Anda di halaman 1dari 48

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

MASYARAKAT TERHADAP SADARI


( PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI )
DI DESA BATUAN, GIANAYAR

Oleh :
IGAM ADITYA PRASADA 1871121010
NI WAYAN VIDYA APARAJITA 1871121029

Pembimbing :
DR. I GUSTI PUTU WIADNYANA, MPH

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN (IKK-IKP)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Usia Subur
Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di Desa Batuan, Gianyar ” dapat penulis
selesaikan,sebagai tugas dalam Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis
juga ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan dan penghormatan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana, Sp.FK selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa;
2. dr. I Wayan Darwata, MPH selaku Wakil Dekan I dan PJS Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK Universitas Warmadewa;
3. dr. I I Gusti Putu Wiadnyana, MPH selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan gambaran, bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga
proposal ini bisa diselesaikan dengan baik;
4. Kepala UPT Kesmas Sukawati I Kabupaten Gianyar beserta jajarannya yang
telah banyak membantu dan memberikan kesempatan serta kemudahan
pengambilan data untuk penelitian ini;
5. Semua pihak yang turut membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu –
persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi penulisan, serta pembahasan yang masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun untuk membantu penyempurnaan,
sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Denpasar, 18 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR... ................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................................
ABSTRAK .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teorirtis
1.4.2 Manfaat Praktis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Faktor risiko
2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Payudara
2.1.5 Stadium Kanker Payudara
2.1.6 Diagnosis Kanker Payudara
2.1.7 Penatalaksanaan Kanker Payudara
2.1.8 Pencegahan Kanker Payudara
2.2 Deteksi Dini Kanker Payudara
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

iii
2.2.3 Cara Melakukan Sadari
2.3 Pengetahuan
2.4 Sikap
2.5 Perilaku
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel’
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel
3.4.2 Deinisi Operasional
3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1 Instrumen
3.5.2 Cara Pengumpulan Data
3.6 Analisi Data
BAB IV HASIL PENELTIAN
4.1 Karakteristik Responden
4.2 Sumber Informasi Responden Terhadap SADARI
4.3 Pengetahuan Responden Teradap SADARI
4.4 Sikap Responden Terhadap SADARI
4.5 Perilaku Responden Terhadap SADARI
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Responden dan Tempat Penelitian
5.2 Sumber Informasi Masyarakat Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri)
5.3 Pengetahuan Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri)
5.4 Sikap Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri )

iv
5.5 Perilaku Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
5.6 Keterbatasan Penelitian
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA

Igam Aditya Prasada


Ni Wayan Vidya Aprajita

Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Usia Subur Terhadap SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) di Desa Batuan, Gianyar

ABSTRAK

Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada
payudara, berasal dari komponen kelenjarnya maupun komponen selain kelenjar
seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara. SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) adalah upaya untuk menetapkan adanya tumor atau
tidak dalam payudara yang dilakukan dengan perabaan. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian tertinggi pada wanita yaitu sekitar lima juta wanita (19%), jumlah
kanker payudara di Indonesia 48.998 kasus baru setiap tahun, di Bali jumlah
kunjungan pasien kanker payudara pertahun rata-rata sekitar 668 kasus, meninggal
sebanyak 153 pasien. pencegahan terbaik pada kanker payudara adalah deteksi sini
berupa SADARI, tetapi 82% wanita tidak melakukan SADARI. Oleh sebab itu,
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat terhadap SADARI. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik
multistage random sampling, jumlah sampel sebanyak 71 yang didapat dengan rumus. Hasil
penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan responden sebagian besar cukup (52,1%),
sikap respon sebagian besar juga sudah baik (53,5%), dan perilaku responden sebagian besar
sudah cukup (45,1%). Perlu adanya peran aktif tenaga kesehatan untuk memberikan
informasi tentang SADARI.

Kata Kunci: Kanker Payudara, SADARI, Tingkat Pengetahuan, Sikap, Perilaku.

vi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA

Igam Aditya Prasada


Ni Wayan Vidya Aparajita

Knowledge, Attitude, and Behavior of Mothers of Fertile Age Against


BSE (self breast examination) in Batuan Village, Gianyar
ABSTRACT

Breast cancer is malignancy in cells found in the tissue in the breast, derived from its
glandular components as well as components other than glands such as fat tissue, blood
vessels, and nerve tissue innervation. BSE (self breast examination) is an attempt to
determine whether there is a tumor or not in the breast that is done by touching. Breast
cancer is the highest cause of death in women, which is around five million women (19%),
the number of breast cancer in Indonesia is 48.998 new cases each year, in Bali the number
of visits to breast cancer patients per year is an average of 668 cases, died of 153 patients .
the best prevention for breast cancer is detection here in the form of BSE, but 82% of women
do not do BSE. Therefore, research is conducted with the aim to determine the level of
knowledge, attitudes, and behavior of the community towards BSE. This study was designed
as a quantitative descriptive study with a cross sectional approach. Sampling using
multistage random sampling technique, the number of samples is 71 obtained by the formula.
The results of this study show that the level of knowledge of the respondents is mostly
sufficient (52.1%), the attitude of the response is also mostly good (53.5%), and the behavior
of respondents is mostly sufficient (45.1%). There needs to be an active role for health
workers to provide information about BSE.

Keywords: Breast Cancer, BSE, Knowledge Level, Attitude, Behavior.


.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran
maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak,
pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (KEMENKES, 2017)
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak
fisik berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di
amputasi, rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek samping dari pengobatan
yang dijalani pasien. Dampak psikologis dapat berupa reaksi psikologis
terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian terapi atau
pengobatan yang di jalani pasien dan kondisi fisik yang baru. Dampak sosial
yang dapat terjadi yaitu perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan
dari tempat pasien, perubahan peran dan tugas karena tidak mampu melakukan
tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga (KEMENKES, 2017).
World Heakth Organization (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di
Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring.
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka
kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara
merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada wanita yaitu sekitar 19%
pada tahun 2014. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat
kanker payudara pada wanita menunjukkan urutan kedua tertinggi. Data WHO
menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas,
sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Di Negara Indonesia jumlah
kanker payudara didapatkan kurang lebih dari 200 juta populasi terdapat 48.998
kasus baru setiap tahun (WHO, 2014). Di Bali dengan menggunakan data
sekunder yang dilaporkan RSUP Sanglah Denpasar didapatkan data jumlah

1
kunjungan pasien kanker payudara pertahun rata-rata sekitar 668 kasus. Jumlah
pasien yang meninggal tahun 2012 adalah sebanyak 153 pasien. Data yang
diperoleh dalam tiga bulan terakhir yaitu Bulan Oktober-Desember tahun 2012
terdapat kasus kanker payudara sebanyak 166 orang yang terdiri dari 4 pasien
laki-laki dan sisanya adalah perempuan (Trisnadewi & Sutarga,
2013).Berdasarkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas
(SP2TP) tentang laporan kesakitan tahun 2018-2019 didapatkan total kasus
kanker payudara sebanyak 19 kasus pada perempuan dengan rentang usia 20-60
tahun.
Salah satu pencegahan terbaik pada kanker payudara adalah deteksi sini
berupa SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), penelitian di Padang,
Sumatera Barat 81,3% wanita pelaksanaannya kurang (Wahyuni, 2015). Desa
Batuan termasuk dalam wilayah kerja UPT.KESMAS Sukawati I, berdasarkan
data yang ada tidak ada program kusus untuk menindak lanjuti kasus kanker
payudara baik berupa penyuluhan maupun penelitian.
Berdasarkan data diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian
mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita usia produktif terhadap
kanker payudara di Desa Batuan, Gianyar.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita usia subur terhadap

kanker payudara di Desa Batuan ?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur

terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri ) di Desa Batuan,

Gianyar.

