dy
DIFERENSIASI DAN Misalnya: y = f(x), dan ingin dicari harga
Berdasarkan definisi matematika:
dx
pada x = x0
INTEGRASI NUMERIK dy lim
=
f ( x + Δ x )− f ( x )
dx Δ x → 0 Δx
Diferensiasi Numerik Pada diferensiasi numerik yang sederhana, harga Δx → 0 didekati
(Forward, Central atau Centered, & dengan sebuah bilangan kecil ε, sehingga akan diperoleh:
Backward Difference; Turunan Pertama &
Kedua) Cara forward: dy ≈ f ( x + ε ) − f ( x )
Integrasi Numerik dx ε
(Trapezoidal Rule & Simpson’s Rule; Lebar Cara backward: dy ≈ f ( x ) − f ( x − ε )
Inkremen Tetap & Berubah) dx ε
Cara central atau centered: dy ≈ f ( x + ε ) − f ( x − ε )
by: siti diyar kholisoh dx 2ε
Menurut teori:
♦ pendekatan dengan central merupakan yang terbaik.
dy/analisis_numerik/april2007 diferensiasi dan integrasi numerik ♦ makin kecil ε, hasil makin baik
1
jarak
Untuk kecepatan tetap: v = Kecepatan sesaat:
waktu
x −x
Yang ditunjukkan oleh speedometer: kecepatan sesaat lim t +Δ t t dx
v= = = x'
Δt → 0 Δt dt
Misal, ingin dicari kecepatan sesaat pada saat t = 1
Hal ini dapat didekati dengan kecepatan rata-rata antara Bandingkan dengan diferensiasi secara analitik:
t = 1 dan t = 1,1:
−x dx
x = 2 t3
x
v = t =1,1 t =1
=
2 ( 1,1 )3 − 2 ( 1 )3
= 6 ,62 v= = 6 t2
1→1,1 1,1 − 1 0 ,1 dt
Jika Δt yang dipakai Pada t = 1: dx
lebih kecil:
x −x 3 3
v = = 6 ( 1 )2 = 6
t =1,01 t =1 2 ( 1,01 ) − 2 ( 1 ) t =1 dt t =1
Δt = 0,01: v = = = 6 ,06
1→1,01 1,01 − 1 0 ,01
Kesimpulan:
x −x 2 ( 1,001 )3 − 2 ( 1 )3 Jika menggunakan Δt yang makin kecil, maka nilai
t =1,001 t =1
Δt = 0,001: v 1→1,001 = 1,001 − 1
=
0 ,001
= 6 ,006 kecepatan rata-rata akan mendekati kecepatan
sesaat.
2
PENJABARAN FIRST CENTERED FINITE-DIVIDED PENJABARAN FIRST FORWARD FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE 2 TITIK DARI DERET TAYLOR DIFFERENCE 3 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:
Pendekatan centered menggabungkan kedua pendekatan sebelumnya:
h 2
h 3 h2 h3 (*)
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) + f ' ' ( xi ) + f ' ' ' ( xi ) + ... (*) f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) + f ' ' ( xi ) + f ' ' ' ( xi ) + ...
2 6 2 6
( 2 h )2 ( 2 h )3
h2 h3 f ( xi + 2 ) = f ( xi ) + 2 h f ' ( xi ) + f ' ' ( xi ) + f ' ' ' ( xi ) + ... (***)
f ( xi −1 ) = f ( xi ) − h f ' ( xi ) + f ' ' ( xi ) − f ' ' ' ( xi ) + ... (**) 2 6
2 6 Kalikan (*) dengan 4, selanjutnya kurangkan ke (***), maka:
Kurangkan (**) dari (*), maka: 2h3
h3 − f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) − 3 f ( xi ) = 2 h f ' ( xi ) − f ' ' ' ( xi ) − ...
f ( xi +1 ) − f ( xi −1 ) = 2h f ' ( xi ) + f ' ' ' ( xi ) + ... 3
3
− f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) − 3 f ( xi ) h 2
f ( xi +1 ) − f ( xi −1 ) h 2 f ' ( xi ) = + f ' ' ' ( xi ) + ...
