatakan bahwa

standart isi kurikulum 2013. Pembelajaran Matematika di SD pada semester I

memuat buku pedoman kurikulum 2013 disajikan dalam 12 bab.

Pada tahun ajaran 2018/2019 semester I, penulis mengajar di kelas IV.

Kebanyakan, penulis mendapati siswa kurang bersemangat saat pelajaran

matematika terutama pada materi pecahan senilai. Pada materi pecahan ini bisa

dibuktikan pada saat guru mengajar, siswa sering minta izin kebelakang, saling,

melempar kertas dengan temannya, kepala diletakkan di atas meja dan ramai

sendiri.

Setelah pelajaran, penulis memberikan post-test kepada siswa untuk

mengetahui tingkat pemahaman konsep tentang pecahan ternyata hasil yang

diperoleh masih jauh dari apa yang penulis harapkan. Siswa yang masih

dibawah KKM berjumlah 15 dari 19 siswa di kelas.

Maka dari itu, penulis mempunyai rencana untuk memperbaiki situasi,

kondisi dan hasil belajar siswa melalui alat peraga konkret. Dengan alat peraga

ini, penulis yakin bahwa masalah hasil belajar ini dapat teratasi.

Agar dapat mengungkapkan kekurangan-kekurangan yang dialami oleh

siswa selama pembelajaran,penulis melakukan refleksi diri dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiripertanyaan itu antara lain:

a. Bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran


b. Bagaimana perhatian siswa terhadap pembelajaran

c. Bagaimana tingkah laku siswa selama pembelajaran

d. Bagaimana keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaanbila mengalami

kesulitan

e. Bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

f. Bagaimana hasil tes formatif siswa

Untuk mengetahui jawaban pertanyaan tersebut penulis minta bantuan

teman sejawat. Dari hasil diskusi yang di lakukan penulis bersama teman

sejawat dan bimbingan kepala sekolah sehingga dapat mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

B. Identifikasi masalah

1. Pembelajaran tidak efektif karena guru tidak bisa menjadi model.

2. Alat peraga tidak tersedia.

3. Guru masih menggunakan media mulut.hanya dengan kata-kata

4. Siswa tidak antusias terhadap pembelajaran,bosan hanya sebagai

pendengar.

5. Siswa tidak bersemangat, takut untuk bertanya .

6. Pembelajaranya kaku dan Nilai tes formatif sangat rendah

C. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah alat peraga konkret dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV dalam materi Pecahan Senilai di SDN 2 Rowobungkul?

D. Tujuan penelitian
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan senilai di

SDN Rowobungkul 2 dengan menggunakan alat peraga konkrit.

2. Untuk mengetahui apakah menggunakan alat peraga konkret dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Rowobungkul.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 89% dari jumlah

siswa secara klasikal dari subyek penelitian.

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan peneliti dalam menggunakan alat peraga konkret khususnya

mata pelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan alat peraga konkret siswa akan mengembangkan

keterampilan dalam memproseskan pengetahuan menemukan

sendiri fakta ,konsep dan nilai yang diperlukan pembelajaran yang

lebih bervariasi daripada pembelajaran yang biasanya, sehingga

pengalaman baru ini hasil belajar meningkat .

b. Bagi Guru

Merupakan pengalaman baru yang dapat dijadikan pedoman

atas pembelajaran yang dilakukan, sehingga guru sebagai fasilitator

dapat berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran pada


mata pembelajaran yang lain dan memotivasi guru untuk berpikir

inovatif.

c. Bagi Lembaga/Sekolah

Memberi masukan atau sumbangan pikiran kepada sekolah

untuk proses perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

lebih efektif dan mutu pendidikan dapat meningkat.


BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DASAR PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori Peningkatan Hasil Belajar Siswa

1. Hakikat Peningkatan

Dalam suatu pembelajaran tentu memiliki tujuan yaitu agar materi yang

disampaikan bisa dimengerti, difahami dan dilaksanakan sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilkukan dengan berbagai cara supaya

siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan mengalami perubahan menjadi

lebih baik. Menurut Adi D (2001), dalam kamus bahasanya istilah peningkatan

berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun

sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu susunan yang ideal, sedangkan

peningkatan adalah kemajuan dari seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

bisa menjadi bisa. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan

sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik

lagi dari pada sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan adalah suatu

upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu yang disampaikan

bisa dimengerti, difahami dan dilaksanakan sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan dengan berbagai

cara supaya siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan mengalami

perubahan menjadi lebih baik. Menurut Adi D. (2001), dalam kamus


bahasanya istilah peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis

dari sesuatu yang tersususun sedemikian rupa, sehingga membentuk

suatu susunan yang ideal, sedangkan peningkatan adalah kemajuan dari

seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau

usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi

daripada sebelumya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu

pelajar (siswa) dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat

lebih mudah mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila

adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan

kwalitas pembelajaran mengalami perubahan secara berkwalitas.

1) Peningkatan

Arti peningkatan dari KBBI memiliki satu arti, berasal dari kata dasar

“tingkat”. Peningkatan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda

sehingga peningkatan dapat menyatakan nama dari seseorang atau tempat atau

semua benda dan segala yang dibendakan. Peningkatan berarti proses, cara,

perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya).

2) Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar dalam KBBI adalah hasil yang telah dicapai

dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Seorang guru akan
kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didiknya kurang sesuai

dengan kurikulum, dalam kaitannya dengan belajar. Hasil berarti penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata

pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebuut tergantung pada apa yng dipelajari oleh pembelajar. Dalam

pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah

melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni,

2007: 5).

Kesimpulannya, hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses

dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang karena hasil belajar turut

serta dalam membentuk pribadi dalam individu yang selalu ingin mencapai

hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta

menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

3) Pengertian Belajar

Setiap orang selalu melakukan aktifitas belajar baik itu disadari

maupun tidak di sadari . Dalam kegiata sehar – hari akan selalu diwarnai oleh

aktifitas belajar. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku

manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,


keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu

dengan menguasai prinsip – prinsip dasar tentang belajar , seseorang mampu

memahami bahwa aktifitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses

psikologis.

Gagne dan Berliner (Anni, 2007 : 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilaku karena hasil

dari pengalaman. Morgan et.al.(Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik

atau pengalaman . Menurut Slavin (Anni ,2007: 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari beberapa pendapat diatas , dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan perilaku individu yang di hasilkan dari pengalaman

individu itu sendiri. Perubahan tingkah laku seseorang yang diakibatkan oleh

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, misalnya : bertambahnya

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan perubahan sikap.

Adapun unsur – unsur yang terdapat dalam belajar (Anni , 2007 : 4 )

meliputi :

a. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar dan peserta

pelatihan.

b. Rangsangan ( stimulus ) yaitu peristiwa yang merangsang penginderaan

pembelajar .
c. Memori, memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktifitas belajar

sebelumnya.

d. Respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori

4) Matematika

Andi Hakim Nasution mengatakan bahwa istilah matematika berasal dari

bahasa yunani yaitu mathein atau manthenein yang artinya memperlajari,

namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata sansekerta yaitu

medha / widya yang artinya kepamdaian, pengetahuan atau intelegensi (dalam

Karso, 2003: 1.39 – 1.40).

Pengertian matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian bilangan. “James dan James

(1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematikanya

adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep –

konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak

yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu, aljabar, analisis, dan geometri. Dan ada

lagi menurut Johnson dan Rissing (1972), Kemudian Reys, dkk (1984), Klein

(1973) menurut Suherman, (2007 : 16). Dari beberapa pendapat diatas maka

dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang

berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang

abstrak. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya


diperlukan penguasaan konsep-konsep matematika. Hal ini berarti, belajar

matematika adalah belajar konsep dan struktur bahan-bahan yang sedang

dipelajari serta mencari hubungan di antara konsep dan struktur tersebut.

5) Matematika Sekolah

a. Tujuan Matematika sekolah.

Matematika untuk SD disusun sesuai dengan kurikulum 2013 yang

disempurnakan dengan tujuan memberikan wawasan peserta didik secara

langsung dalam pembelajaran yang berbasis kegiatan. Pembelajaran

matematika melalui buku ini dapat membentuk kompetensi peserta didik dalam

menyajikan gagasan, pengetahuan, abstrak, berlatih menyelesaikan

permasalahan nyata serta berlatih berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat luas

cakupannya dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari peserta. didik.

Matematika memiliki konsep dan sistem yang dapat diaplikasikan pada cabang

ilmu yang lain. Matematika sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah

dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang astronomi, bidang

pengembangan tekhnologi, bidang perbankan, bidang ekonomi, bidang

perdagangan, bahkan dalam bidang antropologi. Melalui konsep matematika,

pengetahuan atau permasalahan konkrit dibawa kebentuk abstrak melalui

pendefinisian variable dan parameter sesuai dengan hasil yang disajikan.

Kurikulum 2013 lebih menekankan kompetensi sikap disamping

pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi dirumuskan dalam kompetensi


inti (KI) 1, 2, 3, dan 4 secara utuh. Keutuhan tersebut dijadikan dasar untuk

merumuskan kompetensi setiap mata pelajaran. Proses pembelajarn dimulai

dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan kompetensi keterampilan

dengan menyajikan suatu permasalahan secara matematis dan

menyelesaikannya, yang akhirnya bermuara pada pembentukan sikap jujur,

kritis, kreatif, gotong-royong, teliti, disiplin, dll.

Peserta didik diajak untuk mencari informasi dari berbagai sumber

belajar yang lain. Peran guru sangat penting untuk mendorong dan

memperkaya pengetahuan peserta didik dengan bentuk kegiatan-kegiatan yang

relevan sesuai dengan kondisi kelas sekolah masing-masing.

b. Fungsi Matematika Sekolah

Menurut ( Suherman,2003:56-57 ) Fungsi Matematika sekolah adalah;

(1) Belajar Matematika Merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman

suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian

– pengertian itu, (2) Matematika adalah sebagai ilmu atau pengetahuan .

6) Pecahan Senilai

Pecahan terjadi karena satu benda atau sekumpulan benda dibagi

menjadi beberapa bagian sama besar. Setiap bagian mempunyai nilai pecahan

jadi, dapat dikatakan bahwa pecahan merupakan beberapa bagian dari

keseluruhan.
Bilangan yang menyatakan beberapa bagian itu dinamakan pembilang,

sedangkan bilangan yang menyatakan jumlah secara keseluruhan itu

dinamakan penyebut.

Pecahan senilai merupakan pecahan yang nilainya tak akan berubah

walaupun pembilang dan penyebutnya dikalikan bilangan tidak nol yang sama.

(dikutip dari tokoh Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano menulis mengenai

bilangan pecahan).

7) Alat Peraga Konkret

Pengertian alat peraga tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu

menyampaikan atau menular pengetahuan dan pandangan (Rooijakkers, 1982

: 1). Lebih lanjut dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan

mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik – baiknya dan

menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Banyak cara

yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran

disekoah sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik salah satu

diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat peraga atau media.

Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat – alat yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran alat peraga adalah

seperangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja

yang digunkan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep –

konsep atau prinsip – prinsip dalam pembelajaran (Djoko Iswadji)


Fungsi utama dari alat peraga untuk menurunkan keabstrakan dari

konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut

penyampaian informasi yang hannya melalui bahasa verbal memungkinkan

terjadinya verbalisme artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa

memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut selain

menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi penyampaian dengan bahasa

verbal menyebabkan semangat siswa untuk menangkap pesan akan semakin

kurang karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang

disampaikan, pada hal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik

fisik maupun spesikis (Sanjaya, 2007 : 169)

Belajar akan efektif jika dimulai dengan pengalaman langsung atau

pengalaman konkrit untuk menuju kepada pengalaman abstrak. Untuk itu perlu

bantuan alat peraga dalam proses pembelajaran. Alat peraga dalam proses

pembelajaran mempunyai nilai – nilai seperti dibawah ini.