2
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia subur terhadap definisi, faktor

resiko, gejala, prosedur deteksi dini SADARI (Pemeriksaan Payudara

Pendiri).

2. Mengetahui sikap ibu usia subur terhadap dini SADARI (Pemeriksaan

Payudara Sendiri).

3. Mengetahui perilaku ibu usia subur terhadap dini SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri).

4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis


1. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sikap, dan perilaku ibu usia subur terhadap deteksi
dini kanker payudara kususnya SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri)
2. Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
acuan dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat praktis


1. Memberikan informasi supaya dapat dijadikan bahan masukan
dalam mengambil kebijakan terkait pogram esensial
PROMKES dan KIA-KB yang berhubungan dengan kanker
payudara di UPT Kesmas Sukawati I.
2. Memberikan pengalaman kepada peneliti bertemu langsung
dengan masyarakat terutama ibu usia subur di wilayah kerja
UPT Kesmas Sukawati I.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara


2.1.1 Definisi
Kanker merupakan suatu kondisi sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat
pada jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya
(epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain
kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan
jaringan payudara. Kanker payudara memiliki dampak fisik,
psikologis dan sosial. Dampak fisik berupa penurunan fungsi
salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi, rasa nyeri
dan perubahan fisik karena efek samping dari pengobatan yang
dijalani pasien. Dampak psikologis dapat berupa reaksi psikologis
terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi,
rangkaian terapi atau pengobatan yang di jalani pasien dan
kondisi fisik yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi yaitu
perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat
pasien, perubahan peran dan tugas karena tidak mampu
melakukan tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga
(KEMENKES, 2017)
2.1.2 Epidemiologi
World Heakth Organization (WHO) menyatakan bahwa lima
besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara,
kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara
data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker
payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring.

4
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh
wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta
pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian
karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data
terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara
pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi. Data WHO
menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita
usia 50 keatas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun.
Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang
lebih 200 juta populasi atau 48.998 kasus baru setiap tahun
(WHO, 2014).
Berdasarkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat
Puskesmas (SP2TP) tentang laporan kesakitan tahun 2016-2017
didapatkan kasus kanker payudara sebanyak 19 kasus 20-69 tahun
(Profil Puskesmas Sukawati 1, 2017).
UPT.KESMAS Sukawati I yang terdiri dari enam desa
yaitu Desa Kemenuh, Desa Batuan Kaler, Desa Batuan, Desa
Sukawati, Desa Guwang, Desa Ketewel jumlah keseluruhan kasus
tersebut tersebar di enam desa. Kasus tertinggi terjadi di Desa
Batuan yang terdiri dari sebelas banjar yaitu, Br. Juwet, Br.
Bucuan, Br. Dentiyis, Br. Dlodtunon, Br. Gede, Br. Geria Siwa,
Br. Geria dua kasus, Br. Gerih, Br. Jeleka, Br. Jungut, Br.
Lantangidung, Br. Penataran, Br. Pekandelan, Br. Penataran, Br.
Penida, Br. Peninjoan dua kasus, Br. Puaya, Br. Tegehe, Br.
Tengah satu kasus. Jumlah ibu usia subur adalah 1.394 yang
terdiri dari 8.522 penduduk.

2.1.3 Faktor Risko


Penyebab Kanker Payudara tidak diketahui secara pasti. Namun
ada beberapa faktor risiko yang diduga berhubungan dengan
kejadian kanker payudara, beberapa faktor risiko terjadinya
Kanker Payudara, antara lain (KEMENKES, 2017):

5
1) Dapat dimodifikasi : Konsumsi alkohol, Konsumsi Rokok,
Obesitas.
2) Tidak dapat DImodifikasi : Usia > 50 tahun, Genetik,
Riwayat penyakit payudara sebelumnya, Riwayat
menstruasi, Riwayat reproduksi, Hormonal.

2.1.4 Tanda dan Gejala Kanker Payudara


Berdasarkan panduan penatalaksanaan kanker payudara, yang
termasuk tanda dan gejala Kanker Payudara yaitu (KEMENKES,
2017):
1) Nyeri pada payudara
Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sewaktu haid
dan dirasakan oleh kedua payudara. Kanker Payudara dalam taraf
permulaan tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau
infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
2) Adanya benjolan/massa di Kelenjar Payudara
Pembesaran pada kelenjar payudara yang terjadi pada pada waktu
sebelum atau pada waktu haid saja merupakan keadaan yang
fisiologis.
3) Gejala retraction
Gejala retraction merupakan panarikan ke dalam oleh putting
payudara.
4) Nipple discharge
Yang disebut sebagai Nipple discharge ialah cairan yang
dikeluarkan putting payudara secara spontan dan memberikan
bekas di kutang. Cairan yang keluar berupa darah.
5) Timbulnya kelainan kulit
Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat di payudara,
edema kulit, peau d’orange (gambaran seperti kulit jeruk).
6) Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh.

6
2.1.5 Stadium Kanker Payudara
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem
Klasifikasi TNM American Joint Committee on Cancer
(AJCC) 2010, Edisi 7, untuk Kanker Payudara:
1) Stadium I
Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak
terfiksasi pada kulit, tanpa dugaan metastasis aksila.
2) Stadium II
Tumor dengan diameter > 5 cm dengan metastasis aksila atau
tumor dengan diameter 2 – 5 cm dengan/tanpa metastasis aksila.
3) Stadium IIIa
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan
sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu
sama lain; atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.
4) Stadium IIIb
Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor
yang telah mengilfiltrasi kulit atau dinding thoraks.
5) Stadium IV
Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh, misalnya ke
tulang punggung, paru-paru, hati, dan panggul.
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan
histopatologis yang dilakukan dengan (KEMENKES, 2017):
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan metode basic seven dan
fundamental four.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status generalis yaitu
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan seluruh tubuh.
Status lokalis dan regionalis dilakukan secara sistematis
inspeksi dan palpasi, dan satstus sistemik.
3) Pemeriksaan penunjang

7
Pemeriksaan penunjang juga harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosis, antara lain: mammografi,
ultrasonografi, dan biopsi.

2.1.6 Penatalaksanaan Kanker Payudara


Berdasarkan panduan penatalaksanaan kanker payudara,
pengobatan kanker payudara terdiri dari (KEMENKES, 2017):
1) Pembedahan
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal
dan bedah konservatif merupakan eksisi tumor luas. Terapi kuratif
dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada
infiltrasi ke dinding dada dan kulit mamma atau infiltrasi dari
kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
2) Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai
terapi kuratif dengan mempertahankan mamma, dan sebagai
terapi tambahan.
3) Kemoterapi
Merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran
sisitemik dan sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi ajuvan diberikan
kepada pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah
mastektomi ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa
kelenjar.
4) Terapi hormonal
Diberikan bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh.
Biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena
efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang.
2.1.7 Pencegahan Kanker Payudara
Kanker payudara dapat dicegah dengan beberapa cara sebagai
berikut (KEMENKES, 2017):
1) Kesadaran akan kesehatan payudara
2) Untuk ibu menysusia agar memberikan ASI pada bayi.

8
3) Hindari mengkonsumsi alkohol dan rokok.
4) Memperhatikan berat badan.