f ' ( xi ) = − f ' ' ' ( xi ) − ... 2h 3
2h 6 sehingga:
sehingga: Ο ( h 2 ) ≡ error − f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) − 3 f ( xi )
Ο ( h 2 ) ≡ error
f ' ( xi ) ≅
f ( xi +1 ) − f ( xi −1 ) (formula first centered finite- 2h
f ' ( xi ) ≅
2h divided difference 2 titik) (formula first forward finite-divided difference 3 titik)
3
Forward finite-divided-difference: Backward finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA
Turunan pertama: Error Turunan pertama: Error
f ( xi +1 ) − f ( xi ) f ( xi ) − f ( xi −1 )
(2 titik) f ' ( xi ) = Ο(h) (2 titik) f ' ( xi ) = Ο(h)
h h
− f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) − 3 f ( xi ) 3 f ( xi ) − 4 f ( xi −1 ) + f ( xi −2 )
(3 titik) f ' ( xi ) = Ο(h2) (3 titik) f ' ( xi ) = Ο(h2)
2h 2h
Turunan kedua: Error Turunan kedua: Error
f ( xi + 2 ) − 2 f ( xi +1 ) + f ( xi ) f ( xi ) − 2 f ( xi −1 ) + f ( xi −2 )
(3 titik) f ' ' ( xi ) = 2 Ο(h) (3 titik) f ' ' ( xi ) = Ο(h)
h h2
− f ( xi +3 ) + 4 f ( xi + 2 ) − 5 f ( xi +1 ) + 2 f ( xi ) 2 f ( xi ) − 5 f ( xi −1 ) + 4 f ( xi − 2 ) − f ( xi −3 )
(4 titik) f ' ' ( xi ) = Ο(h2) (4 titik) f ' ' ( xi ) = Ο(h2)
h2 h2
Centered finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA CONTOH SOAL:
Turunan pertama: Error
Gunakan finite divided difference approximation
f ( xi +1 ) − f ( xi −1 ) (forward, backward, dan centered) untuk
(2 titik) f ' ( xi ) = Ο(h2)
2h menentukan nilai turunan pertama dari fungsi:
− f ( xi + 2 ) + 8 f ( xi +1 ) − 8 f ( xi −1 ) + f ( xi −2 ) f ( x ) = −0 ,1 x 4 − 0 ,15 x 3 − 0 ,5 x 2 − 0 ,25 x + 1,2
(4 titik) f ' ( xi ) = Ο(h4)
12 h
pada x = 0,5, menggunakan step size h = 0,5.
Turunan kedua: Error
Ulangi perhitungan dengan menggunakan h = 0,25
f ( xi +1 ) − 2 f ( xi ) + f ( xi −1 )
(3 titik) f ' ' ( xi ) = Ο(h2) dan h = 0,1.
h2
Bandingkan hasil-hasilnya…!
− f ( xi + 2 ) + 16 f ( xi +1 ) − 30 f ( xi ) + 16 f ( xi −1 ) − f ( xi −2 )
(5 titik) f ' ' ( xi ) = Ο(h4)
12 h 2
4
CONTOH APLIKASI: DERIVATIVES OF UNEQUALLY SPACED DATA
Berikut ini adalah data kinetika sebuah reaksi homogen-searah Untuk sekumpulan data-data yang melibatkan interval x yang tidak
dalam reaktor sistem batch isotermal (t [=] menit, C [=] mol.m-3): sama (misal: data yang diperoleh dari eksperimen), nilai
t C t C t C t C t C turunannya dapat diperkirakan melalui pendekatan interpolasi
polinomial Lagrange orde dua.
0 25,0000 25 7,1626 50 2,0521 75 0,5879 100 0,1684
5 19,4700 30 5,5783 55 1,5982 80 0,4579 105 0,1312 Dengan menggunakan 3 titik data yang berdekatan:
10 15,1633 35 4,3443 60 1,2447 85 0,3566 110 0,1022 (xi-1, f (xi-1)), (xi, f (xi)), dan (xi+1, f (xi+1))
15 11,8092 40 3,3834 65 0,9694 90 0,2777 115 0,0796
Melalui penurunan secara analitik, diperoleh:
20 9,1970 45 2,6350 70 0,7549 95 0,2163 120 0,0620
2 x − xi − xi +1
dC f ' ( x ) = f ( xi −1 )
Tentukan nilai-nilai kecepatan reaksi: r = − ( xi −1 − xi )( xi −1 − xi +1 )
dt (x merupakan
2 x − xi −1 − xi +1 nilai yang ingin
pada setiap titik data, dgn menggunakan finite-divided difference + f ( xi )
( xi − xi −1 )( xi − xi +1 ) dievaluasi
cara: (a) forward, (b) backward, dan (c) centered atau central.