1. Peragaan dapat meletakan dasar – dasar yang nyata untuk berfikir

2. Peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar

3. Peragaan dapat meletakan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil

belajar dapat maksimal

4. Peragaan memberikan pengalaman nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri pada setiap siswa

5. Peragaan menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan

6. Peragaan membantu tumbuhnya pemikiran dan berkembangnya kemampuan

berbahasa
7. Peragaan memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara

lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang

lebih sempurna (Sudjana, 2005:100)

Ahli lain mengatakan bahwa nilai – nilai lebih dari alat peraga antara lain

adalah: meletakan dasar – dasar yang konkrit untuk berpikir, b) memperbesar

perhatian siswa, dan gairah belajar, c) membuat pelajaran lebih menetap, tidak

mudah dilupakan, d) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, dan

e) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

Alat peraga dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, alat peraga jadi dan

alat peraga buatan sendiri. Alat peraga yaitu, alat peraga yang dibuat oleh suatu

perusahaan yang dapat dibeli oleh sekolah, siswa maupun guru tinggal

menggunakannya saja. Alat peraga buatan sendiri adalah alat peraga yang

dibuat sendiri oleh guru maupun siswa. Tidak semua sekolah mampu

menyediakan alat peraga karena harganya mahal. Oleh karena itu dapat

disiasati dengan membuat alat peraga sendiri, dengan biaya yang sedikit

gurupun mampu menggunakan alat bantu untuk menyampaikan materi

sehingga materi itu dapat diterima siswa dengan baik. Reonal Eduction Centre

Of Science and Mathematic (RESCAM), mengelompokkan alat peraga sebagai

berikut.

1. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan

memahami suatu konsep secara tidak langsung. Termasuk ke dalam

kelompok ini antara lain: model, karta, dan poster


2. Alat pendukung adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya

percobaan/eksperimen atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh

alat yang termasuk kelompok ini adalah pembakar spiritus, papan flanel,

OHP, dan sebagainya.

Alat peraga sangat dibutuhkan oleh guru karena guru di tuntut membuat

relevan tentang apa yang terjadi berabad – abad yang lalu. Dia harus

merekontruksi masa lampau , penjelasan –penjelasan belaka tidak dapat

membuat menjadi hidup, gamblang dan relevan dengan kehidupan masa

kini atau masa depan. Pelajaran bagi siswa dikatakan menarik jika

dikemas dengan tidak kaku dan “agak” bebas, yang mampu membangun

imajinasi peserta didik tentang pengetahuan dan pengalaman yang

menarik dari materi pembelajaran.Alat peraga dapat memperkuat

pembelajaran, antara lain:

1. Membuat siswa mengenal pengalaman langsung

2. Menunjang kata terucap

3. Membuat lebih nyata ,jelas,menarik,dan seperti hidup

4. Membantu mengembangkan kepekaan terhadap waktu dan tempat

5. Mengembangkan kepekaan hubungan sebab akibat

6. Membantu guru mengembangkan bahan pembelajarannya

7. Menunjang bahan buku pelajaran

8. Membantu pembelajaran permanen

9. Menambahkan kesenangan dan minat pada pembelajaran

(Kochhar,2008:210)
Pembelajaran dengan alat bantu maksudnya adalah cara

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran

dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi yang

diajarkan.Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran

dengan alat bantu adalah memudahkan guru dan siswa dalam

mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan

.Alat peraga sangat mudah sekali penggunaannya apabila

dipersiapkan, dirancang dan dipergunakan sebagai alat bantu sendiri

.Dalam pembuatan alat peraga membutuhkan waktu dan tenaga yang

tidak sedikit, untuk memilih, mempersiapkan bahan, pengayaan atau

penjelasan.Pergunakan kesempatan yang baik dalam menggunakan

alat peraga sehingga ada respon yang positif dari siswa, sehingga

dapat melatih daya pikir dan perkembangan siswa.Namun demikian

manfaat lain dari alat peraga bisa dipergunakan dilain waktu atau

apabila materi pembahasan sama.Alat peraga yang dibahas dalam

tulisan ini berupa susunan konsep materi yang disesuaikan dengan

gambar menjadi satu konsep yang utuh . Konsep materi ini bertujuan

untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi pelajaran,

sehingga sesuai dengan tujuan materi..

Gambar yang digunakan mampu membantu menjelaskan kata – kata

yang disampaikan sebagai alat komunikasi gambar dapat

memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.Siswa lebih

dapat memahami berbagai perkembangan atau struktur melalui


gambar (Sanjaya, 2007:168) Materi gambar yang dipilih merupakan

peristiwa penting serta tokoh – tokoh yang berpengaruh.Gambar

membuat lebih konkrit karena generalisasi atau pernyataan yang

abstrak tidak selalu mudah dipahami. Gambar akan

menyederhanakan pengabstrakan dan membantu menciptakan

serta mempertahankan rasa ketertarikan ( Kochhar, 2008: 265)

Manfaat Alat Peraga

Manfaaat alat peraga menurut Suherman ( 1994 ) dalam

a. Memberi penjelasan konsep

b. Merumuskan atau membentuk konsep

c. Melatih siswa dalam ketrampilan

d. Memberi penguatan konsep pada siswa (reinforcement)

e. Melatih siswa dalam pemecahan masalah

f. Melatih siswa dalam pengukuran, dan

g. Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan analtik.

Penelitian yang di laksanakan oleh higgins dan

Suydam tahun 1976 (Suherman, 1994:273) memberikan hasil

bahwa secara umum alat peraga berfungsi efektif dalam

memotivasi belajar siswa dan terdapat perbandingan 6 : 1 antara

pengajaran yang menggunakan alat peraga dengan yang tidak

menggunakannya.

Kekurangan dan kelebihan Penggunaan Alat Peraga.


Kelebihan dan kekurangan Penggunaan Alat Peraga

dalam pengajaran antara lain :

- Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih

menarik

- Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah

memahaminya

- Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan

lebih bosan

- Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti

mengamati,melakukan dan mendemontrasikan dan sebagainya.

- Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran

alat peraga itu, antara lain :

- - Terlalu menekankan bahan – bahan peraganya sendiri dengan tidak

menghiraukan kegiatan – kegiatan lain yang berhubungan dengan

desain, pengembangan, produksi. Evaluasi dan pengelolaan bahan –

bahan itu.-

- -.Alat peraga dipandang sebagai “alat bantu “ semata – mata bagi

guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga

keterpaksaan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut

diabaikan.

- -.Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang

proses pengembanganya dan tetap memandang materi audiovisual


sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Sedangkan kekurangan alat

peraga yaitu

- 1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut

guru

- 2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan

- 3. Perlu kesedihan berkorban secara materiil

- Karakteristik Alat Peraga

- Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki

karakteristik tertentu. Ruseffendi darhim ,1986:14 menyatakan

bahwa alat peraga yang digunakan harus memiliki sifat sebagai

berikut:

- 1. Tahan lama terbuat dari bahan yang cukup kuat

- 2. Bentuk dan warnanya menarik

- 3. Sederhana dan mudah di kelola tidak rumit

- 4. Ukuranya sesuai seimbang dengan ukuran fisik anak

- 5. Dapat mengajikan konsep matematika tidak mempersulit

pemahaman

- 6 . Sesuai dengan konsep pembelajaran

- 7. Dapat memperjelas tidak mempersulit.

- 8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

berpikir yang abstrak bagi siswa.

- Bila kita mengharap siswa belajar aktif sendiri atau berkelompok

alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan yaitu : dapat diraba


,dipegang ,dipindahkan ,dimainkan ,dipasangkan ,dicopot, diambil

dari susunanya dan lain – lain

- 10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat banyak

Syarat – syarat alat peraga

Alat peraga yang dapat digunakan terbagi dua jenis yaitu alat peraga benda

asli dan benda tiruan . Agar fungsi dan manfaat alat peraga sesuai dengan yang

diharapkan , perlu diperhatikan beberapa syarat yaitu :

1. Sederhana bentuknya dan tahan lama terbuat dari bahan yang tidak cepat

rusak

2. Kalau bisa dibuat dari bahan yang mudah diperoleh dan murah

3. Mudah dalam penyimpanan dan penggunaanya.

4. Memperlancar pengajaran dan memperjelas konsep nmatematika bukan

sebaliknya

5. .Harus sesuai dengan usia anak

6. Jika memungkinkan, dapat digunakan untuk beberapa topik misalnya dadu

untuk menghitung luas volume, peluang dan unsur – unsur bangun ruang

7. Bentuk dan warnanya menarik sehingga lebih menarik perhatian siswa.

Kriteria Alat Peraga

Alat peraga yang tidak memenuhi kriteria dapat menyebabkan

kegagalan dalam penggunaannya untuk itu perlu diketahui kriteria yang

harus dipenuhi dalam penggunaan alat peraga


-. Tujuan,yaitu tujuan dari pengajaran matematika itu sendiri, apakah untuk

penanaman konsep, pemahaman konsep atau pembinaan keterampilan.

Materi Pelajaran ,Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan

pendekatan – pendekatan spiral. Sifat pendekatan tersebut memungkinkan

suatu materi diajarkan pada tingkat berikutnya dengan ruang lingkup dan

taraf kesukarannya yang lebih .Ini menyebabkan menjadi prasyarat bagi

materi lainnya.

Strategi belajar mengajar, alat peraga yang digunakan dapat mendukung

strategi belajar, mengajar,contohnya mencari nilai pecahan akan lebih di

mengerti siswa jika ditampilkan dengan alat peraga benda apel ,kertas ,roti

,sedotan ,tali.

Kondisi perlu diperhatikan kondisi lingkungan , ruang kelas,luas kelas,

jumlah siswa.

Siswa ,jika memiliki beberapa pilihan alat peraga untuk 1 materi, harus

disesuaikan dengan keinginan siswa .

I. Pecahan Senilai

Sejarah pecahan

Pecahan pertama kali muncul sekitar tahun 1600 B.C. di sebuah peninggalan

Mesir kuno. Egyptian papyrus. Uniknya pada saat itu masyarakat Mesir

kuno hanya mengenal pecahan satuan. Unit fraction, yang dinyatakan

sebagai 1/n, misalnya ½, 1/3, dan 1/7 (pembilangnya selalu 1). Pecahan
selain pecahan satuan dinyatakan sebagai hasil penjumlahan dua buah

pecahan satuan yang berbeda.

Misalnya 2/7 dinyatakan sebagai 1/4 + 1/28, tidak boleh dinyatakan sebagai

1/7 + 1/7.

Masyarakat kuno pada saat itu menggunakan penulisan bilangan yang

berbeda dari bilangan yang kita gunakan sekarang. Mereka memiliki simbol

untuk menuliskan bilangan. Misalnya 3 disimbolkan menjadi sebagai tiga

buah garis horizontal, |||.

Pecahan senilai oleh Z .Abidin 2013 adalah Minat konsep dan sebagainya

tujuan bilangan pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi

matematika yang dipelajari mengenal pecahan senilai dengan menyebutkan

Menurut Sukayati,”Pecahan berasal dari bahasa latin (fraction )yang artinya

memecah menjadi beberapa bagian –bagian yang lebih kecil (atau) bagian

dari keseluruhan sebuah pecahan mempunyai dua bagian yaitu: pembilang

dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis lurus (-) dan bukan
1 1
garis miring (/) contoh 2 , 3dan seterusnya bukan ½,1/3.

Bilangan pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi

matematika yang dipelajari peserta didik di sekolah Dasar

(SD/MI).Pembahasan materinya menitik beratkan pada konsep dan

pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu

penjumlahan,pengurangan,perkalian,dan pembagian baik untuk pecahan

biasa,desimal,maupun persen,tentang pembelajaran materi bilangan

pecahan menunjukkan adanya kelemahan –kelemahan tersebut antara lain :


Meliputi materi,metodelogi,maupun medianya .Ternyata tidak hanya

membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap

tetapi membantu siswa belajar tentang bagaimana pengetahuan dan

keterampilan itu diperoleh sehingga siswa dalam proses pembelajaran

matematika lebih bersifat,kontruksi pengetahuan melalui aktifisitas berpikir

dan pengalaman bersentuhan langsung dengan berbagai obyek matematika.