2.2 Deteksi Dini Kanker Payudara


2.2.1 Pengertian
Deteksi dini kanker payudara merupakan upaya untuk mengetahui
secara dini kelainan-kelainan pada payudara. Kanker payudara
dapat ditemukan secara dini dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) dan pemeriksaan klinik. Tujuan deteksi dini kanker
payudara adalah untuk mengetahui gejala-gejala yang dapat
meningkatkan terjadinya kanker payudara (yakout et a, 2014).
2.2.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI adalah periksa payudara sendiri yang dilakukan secara
rutin setiap bulan setelah menstruasi, SADARI adalah upaya untuk
menetapkan adanya tumor atau tidak dalam payudara yang
dilakukan dengan peradabaan. Waktu terbaik untuk memeriksa
payudara sendiri yaitu setelah periode menstruasi atau pada hari ke
7 – 10 setelah hari pertama menstruasi. Jika periode menstruasi
tidak teratur atau kadang–kadang dalam sebulan tidak terjadi, dapat
dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan. Untuk wanita
yang sudah mengalami menopause dilakukan secara rutin setiap
bulan (KEMENKES, 2017).
2.2.3 Cara Melakukan SADARI
Berdasarkan panduan penatalaksnaan kanker payudara cara
melakukan SADARI adalah sebagai berikut (KEMENKES, 2017) :
a) Pemeriksaan fisik payudara dimulai dengan inspeksi yang
berhubungan secara khusus dengan keadaan asimetris, adanya
benjolan pada kulit dan perubahan pada kulit. Hal – hal yang harus
dilakukan:
1) Tangan dinaikkan ke atas kepala,
2) Tangan diletakkan pada pinggang,

9
3) Ketika masih berdiri atau duduk lakukan pemeriksaan pada
kelenjar aksilla.
b) Palpasi pada payudara, ada dua posisi yaitu berdiri dan
terlentang. Palpasi teratur ke semua arah–melingkar, meliputi
Palpasi kelenjar Limpa Aksilla. Cara – cara yang dilakukan:
1) Lakukan gerakan memutar dengan menggunakan telapak tangan
akan sangat sensitif untuk menemukan ciri – ciri benjolan.
2) Lakukan penekanan pada semua kuadran payudara dan putting,
ini dilakukan untuk meneliti cairan yang keluar dari putting susu.
SADARI yang dilakukan secara teratur merupakan suatu aspek
skrining yang penting. Suatu yang bijaksana untuk mengambil
waktu, tempat dan metode yang rutin secara teratur untuk
melakukan SADARI.

Terdapat enam langkah melakukan SADARI :


Langkah 1 :
1) Berdiri di depan cermin. 2) Memeriksa payudara terhadap
sesuatu yang tidak lazim. 3) Perhatikan adanya rabas dari putting
payudara, keriput, dimpling atau kulit mengelupas.
Langkah 2 :
1) Memperhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda
mengangkat tangan di belakang kepala anda dan tekan tangan anda
kearah depan. 2) Memperhatikan setiap perubahan pada kontur
payudara.
Langkah 3 :
1)Selanjutnya menekan tangan dengan kuat pada pinggang dan
agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu dan siku
ke arah cermin. 2) Memperhatikan tanda-tanda keluarnya cairan
atau pun perdarahan dari puting susu
3) Memperhatikan setiap perubahan pada payudara.

10
Langkah 4 :
Beberapa wanita melakukan pemeriksaan ini saat mandi dengan
shower. Ini akan memudahkan jari mudah melakukan pemeriksaan
ketika kulit terkena sabun.
1) Mengangkat tangan kiri. 2) Menggunakan 3 atau 4 jari tangan
kanan untuk meraba payudara kiri dengan kuat hati-hati dan
menyeluruh. 3) Memulai pada tepi luar, menekan bagian datar dari
tangan dalam lingkaran kecil, bergerak dengan lambat di sekitar
payudara. 4) Secara bertahap melakukan ke arah puting susu. 5)
Memastikan untuk melakukan pada seluruh payudara. 6) Memberi
perhatian khusus pada area di antara payudara dengan lengan
dalam bagian ketiak. 7) Merasakan bila ada benjolan yang taklazim
di bawahkulit.
Langkah 5 :
1) Dengan perlahan meremas puting susu dan memperhatikan
adanya rebas atau kulit mengelupas. 2) Jika menemui rabas pada
puting selama sebulan yang terjadi di ketiak tidak sedang atau
melakuakan SADARI, maka segera temui dokter. 3) Mengulangi
pemeriksaan pada payudara kanan anda.
Langkah 6 :
1) Langkah 4 dan 5 harus di ulangidalamposisiberbaring. 2)
Berbaring mendatar terlentang dengan tangan kiri dibawah kepala
dan sebuah bantal atau handuk yang di lipat di bawah bahu kiri
anda (posisi ini akan memudahkan anda untuk melakukan sadari).
3) Menggunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang di
uraikan di atas. 4) Mengulangi pada payudara kanan anda.

2.3 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam
melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan
seseorang terhadap sesuatu mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

11
seseorang seperti pendidikan, sumber informasi, sosial budaya da
ekonomi, lingkungan, dan pengalaman. Pengetahuan sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014). Penelitian di
Kelurahan Jati, Padang, Sumatera Barat menunjukan hasil sebagian besar
responden memiliki pengetahuan yang kurang (68,8%) (Wahyuni et al,
2015).

2.4 Sikap
Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap dapat mempengaruhi keadaan seseorang
untuk memilih sesuatu yang dianggapnya benar, disaat dihadapkan di
pilihan yang benar dan salah. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang sesuatu atau stimulus.
Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan memberikan
pendapat dengan kata “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, “sangat
tidak setuju” terhadap suatu pertanyaan (Notoatmodjo, 2014). Hasil
penelitian di Kelurahan Sidotopo Wetan, Kecamata Kenjeran Kota
Surabaya yang menyatakan sebagian besar (63%) ibu sudah memiliki
sikap baik terhadap SADARI (Briliana, 2017).

2.5 Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku
manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal
seperti berpikir, perseptif dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Dara uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati sacara langsung atau
tidak langsung (Notoatmodjo, 2014). Penelitian di Kelurahan Sidotopo

12
Wetan, Kecamata Kenjeran Kota Surabaya menunjukan hasil sebagian
besar responden memiliki perilaku yang baik (44%) (Briliana, 2017).

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian berada di Desa Batuan, Gianyar. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan Maret 2019.

3.2 Rancangan Penelitian


Rancangan pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional yaitu melakukan pengukuran
pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya
dilakukan satu kali.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu usia subur yang
terdata di Desa Sukawati, Gianyar dan populasi terjangkau adalah semua ibu
usia subur yang terdata di Banjar Geria, Banjar Peninjoan, dan Banjar
Tengah.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil dari populasi terjangkau
menggunakan teknik simple random sampling., dengan sampling frame
adalah seluruh ibu usia subur yang terdaftar pada buku register (Petugas
Lapangan KB) PLKB di Banjar Geria, Banjar Peninjoan, dan Banjar
Tengah.. Interval (I) sampel ditentukan dengan rumus I = N/n, jumlah
populasi (N), dan jumlah sampel (n). Memilih sampel pertama dengan
cara menentukan starting point (SP) menggunakan undian. Memilih
sampel kedua dengan cara nilai SP ditambahkan dengan nilai interval
(SP + I), dan seterusnya dengan cara menambahkan nilai sampel
sebelumnya dengan I. Sampel harus memenuhi kriteria inklusi, dan
tidak termasuk kiteria ekslusi. Kriteria inklusi meliputi ibu usia subur
terdata sebagai warga desa Batuan dan ibu usia subur bersedia menjadi

14
responden, sedangkan kriteria ekslusinya adalah ibu usia subur yang
tidak bersedia menjadi responden.
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
berdasarkan asumsi proporsi (P) 50%, besar bias (d) sebesar 10% dan
tingkat kepercayaan sebesar 95% (Z= 1,96) Rumus yang akan
dipergunakan untuk menentukan besar sampel pada penelitian deskriptif
cross-sectional adalah:

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan rumus


diatas, maka didapatkan besar sampel yang akan 96.
Apabila jumlah populasi kurang dari 10.000 jiwa, maka dilakukan
koreksi besar sampel dengan rumus:

Jumlah sampel dikoreksi mengunakan rumus diatas dengan mencari nilai


besar sampel dengan koreksi (nK) . Besar sampel (n) yang berjumlah 96,
dan jumlah populasi (N) berjumlah 268 Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan besar sampel minimal adalah 71 responden.
Sampel yang tidak memenuhi kriteria dan tidak berada di rumah
setelah dilakukan dua kali kunjungan ulang akan diganti. Penggantian
sampel dilakukan dengan cara menjadikan urutan ibu usia subur
berikutnya sebagai sampel.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
usia subur terhadap SADARI.

