Bagian Lintang Sken 2
Bagian Lintang Sken 2
Secara umum, virus menggunakan tiga rute yang berbeda untuk menginfeksi kulit:
inokulasi langsung, penyebaran regional dari fokus internal yang spesifik, serta infeksi
sistemik. Misalnya, human papillomavirus menginfeksi kulit melalui inokulasi langsung;
Di sisi lain, infeksi herpes rekuren muncul di kulit dengan menyebar dari fokus internal,
sedangkan kulit pada infeksi varicella zoster primer dipengaruhi oleh infeksi sistemik.
(Tyring SK, 2010)
Selanjutnya, lesi kulit bisa merupakan akibat dari efek replikasi virus langsung, tapi
juga respon host terhadap adanya virus. Selain itu, interaksi replikasi virus dan respons
dari hospes dapat menyebabkan berbagai lesi, dan respon kekebalan yang dimediasi oleh
sel dapat memainkan peran penting dalam proses ini. (Tyring SK, 2010)
Pada beberapa infeksi virus sistemik, ruam terjadi saat virion meninggalkan pembuluh
darah. Berbagai jenis lesi kulit diproduksi. Makula dan papula berkembang saat terjadi
peradangan pada dermis, dengan infeksi terkungkung di dalam atau di dekat tempat tidur
vaskular. Vesikel dan pustula terjadi saat virus menyebar dari kapiler ke lapisan kulit
yang dangkal. Pemusnahan sel oleh replikasi virus adalah penyebab utama lesi. (Tyring
SK, 2010)
Pustule adalah akumulasi akumulasi neutrofil dengan atau tanpa serum di dalam
stratum korneum. Seperti vesikel, bisa terbentuk setelah terpapar zat kaustik. Pustula
biasanya terjadi pada tahap awal peradangan akut setelah cedera kulit. Pustul terjadi
karena infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan penumpukan eksudat purulen yang
terdiri dari pus, leukosit dan debris. Kemungkinan gejala yang di derita Mrs. Broto
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Berawal dari adanya proses infeksi pada kulit
yang memang merupakan barier pertama pertahanan tubuh membuatnya berusaha untuk
melawan infeksi yang ada dengan cara terjadinya proses imunitas. Proses imunitas yang
terjadi, nantinya akan berlanjut pada terjadinya reaksi inflamasi. Ketika reaksi inflamasi
terjadi, maka mediator kimina akan release dan menyebabkan munculnya beberapa
manifestasi klinis yang dirasakan pasien.
Kemunculan pustul biasanya diawali dengan adanya vesikel. Vesikel yang terbentuk
berasal dari pengeluaran mediator kimia tubuh sehingga menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah dan peningkatan permeabilitas kapiler. Akibatnya, beberapa protein dari
dalam vaskular merembes keluar meuju jaringan intertisial dan berlanjut pada kemuculan
vesikel. Sedangkan munculnya pustul yang merupakan vesikel berisi pus dapat
disebabkan oleh perlawanan dari sel darah putih yang ada terhadap infeksi yang terjadi
dan berakhir pada kematian sel darah putih tersebut sehingga timbulah pus atau nanah
didalam vesikel tersebut. (SMF Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin FK Unair, 2007)
Tyring SK. Cutaneous Virology. In: Tyring SK, Moore AY, Lupi O, editors. Mucocutaneous
Manifestations of Viral Diseases, Second Edition. Informa Healthcare, 2010, London,
UK;
SMF Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin FK Unair. 2007. Atlas penyakit kulit dan kelamin.
Surabaya : Airlangga University Press.
Pusponegoro, HD Erdina. 2016. Herpes zoster : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Habif, T.P. 2011. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed.
Philadelphia : Elseiver Saunders
Lubis, RD., 2008. Varisela dan Herpes Zoster.Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Medan.
McCrary ML, Severson J, Tyring SK. 2009. Varicella Zoster Virus. Journal of the American
Academy of Dermatology;