Pembelajaran dengan media konkret lebih banyak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk aktif sehingga guru lebih berfungsi sebagai fasilitator

pembelajaran dan motivator bagi siswa dalam pengembangan pengetahuan

keterampilan dan sikap melalui media benda konkret secara keseluruhan

terbukti sangat efektif hal ini tidak terlepas dari subtansi bidang matematika

itu sendiri Bidang Matematika adalah disiplin ilmu yang tidak hanya berisi

produk keilmuan berupa fakta,konsep,prinsip,hukum dan teori-teori tetapi

memuat proses bagaimana produk itu di peroleh dan bagaimana ilmuwan

bersikap untuk menghasilkan produk tersebut. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran matematika secara utuh tidak cukup hanya dengan transfer

pengetahuan dan guru kepada siswa tetapi juga harus melalui proses

konstruksi pengetahuan lewat berbagai aktifitas berfikir dan dialog

pengalaman belajar. Media benda kongkret adalah media pembelajaran

yang mengarah pada pengembangan keterampilan siswa dalam

memproseskan pengetahuan menemukan dan mengembangkan sendiri

fakta,konsep dan nilai yang diperlukan.


Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa melalui media

benda/alat peraga kongkret sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar

pada bilangan pecahan senilai

Alat Peraga Konkret

a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan

telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar

siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).

b. Alat Peraga Konkret

Alat peraga konkret adalah alat peraga yang nyata, benar ada terwujut

dapat dilihat diraba .

c. Cara Pembuatan Alat Peraga

Pembuatan alat peraga konkret dapat menggunakan kertas yang

dipotong-potong menjadi beberapa bagian, semangka dibelah menjadi

dua, roti satu dipotong-potong menjadi 8 /apel, sedotan.

d. Cara Pemakaian Alat Peraga

- Carilah 3 atau 4 teman di kelasmu untuk dijadikan kelompokmu

dengan bimbingan guru

- Cari dan ambilah 1 lembar kertaas

- Potong-potonglah kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama besar

- Tanyakan kepada gurumu cara memotong kertas tersebut agar

menjadi 8 bagian yang sama besar


- Setelah kamu berhasil memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian

yang sama besar, bagikan potongan kertas tersebut untuk setiap

anggota kelompokmu

- Banyaknya kertas yang kamu peroleh mungkin tidak sama dengan

yang diperoleh temanmu. Coba hitunglah jumlah potongan kertas

yang diperoleh masing-masing anggota kelompokmu.

B. Penelitian yang Relevan

2. Hasil belajar .

Benyamin S. Bloom (Sagala, 2010: 33) mengemukakan bahwa hasil

belajar dibagi kedalam tiga kawasan (domain), yaitu: (1) domain kognitif

mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan; (2) domain afektif

mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan

menghayati suatu hal; dan (3) domain psikomotoris mencakup kemampuan

motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Hasil belajar

menurut para ahli:

1. Menurut Sudjana (1999: 22), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.

2. Menurut Bahri (Irna, 2011: 6), hasil belajar adalah taraf kemampuan

aktual yang bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan,

keterampilan, sikap interpretasi yang dicapai oleh siswa dan apa yang

dihadapi siswa di sekolah


3. Menurut Keller (Hartina, 2009: 23) mengemukakan bahwa hasil belajar

adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha

adalah perubahan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.

4. Sedangkan Burton (Hamalik, 2006: 31) mengemukakan bahwa hasil-

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses

dan pengenalan yang telah dilakukan berulang – ulang karena hasil

belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir

serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik .

KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan skenario dalm melakukan penelitian tindakan

kelas,peneliti /guru kelas mengidentifikasi bersama teman sejawat serta

minta saran dan petunjuk kepada supervisor.Setelah mendiskusikan tentang

masalah yang ada .Peneliti memprioritaskanmana segala yang perlu

mendapatkan tindakan lebih dulu.Dari hasil refleksi sesuai tugas pokok dan

fungsi peneliti sebagai guru adalah meningkatkan hasil belajar pecahan

senilai dengan menggunakan alat peraga konkret.


Siswa tertarik dengan
Siswa mengalami alat peraga
kesulitan belajar
matematika

Hasil/ prestasi atau


hasil belajar tidak
sesuai KKM

Dengan siswa
Siswa tidak antusias tertarik alat peraga
terhadap penulis menggagas
pembelajaran Alat peraga membuat alat
konkret dapat peraga belajar
meningkatkan matematika yang
hasil belajar diberi nama alat
siswa peraga konkret
D.Hipotesis Tindakan .

Berdasarkan latar belakang,kajian teori,penelitian yang

relevan,dasar penelitian dan hipotesis tindakan,maka peneliti mengajukan

judul “Peningkatan Hasil belajar Siswa kelas IV SDN 2 Rowobungkul

dalam Materi Pecahan Senilai melalui Alat Peraga Konkret Tahun Pelajaran

2018 / 2019”.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Lokasi / tempat penelitian : Kelas IV SDN 2 Rowobungkul

2. Waktu Penelitian : Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019

Dengan agenda sebagai berikut :

Alokasi Waktu Penelitian

NO Agenda Kegiatan Hari tanggal Keterangan

1 Perencanaan PTK Senin 15 oktober Diskusi dengan teman

2018 sejawat

2 Menyusun Selasa 23 oktober Open class

Instrumen PTK 2018

3 Pengumpulan Data Rabu 31 oktober Penelitian

Siklus I 2018

Siklus II

4 Analisis data Kamis 8 Penelitian

nopember 2018

5 Pemahaman Materi Jumat 16-/22 Penelitian

nopember2018

6 Penyusunan Sabtu 29 Legalitas Penelitian

Laporan Desember 2018

B . Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV berjumlah

19 Siswa yang terdiri dari 10 perempuan dan 9 laki-laki.

Daftar Nama Siswa

No Nama Jenis kelamin

Laki- Perempuan

Laki

1 Rahmat Aldinsyah V _

2 Ahmad Alfian .R. _ V

3 Ahmad Edi Pramono _ V

4 Ardiansyah V _

5 Dafa Verlino .R. _ V

6 Devina Asmarani _ V

7 Dian Silvia _ V

8 Dian Ningsih _ V

9 Eki Nur Agustin _ V

10 Eki Cahya Hastari _ V

11 Galih Setyo Haji _ V

12 Jeniver Dwi .M. _ V

13 Luthfi V _

14 Metahul Janah V

15 Nasya Natrista V _
16 Nuriya Ikfina V _

17 Prasetya Adi Putra _ V

18 Anggun Ania .J. _ V

19 Metha Windi _ V

C. Sumber Data

1. Guru kelas sebelumnya

2. Dokumen siswa berupa hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada kondisi

awal,siklus 1,dan siklus 11.

3. Siswa yang lain

4. Komite

5.Buku matematika

D. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data Kompetensi Pengetahuan dan

Kompetens. Keterampilan

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Test tertulis : pilihan ganda, isian,dan jawaban singkat.

b. Non test, dapat dilaksanakan dengan cara :

. Observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.

ketika terjadi diskusi,guru dapat mengenal kemampuan peserta didik

dalam kompetensi pengetahuan (fakta,konsep,prosedur)seperti melalui

pengungkapan gagasan yang orisinal kebenaran konsep ,dan ketepatan


penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu

mengungkapkan pendapat,bertanya,ataupun menjawab pertanyaan.

c. Penugasan

Instrumen Penugasan berupa pekerjaan rumah dan/proyek yang

dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas

tujuannya untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar dan untuk

mengidentifikasi penguasan pengetahuan dalam proses pembelajaran.

2. Wawancara ,yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab guru

dengan siswa ,guru dengan teman sejawat untuk memperoleh data yang

akurat ,

3. Dokumentasi,yaitu dengan cara pengumpulan data yang diperoleh anak.

-Teknik pengumpulan data Kompetensi Keterampilanan

a. Unjuk kerja /kinerja/praktik

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu dengan

praktik memotong kertas menjadi 8 ,menunjukkan gambar unsur –unsur

bagian pecahan

b.Portopolio

Menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk

suatu mata pelajaran.sehingga dapat menilai perkembangan kemampuan

peserta didik dan terus melakukan perbaikan .

2. Alat Pengumpulan Data

a. Tes tertulis : Butiran soal di susun dengan menggunaka bentuk pilihan

ganda,isian,dan jawaban singkat


b. Lembar observasi,yang di rangkum oleh penulis serta teman sejawat

sebagai bahan pembahasan berikutnya

c. Pedoman wawancara,dilaksanakan secara langsung dengan siswa sesuai

pembelajaran yang berlangsung .

d. Dokumentasi berupa hasil belajar siswa agar kebenaran data bersifat

akurat.

E.Analisis Data.

Sutopo (2002 : 91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data

kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi

secara bersamaan , yaitu reduksi data , penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi . Data yang diperoleh selama penelitian tindakan

kelas kemudian dianalisis dengan cara membandingkan hasil ulangan pada

pra siklus dengan siklus I dan siklus II . Pendiskripsian dilakuan sedemikian

rupa hingga komposisi antara kuantitatif dan kualitatif dapat seimbang

sehingga hasil dari analisa data dapat digunakan untuk menarik sebuah

kesimpulan dalam penelitian.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara hasil wawancara

dengan kepala sekolah dibandingkan dengan hasil wawancara yang

dilakukan dengan guru-guru serta sumber informasi lainnya


2. Triangulasi Pendekatan Saintifik.

Triangulasi Pendekatan Saintifik untuk mengetahui apakah ada

keterkaitan antara hasil penelitian yang dilakukan dengan Pendekatan

Saintifik atau sumber yang digunakan dalam penelitian.

3. Triangulasi Media

Triangulasi media dilakukan dengan cara menguji keabsahan data

hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,

siswa, dan komite sekolah. Kemudian hasil wawancara tersebut

dibandingkan dengan hasil pengamatan di sekolah, dokumen-dokumen

yang dikumpulkan selama penelitian, serta dokumentasi yang

dikumpulkan selama penelitian.

A. Prosedur Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas,

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan ini berupa menyusun rancangan tindakan

yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan

bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan . Dalam tahapan

perencanaan ini meliputi sebagai berikut:

1) Menelaah materi pembelajaran matematika serta menelaah indikator

bersama tim kolaborasi.


2) Menyususn RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan

Pendekatan Saintifik.

3) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan lembar kertas observasi untuk mengamati keterampilan

guru dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan.

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau

penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan

kelas. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus .

siklus I pertemuan pertama yaitu Mengenal Pecahan dengan

menyebutkan unsur- unsur pecahan, yang di tulis dipapan tulis ,

pertemuan kedua yaitu menunjukkan pecahan dengan suatu gambar

/benda.

C . Observasi.

Cara guru dalam meningkatkan hasil belajar kelasIV dengan

materi pecahan senilai melalui alat peraga konkret dan pemberian tugas

rumah oleh guru . Adapun langkah-langkah yang di tempuh sebagai

beikut:

1.Guru

Guru mengadakan apersepsi

Guru terampil dalam menyampaikan materi


Guru membimbing dalam kelompok menggunakan alat peraga

Guru menyusun RPP

Guru membuat scenario pembelajaran

Guru memfasilitasi untuk bertanya

Guru menggunakan waktu secara efesien/tepat

2. Siswa

Siswa berdoa sebelum dan sesudah pelajaran

Siswa aktif /antusias memperhatikan penjelaan guru

Siswa mempertanyakan hal-hal yang belum jelas

Siswa menyebutkan unsur-unsur pecahan senilai

Dan menunjukkan pecahan dengan suatu gambar

Siswa terampil dalam memotong kertas menjadi 8 .

Siswa melaksanakan tugas yang di berikan guru

3. Interaksi Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar berjalan dengan baik

Suasana kelas tenang

Siswa kreatif dalam belajar dan hubungan antar siswa baik .

d. Refleksi .