15
3.4.2 Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
usia subur terhadap SADARI.

Tabel 1. Definisi Operasional

Skala
No. Variabel Definisi Operasional Kategori
Pengukuran

1. Umur Umur dilihat pada tanggal lahir Interval 1.18-24 tahun


di Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2.25-34 tahun
3.35-44 tahun
4.>44 tahun

2. Jenis Jenis kelamin disesuaikan Nominal a.Laki-laki


dengan Kartu Tanda Penduduk b.Perempuan
Kelamin
(KTP)

3. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan Ordinal 1. Petani


responden untuk mencukupi 2. Pedagang,
kebutuhan hidup Pengusaha
3. Pegawai
Swasta,
Pegawai
Negeri Sipil
(PNS)
4. Lain-lain
4. Pendidikan Ijazah tertinggi yang diterima Ordinal 1.Rendah (SD)
responden dari instansi 2.Menengah
pendidikan formal. (SMP/SMA)
4.Tinggi
(Sarjana)

16
5. Sumber Sumber dimana responden Ordinal 1. Tenaga
informasi mendapatkan informasi tentang medis
SADARI 2. Media cetak
3. Media
elektronik
4. Internet

1. Baik:
6. Pengetahuan Kemampuan responden Ordinal
wanita usia menjawab pertanyaan tentang
75%

produktif SADARI, meliputi: 2. Cukup:


terhadap 56%-74%
a. Definisi
SADARI 3. Kurang:
b. Tujuan
<55%
c. Prosedur melakukan
d. Hasil Pemeriksaan
7. Sikap wanita Reaksi atau respon responden Ordinal 1. Baik: 75%
usia produktif terhadap hal yang berhubungan
2. Cukup:
terhadap kanker dengan SADARI, meliputi
56%-74%
payudara sangat setuju, setuju, tidak
3. Kurang:
setuju, dan sangat tidak setuju
<55%
terhadap:

a. Manfaat
b. Cara elakukan
8. Tindakan terwujud atas dasar Ordinal 1. Baik: 75%
Perilaku wanita sikap yang diambil responden
2. Cukup:
usia produktif terkait dengan kanker payudara
56%-74%
terhadap kanker
3. Kurang:
payudara
<55%

3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data


3.4.1 Instrumen
Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner
dengan tipe pertanyaan tertutup yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

17
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur terhadap SADARI.
Kuesioner terdiri dari beberapa bagian yaitu identitas responden, dan
beberapa pertanyaan yang disajikan menjadi 3 kategori yaitu. Pada
kategori pengetahuan terdapat 16 butir pertanyaan, kategori sikap
terdapat 8 butir pernyataan, dan pada kategori perilaku terdapat 8 butir
pertanyaan. Kuesioner divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara
terstruktur dengan alat bantu kuesioner yang sudah tervalidasi, dan atas
persetujuan responden. Wawancara akan dilakukan di rumah responden
atau tempat yang telah ditentukan.

3.6 Analisis Data


Rencana analisis menggunakan analisis univariat, data yang didapat akan
diolah menggunakan program komputer yaitu program SPSS (Statistical
Package for the Social Science) untuk mempermudah menghitung frekuensi
dan persentase dari data yang diperoleh. Variabel pengetahuan diukur dengan
cara jawaban benar akan diberi skor 1 dan jawaban salah diberi nilai 0,
variabel sikap terdiri atas pernyataan positif dan negatif dengan skor 1-4, dan
variabel perilaku dengan skor 1 untuk perilaku positif, 0 untuk perilaku
negatif. Kemudian akan dihitung skor total masing-masing variabel dan
dihitung proporsinya dalam bentuk persentase dengan rumus:

Keterangan:
P = proporsi
n = jumlah skor total ( jumlah jawaban benar)
N = jumlah skor tertinggi ( semua jawaban benar).

18
Setelah diperoleh proporsi pencapaian setiap responden berdasarkan
variabel-variabel yang dinilai, maka dilakukan interpretasi hasil kedalam beberapa
kategori yaitu, pengetahuan, sikap, dan perilaku tergolong baik ( >75%), cukup
(56%-74%) dan kurang (<55%) (Susilo, 2012).

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden terdiri dari ibu usia subur di Desa Batuan, Gianyar.. Karakteristik
responden pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan karakteristik (n =96)
Karakteristik Sampel n %
Umur
18-24 tahun 2 2,8
25-34 tahun 34 47,9
35-44 tahun 31 43,7
>44 tahun 4 5,6
Total 71 100
Pekerjaan
Petani 17 23,9
Pedagang, Pengusaha 23 32,4
Pegawai Negeri Sipil (PNS) , Pegawai Swasta 27 38,0
Lain-Lain 4 5,7
Total 71 100
Pendidikan
Rendah (SD) 12 16,9
Menengah (SMP,SMA) 48 67,6
Tinggi ( Sarjana) 11 15,5
Total 71 100

Berdasarkan tabel diatas partisipasi responden sebesar 100% dari jumlah


total 71 responden. Umur responden dari jumlah terbanyak urutan pertama 25-34
tahun, urutan terakhir 18-24 tahun. Pekerjaan responden paling banyak sebagai PNS,
pegawai swasta dan paling sedikit lain-lain, sedangan pendidikan responden
terbanyak pendidikan menengah dan paling sedikit pendidikan tinggi.

20
4.2 Sumber Informasi Responden Terhadap SADARI
Responden memperoleh informasi dari berbagai macam sumber. Dalam
penelitian ini sumber informasi dikelompokan menjadi empat yaitu tenaga medis,
media cetak, media elektronik, dan internet.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sumber Informasi n %
Tenaga medis ( dokter, bidan, perawat ) 29 40,4
Media cetak ( koran, majalah, poster, brosur, buku ) 62 87,5
Media elektronik ( radio, televisi ) 64 90,2
Internet ( media sosial, website ) 36 51,1

Berdasarkan tabel 3. responden memperoleh informasi paling banyak melalui


media elektronik dan paling sedikit melalui tenaga medis

4.3 Pengetahuan Responden Terhadap SADARI


Hasil penelitian pengetahuan responden terhadap kanker payudara disajikan
dalam Tabel 4. sampai Tabel 7.