Bandingkan ketiganya dan bandingkan juga dengan penurunan 2 x − xi −1 − xi turunannya)
+ f ( xi +1 )
secara analitik (yakni dengan melalui proses curve-fitting) ( xi +1 − xi −1 )( xi +1 − xi )
INTEGRASI NUMERIK
CONTOH APLIKASI: Persoalan integrasi numerik:
Reaksi isomerisasi searah fase cair: A Æ B 1. Fungsi (persamaan) tunggal dengan variabel tunggal
berlangsung dalam sebuah reaktor batch, dan menghasilkan
(Trapezoidal rule; Simpson’s Rule) b
data konsentrasi A tersisa (CA) vs waktu (t) sbb.:
Misal: Penyelesaian integral berbentuk: ∫ f ( x ) dx
t (menit) 0 5 8 10 12 15 17,5 a
CA (mol/L) 4,0 2,25 1,45 1,0 0,65 0,25 0,06 yang akan dipelajari pada bagian ini
Jika persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk: 2. Bentuk persamaan diferensial (PD), baik tunggal maupun simultan
d CA (Metode: Euler, Heun, Modified Euler; Runge-Kutta)
− rA = − = k C An Misal: Penyelesaian PD berbentuk:
dt
dy dy
maka besarnya orde reaksi (n) dan laju reaksi spesifik (k) + P( x ) . y = Q( x ) = f ( x, y,z )
dapat ditentukan. dx dx
d CA (tunggal) dz
Gunakan diferensiasi numerik untuk menentukan: = f ( x, y,z )
dt dx
(simultan)
5
FORMULA NEWTON-COTES
Formula integrasi Newton-Cotes merupakan basis penyelesaian
TRAPEZOIDAL RULE
integrasi numerik untuk kasus persamaan dengan variabel tunggal. Merupakan bentuk integrasi Newton-Cotes yang paling sederhana
Ide dasar: Æ menggunakan pendekatan polinomial orde satu (linier)
Menggantikan bentuk fungsi atau persamaan yang kompleks y
dengan data-data dalam bentuk tabel. Selanjutnya, dilakukan y = f (x)
proses curve-fitting terhadap data-data tersebut, sehingga f (b)
diperoleh fungsi atau persamaan yang mudah diintegralkan. f (a)
Integral (I)
Integral fungsi f (x) dari x = a b
hingga x = b dapat dituliskan sbb.: I = ∫ f ( x ) dx
a
x
a b
dengan: f (x) ≡ fungsi polinomial berorder m
Integral f (x) antara x = a dan x = b:
f ( x ) = a0 + a1 x + a2 x 2 + ... + am−1 x m−1 + am x m b
I = ∫ f ( x ) dx dengan:
Ingat kembali bahwa: Untuk membentuk polinomial berorder m, f ( b )− f ( a )
maka dibutuhkan sekurang-kurangnya (m+1) titik data. a f ( x )= f (a )+ b−a
(x−a)
orde satu
6
Dengan demikian, jika tersedia data-data berikut:
x x0 x1 x2 … xn-1 xn CONTOH SOAL:
y y0 y1 y2 yn-1 yn Perkirakan integral:
atau atau atau atau … atau atau
f (x) f (x0) f (x1) f (x2) f (xn-1) f (xn) f ( x ) = 0 ,2 + 25 x − 200 x 2 + 675 x 3 − 900 x 4 + 400 x 5
b x n
x1
x2
x n
(b) 2 segmen,
0 1
f ( x0 ) + f ( x1 ) f ( x1 ) + f ( x2 ) f ( xn −1 ) + f ( xn ) Bandingkan hasil-hasilnya…!