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi pada siswa , suasana kelas guru . Setelah mengkaji

proses pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktifitas siswa ,dan hasil

belajar matematika tentang pecahan senilai , apakah sudah efektif dengan


melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama , serta

mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul

dalam pelaksanaan siklus pertama , kemudian bersama tim kolaborasi

membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

B . Siklus Penelitian .

1. Pra Siklus

a .Perencanaan

1) Menyusun RPP dengan materi Pecahan Senilai .

2) Mempersiapkan sumber, dan buku matematika kelas IV SD.

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, lembar kerja

siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

guru dan aktifitas siswa.

Dengan scenario pembelajarannya

Sebagai berikut:

Mengenal Pecahan

Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1,ke-2,ke-3, guru membahas

materi tentang mengenal pecahan dengan tahapan sebagai berikut.

a. Guru bersama peserta didik membaca apersepsi (halaman 1)yang

ada pada buku siswa

b. Membahas soal pada kompetensi awal (halaman 2) guru menunjuk

peserta didik secara acak untuk menjawabnya. Guru merespon /

memberi apresiasi terhadap jawaban peserta didik


c. Membahas pertanyaan dibuku siswa pada halaman 3 yaitu “tahukah

kamu yang dimaksud pecahan”

d. Membahas kegiatan 1.1 pada buku siswa halaman 3 dan 4.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

berbaris penemuan (discovery learning). Dalam mengaplikasikan

metode pembelajaran discovery (penemuan) guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada kepada

peserta didik untuk belajar aktif.

Prosedur pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Materi yang dikaji adalah mengenal pecahan.

2) Guru menjelaskan petunjuk kegiatan kepada peserta didik.

3) Guru membimbing peserta didik melaksanakan kegiatan tentang

materi mengenal pecahan (kegiatan 1.1 di buku siswa halaman

3 dan 4)

4) Guru dan peserta didik mendiskusikan tentang mengenal

pecahan dengan memberikan tanggapan dan membuat

kesimpulan.

5) Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya tentang

mengenal pecahan.

e. Membaca materi tentang mengenal pecahan di buku siswa halaman

4 dan 5.

f. Membahas tugas rumah di buku siswa halaman 5.

b.Pelaksanaan tindakannya
I . Pendahuluan

 Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan setelah

pelajaran.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik tentang

mengenal pecahan.

 Guru memberi peserta didik contoh dalam kehidupan yang berkaitan

dengan pecahan.

 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan

kegiatan pembelajaran tentang mengenal pecahan

 Guru membimbing peserta didik untuk mempersiapkan hal – hal

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan 1.1 (Buku siswa

Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016 penerbit CV Mediatama

halaman 3 dan 4).

II. Kegiatan inti

Pembelajaran Inovatif yang aktif, efektif, dan menyenangkan

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat kelompok dengan

3 atau 4 teman sekelasnya.

 Guru tidak mengarahkan peserta didik untuk mencari atau

mengambil satu lembar kertas.

 Guru tidak mengarahkan peserta didik untuk memikirkan cara

memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama besar.

 Menanya
 Guru tidak memfasilitas peserta didik untuk membuat pertanyaan

berkaitan dengan cara memotong kertas menjadi 8 bagian sama

besar. Kemudian guru membimbing peseta didik dalam memotong

kertas 8 bagian sama besar.

 Mencoba

 Guru tidak mendampingi peserta didik dalam membagikan

potongan kertas tersebut untuk setiap anggota kelompok.

 Guru tidak menegaskan bahwa kertas tidak diperoleh masing –

masing anggota kelompok mungkin tidak sama karena berhubugan

jumlah potongan kertas dan jumlah anggota masing – masing

kelompok.

 Guru membimbing pesert didik dalam mengisi Tabel 1.1 yang ada

pada buku siswa.

 Menalar

 Guru mengarahkan pserta didik untuk menyebutkan unsur – unsur

pecahan berdasarkan Tabel 1.1 pada buku siswa.

 Guru mendampingi peserta didik dalam menentukan bentuk

pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar kegiatan 1.1

 Mengomunikasikan

 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyampaikan hasil

kegiatannya didepan kelas.

III. Penutup

 Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang pecahan


 Guru melakukan evaluasi tentang mengenal pecahan , serta

menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya

 Guru menginformasikan materi selanjutnya , yaitu menentukan

letak pecahan pada garis bilangan.

IV. Tindak Lanjut

1. Guru memandu peserta didik untuk melaksanakan Tugas

Rumah yang terdapat pada Buku siswa Matematika SD/MI

Kelas IV tahun 2016 penerbit CV Media tama halaman 5.

c. Observasi .

1 . Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran

pecahan senilai belum menggunakan alat peraga konkrit .

2. Melakukan pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran

pecahan senilai belum menggunakan alat peraga konkrit .

3. Melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran pecahan senilai

,belum menggunakan alat peraga konkrit dan hasil nilai belum

meningkat .

d. Refleksi

1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama .

2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus pertama

3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama

4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus I


2..Siklus I

a. Perencanaan

1.Menyusun RPP dengan materi Pecahan Senilai .

2.Belum Mempersiapkan sumber dan alat peraga yaitu alat peraga

konkrit tetapi buku Matematika kelas IV ada.

3 . Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis , lembar kerja siswa

4 . Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati

keterampilan guru dan aktifitas siswa

Scenario pembelajarannya sebagai berikut .

Mengenal Pecahan

Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1,ke-2,ke-3, guru membahas

materi tentang mengenal pecahan dengan tahapan sebagai berikut.

a. Guru bersama peserta didik membaca apersepsi (halaman 1)yang ada

pada buku siswa

b. Membahas soal pada kompetensi awal (halaman 2) guru menunjuk

peserta didik secara acak untuk menjawabnya. Guru merespon /

memberi apresiasi terhadap jawaban peserta didik

c. Membahas pertanyaan dibuku siswa pada halaman 3 yaitu “tahukah

kamu yang dimaksud pecahan”

d. Membahas kegiatan 1.1 pada buku siswa halaman 3 dan 4.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

berbaris penemuan (discovery learning). Dalam mengaplikasikan


metode pembelajaran discovery (penemuan) guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada kepada

peserta didik untuk belajar aktif.

Prosedur pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Materi yang dikaji adalah mengenal pecahan.

2. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan kepada peserta didik.

3. Guru membimbing peserta didik melaksanakan kegiatan tentang

materi mengenal pecahan (kegiatan 1.1 di buku siswa halaman 3 dan

4)

4. Guru dan peserta didik mendiskusikan tentang mengenal pecahan

dengan memberikan tanggapan dan membuat kesimpulan.

5. Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya tentang

mengenal pecahan.

6. Membaca materi tentang mengenal pecahan di buku siswa halaman

4 dan 5.

7. Membahas tugas rumah di buku siswa halaman 5.

c. Pelaksanaan tindakan

I . Pendahuluan

 Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan setelah

pelajaran.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik

tentang mengenal pecahan.


 Guru memberi peserta didik contoh dalam kehidupan yang

berkaitan dengan pecahan.

 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan

menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang mengenal pecahan

 Guru membimbing peserta didik untuk mempersiapkan hal – hal

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan 1.1 (Buku siswa

Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016 penerbit CV Mediatama

halaman 3 dan 4).

V. Kegiatan inti

Pembelajaran Inovatif yang aktif, efektif, dan menyenangkan

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat kelompok dengan

3 atau 4 teman sekelasnya.

 Guru tidak mengarahkan peserta didik untuk mencari atau

mengambil satu lembar kertas.

 Guru tidak mengarahkan peserta didik untuk memikirkan cara

memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama besar.

Menanya

 Guru tidak memfasilitas peserta didik untuk membuat pertanyaan

berkaitan dengan cara memotong kertas menjadi 8 bagian sama

besar. Kemudian guru membimbing peseta didik dalam memotong

kertas 8 bagian sama besar.

Mencoba
 Guru tidak mendampingi peserta didik dalam membagikan

potongan kertas tersebut untuk setiap anggota kelompok.

 Guru tidak menegaskan bahwa kertas yang diperoleh masih –

masih anggota kelompok mungkin tidak sama karena berhubugan

jumlah potongan kertas dan jumlah anggota masing – masing

kelompok.

 Guru membimbing pesert didik dalam mengisi Tabel 1.1 yang ada

pada buku siswa.

Menalar

 Guru mengarahkan pserta didik untuk menyebutkan unsur – unsur

pecahan berdasarkan Tabel 1.1 pada buku siswa.

 Guru mendampingi peserta didik dalam menentukan bentuk

pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar kegiatan 1.1

Mengomunikasikan

 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyampaikan hasil

kegiatannya didepan kelas.

VI. Penutup

 Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang pecahan

 Guru melakukan evaluasi tentang mengenal pecahan , serta

menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi

selanjutnya .

 Guru menginformasikan materi selanjutnya , yaitu

menentukan letak pecahan pada garis bilangan.


VII. Tindak Lanjut

2. Guru memandu peserta didik untuk melaksanakan

Tugas Rumah yang terdapat pada Buku siswa

Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016 penerbit CV

Media tama halaman 5.

d. Observasi

1. Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran

pecahan senilai belum menggunakan alat peraga konkrit.

2. Melakukan pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran

pecahan senilai belum menggunakan alat peraga konkrit.

3. Melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran pecahan senilai

belum menggunakan alat peraga konkrit ,hasil belajar siswa

belum maksimal.

e.Refleksi

1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua

2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus kedua

3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus kedua

4. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II

3. Siklus II

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP dengan menggunakan materi pecahan senilai

2. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yaitu alat

peraga konkrit dan buku matematika kelas IV SD .


3.Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis , lembar kerja

4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

guru dan aktifitas siswa.

Skenario Pembelajarannya sebagai berikut.

Mengenal Pecahan

Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1,ke-2,ke-3, guru membahas

materi tentang mengenal pecahan dengan tahapan sebagai berikut.

1. Guru bersama peserta didik membaca apersepsi (halaman 1)yang ada pada buku

siswa

2. Membahas soal pada kompetensi awal (halaman 2) guru menunjuk

peserta didik secara acak untuk menjawabnya. Guru merespon /

memberi apresiasi terhadap jawaban peserta didik

3. Membahas pertanyaan dibuku siswa pada halaman 3 yaitu “tahukah

kamu yang dimaksud pecahan”

4. Membahas kegiatan 1.1 pada buku siswa halaman 3 dan 4.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

berbaris penemuan (discovery learning). Dalam mengaplikasikan

metode pembelajaran discovery (penemuan) guru berperan sebagai

pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada kepada

peserta didik untuk belajar aktif.

Prosedur pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.


1. Materi yang dikaji adalah mengenal pecahan.

2. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan kepada peserta didik.

3. Guru membimbing peserta didik melaksanakan kegiatan tentang

materi mengenal pecahan (kegiatan 1.1 di buku siswa halaman 3 dan

4)

4. Guru dan peserta didik meniskusikan tentang mengenal pecahan

dengan memberikan tanggapan dan membuat kesimpulan.

5. Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya tentang

mengenal pecahan.

6. Membaca materi tentang mengenal pecahan di buku siswa halaman 4 dan 5.

7. Membahas tugas rumah di buku siswa halaman 5.

b. Pelaksanaan Tindakan

I . Pendahuluan

 Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum dan setelah

pelajaran.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik

tentang mengenal pecahan.

 Guru memberi peserta didik contoh dalam kehidupan yang

berkaitan dengan pecahan.

 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan

menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang mengenal pecahan


 Guru membimbing peserta didik untuk mempersiapkan hal – hal

yang diperlukan untuk melakukan kegiatan 1.1 (Buku siswa

Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016 penerbit CV Mediatama

halaman 3 dan 4).

VIII. Kegiatan inti

Pembelajaran Inovatif yang aktif, efektif, dan menyenangkan

 Guru membimbing peserta didik untuk membuat kelompok dengan

3 atau 4 teman sekelasnya.

 Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari atau mengambil satu

lembar kertas.

 Guru mengarahkan peserta didik untuk memikirkan cara memotong

kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama besar.

Menanya

 Guru memfasilitas peserta didik untuk membuat pertanyaan

berkaitan dengan cara memotong kertas menjadi 8 bagian sama

besar. Kemudian guru membimbing peseta didik dalam memotong

kertas 8 bagian sama besar.