Tabel 4. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap komponen


pengetahuan
No Komponen Perilaku Responden Menjawab Benar
Benar %
1 Definisi kanker payudara 67 94,2
2 Gejala awal kanker payudara 62 87,5
3 Faktor apakah yang paling memengaruhi seseorang 49 69,3
terkena kanker payudara
4 Upaya deteksi dini kanker payudara yang cukup efektif 63 89,7
dan mudah untuk dilakukan
5 Definisi SADARI 51 72,8
6 Usia wanita dianjurkan melakukan SADARI 57 80,3
7 Waktu untuk melakukan SADARI 58 82,4
8 Biaya SADARI 55 77,1
9 Tahapan pemeriksaan SADARI 59 83,3
10 Tahap awal SADARI 63 89,2
11 Bentuk payudara yang tidak normal 56 79,6
12 Perubahan bentuk payudara yang harus diperhatikan 48 68,7
13 Kelainan yang tampak saat melakukan SADARI 67 94,8
14 Kelainan yang ditemukan saat melakukan perabaan 51 72,5
dengan jari-jari
15 Tahapan pemeriksaan SADARI 51 72,4
16 Waktu untuk mrslkuks SADARI 60 85,9
Total 917 80,2

* Total maksimal n = 1.136

21
Berdasarkan Tabel 4. sebagian besar komponen perilaku sudah dijawab dengan
benar. Responden menjawab salah paling banyak pada tahapan SADARI.

Tabel 5. Pengetahuan responden berdasarkan umur


Pengetahuan
Umur n
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
18-24 tahun 2 0 (0,0) 2 (2,8) 0 (0,0)
25-34 tahun 34 17 (23,9) 16 (22,5) 1 (1,4)
35-44 tahun 31 18 (25,4) 9 (12,7) 4 (5,6)
>44 tahun 4 2 (2,8) 2 (2,8) 0 (0,0)
Total 37 (52,1%) 29 (40,8) 5 (7,0)

Berdasarkan Tabel diatas umur 35-44 tahun memiliki persentase pengetahuan


baik terbanyak, sedangkan umur 45-59 tahun dengan pengetahuan kurang
terbanyak.

Tabel 6. Pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan


Pekerjaan n Pengetahuan
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Petani 17 8 ( 11,3) 6 (8,5) 3 (4,2)
Pedagang, Pengusaha 23 16 (22,5) 7 (9,9) 0 (0,0)
PNS , Pegawai Swasta 27 11(15,5) 14 (19,7) 2 (2,8)
Lain-Lain 4 2 (2,8) 2 (2,8) 0 (0,0)
Total 71 31 (52,1) 28 (40,8) 5 (7,0)

Pekerjaan pedagang, pengusaha dengan persentase pengetahuan baik tertinggi


dan petani dengan jumlah pengetahuan kurang terbanyak.

Tabel 7. Pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan


Pendidikan n Pengetahuan
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Rendah 12 5 (7,0) 5 (7,0) 2 (2,8)
Menengah 48 30 (42,3) 17 (23,9) 1 (1,6)
Tinggi 11 2 (2,8) 7 (9,9) 2 (2,8)
Total 71 37 (52,1) 29 (40,8) 5 (7,0)

Tabel 7.menunjukan tingkat pendidikan menengah memperoleh hasil pengetahuan


kurang terendah dan pendidikan menengah dengan persentase baik terbanyak.

22
4.4 Sikap Responden Terhadap SADARI
Hasil dari penelitian sikap terhadap SADARI disajikan dalam Tabel 8. sampai
dengan Tabel 11.

Tabel 8. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap komponen sikap


No Komponen Sikap SKOR %
1 Waspada terhadap bahaya kanker payudara. 246 86,1

2 Peduli dengan kesehatan payudara 223 78,2

3 Mengupdate informasi tentang kanker 216 76,3


payudara
4 SADARI dapat dibantu oleh orang lain 218 76,4
untuk memeriksa payudara
5 Kita paling mengtahuai kesehatan tubuh 228 80,3
kita sendiri
6 SADARI harus dilakukan setiap bulan dan 217 76,7
secara berkelanjutan.
7 SADARI dapat mendeteksi kanker 226 79,6
payudara.
8 Ikut melkukan SADARI saat melihat teman 233 82,5
melakukan.
Total 1.807 79,2
* Total maksimal n = 2.272
Tabel 8. menunjukan sebagian besar responden setuju terhadap sikap positif
terhadap SADARI.

Tabel 9. Sikap responden berdasarkan karakteristik umur


Umur n Sikap
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
18-24 tahun 2 0 (0,0) 1 (1,4) 1 (1,4)
25-34 tahun 34 23 (32,4) 9 (12,7) 2 (2,8)
35-44 tahun 31 13 (18,3) 12 (16,9) 6 (8,5)
>44 tahun 4 2 (2,8) 2 (2,8) 0 (0,0)
Total 71 38 (53,5) 24 (33,8) 9 (12,7)
Berdasarkan Tabel 9. umur dengan persentase sikap baik terbanyak 25 -34 tahun
dan 18-24 tahun persetase baik paling sedikit.

23
Tabel 10. Sikap responden berdasarkan karakteristik pekerjaan
Pekerjaan n Sikap
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Petani 17 8 (11,4) 6 (8,5) 3 (4,2)
Pedagang, Pengusaha 23 13 (18,3) 9 (12,7) 1 (1,4)
PNS , Pegawai Swasta 27 15 (21,1) 8 (11,3) 4 (5,6)
Lain-Lain 4 2 (2,8) 1 (1,4) 1 (1,4)
Total 7138 (53,5) 24 (33,8) 9 (12,7)
Pekerjaan PNS,pegawai swasta dengan persentase sikap baik tertinggi dan dengan
jumlah sikap kurang terbanyak.

Tabel 11. Sikap responden berdasarkan tingkat pendidikan


Pendidikan n Sikap
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Rendah 12 6 (8,5) 4 (5,6) 2 (2,8)
Menengah 48 26 (36,6) 18 (25,4) 4 (5,6)
Tinggi 11 6 (8,5) 3 (4,2)
2 (2,8)
Total 71 38 (53,5) 24 (33,8) 9 (12,7)
Pendidikan menengah memiliki sikap baik dengan jumlah paling banyak,
sedangkan pendidikan rendah dan tinggi persentase sikap baik paling sedikit

4.5 Perilaku Responden Terhadap SADARI

Penelitian terhadap perilaku disajikan dalam Tabel 12. sampai dengan


Tabel 15.

Tabel 12. Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap komponen perilaku


No Komponen Perilaku Jawaban Responden
Benar %
1 Melakukan SADARI setiap bulan 67 94,3
2 Memeriksakan payudara ke fasilitas kesehatan 13 18,3
3 Menyusui saat memiliki balita 54 76,5
4 Mencari informasi informasi tentang SADARI jika merasa 19 26,7
tidak mengerti
5 Melakukan SADARI sesuai dengan tahapan 44 61,9
6 Mengajak wanita di sekitar ibu untuk melakukan 70 98,5
SADARI
7 Lebih rutin melakukan SADARI jika ada keluarga 62 87,3
yang terkena kanker payudara
8 Meminta suami ibu untuk selalu membatu saat 52 73,2
malakuka SADARI
Total 381 67,7

* Total maksimal n = 568

24
Berdasarkan Tabel 4.12. Sebagian besar responden tidak memeriksakan payudara
ke fasulitas kesehatan dan sebagian besar responden tidak mencari informasi jika
tidak mengerti dengan SADARI.

Tabel 13. Perilaku responden berdasarkan umur


Perilaku
Umur n
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
18-24 tahun 2 0 (0,0) 1 (1,4) 1 (1,4)
25-34 tahun 34 3 (4,2) 16 (22,5) 15 (21,1)
35-44 tahun 31 9 (12,7) 12 (16,9) 10 (14,1)
>44 tahun 4 1 (1,4) 3 (4,2) 0 (0,0)
Total 71 13 (18,3) 32 (45,1) 26 (36,6)
Berdasarkan tabel diatas umur 35-44 tahun memiliki persentase perilaku baik
terbanyak dan umur 25-34 tahun dengan persentase kurang terbanyak.