I =h +h +"+ h
2 2 2 (c) 4 segmen, dan
h⎡ n −1 ⎤ (formula composite (d) 20 segmen
I= ⎢ f ( x0 ) + 2 ∑ f ( xi ) + f ( xn )⎥
2 ⎣⎢ i =1 ⎦⎥ trapezoidal rule)
(Sebagai perbandingan, penyelesaian secara analitik
Jika jumlah n semakin besar, maka hasil integrasi akan semakin baik. untuk integral ini adalah 1,640533)
Dengan demikian:
SIMPSON’S RULE x x ⎡ ( x − x )( x − x )
1 2
2 2
y y0 y1 y2 ( x − x0 ) ( x − x2 )
+ f ( x1 )
atau atau atau atau ( x1 − x0 ) ( x1 − x2 )
f (x) f (x0) f (x1) f (x2)
( x − x0 ) ( x − x1 ) ⎤
+ f ( x2 )⎥ dx
Integral f (x) antara x = x0 dan x = x2: ( x2 − x0 ) ( x2 − x1 )
x ( x − x1 ) ( x − x2 ) ⎦⎥
I = ∫ f ( x ) dx dengan: f ( x ) = ( x0 − x1 ) ( x0 − x2 ) f ( x0 )
2
+ f ( x1 ) I≅ f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )
( x1 − x0 ) ( x1 − x2 ) 3 1/3 rule)
orde dua
( x − x0 ) ( x − x1 )
+ f ( x2 ) dengan: h h
( x2 − x0 ) ( x2 − x1 )
x2 − x0 atau, secara grafik:
(Persamaan f (x) yang melalui ketiga titik data tsb. di atas dapat h=
2 x0 x1 x2
didekati dengan interpolasi polinomial Lagrange orde dua)
7
MULTIPLE-APPLICATION SIMPSON’S 1/3 RULE CONTOH SOAL:
= Composite Simpson’s 1/3 Rule Perkirakan integral:
Identik dengan penurunan formula composite trapezoidal rule,
metode ini dapat dijabarkan sbb.: f ( x ) = 0 ,2 + 25 x − 200 x 2 + 675 x 3 − 900 x 4 + 400 x 5
xn
x2
x
4
x n
8
Integral ≈ luas daerah
Penyelesaian: di bawah kurva CONTOH APLIKASI
KANDUNGAN AIR dalam PADATAN BASAH
Metode yang bisa ditempuh:
Misal suatu padatan bentuk bola berjari-jari R, mengandung
1. Integrasi secara grafik air dengan kadar tidak seragam: 2
⎛ g H O⎞ ⎛ ⎞
2. Integrasi secara analitik C⎜ 2 ⎟ = C 1− ⎜ r ⎟
⎜ cm3 ⎟ o ⎜R⎟
3. Integrasi numerik ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
dengan r = jarak ke pusat bola. Ingin dicari jumlah air yang
ada dalam padatan (m) dan kadar air rata-ratanya (Cav)
Penyelesaian secara analitik: Analisis:
0 ,8 ⎛ 1 +
1/ 2 0 ,8 Misal:
X A ⎞⎟ 0 ,8 1+ X A
∫ ⎜⎜ ⎟
d XA = ∫ d X A = arc sin X A − 1 − X A2 = 1,328 Ditinjau elemen volume dengan tebal dr (≈ 0)
0 ⎝1− X A ⎠ 0 1 − X A2 0
R
r
Jumlah air pada elemen volume = dm
Coba Anda ulangi kembali melalui penyelesaian secara
dr
Karena dr sangat kecil, maka kadar air pada
numerik! (Silakan pilih sendiri metode yang akan Anda bagian tersebut praktis dapat dianggap
gunakan…) seragam, sehingga:
9
Latihan Soal #: Latihan Soal #3:
Data berikut ini dikumpulkan pada saat pengisian Pada suhu tetap, sebuah proses termodinamika mengukur
tangki bahan bakar minyak: perubahan tekanan terhadap perubahan volume sistem,
dan diperoleh data berikut:
t, menit 0 15 30 45 60 90 120
Tekanan, P (kPa) 420 368 333 326 316 312 242 207
V, 106 barrel 0,5 0,65 0,73 0,88 1,03 1,14 1,30 Volume, V (m3) 0,5 2 3 4 6 8 10 11
Hitunglah laju alir minyak yang terkumpul pada Hitunglah kerja (W) yang terlibat selama proses tersebut,
setiap waktu pengamatan (Q = dV/dt). dengan integrasi secara numerik.
Diketahui: W = ∫ P dV
10