Mencoba

 Guru mendampingi peserta didik dalam membagikan potongan

kertas tersebut untuk setiap anggota kelompok.

 Guru menegaskan bahwa kertas yang diperoleh masih – masih

anggota kelompok mungkin tidak sama karena berhubugan jumlah

potongan kertas dan jumlah anggota masing – masing kelompok.


 Guru membimbing pesert didik dalam mengisi Tabel 1.1 yang ada

pada buku siswa.

Menalar

 Guru mengarahkan pserta didik untuk menyebutkan unsur – unsur

pecahan berdasarkan Tabel 1.1 pada buku siswa.

 Guru mendampingi peserta didik dalam menentukan bentuk pecahan

dari bagian yang diarsir pada gambar kegiatan 1.1

Mengomunikasikan

 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyampaikan hasil

kegiatannya didepan kelas.

IX. Penutup

 Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang pecahan

 Guru melakukan evaluasi tentang mengenal pecahan , serta

menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya

 Guru menginformasikan materi selanjutnya , yaitu menentukan

letak pecahan pada garis bilangan.

X. Tindak Lanjut

3. Guru memandu peserta didik untuk melaksanakan Tugas

Rumah yang terdapat pada Buku siswa Matematika SD/MI

Kelas IV tahun 2016 penerbit CV Media tama halaman 5.

c. Observasi
1. Melaksanakan pengamatan keterampilan guru dalam

pembelajaran pecahan senilai dengan menggunakan alat peraga

konkrit

2. Melakukan pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran

pecahan senilai menggunakan alat peraga konkrit.

3. Melihat hasil belajar siswa dengan pembelajaran pecahan

senilai dengan menggunakan alat peraga konkrit hasil belajar

siswa meningkat dan mencapai nilai maksimal 100%.

d. Refleksi

1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II

2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus II

3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II

4. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah

tercapai maka peneliti tidak perlu merencanakan siklus ke III.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa

kelas IV di SDN 2 Rowobungkul semester I tahun 2018/2019.

Pada pra siklus ,kemampuan menyebutkan unsur-unsur pecahan

siswa masih rendah . Hal ini mengakibatkan pemahaman siswa

rendah sehingga hasil belajar siswa juga rendah . Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa ,tentang pecahan senilai ,

peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga konkret, disamping itu seorang guru menjelaskan,

mengarahkan , membimbing ,mendampingi ,memfasilitasi

untuk bertanya dalam kegiatan belajar dalam kaitannya

menyebutkan unsur-unsur pecahan senilai,sehingga hasilnya

bisa maksimal . Berikut ini adalah rekapitulasi hasil tes tertulis

siswa kelas IV pada pra siklus :

Tabel 4.1 Hasil Tes Siswa Kelas IV Pra Siklus

No Nilai Jumlah siswa Kriteria Ketuntasan

1 60 5 Tuntas 5 siswa(26%)

2 50 -

3. 40 8 Belum Tuntas 14 Siswa(74 %)

4 30 -
5 20 6

Sumber : Rekapitulasi data SDN 2 Rowobungkul

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang telah

tuntas atau nilainya diatas KKM sebanyak 5 siswa atau 26 % ,

sedangkan yang belum tuntas 14 siswa atau 74 % .Dengan nilai

tertinggi 60 sebanyak 5 siswa dan nilai terendah 20 sebanyak 6 siswa

. Nilai siswa juga dapat dilihat pada grafik dibawah ini .

70

60

50

40

30

20

10
0
60
40
20

B. Deskripsi siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pecahan senilai pada pra siklus

masih jauh dari kata maksimal, karena pada pra siklus kemampuan
pecahan senilai siswa masih rendah sehingga hasil belajar siswa juga

rendah dengan nilai rata-rata 39. Pada siklus I terdiri dari 4 tahapan

yaitu :

1. Tahapan Perencanaan

Untuk meningkatkan hasil pecahan senilai . Pada siklus I

peneliti belum menggunakan alat peraga konkrit . Sebelum memulai

tindakan kelas, peneliti melakukan perencanaan dengan belum

menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan selama

penelitihan . Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan materi

pembelajaran ,buku materi,soal tes tertulis,pecahan senilai ,lembar

observasi siswa yaitu dengan membuat skor kinerja siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan

yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya . Pada tahap ini, peneliti

menerangkan materi pada siswa ,kemudian guru meminta siswa

untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pada siklus I siswa

masih kesulitan karena guru tidak mengarahkan untuk mencari

kertas/menggunakan kertas 1 lembar ,tidak memotong-motong

kertas ,tidak memfasilitasi untuk membuat pertanyaan kertas di

potong jadi berapa ,tidak mendampingi dalam tugas kelompok ,oleh

karena itu pada siklus I ini siswa hanya diminta untuk mencatat apa

yang dijelaskan oleh guru di papan tulis . Setelah itu baru guru

memberikan soal siswa diminta menulis dan mengerjakannya


masing –masing , hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Pada Siklus I masih ada siswa yang tidak memahami materi

yang diberikan oleh guru . Untuk itu peneliti membuat skor kriteria

penilaian untuk kemampuan pecahan senilai siswa. Untuk lebih

jelasnya dokumentasi tindakan pada siklus I maupan skor kriteria

siswa dapat dilihat pada lampiran .

1. Tahap Pengamatan / Observasi

Selama proses pembelajaran matematika berlangsung , peneliti

dan teman sejawat mengobservasi setiap kegiatan yang berlangsung

pada siklus I ini. Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel

–tabel dibawah ini

Tabel 4.2 Hasil Tes siswa Kelas IV Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa Kriteria Ketuntasan

1 100 - Tuntas 13 Siswa(68%)

2 90 1

3 80 3 Belum Tuntas 6 Siswa

4 70 3 (32%)

5 60 6

6 50 -

7 40 6
Sumber: Rekapitulasi data SDN 2 Rowobungkul

Berdasarkan tabel diatas siswa yang telah tuntas sebanyak 13

siswa atau 68% dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 32%,

dengan nilai tertinggi 90 sebanyak 1 siswa dan nilai terendah 40

sebanyak 6 siswa .Nilai pada siklus I dapat dilihat pada grafik

dibawah ini:

45
40
35
30
25 Series 3
20 Series 2
15 Series 1
10
5
0
90 80 70 60 40

Grafik Nilai Tes tertulis pada Siklus I

Grafik diatas merupakan hasil tes tertulis siswa pada siklus I,

sedangkan kemampuan pecahan senilai siswa dapat dilihat pada

tabel skor kinerja siswa yang telah dikelompokkan menjadi 4

kategori. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Skor Kinerja Siswa kelas IV Siklus 1

No Kriteria Kinerja Siswa Jumlah Siswa

1 Baik Sekali 1

2 Baik 6

Cukup 3 6

Kurang
4 6

Skor kinerja siswa pada siklus 1 dibagi menjadi 4 kategori

yaitu baik sekali, baik cukup dan kurang . Dari tabel diatas kinerja

siswa dapat dikategorikan baik sekali sebanyak 1 siswa, baik

sebanyak 6 siswa, cukup sebanyak 6 siswa dan kategori kurang

sebanyak 6 siswa.

Gambar 4.3

Grafik Kriteria Kinerja Siswa Pada Siklus I

2. Tahap Refleksi

Setelah siklus I selesai dilaksanakan , peneliti mengevaluasi

hasil pembelajaran dan ternyata hasil yang di capai belum maksimal,


karena menyebutkan unsur-unsur pecahan dan menunjukkan

pecahan dengan suatu benda/gambar siswa masih kurang yaitu dapat

dilihat pada skor kinerja siswa dengan kategori baik sekali hanya 1

siswa sehingga peneliti memberikan siklus lanjutan (siklus II).

C. Deskripsi Siklus II

Pada Hakekatnya Siklus II juga sama dengan siklus I tetapi ada

beberapa perbedaan pada tahap pelaksanaan tindakan .Untuk lebih

jelasnya dapat dibaca pada setiap tahapan dibawah ini:

1. Tahap Perencanaan

Dari hasil evaluasi pada siklus I, Keterampilan dan nilai siswa

masih belum mencapai maksimal karena masih banyak siswa yang

memiliki nilai dibawah KKM

yaitu sebanyak 6 siswa atau 30% dengan kriteria kinerja siswa dalam

kategori baik hanya 1 siswa dan nilai rata- rata siswa adalah 61. Pada

siklus II peneliti menyiapkan lembar kinerja siswa serta soal tes

tertulis.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan evaluasi kegiatan pada siswa siklus I, kemaampuan

menyebutkan unsur-unsur pecahan dan menunjukkan bentuk

pecahan dari sesuatu benda siswa masih rendah keberanian siswa

untuk tampil didepan kelas juga masih perlu ditingkatkan oleh

karena itu pada siklus II,guru menjelaskan , membimbing

,mengarahkan menfasilitasi, mendampingi, menalarkan ,


mengkomunikasikan ,merefleksi setelah itu /guru meminta siswa

mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai materi. Selama

kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dan teman sejawat

mengobservasi setiap siswa yang mengerjakan soal yang mereka

dapat , apakah mereka sudah paham materi ataukah belum sehingga

dapat diketahui peningkatan hasil pecahan senilai .

3. Tahap Pengamatan /observasi

Selama siklus II berlangsung, observasi /pengamat mengadakan

pengamatan/observasi pada siswa. Peneliti mengamati sikap siswa

selama pembelajaran , dan juga mampu memahami materi yang

diberikan oleh guru.

Berikut ini hasil tes siswa serta kriteria kinerja siswa pada siklus II:

Tabel 4.4

Hasil Tes Siswa Kelas IV Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa Kriteria Ketuntasan

1 100 3 Tuntas semua19 Siswa (100%)

2 90 -

3 80 10

4 70 2

5 60 4

Sumber : Rekapitulasi data SDN 2 Rowobungkul .


Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada siklus II ini siswa

mempunyai nilai diatas KKM atau ketuntasan 100% dengan nilai

maksimal 100 sebanyak 3 siswa dan nilai terendah 60 sebanyak 4

siswa. Nilai siswa pada siklus II dapat dilihat pada grafik dibawah

ini :

Tabel 4.5

Skor Kinerja Siswa Kelas IV Siklus II

No Kriteria Kinerja Siswa Jumlah Siswa

1 Baik Sekali 3

2 Baik 12

3 Cukup 4

4 Kurang 0

4. Tahap Refleksi

Pada siklus II peneliti dalam pembelajaran telah menggunakan

alat peraga konkrit dan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II

kemampuan menyebutkan unsur-unsur pecahan dan menunjukkan

bentuk pecahan dari suatu gambar / benda siswa mengalami

peningkatan yaitu kriteria baik sekali sebanyak 3 siswa dimana pada

siklus I hanya I siswa. Pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai

100% atau dengan kata lain 19 siswa telah memiliki nilai KKM (60)

oleh karena itu peneliti tidak memberikan siklus lanjutan lagi .

D. Pembahasan
Pada pra siklus peneliti dalam pembelajaran belum

menggunakan alat peraga guna meningkatkan hasil pecahan senilai

siswa kelas IV SDN 2 Rowobungkul semester 1 tahun 2018/2019

.Jika dilihat dari hasil evaluasi pada pra siklus, kemampuan pecahan

senilai masih rendah sehingga pemahaman siswa terhadap materi

yang disampaikan oleh guru juga masih rendah hal ini dapat dilihat

dari nilai rata- rata yang diperoleh siswa 39 dengan nilai tertinggi 60

dan nilai terendah 20. Sedangkan ketuntasan siswa pada pra siklus

adalah 26% atau 5 siswa dan siswa yang belum tuntas atau masih

dibawah KKM Sebanyak 14 siswa atau 74%.

Dari hasil evaluasi pada pra siklus maka peneliti mulai

menggunakan alat peraga konkrit guna meningkatkan hasil belajar

pecahan senilai siswa. Untuk mengetahui keterampilan setiap siswa

maka peneliti membuat skor kriteria kinerja siswa sehingga akan

dapat diketahui keterampilan masing- masing siswa yang akan di

bagi menjadi 4 kategori yaitu baik sekali , baik , cukup,dan kurang

.Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui peningkatan

keterampilan siswa baik pada siklus I maupun siklus II.