Tabel 14. Perilaku responden berdasarkan pekerjaan


Pekerjaan n Perilaku
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Petani 17 5 (7,0) 4 (5,6) 8 (11,3)
Pedagang, Pengusaha 23 1 (1,4) 18 (24,4) 4 (5,6)
PNS , Pegawai Swasta 27 7 (9,9) 7 (9,9) 13 (18,3)
Lain-Lain 4 0 (0,0) 3 (4,2) 1 (1,4)
Total 71 13 (18,3) 32 (45,1) 26 (36,6)

Tabel 14 menunjukan PNS , Pegawai Swasta merupakan pekerjaan dengan jumlah


persentase perilaku baik tertinggi dan sebagai pekerjaan dengan persentase
perilaku kurang terbanyak.

Tabel 15. Perilaku responden berdasarkan tingkat pendidikan


Pendidikan n Perilaku
Baik (%) Cukup(%) Kurang (%)
Rendah 12 2 (2,8) 5 (7,0) 5 (7,0)
Menengah 48 6 (8,5) 24 (33,8) 18 (25,4)
Tinggi 11 5 (7,0) 3 (4,2) 3 (4,2)
Total 71 13 (18,3) 32 (45,1) 26 (36,6)

Berdasarkan Tabel 15 pendidikan menengah menunjukan perilaku baik


terbanyak, dan pendidikan menengah menunjukan perilaku kurang terbanyak.

25
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Responden


Responden pada penelitian ini adalah ibu usia subur berjumlah 71 orang
yang didapat dari data register PLKB di tiga banjar yaitu, Br. Geria, Br.
Peninjoan, dan Br. Tengah. Karakteristik sampel pada penelitian ini di
kelompokan berdasarkan umur, pekerjaan, dan tingkat pendidikan (Tabel 2.).
Umur sampel dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, umur 18 -24 tahun
(2,8%), 25-34 tahun (47,9%), 35-44 tahun (43,7 (%) dan ≥44 tahun (5,6%).
Responden memiliki latar belakang pekerjaan yang beragam. Pekerjaan responden
pada penelitian ini dikelompokan menjadi empat yaitu, petani (23,9%), pedagang
dengan pengusaha (32,4%), PNS dengan pegawai swasta (38,0%), dan lain-lain
(5,7%). Kelompok pekerjaan lain-lain terdiri dari pemangku, balian, dan tidak
bekerja. Tingkat pendidikan sampel dikategorikan berdasarkan ijazah terakhir
yang diterima dari instansi pendidikan formal. Terdapat tiga kategori tingkat
pendidikan yaitu, tinggi (15,5%), menengah (67,6%), dan rendah (16,9%).

5.2 Sumber Informasi Masyarakat Terhadap SADARI (Pemeriksaan


Payudara Sendiri)

Pada penelitian ini sumber informasi dikelompokan menjadi empat yaitu, tenaga
medis (dokter, bidan, perawat), media cetak (koran, majalah, poster, brosur,
buku), media elektronik (radio, televisi), dan internet (media sosial, website).
Masyarakat di Desa Batuan mendapat informasi terhadap SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) paling banyak dari media elektronik melalui siaran berita di
televisi (90,2%) dan paling sedikit mendapat informasi dari tenaga medis
(40,4%). Data keseluruhan tentang sumber informasi sudah dijabarkan pada
Tabel 3.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan


Sidotopo Wetan, Kecamata Kenjeran Kota Surabaya, dimana sebagian besar ibu
mendapat informasi dari televisi (78,6%) (Briliana, 2017). Penelitain di Kelurahan
Jati menunjukan hasil yang sama tenaga mendis menjadi sumber informasi

26
terendah (10,5%) (Wahyuni et al, 2015). Hal tersebut menunjukan kurangnya
peran tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi tentang SADARI.

5.3 Pengetahuan Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara


Sendiri )
Pengetahuan masyarakat di Desa Batuan terhadap SADARI sebagian besar sudah
cukup dengan jumlah 37 orang (52,1%). Penelitian di Kelurahan Jati, Padang,
Sumatera Barat menunjukan hasil yang berbeda sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang (68,8%) (Wahyuni et al, 2015). Berdasarkan
jawaban responden sebagian besar sudah menjawab benar, hanya pada tahapan
SADARI masih banyak menjawab salah, data hasil jawaban keseluruhan
responden dijabarkan pada Tabel 4. Hasil tersebut dikarenakan tahapan SADARI
cukup banyak yang menyebabkan responden tidak memahaminya.
Berdasarkan pengetahuan responden terhadap SADARI, jika dilihat dari
kelompok umur (Tabel 5). Responden berumur 35 - 44 tahun dengan
pengetahuan baik paling banyak (25,4%), sedangkan jumlah pengetahuan baik
paling sedikit pada umur 18-24 tahun (0,0%). Penelitian yang dilakukan di
Kelurahan Rempoa Tanggerang Selatan menunjukan hasil yang sesuai, dimana
responden dengan umur 31 - 40 tahun memiliki pengetahuan baik tertinggi
(95,2%) (Hanifah, 2010). Penelitian ini didukung oleh penelitian di Dusun Nganti,
Sleman responden berumur 30 – 40 tahun memiliki pengetahuan baik tertinggi
(45%) (Astutik, 2016) Hasil dari dua penelitian tersebut menggambarkan tidak
selalu umur yang lebih tua memiliki pengetahuan paling baik.
Pengetahuan masyarakat terhadap SADARI berdasarkan pekerjaan (Tabel
6.). Pedagang dan pengusaha merupakan pekerjaan yang memiliki pengetahuan
baik paling banyak (22,5%). Lain-lan merupakan pekerjaan dengan pengetahuan
baik paling sedikit (2,8%). Penelitian di Dusun Nganti, Sleman mennjukan hasil
yang serupa pengusaha memiliki pengetahuan baik tertinggi (30%) (Astutik,
2016).

27
Pengetahuan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan (Tabel 7.).
Masyarakat yang berpendidikan menengah memiliki pengetahuan baik paling
banyak (42,3%), sedangkan pendidikan tinggi masuk dalam kategori pengetahuan
baik paling sedikit (2,8%). Secara teori, Notoatmojo mengemukakan tingkat
pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmojo,2014).
Hasil penelitian ini sama seperti yang dilakukan di Kelurahan Rempoa
Tanggerang 95,5% responden berpendidikan menengah memiliki pengetahuan
yang baik (Hanifah,2010). Penelitian oleh astutik di Sleman menunjukan hasil
yang berbeda responden dengan pendidikan tinggi memiliki pengatahuan baik
tertinggi (37,5%) (Astutik, 2016). Perbedaan hasil tersebut membuktikan tidak
selalu latar belakang pendidikan formal menentukan tingkat pengetahuan
rsponden terhadap SADARI.

5.4 Sikap Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri )


Penelitian mengenai sikap masyarakat di Batuan Gianyar terhadap SADARI
menunjukan sebagian besar masyarakat memiliki sikap baik dengan jumlah 38
orang (53,5%). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian di Kelurahan Sidotopo
Wetan, Kecamata Kenjeran Kota Surabaya yang menyatakan sebagian besar
(63%) ibu sudah memiliki sikap baik terhadap SADARI (Briliana, 2017).

