KELOMPOK A1/4
EUIS NURHAYATI I1C016027
BELLIA HASYIM I1C016031
LUSYLIA WAHYU R I1C016035
ANINDYA WIDYASARI E I1C016039
YAYUK SRI ASTUTI I1C016043
EMIRA IFFAT I1C016047
Page 1 of 10
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
SKEMA KERJA
1. Pembuatan larutan baku standar Paracetamol
Paracetamol
Ibuprofen
Paracetamol
Ibuprofen
Page 2 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
Paracetamol
- digerus
- ditimbang
- ditambahkan metanol 50% pada labu ukur 10 ml
- didapatlan konsentrasi masing-masing senyawa setara dengan konsentrasi
rentang pengukuran larutan standar pada poin (a)
- disaring larutannya dan diambil supernatannya
- dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
Diukur serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang 200-400 nm
Hasil
Ibuprofen
- digerus
- ditimbang
- ditambahkan metanol 50% pada labu ukur 10 ml
- didapatlan konsentrasi masing-masing senyawa setara dengan konsentrasi
rentang pengukuran larutan standar pada poin (a)
- disaring larutannya dan diambil supernatannya
- dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
Diukur serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang 200-400 nm
Hasil
Larutan baku
Page 3 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
DATA PENGAMATAN
Page 4 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
Faktor pengenceran
1000 ppm 100 ppm 10 ppm 5 ppm
ibu pct
Didapatkan panjang gelombang maksimal paracetamol 260,5 nm dan ibu profen 219,5
Penentuan kurva kalibrasi standar Paracetamol dan Ibu Profen
Panjang gelombang maksimal yang diperoleh = 260,5
Konsentrasi
Absorbansi
( ppm )
5 -0,009516
7,5 -0,016882
10 -0,019116
15 -0,033394
Page 5 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
f(x) = - 0x + 0
R² = 0.98
Axis Title
Li near ()
Axis Title
Konsentrasi Absorbansi
5 0,000574
7,5 0,004236
10 0,007056
15 0,011442
f(x) = 0x - 0
R² = 0.98
Axis Title
Li nea r ()
Axis Title
Page 6 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
Perhitungan Kadar
Sampel 1
x . fp x . fp
Kadar PCT = × bobot tablet
Kadar Ibu Profen = × bobot
konsentrasi awal konsentrasi awal
tablet
3,802 . 200
= 10 mg × bobot tablet 3,774 .200
10 ml = 10 mg × bobot tablet
10 ml
= 531, 519 mg/ml
Sampel 2
x . fp
x . fp Kadar Ibu Profen = × bobot
Kadar PCT = × bobot tablet konsentrasi awal
konsentrasi awal tablet
3,605 . 200 0,91. 200
= 10 mg × bobot tablet = 10 mg × bobot tablet
10 ml 10 ml
= 501,816 mg/ml
Sampel 3
x . fp
x . fp Kadar Ibu Profen = × bobot
Kadar PCT = × bobot tablet konsentrasi awal
konsentrasi awal tablet
3,941 . 200 2,102 . 200
= 10 mg × bobot tablet = 10 mg × bobot tablet
10 ml 10 ml
= 550,164 mg/ml
PEMBAHASAN
Page 7 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
Sifat fisikokimia parasetamol yaitu memiliki pemerian serbuk hablur, putih; tidak
berbau;rasa sedikit pahit. Kelarutannya yaitu larut dalam air mendidih dan dalam natrium
hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol (Depkes RI, 2014). Ekstingsi molar parasetamol
yaitu 1,37.103 L mol-1 cm-1 (Issopoulos, 1990). Sifat fisikokimia ibuprofen yaitu memiliki
pemerian serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah. Kelarutannya yaitu
sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam kloroform; sukar
larut dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam air (Depkes RI, 2014). Ekstingsi molar dari
ibuprofen yaitu 371,31 L mol-1 cm-1 (Algobahi and Younis, 2012).
Pada analisis spektrofotometri derviatif menggunakan metode zero crossing untuk
meningkatkan pemecahan puncak yang saling tumpang tindih. Panjang gelombang serapan
maksimum suatu senyawa akan menjadi panjang gelombang zero-crossing pada spektrogram
derivatif pertama, panjang gelombang tersebut tidak mempunyai serapan atau dA/dλ = 0.
Metode zero-crossing memisahkan campuran biner dari spektrum derivatifnya pada panjang
gelombang pada saat komponen pertama tidak ada sinyal. Bila panjang gelombang zero
crossing masing-masing senyawa tidak sama, maka penetapan kadar campuran dua senyawa
dapat dilakukan tanpa pemisahan terlebih dahulu. Bila kedua pita serapan mempunyai
panjang gelombang yang hampir sama akan terjadi pelebaran pita, maka kurva derivatif
pertama tidak akan membantu pemisahan spektranya. Pada situasi tersebut maka dicoba
derivatif kedua (Nurhidayati, 2007).