Setelah siklus I selesai , peneliti beserta teman sejawat

melakukan evaluasi pembelajaran pada siklus I kemudian dianalisis

. Pada siklus I nilai rata- rata siswa mengalami peningkatan sebesar

21 hasil tersebut diperoleh dari rata-rata nilai siswa pada silus I

dikurangi nilai rata- rata pada pra siklus (60-39). Pada pembelajaran
di siklus I , siswa telah memahami materi yang diberi oleh guru

menggunakan alat peraga konkrit namun tidak mengarahkan

,membimbing, memfasilitasi ,mendampingi .Dari kriteria siswa

terdapat 1 siswa yang memiliki kategori baik sekali, 6 siswa yang

memiliki kategori baik, 6 siswa dengan kriteria kinerja cukup dan 6

siswa mempunyai kriteria kurang 0 siswa .

Menggunakan alat peraga konkrit dapat meningkatkan hasil

belajar siswa disamping itu juga guru membimbing ,mengarahkan

memfasilitasi,mendampingi siswa dalam proses pembelajaran, hal

ini dapat dilihat dari hasil evalusi siklus II. Pada siklus II siswa

mampu memperoleh nilai KKM atau ketuntasan mencapai

100%.Dengan nilai tertinggi 100 sebanyak 3 siswa dan nilai terendah

60 sebanyak 4 siswa sedangkan nilai rata- rata siswa adalah 81.

Berdasarkan kriteria kinerja siswa keterampilan siswa pada siklus II

juga meningkat yaitu kriteria kinerja siswa dengan kategori baik

sekali sebanyak 3 siswa , kategori baik sebanyak 12 siswa , kategori

cukup sebanyak 4 siswa dan kategori kurang 0 siswa . untuk lebih

jelasnya perbandingan hasil pada siklus I dan II dapat di lihat pada

tabel di bawah ini.


Tabel 4.6

Perbandingan hasil siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

Nilai Siswa Nilai Siklus

Tertinggi 90 sebanyak 1 Tertinggi 100 sebanyak 3

Siswa siswa

Terendah 40 sebanyak 6 Terendah 60 sebanyak 4

siswa siswa

Tuntas 13 siswa atau 68% Tuntas 19 siswa atau 100%

Belum tuntas 6 siswa atau

32%

Kemampuan

menyebutkan unsur - Kemampuan menyebutkan

unsur pecahan dan unsur – unsur pecahan dan

menunjukkan bentuk menunjukkan bentuk

pecahan pecahan

Baik sekali sebanyak 1

siswa Baik sekali sebanyak 3

Baik sebanyak 6 siswa siswa

Cukup sebanyak 6 siswa Baik sebanyak 12 siswa

Kurang sebanyak 6 siswa Cukup sebanyak 4 siswa

Kurang 0 siswa
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A . Kesimpulan

Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru senantiasa berharap

bahwa apa yang disampaikan kepada siswanya, dapat diterima dengan

baik. Namun harapan tersebut tidak dapat terwujud sekaligus dalam

waktu yang singkat perlu melalui tahapan – tahapan. Hal ini disebabkan

oleh adanya masalah – masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran

berlangsung. Dengan adanya masalah tersebut sulit kiranya untuk bisa

mencapai hasil maksimal. Dalam kondisi ini maka perbaikan

pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas upaya yang cukup

efektif dalam pembelajaran dapat dilihat pada setiap langkah

pembelajaran yang selalu di evaluasi, sehingga guru dapat mengetahui

apakah terjadi kegagalan atau keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran

dapat dijadikan acuhan untuk dikembangkan dalam pembelajaran

selanjutnya. Apabila hal ini dilakukan dengan sungguh – sungguh Insya

Allah tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Pernyataan tersebut tidak hanya sekedar teori belaka tetapi suatu

kenyataan yang sudah penulis buktikan dalam Penelitian Tindakan

Kelas di SDN 2 Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Setelah dilaksakan suatu proses pembelajaran dan penelitian tindakan

kelas melalui dua siklus terbukti bahwa pembelajaran melalui alat

peraga konkrit dan tugas rumah :


1. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengerjakan unsur – unsur

pecahan dan menunjukan bentuk pecahan dari suatu gambar atau

model konkret.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 di SDN 2

Rowobungkul dalam belajar matematika.

B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai bentuk tindak lanjut, untuk meningkatkan

hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru :

1. Untuk melayani semangat siswa yang kurang dalam pembelajaran

maka guru menanamkan atau mengembangkan konsep – konsep

atau prinsip – prinsip dalam pembelajaran yaitu dengan

menggunakan alat peraga konkret secara maksimal.

2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok,Guru membimbing

atau mendampingi, memantau setiap kelompok dan

mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.

3 Guru menjelaskan, mengarahkan, menfasilitasi, menegaskan, dan

menalarkan kepada peserta didik dan siswa mempresentasikan .

Tindak lanjut peningkatan profesional guru kita harus sering

bertukar pikiran secara objektif dengan teman sejawat atau sekolah,

bahkan sampai ke kegiatan KKG dan KKKS tentang strategi

,metodelogi yang berhubungan dengan keberhasilan dan proses belajar

mengajar yaitu :
1. Bagi siswa

-Hendaknya siswa berusaha untuk memiliki sikap yang kreatif untuk

selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada

materi pelajaran yang belum di mengerti.

-Berusaha untuk membangun imajinasi anak didik tentang pengetahuan

dan pengalaman yang menarik terutama dalam pelajaran matematika.

2. Sekolah

Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan atau meningkatkan

fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah yang memadai sehingga

dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

di sekolah .

3. Guru

-Hendaknya guru dapat menunjang kecerdasan dan keterampilan anak

didik dalam menyebutkan unsur-unsur pecahan dan menunjukkan

benda/gambar , baik untuk bidang studi matematika maupun bidang

yang lain agar dapat berhasil,dengan mengunakan alat peraga konkret

4. Peneliti

Untuk peneliti yang mengambil ruang lingkup yang sama hendaknya

menambah variabel lain selain kedua variabel tersebut.

-Hendaknya peneliti mencari aspek lain yang lebih luas dari aspek yang

ada di sini untuk menambah luasnya cakupan variabel ini.


PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1V SDN 2

ROWOBUNGKUL DALAM MATERI PECAHAN SENILAI

MELALUI ALAT PERAGA KONKRET TAHUN PELAJARAN

2018 / 2019

Disusun : oleh Sri Muryati .SPd.SD.

ABSTRAK

Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar matematika dan mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga

konkret pada pembelajaran matematika tentang pecahan senilai pada

siswa kelas 1v SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen, Kabupaten

Blora semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.

Peneliti ini di laksanakan selama 3 bulan yaitu mulai bulan September,

Oktober,Nopember dan di laksanakan di kelas 4 SDN 2

Rowobungkul,Desa Rowobungkul Kecamatan Ngawen , Kabupaten

Blora dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang yaitu 11 orang

perempuan, dan 8 orang laki-laki.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 2 siklus yang terdiri

dari tahapan perencanaan ,tindakan, observasi,dan refleksi.Tekhnik


pengumpulan data yang digunakan adalah tekhnik tes ,wawancara

observasidan dokumentasi.

Data yang diperoleh di analisis dengan cara membandingkan hasil

pada kondisi awal ,dengan hasil pada siklus 1 dan siklus 2.

Penggunaan Alat Peraga Konkret pada pembelajaran matematika

tentang pecahan senilai dapat meningkatkatkan hasil belajar siswa

kelas 4 SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 .Hal ini dapat dilihat dari

kriteria kinerja siswa dengan kategori baik sekali sebanyak 3

siswa,baik sebanyak 12 siswa ,kategori cukup 4 siswa dan kategori

kurang 0 .

Kata Kunci: Hasil belajar ,Alat Peraga Konkret, Matematika.


DAFTAR PUSTAKA

Trianto,Mpd,2009.Mengembangkan Model Pembelajaran Daftar

Pustaka Tematik.Jakarta: PT .Prestasi Pustakaraya.

Suprijono,Agus.2010.Cooperatif learning Teori dan Aplikasi

PAIKEM.Jogjakarta ;Pustaka Pelajar.

Sudjana,DrsNana.2009.Dasar-DasarProses Belajar

Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Suparmin, Aditya Nur Rochma dkk. 2006. Buku guru Matematika

untuk kelas IV SD/MI Surakarta : CV Medika

Suparmin, Aditya Nur Rochma dkk. 2006. Buku siswa Matematika

untuk kelas IV SD/MI Surakarta : CV Medika


Pitajeng.2006. Pembelajran Matematika Yang Menyenangkan.

Jakartan : Pepdiknas

Purwodarminto. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka

Karso . 1999 Pendidikan Matematika 1 . Jakarta : Universitas

Terbuka

Endang, Retno W. 200.Penelitian Tindakan Kelas .Semarang :

Unnes

Hamalik, Umar .2003 Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta

:Universitas Terbuka.

Dra. Rosma Hartiny Sam’s model Penelitian Tindakan Kelas,

(Yogyakarta), Gowok Sleman, 2010, h. 136

Hamzah, B. Uno dkk. Belajar dengan Pendekatan Paikem, cet

2Jakarta Bumi Aksara

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.Yogyakarta : Gava Media.

Purwanti,Endang dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD . Jakarta

:Dirjen Dikti.

Slavin,Robert E.2010. Cooperatif Learning teori, riset dan

praktik. Bandung : Nusa media.

Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES

PRESS.

Suharsimi Ari Kunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian


Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Suherman, dkk. 2003. Strategi pembelajaran matematika

kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Suprijono, Agus. 2010. Cooverative Learning teori dan aplikasi

PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar


Kerja Kelompok SIKLUS I

Nama kelompok :

Perintah

Diskusikanlah dengan kelompokmu

Mengenal Pecahan sederhana dengan menyebutkan

1. Mana bagian yang menunjukkan setengah ?

2. Mana bagian yang menunjukkan seperempat ?

3. Mana yang menunjukkan seper delapan ?


Kerja Kelompok SIKLUS II

Nama Kelompok :

Perintah

Diskusikan dengan kelompokmu

Mengenal Pecahan Senilai sederhana dengan menyebutkan


1. Permukaan yang berwarna merah adalah ......bagian

2. Bangun mana saja yang dapat menggambarkan pecahan

setengah

3. Permukaan yang berwarna hijau adalah.......bagian


SOAL TES SIKLUS I

KD 3.1

Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d yang merupakan jawaban paling

benar !

1. Perhatikan pecahan di bawah ini !

Daerah yang di arsir pada gambar senilai dengan pecahan ......


1 1
a. 9 b.8

2 3
c.8 d.9

2. Bandingkan dengan potongan – potongan sedotan

tersebut untuk mengetahui besar mana antara:

1 1
1. dan
2 3

1 1
2. dan
5 4

1 1
3. dan
3 4

1 1
4. dan
2 5

1 1
5. dan
3 5
III. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban

yang benar!
1 4
1. Tanda yang tepat untuk pecahan .....
2 8
SOAL TES SIKLUS II

K D 3.1

Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c atau d yang merupakan

jawaban paling sederhana!

1. Urutkan pecahan disamping dari yang terbesar

5 4 6
1.7 , 7, 7

4 5 6 5 6 4
a.7 , 7 , 7 c.7 , 7 , 7

6 5 4 6 4 5
b. 7 , 7 , 7 𝑑. 7 , 7 , 7

2.Isilah titik –titik di bawah ini!


2 8
2. = 𝑝 Nilai yang tepat agar dua pecahan senilai adalah......
5

111. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang

benar!

. Tentukanlah bentuk paling sederhana !