Berdasarkan jawaban terhadap pernyataan sikap sebagian besar


masyarakat menyatakan setuju dengan sikap positif terhadap SADARI, hasil
keseluruhan pernyataan sikap responden dijabarkan pada Tabel 8. Ibu usia subur
sudah menunjukaan sikap yang positif terhadap bahaya kanker payudara, tetapi
ibu usia subur menunjukan sikap positif paling rendah pada pernyataan untuk
mengupdate informasi tentang kanker payudara.
Sikap terhadap SADARI berdasarkan umur (Tabel 9.). Pada penelitian ini
umur 25 -34 tahun memiliki sikap baik dengan persentase tertinggi (32,4%),
sedangkan hasil dengan persentase nilai baik terendah umur 18 - 24 tahun (0,0%).
Penelitian oleh Briliana (2017) di Kelurahan Sidotopo Wetan, Kecamata Kenjeran
Kota Surabaya mendapat hasil yang tidak sesuai sebagian besar responden
berumur 40 -50 tahun tahun memiliki sikap baik tertinggi terhadap SADARI.

28
Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Sunaryo yang menyatakan umur tidak
langsung menjadi faktor penentu pembentukan sikap (Sunaryo, 2013)

Berdasarkan Tabel 10. PNS, pegawai swasta memiliki nilai sikap baik
terbanyak (21,1%) dan sikap baik terendah (51,9%) pada pekerjaan lain-lain.
PNS, pegawai swasta harus selalu menunjukan sikap yang baik, dikarenakan
pekerjaan tersebut cukup dipandang baik oleh masyarakat dan harus berlomba
untuk mendapat kenaikan pangkat atau kedudukan maupun gaji yang lebih besar.
Oleh sebab itu PNS, pegawai swasta dituntut untuk selalu bersikap baik sebagai
contoh pada masyarakat.

Sikap masyarakat terhadap SADARI berdasarkan tingkat pendidikan.


Sikap baik paling banyak (36,6%) adalah pendidikan menengah, sedangkan
pendidikan rendah dan tinggi memiliki persentase sikap baik yang sama (8,5%).
Notoadmojo mengemukakan bahwa tingkat pendidikan memegang peranan
penting dalam menentukan sikap seseorang, dimana tingkat pendidikan
mengambarkan pengalaman seseorang menempuh pendidikan formal semasa
hidupnya. Secara teoritis, (Notoatmojo, 2014).

5.5 Perilaku Responden Terhadap SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)


. Secara keseluruhan perilaku reponden terhadap SADARI didapatkan hasil yang
cukup (45,1%), sedangkan perilaku baik menjadi jumlah terendah (18,3%) dan
perilaku buruk dengan jumlah tetinggi (36,6). Penelitian di Kelurahan Sidotopo
Wetan, Kecamata Kenjeran Kota Surabaya menunjukan hasil yang berbeda,
dimana sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik (44%) (Briliana,
2017).

Berdasarkan hasil jawaban pertanyaan tentang perilaku yang sudah


dijabarkan pada Tabel 12. Masyarakat di Desa Batuan Sebagian besar responden
tidak memeriksakan payudara ke fasulitas kesehatan dan sebagian besar
responden tidak mencari informasi jika tidak mengerti dengan SADARI. Hasil
tersebut sesuai dengan penelitain di Sragen sebagian besar ibu yang mendapat
pelatihan dari tenaga kesehatan memiliki perilaku baik (49%), sedangkan ibu yang
tidak mendapat pelatihan dari tenaga kesehatan sebagian besar memiliki perilaku
kurang (97%) (Sari, 2012).

29
Perilaku responden berdasarkan umur (Tabel 13.). Perilaku baik dengan
persentase tertinggi (12,7%) ditemukan pada masyarakat berumur 35 - 44 tahun,
sedangkan perilaku baik terendah (0,0%) pada umur 18 -24 tahun. Jika dilihat
berdasarkan observasi selama penelitian ibu usia subur yang berusia lebih muda
tidak terlalu antusias dalam hal memperhatikan kesehatan dirinya terutama kanker
payudara, karena mereka lebih berfokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Notoatmojo yaitu, umur dapat menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seseorang,
pada dasarnya semikin tua umur seharusnya menunjukan perilaku semakin baik
agar bisa diterima oleh masyarakat sekitar (Notoatmojo, 2014).
Pekerjaan yang mendapat persentase perilaku baik tertinggi PNS dan
Pegawai swasta (9,9%), sedangkang persentase perilaku baik terendah adalah
lain-lain (0,0) data secara menyeluruh dijabarkan pada Tabel 14. Jika dilihat dari
keadaan dilapangan pekerjaan tersebut memperoleh hasil perilaku baik tertinggi
karena jumlahnya yang banyak di populasi dan pekerjaan tersebut terdaftar dalam
jaminan kesehatan yang dapat mempermudah akses ke pelayanan kesehatan.
Perilaku masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan. Perilaku seseorang
dalam melakukan setiap tindakan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, karena
pendidikan yang pernah didapat menjadi sumber pertimbangan dan pengalaman
dalam berprilaku. Secara teori, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
semakin baik perilakunya (Notoatmojo, 2014). Pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan hasil penelitian ini dimana pendidikan menengah memiliki pesentase
perilaku baik terbanyak (8,5%), pendidikan rendah dengan persentase perilaku
baik terendah (2,8%), dan pendidikan tinggi dengan jumlah persentase perilaku
baik 7,0%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian di Makasar, Sulawesi
Selatan dimana lingkungan dapat mempengaruhi perilaku resnponden tanpa
memandan tingkat pendidikan (Puspita, 2016).

5.7 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini hanya dapat mengambarkan kondisi setiap variabel dan tidak
membuktikan hubungan antar variabel. Hal itu dikarenakan, penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif.

30
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah diakukan mengenai tingkat pengetahuan,
sikap, dan perilaku masryarakat terhadap SADARI di Desa Batuan, Gianyar maka
dapat disumpulkan bahwa :
1. Ibu usia subur di Desa Batuansebagian besar sudah memiliki pengetahuan
yang cukup terhadap SADARI dan komponen pengetahuan yang kurang
adalah tahapan melakukan SADARI .
2. Ibu usia subur di Desa Batuan sebagian besar memiliki sikap yang baik
terhadap SADARI, sedangkan sikap baik dengan jumlah paling rendah
ditunjukan oleh masayrakat berumur 18 - 24 tahun.
3. Ibu usia subur di Desa Batuan memiliki jumlah perilaku baik terendah
dibandingkan dengan tingkatan perilaku yang lain. Perilaku baik terendah
ditunjukan oleh tingkat pendidikan rendah.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Ibu usia subur harus mulai memeriksaan kesehatan payudara ke fasilitas
kesehatan yang sudah tersedia dan lebih mengupdate informasi tentang
SADARI.
2. Petugas kesehatan sebaiknya lebih aktif memberikan informasi tentang
SADARI agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat tentang
tahapan maupun manfaat SADARI.
3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian lanjutan untuk
mengetahui adakah hubungan yang bermakna antar variabel pada
penelitian ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Pedoman Penatalaksanaan Kanker


Payudara.Jakarta: Komite Penanggulangan Kanker Nasional.

World Health Organization. 2014. Cancer Country Profiles

Yakout, S.M., El-Shatbymoursy, A.M., Moawad, S., Salem, O. 2014. Awareness,


Knowledge and Practice of Breast Self Examination Among Groups of Female
Nursing Students, Riyadh, Kingdom of Saudi Arabia. International
Research Journal of Biological SciencesVol. 3(2).pp 58-63.

Edge SB, Compton CC. 2010. AJCC cancer staging manual and the future of
TNM. Amrica: The American Joint Committee on Cancer. Edisi ke-7.

Tirsnadewi, Sutarga, Duarsa DP. 2013. Faktor Risiko Kanker Payudara Pada
Wanita di RSUP Sanglah Denpasar.

Profil Puskesmas Sukawati 1. 2017.