Absorbansi yang diperoleh pada pengukuran standar paracetamol adalah -0,009516;
-0,016882; -0,019116; -0,033394. Absorbansi yang diperoleh pada pengukuran standar ibu
profen adalah 0,000574; 0,004236; 0,007056; 0,011442. Sedangkan pada sampel paracetamol
berturut-turut sampel 1 sampai 3 adalah -0,006744; -0,006292; -0,007064. Pada sampel ibu
profen absorbansinya adalah 0,000574; -0,00229; -0,001098. Menurut literatur rentang
absorbansi yang baik adalah pada rentang 0.2-0.8 (Rohman A dan Gandjar,2007). Hal ini
berarti terdapat data yang tidak sesuai dengan literatur karena kekurangtepatan dalam
mengencerkan sampel dan adanya pengotor karena kurang bersihnya saat pembilasan kuvet
sehingga mempengaruhi nilai absorbansi dari masing-masing zat yang dianalisis. Faktor-
faktor lain yang mempengaruhi absorbansi yaitu jenis pelarut, pH larutan, suhu, konsentrasi
elektrolit yang tinggi, dan zat pengganggu (Hedayana dkk, 1994). Dari data konsentrasi
dan absorbansi baku standar yang telah diperoleh dibuat kurva kalibrasi
regresi linier dan didapatkan nilai R standar paracetamol sebesar 0,977
dengan persamaan regresi linier y = = -0,0023x + 0,002. Sedangkan pada ibu
profen nilai r = 0,9487 dan persamaan regresi y = 0,001x - 0,0032. Hasil
tersebut sudah baik karena r yang didapatkan mendekati 1 dimana
menunjukkan hubungan konsentrasi dengan absorbansinya cukup linear
(Khopkar,1990).
Penetapan kadar paracetamol dan ibu profen dalam sampel dibuat
tiga replikasi, didapatkan kadar paracetamol sebesar 531, 519 mg/ml; 501,816 mg/ml;
dan 550,164 mg/ml dengan rata-rata yang didapatkan sebesar 527,883
mg/ml. Hasil ini tidak sesuai dengan kadar paracetamol yang tertera pada
kemasan sebesar 350 mg. Sedangkan kadar ibu profen yang diperoleh
sebesar 527,605 mg/ml; 126,627 mg/ml; dan 292,439 mg/ml dengan rata-rata yang
didapatkan sebesar 315,557 mg/ml. Hasil ini pun tidak sesuai dengan
kadar ibu profen yang tertera pada kemasan sebesar 200 mg. Hasil ini
dimungkinkan sempel kurang presisi, kurang homogen atau terdapat zat lain masuk ke dalam
Page 8 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
larutan sampel yang diukur kadarnya. Keseksarnaan (presisi) rnerupakan ukuran yang
rnenunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur rnelalui sebaran hasil
individual dari rerata jika prosedur diterapkan secara berulang-ulang pada sarnpel yang
diarnbil dari carnpuran yang hornogen (Harrnita, 2004).
Page 9 of 8
Lembar Kerja Praktikum Kimia analisis2016
KESIMPULAN
Hasil analisis paracetamol dan ibu profen dengan metode spektrofotometri derivatif
didapatkan panjang gelombang maksimal paracetamol sebesar 260,5 nm dan didapatkan
persamaan regresi linear y = -0,0023x + 0,002 dengan r = 0,977. Hasil kadar rata-rata yang
didapatkan tidak sesuai dengan literatur, yaitu 527,883 mg/ml. Sedangkan pada ibu profen
didapatkan panjang gelombang maksimal paracetamol sebesar 219,5 nm dan didapatkan
persamaan regresi linear y = 0,001x - 0,0032dengan r = 0,9487. Hasil kadar rata-rata yang
didapatkan tidak sesuai dengan literatur, yaitu 315,557 mg/ml.
REFERENSI
Algobahi, K. M. and Younis, M. H. Development of UV Spectrophotometric Method for the
Simultaneous Estimation of Ibuprofen and Famotidine in Tablet Dosage Form by Absorbance
Correction Method and Absorbance Ratio Method. 2012. IJRPS. 2(3) 69-80
Connors, K.A., 1982, Textbook of Pharmaceutical Analysis, 3th ed. New York: Wiley, 221.
Depkes RI.2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Depkes RI
Issopoulos, P. B. 1990. Spectrophotometric Determination of Acetaminophen by Reduction
of Molibdenum. Analytical Letters. 23(6) 1057-1068.
Harmita, 2004 Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah
IlmuKefarmasian, Vol 1 : 117-135.
Hedayana, Sumar,dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi 1. Semarang: IKIP Press
Khopkar, SM.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik.UI Press.Jakarta.
Gandjar,I.G.,dan Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Munson JW. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, Surabaya: Airlangga University Press, 369 -
385.
Nurhidayati, L. 2007. Spektrofotometri Derivatif dan Aplikasinya dalam Bidang Farmasi.
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 5(2):93-99.
Page 10 of 8