4
1.
6

12
2.
15

20
3.
30

24
4.
32

36
5.
40

49
6.
63
56
7.
72

60
8.
75

45
9.
60

25
10.
75

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil

belajar matematika dan mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga

konkret pada pembelajaran matematika tentang pecahan senilai pada siswa

kelas 4 SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora

semester 1 tahun peajaran 2018/2019.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai September, Oktober,

November dan dilaksanakan di kelas 4 SDN 2 Rowobungkul, Desa

Rowobungkul Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora dengan jumlah siswa

sebanyak 19 orang yaitu 11 orang perempuan, dan 8 orang laki- laki.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 2 siklus yang terdiri dari

tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik tes , wawancara

observasi dan dokumentasi.


Data yang diperoleh di analisis dengan cara membandingkan hasil pada

kondisi awal, dengan hasil pada siklus 1 dan siklus 2. Penggunaan alat

peraga konkret pada pembelajaran matematika tentang pecahan senilai

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN 2 Rowobungkul

Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora semester 1 tahun pelajaran

2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari kriteria kinerja siswa dengan kategori

baik sekali sebanyak 3 siswa, baik sebanyak 12 siswa kategori cukup 4

siswa dan kategori kurang 0 .


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa,karena atas karuniaNya akhirnya peneliti dapat menuntaskan Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2

Rowobungkul Dalam Materi Pecahan Senilai Melalui Alat Peraga Konkrit Tahun

pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu pengajuan angka

kredit,dalam rangka upaya memperoleh kenaikan golongan III/b ke III/c.

Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan

partisipasi berbagai pihak.Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,Lembaga

Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa-Tengah.

2. Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

,selaku Korwil Bidang Pendidikan terkait.

3. Bapak Andreas Sutrasno selaku pembimbing dalam Penilitian Tindakan Kelas.

4. Kepala SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora,selaku

pemberi ijin dan pembimbing .

5. Bapak/Ibu dan rekan guru SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen

Kabupaten Blora, atas dukungan tenaga dan dorongan yang diberikan.

6. Semua pihak yang ikut membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas ini,yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.


Apabila dalam Penelitian Tindakan Kelas ini masih ditemukan

kekurangan,peneliti mohon maaf. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan dengan dunia

pendidikan.

Ngawen ,24 Nopember 2018

Peneliti
SURAT IJIN PENELITIAN

Nomor:.....................

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SDN 2 Rowobungkul Kecamatan

Ngawen, Kabupaten Blora,memberikan ijin kepada :

Nama : Sri Muryati,SPd.SD

NIP : 19660513 200604 2 006

Status : Guru Kelas IV SDN 2 Rowobungkul Kecamatan Ngawen

Kabupaten Blora.

Keterangan : Diberikan ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SDN 2 ROWOBUNGKUL DALAM MATERI PECAHAN SENILAI

MELALUI ALAT PERAGA KONKRIT TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

Demikian surat ini diserahkan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Ngawen 24 oktober 2018

Kepala Sekolah

Sri Purwati ,SPd.

NIP : 19620315 198608 2 001.


DATA SAAT PRASIKLUS

Pada pembelajaran, pecahan senilai peneliti belum, mengarahkan siswa untuk

mencari kertas menggunakan untuk di potong-potong tidak memfalitasi untuk

membuat pertanyaan kertas dipotong jadi berapa ,tidak mendampingi dalam

tugas kelompok dan tidak menggunakan alat peraga konkret, untuk

meningkatkan hasil belajar menyebutkan unsur – unsur pecahan dan

menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret siswa

kelas IV SDN 2 Rowobungkul pada Prasiklus, dalam menyebutkan unsur – unsur

pecahan dan menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model

konkret siswa masih mengalami kesulitan dan belum bisa memahami materi

yang disampaikan oleh guru . Hal ini mengakibatkan pemahaman siswa rendah

sehingga hasil belajar siswa juga rendah.Untuk meningkatkan hasil belajar

pecahan senilai peneliti mau menjelaskan, membantu,menyiapkan dan

merencanakan kegiatan , mendampingi dalam tugas

kelompok,membimbing,mengarahkan,merefleksikan hasil pembelajaran dan

menggunakan alat peraga konkret . Pada kondisi Prasiklus ini nilai rata – rata

siswa hanya 39 dengan ketuntasan 26% atau 5 siswa dan yang belum tuntas

adalah 14 siswa atau 74%.


NILAI SISWA KELAS IV SEMESTER 1

SDN 2 ROWOBUNGKUL TAHUN 2018/2019

PRASIKLUS

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum

tuntas

1 Rahmat Aldinsyah 60 V _

2 Ahmad Alfian .R. 20 _ V

3 Ahmad Edi Pramono 40 _ V

4 Ardiansyah 60 V _

5 Dafa Verlino .R. 40 _ V

6 Devina Asmarani 20 _ V

7 Dian Silvia 20 _ V

8 Dian Ningsih 40 _ V

9 Eki Nur Agustin 40 _ V

10 Eki Cahya Hastari 40 _ V

11 Galih Setyo Haji 20 _ V

12 Jeniver Dwi .M. 20 _ V

13 Luthfi 60 V _

14 Metahul Janah 20 V

15 Nasya Natrista 60 V _
16 Nuriya Ikfina 60 V _

17 Prasetya Adi Putra 40 _ V

18 Anggun Ania .J. 20 _ V

19 Metha Windi 40 _ V

Jumlah 741

Persentase (%) 26 74

Nilai rata – rata 39

Daftar Nilai Sekor Kinerja Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum

tuntas

1 Rahmat Aldinsyah 80 V -

2 Ahmad Alfian .R. 80 V -

3 Ahmad Edi Pramono 80 V -


4 Ardiansyah 100 V -

5 Dafa Verlino .R. 80 V -

6 Devina Asmarani 60 V -

7 Dian Silvia 60 V -

8 Dian Ningsih 100 V -

9 Eki Nur Agustin 80 V -

10 Eki Cahya Hastari 80 V -

11 Galih Setyo Haji 70 V -

12 Jeniver Dwi .M. 80 V -

13 Luthfi 100 V -

14 Metahul Janah 80 V -

15 Nasya Natrista 80 V -

16 Nuriya Ikfina 60 v

17 Prasetya Adi Putra 80 V -

18 Anggun Ania .J. 60 v

19 Metha Windi 70 V -

Jumlah 1540

Persentase (%) 100%

Nilai rata – rata 81


Daftar Nilai Tes Skor Kinerja

Siklus I

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum

tuntas

1 Rahmat Aldinsyah 80 V -

2 Ahmad Alfian .R. 40 - V

3 Ahmad Edi Pramono 40 - V

4 Ardiansyah 80 V -

5 Dafa Verlino .R. 60 V -

6 Devina Asmarani 40 - V

7 Dian Silvia 40 - V

8 Dian Ningsih 40 - -

9 Eki Nur Agustin 60 V -

10 Eki Cahya Hastari 60 V -

11 Galih Setyo Haji 40 - V

12 Jeniver Dwi .M. 60 V -

13 Luthfi 80 V -

14 Metahul Janah 90 V -
15 Nasya Natrista 70 V -

16 Nuriya Ikfina 70 V -

17 Prasetya Adi Putra 60 V -

18 Anggun Ania .J. 60 V -

19 Metha Windi 70 V -

Jumlah 1140

Persentase (%) 68% 32%

Nilai rata – rata 61

Lembar Observasi Siklus II

Mupel : Matematika

Kelas/Semester : IV/1

No Aspek yang Observasi Kemunculan Komentar

Ya Tidak

1 Guru:
Guru memberi apersepsi

2 untuk memberikan motivasi

belajar siswa.

Guru menjelaskan tujuan


3
pembelajaran tentang

mengenal unsur-unsur
4
pecahan.

Guru memberikan

kesempatan untuk bertanya.

5 Guru membantu siswa

memahami penggunaan alat

peraga

Guru menggunakan waktu

dengan tepat

1
Siswa

Siswa mendengarkan
2
penjelasan guru

3 Siswa antusias mengikuti

pembelajaran
4 Siswa mematuhi perintah

guru
5

Siswa berani bertanya

Siswa mengerjakan ulangan

tertib

Pengamat

Sri Setyawati C .A

NIP : 1968

Lembar Observasi Siklus I

Mupel : Matematika

Kelas/Semester : IV/1

No Aspek yang Observasi Kemunculan Komentar

Ya Tidak

Guru: Apersepsi

1 Guru memberi apersepsi V cukup

untuk memberikan motivasi

belajar siswa. Dalam

2 Guru menjelaskan tujuan menyajikan

pembelajaran tentang V materi kaku


mengenal

pecahan(terampil) dalam

menyajikan materi. Memfasilitasi

3 Guru memberikan V siswa untuk

kesempatan untuk bertanya. bertanya

4 Guru membantu siswa Membantu

memahami penggunaan alat V memahami

peraga penggunaan alat

5 Guru menyusun RPP peraga

Guru membuat scenario v Pelaksanaan

pembelajar pembelajaran

6 Guru menggunakan waktu cukup

dengan tepat V Penggunaan

waktu tepat

Siswa

1 Siswa berdoa sebelum V Sikap spiritual

dan sesudah pelajaran baik

2 Siswa aktif memperhatikan V Belum semua

penjelasan guru. siswa

3 memperhatikan

nya
Siswa antusias mengikuti V Siswa antusias

4 pembelajaran. Bisa

V menyebutkan
5
Ketetapan Menyebutkan

unsur –pecahan .

V Tidak terampil

Keterampilan membagi Tidak terampil


6
kertas menjadi 8 V nunjuk gambar

pecahan

7 Keterampilan menunjukan

bentuk pecahan dari V Siswa takut

8 gambar bertanya

V Mengerjakan

Siswa berani bertanya. ulangan dengan

tertib
1
Siswa mengerjakan ulangan

dengan tertib. V Suasana tenang


2
dan tertib

C. Interaksi V Hubungan

3 siswa dengan

Suasana kelas tenang V siswa baik

4
Hubungan siswa dengan Kerja kelompok

siswa di sekolah baik V berkreatif

Proses belajar

Siswa berkreatif dalam mengajar tertib

belajar kelompok dan lancar.

Proses belajar mengajar

berjalan dengan baik

Pengamat

Sri Setyawati C .A

NIP : 1968
Kesan Umum : Dalam penyampaian materi pecahan senilai

,menyebutkan unsur –unsur pecahan dan menunjukkan gambar dalam

bagian pecahan kurang di pahami siswa maka penulis ingin memperbaiki

pada siklus 11.

Fokus Observasi : Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi

pembelajaran pecahan senilai melalui alat peraga konkret.

Petunjuk : Isilah dengan skor pada instrumen penilaian yang sesuai

pendapat anda dengan ketentuan instrumen!

Keterangan

Diisi dengan tanda cek(v)

Kategori penilaian aspek sikap spiritual

“ya” diberi skor= 1

“Tidak” diberi skor = 0

Kategori penilaian aspek pengetahuan

“ya” diberi skor = 1

“tidak “ diberi skor = 0

Kategori penilaian aspek keterampilan

3 = kertas terbagi menjadi 8 sama besar /bentuk pecahan yang ditunjukkan

dan dilakuka dengan cepat

2 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang di

tunjukkan dan dilakukan dengan lambat


1 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar /bentuk pecahan yang di

tunjukkan salah

Kunci Jawaban Siklus II

1 . 1. b

2
11 .1. 3

4
2. 5
2
3. 3

6
4. 8

9
5. 10

7
6 .8

7
7. 9

4
8. 5

15
9. 20

5
10. 15

111. 1. 20
KUNCI JAWAB SOAL TES SIKLUS 1

1. A
1 1 1 1 1
11. 1. 2 , 2. 4 , 3. 3 , 4. 2 , 5. 3

111. =(SAMA DENGAN)

Penskoran nilai perolehan


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD N 2 Rowobungkul

Mata Pelajaran : Matematika

Bab 1 : Pecahan Senilai

Kelas /Semester : 1V/ 1

Alokasi waktu : 2 x 35 jam(1Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima,menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianut

Nya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur,disiplin tanggung jawab,santun peduli,dan

Percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga ,teman,guru,dan

Tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mende

ngar,melihat ,membaca,dan menanya) dan menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat

annya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,sekolah dan

di tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistema

tis,dan logis,dalam karya yang estetis ,dalam gerakan yang men

cerminkan anak sehat,dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.