Wahyuni D, Edison, Harahap WA. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan


Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati.
Jurnal Kesehatan Andalas 2015;4(1)

Notoadmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Brilliana RA, Notobroto HB. 2017. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU IBU RUMAH TANGGA MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI). Surabaya : Departemen Biostatistika dan Kependudukan
UNAIR.

Hanifah M. 2010. Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan Dengana


Pengetahuuan Wanita Usia 20 – 5 Tahun Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
( SADARI). Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

Astutik RP. 2016. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA


SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI

32
DUSUN NGANTI SLEMAN TAHUN 2015. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘AISYIYAH’ Yogyakarta.

Sunaryo. 2013. Psikologi Keperawatan. Ed- 2. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Sari KY. 2012. PELATIHAN SADARI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM


MELAKUKAN SADARI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMALANG
SRAGEN. SURAKARTA : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA .

Puspita ND. 2016. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


SADARI PADA MAHASISWI FAKULTAS NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS
HASANUDDIN. MAKASSAR : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR.

33
LAMPIRAN
KUESIONER
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU USIA SUBUR
TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI
PUSKESMAS SUKAWATI I

A.Identitas Responden
No Responden (diisi peneliti) :
1. Nama :
2. Alamat responden :
3. Umur responden :
4. Pendidikan formal terakhir :
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
d. Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan responden :
a. Petani
b. Pedagang
c. Pegawai swasta
d. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
e. Pengusaha
f. Lain-lain

B.Sumber Informasi
Beri tanda (√) pada kolom jawaban (bisa diisi lebih dari satu)
No. Sumber Informasi Jawaban

1. Tenaga medis ( dokter, bidan, perawat )

2. Media cetak ( koran, majalah, poster, brosur, buku )

3. Media elektronik ( radio, televisi )

4. Internet ( media sosial, website )


C. Gambaran Pengetahuan

Mohon diisi dengan memberi tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban
yang paling benar.
1.Menurut saudari, apakah yang dimaksud dengan penyakit kanker payudara itu?
a.penyakit tidak menular yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar kelenjar
limfa.
b.penyakit menular yang yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar kelenjar
limfa.
c.penyakit keturunan yang yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar kelenjar
limfa.
d. penyakit menular yang yang menyerang sel-sel payudara hanya pada
perempuan.

2. Menurut saudari, bagaimanakah gejala awal kanker payudara itu?


a.gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal
pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah.
b. tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di
payudara yang tidak terasa nyeri.
c.bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan.
d. terjadi perubahan warna pada payudara

3. Menurut saudari, faktor apakah yang paling memengaruhi seseorang terkena


kanker payudara?
a.gaya hidup (makanan, pola hidup)
b. keturunan
c. ditularkan oleh orang lain
d. bakteri
4. Menurut saudari, apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang
cukup efektif dan mudah untuk dilakukan?
a. SADARI
b. periksa ke dokter
c. mammografi/ rontgen
d. kemoterapi

5. Menurut saudari, apakah yang dimaksud dengan SADARI ?


a. salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang dilakukan setelah masa
haid secara rutin
b. suatu metode pengobatan kanker payudara
c. operasi penyembuhan kanker payudara
d. pemeriksaan payudara oleh tenaga medis

6. Menurut saudari, berapakah usia wanita dianjurkan melakukan SADARI ?


a. usia 12-20 tahun
b.> 20 - 30 tahun
c. > 40 tahun
d. setelah menikah

7. Menurut saudari, kapankah seorang wanita penting untuk melakukan


SADARI?
a. jika sudah pernah menderita kanker payudara.
b. sebelum menderita kanker payudara.
c. setelah mempunyai anak
d. menopause

8. Menurut saudari, apakah untuk melakukan SADARI mengeluarkan biaya?


a. butuh biaya besar
b. biayanya murah
c. tidak mengeluarkan biaya sama sekali
d. semua salah

9. Di bawah ini merupakan tahapan dalam melakukan pemeriksaan payudara


sendiri, yaitu…
a.Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara
b.Meraba payudara
c. Menekan putting susu
d. semua benar

10. Langkah awal dalam pemeriksaan payudara sendiri adalah …


a.Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara
b.Meraba payudara
c. menekan putting susu
d. meraba payudara sambil berbaring

11. Di bawah ini adalah bentuk payudara yang tidak normal, kecuali …
a.Payudara membesar dan mengeras
b.Permukaan kulit payudara mulus tanpa kerutan
c. Kulit payudara tampak seperti kulit jeruk
d. Putting payudara tertarik ke dalam
12.Perubahan bentuk payudara yang harus diperhatikan saat pemeriksaan
payudara sendiri adalah …
a.Bentuk payudara kanan dan kiri normal
b.Puting susu berwarna kecoklatan
c. Ada lekukan pada kulit payudara
d. Permukaan kulit payudara yang mulus

13. Di bawah ini merupakan kelainan yang tampak saat melakukan pemeriksaan
payudara sendiri di sekitar putting susu …
a.Putting susu tertarik ke dalam
b.Warna kulit putting susu kebiruan
c. Cekungan atau lipatan pada putting susu
d. Semua benar

14. Kelainan yang dapat ditemukan saat melakukan perabaan dengan jari-jari
tangan pada payudara adalah …
a.Ada benjolan yang terasa pada payudara
b.Kulit payudara mengkerut
c. puting payudara tertarik ke dalam
d. semua benar

15. Keluarnya cairan seperti darah dari putting susu dapat ditemukan saat
melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada tahap …
a.Memperhatikan bentuk payudara
b.Meraba payudara
c. Menekan puting susu
d. Semua benar
16. Waktu yang paling baik untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
adalah …
a.Sebelum menstruasi
b.Saat menstruasi
c. Sesudah menstruasi
d. Semua benar

D. Sikap
Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan jawaban anda.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS

1. Sebagai seorang wanita yang masih sudah


menajdi seorang ibu , kita harus waspada
terhadap bahaya kanker payudara.
2. Ibu harus selalu peduli dengan kesehatan
tubuhnya, terutama dalam hal ini
khususnya payudara.
3. Ibu harus sering mengupdate informasi-
informasi mengenai perkembangan
kesehatan, pencegahan dan pengobatan
kanker payudara.
4. Dalam pelaksaannya SADARI dapat
dibantu oleh suami atau petugas kesehatan
untuk memeriksa payudara.
5. Kita yang paling tahu dan dapat merasakan
perubahan yang terjadi terhadap tubuh kita
(dalam hal ini payudara).
6. SADARI harus dilakukan setiap bulan dan
secara berkelanjutan.

7. Manfaat dari SADARI adalah dapat


mendeteksi kanker payudara sedini
mungkin sebelum sampai pada stadium
lanjut.
8. Jika seorang teman kita telah melakukan
SADARI, kita juga dapat meniru
perilakunya dengan ikut melakukan
SADARI tiap bulannya.

E.Perilaku
Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan jawaban anda.
No Pertanyaan YA TIDAK

1 Apakah ibu melakukan SADARI setiap bulan ?

2 Apakah ibu memeriksakan payudara ke fasilitas kesehatan


jika terdapat hal tidak normal pada payudara (benjolan, rasa
nyeri, perbahan warna, perubahan ukuran) ?
3 Apakah ibu menyusui saat memiliki balita ?

4 Apakah ibu mencari informasi informasi tentang SADARI


jika merasa tidak mengerti ?
5 Apakah ibu melakukan SADARI sesuai dengan langkah yang
ada ?
6 Apakah ibu mengajak wanita di sekitar ibu untuk melakukan
SADARI ?
7 Apakah ibu lebih rutin melakukan SADARI jika ada keluarga
yang terkena kanker payudara ?
8 Apakah ibu meminta suami ibu untuk selalu membatu saat
malakuka SADARI ?

Anda mungkin juga menyukai