B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model

Konkret.

4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan

Model konkret.

PERTEMUAN 1 dan 2

C. INDIKATOR :

3.1.1 Menyebutkan unsur-unsur pecahan .

4.1.1 Menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model kon

Kret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pecahan .

2. Siswa dapat menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau

Model konkret.

Karakter siswa yang diharapkan : Religius,Nasionalis,Mandiri,Gotong


-royong, Integritas

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru mengajak peserta ddik 10 Menit

untuk berdoa sebelum dan

setelah pelajaran. Relegius

 Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran keada peserta

didik tentang mengenal

Pecahan.

 Guru memberi peserta didik

contoh dalam kehidupan yang

berkaitan dengan pecahan.

Gotong- Royong.

 Guru membantu peserta didik

dalam merencanakan dan

menyiapkan kegiatan

pembelajaran tentang Mengnal

Pecahan.Communication

Inti Mengamati 45 Menit


 Guru membimbing perta didi,

untuk membuat kelompok

dengan 3 atau 4 teman

kelasnya. Collaboration

 Guru mengarahkan peserta

didik untuk mencari atau

mengambil satu lembar kertas.

 Guru mengarahkan peserta

didik untuk memikirkan cara

memotong kertas tersebut

menjadi 8 bagian yang sama

besar.

Menanya

 Guru menfasillitasi peserta

didik untuk membuat

pertanyaan berkaitan dengan

cara memotong kertas menjadi

8 bagian yang sama besar.

Kemudian guru membimbing

peserta didik dalam amatan

kertas agar menjadi 8 bagian

yang sama besar. Critical

Thinking and Problem Solving


Mencoba

 Guru mendampingi peserta

didik dalam membagikan

potongan kertas tersebut untuk

setiap anggota kelompok.

Gotong-Royong

 Guru menegaskan bahwa kertas

yang diperoleh masing-masing

anggota kelompok mungkin

tidak sama karena berhubungan

dengan jumlah potongan kertas

dan jumlah masing-masing

anggota kelompok.

 Guru membimbing peserta

didik dalam mengisi Tabel 1.1

yang ada pada buku siswa.

Communication .

Menalar

 Guru menalarkan peserta didik

untuk menyebutkan unsur-

unsur

Pecahan berdasarkan Tabel 1.1

pada buku siswa. Mandiri


 Guru mendampingi peserta

didik dalam menentukan

bentuk pecahan yang diarsir

pada gambar di kegiatan 1.1

Mengkomunikasikan

 Guru mengarahkan peserta

didik

Untuk menyampaikan hasil

kegiatannya di depan kelas

Penutup  Guru merefleksikan hasil 15 Menit

pembelajaran tentang

Mengenal

Pecahan .Integritas

 Guru melakukan evaluasi

tentang Mengenal Pecahan

,serta menugaskan peserta

didik Untuk mempelajari

materi selanjutnya. Mandiri

 Guru mengimformasikan

materi selanjutnya ,yaitu

Menentukan letak pecahan


pada garis bilangan

.Communication

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV TAHUN 2016

 Kamus Matematika yang relevan

 Ensiklopedia Matematika yang relevan

 Benda-benda yang ada di sekitar sekolah seperti benda yang dapat

dibagi menjadi beberapa bagian sama besar seperti kertas, buah-

buahan,pita,tali,dan lain sebagainya.

G. MATERI PEMBELAJARAN

 Mengenal Pecahan .

H. METODE PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Saintifik

 Metode : Permainan /simulasi ,diskusi, tanya ja


Wab ,penugasan dan ceramah

PENILAIAN

1) Penilaian Kegiatan 1.1

Untuk menilai Kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang

Mengenal Pecahan,guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut

Instrumen Penilaian Kegiatan 1.1


N Nama Aspek yang dinilai Keteranga

o Pesert Aspek Aspek Aspek Ketrampilan n

a Sikap Pengetahua

Didik Spiritual n

Berdoa Ketetapan Ketrampila Ketrampilan

Sebelum dalam n membagi dalam

dan menyebutka Kertas menunjukka

setelah n unsur- Menjadi 8 n Bentuk

Pelajaran unsur Bagian Pecahan

Pecahan Sama darinSuatu

Besar Gambar

Y Tida Ya Tidak 1 2 3 1 2 3

a k

3
Keterangan

Diisi dengan tanda cek (v)

Kategori penilaian aspek sikap spiritual

“ya’ diberi skor = 1

“tidak” diberi skor = 0

Kategori penilaian aspek pengetahuan

“ya “ diberi skor = 1

“tidak” diberi skor = 0

Kategori Penilaian Aspek Keterampilan

3 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/ bentuk pecahan yang ditunjukkan benar

dan dilakukan dengan cepat

2 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditujukkan benar

tetapi dilakukan dengan lambat

1= Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditunjukkan salah

Skor maksimal yang diperoleh peserta didik adalah 8


Nilai = Total skor x 100

Skor maksimal

Penilaian Tugas Rumah

Untuk menilai pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap

materi Mengenal Pecahan ,guru dapat menggunakan instrumen

penilaian tugas rumah sebagai berikut

Instrumen Penilaian Tugas Rumah

No Aspek yang di Nilai

Skor

1.a Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk kakek

B Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk ayah

C Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

masalah untuk kontekstual untuk ibu


D Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk adik

E Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

masalah untuk kontekstual untuk Roni.

2 Ketepapatan dalam menentukan pembilang dan

penyebut dari suatu pecahan .

3.a Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keselurahan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Total Skor

Keterangan
Pemberian Skor

2 = Jawaban tepat

1 = Jawaban kurang tepat

0 = Tidak menjawab

Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 20.

Nilai = Total Skor x100

Skor maksimal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD N 2 Rowobungkul

Mata Pelajaran : Matematika

Bab 1 : Pecahan Senilai

Kelas /Semester : 1V/ 1

Alokasi waktu : 2 x 35 jam(1Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima,menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianut

Nya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur,disiplin tanggung jawab,santun peduli,dan

Percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga ,teman,guru,dan

Tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mende

ngar,melihat ,membaca,dan menanya) dan menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat

annya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,sekolah dan

di tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistema

tis,dan logis,dalam karya yang estetis ,dalam gerakan yang men

cerminkan anak sehat,dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.


B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model

Konkret.

4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan

Model konkret.

PERTEMUAN 1 dan 2

C. INDIKATOR :

3.1.1 Menyebutkan unsur-unsur pecahan .

4.1.1 Menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model kon

Kret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pecahan .

2. Siswa dapat menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau

Model konkret.

Karakter siswa yang diharapkan : Religius,Nasionalis,Mandiri,Gotong


-royong, Integritas

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan  Guru mengajak peserta ddik

untuk berdoa sebelum dan

setelah pelajaran. Relegius

 Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran keada peserta

didik tentang mengenal

Pecahan.

 Guru memberi peserta didik

contoh dalam kehidupan yang

berkaitan dengan pecahan.

Gotong- Royong.

 Guru membantu peserta didik

dalam merencanakan dan

menyiapkan kegiatan

pembelajaran tentang Mengnal

Pecahan.Communication

Inti Mengamati
 Guru membimbing perta didi,

untuk membuat kelompok

dengan 3 atau 4 teman

kelasnya. Collaboration

 Guru mengarahkan peserta

didik untuk mencari atau

mengambil satu lembar kertas.

 Guru mengarahkan peserta

didik untuk memikirkan cara

memotong kertas tersebut

menjadi 8 bagian yang sama

besar.

Menanya

 Guru menfasillitasi peserta

didik untuk membuat

pertanyaan berkaitan dengan

cara memotong kertas menjadi

8 bagian yang sama besar.

Kemudian guru membimbing

peserta didik dalam amatan

kertas agar menjadi 8 bagian

yang sama besar. Critical

Thinking and Problem Solving


Mencoba

 Guru mendampingi peserta

didik dalam membagikan

potongan kertas tersebut untuk

setiap anggota kelompok.

Gotong-Royong

 Guru menegaskan bahwa kertas

yang diperoleh masing-masing

anggota kelompok mungkin

tidak sama karena berhubungan

dengan jumlah potongan kertas

dan jumlah masing-masing

anggota kelompok.

 Guru membimbing peserta

didik dalam mengisi Tabel 1.1

yang ada pada buku siswa.

Communication .

Menalar

 Guru menalarkan peserta didik

untuk menyebutkan unsur-

unsur

Pecahan berdasarkan Tabel 1.1

pada buku siswa. Mandiri


 Guru mendampingi peserta

didik dalam menentukan

bentuk pecahan yang diarsir

pada gambar di kegiatan 1.1

Mengkomunikasikan

 Guru mengarahkan peserta

didik

Untuk menyampaikan hasil

kegiatannya di depan kelas

Penutup  Guru merefleksikan hasil

pembelajaran tentang

Mengenal

Pecahan .Integritas

 Guru melakukan evaluasi

tentang Mengenal Pecahan

,serta menugaskan peserta

didik Untuk mempelajari

materi selanjutnya. Mandiri

 Guru mengimformasikan

materi selanjutnya ,yaitu

Menentukan letak pecahan


pada garis bilangan

.Communication

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

 Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV TAHUN 2016

 Kamus Matematika yang relevan

 Ensiklopedia Matematika yang relevan

 Benda-benda yang ada di sekitar sekolah seperti benda yang dapat

dibagi menjadi beberapa bagian sama besar seperti kertas, buah-

buahan,pita,tali,dan lain sebagainya.

G. MATERI PEMBELAJARAN

 Mengenal Pecahan .

H. METODE PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Saintifik

 Metode : Permainan /simulasi ,diskusi, tanya ja


Wab ,penugasan dan ceramah

PENILAIAN

1) Penilaian Kegiatan 1.1

Untuk menilai Kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang

Mengenal Pecahan,guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut

Instrumen Penilaian Kegiatan 1.1


N Nama Aspek yang dinilai Keteranga

o Pesert Aspek Aspek Aspek Ketrampilan n

a Sikap Pengetahua

Didik Spiritual n

Berdoa Ketetapan Ketrampila Ketrampilan

Sebelum dalam n membagi dalam

dan menyebutka Kertas menunjukka

setelah n unsur- Menjadi 8 n Bentuk

Pelajaran unsur Bagian Pecahan

Pecahan Sama darinSuatu

Besar Gambar

Y Tida Ya Tidak 1 2 3 1 2 3

a k

3
Keterangan

Diisi dengan tanda cek (v)

Kategori penilaian aspek sikap spiritual

“ya’ diberi skor = 1

“tidak” diberi skor = 0

Kategori penilaian aspek pengetahuan

“ya “ diberi skor = 1

“tidak” diberi skor = 0

Kategori Penilaian Aspek Keterampilan

3 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/ bentuk pecahan yang ditunjukkan benar

dan dilakukan dengan cepat

2 = Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditujukkan benar

tetapi dilakukan dengan lambat

1= Kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditunjukkan salah

Skor maksimal yang diperoleh peserta didik adalah 8


Nilai = Total skor x 100

Skor maksimal

Penilaian Tugas Rumah

Untuk menilai pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap

materi Mengenal Pecahan ,guru dapat menggunakan instrumen

penilaian tugas rumah sebagai berikut

Instrumen Penilaian Tugas Rumah

No Aspek yang di Nilai

Skor

1.a Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk kakek

B Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk ayah

C Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

masalah untuk kontekstual untuk ibu


D Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

permasalahan kontekstual untuk adik

E Ketepatan menentukan pecahan dari suatu

masalah untuk kontekstual untuk Roni.

2 Ketepapatan dalam menentukan pembilang dan

penyebut dari suatu pecahan .

3.a Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keselurahan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Ketepatan menentukan pecahan sebuah gambar

yang menyatakan bagian daerah yang diarsir

terhadap keseluruhan .

Total Skor

Keterangan
Pemberian Skor

2 = Jawaban tepat

1 = Jawaban kurang tepat

0 = Tidak menjawab

Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 20.

Nilai = Total Skor x100

Skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai