Tingkat : II.A
NIM : PO.71.20.1.17.008
DIII KEPERAWATAN
A. Pengertian Kepemimpinan
C. Gaya-Gaya Kepemimpinan
Selain tiga gaya tersebut, Asmuji (2005) menerangkan terdapat 2 jenis gaya
kepemimpinan berdasarkan pendekatan tugas, yaitu :
1. Orientasi Tugas (Task Oriented)
Manajer/pimpinan dengan gaya ini berorientasi pada tugas dalam melakukan
pekerjaannya. Artinya pemimpin memberi arahan dan mengawasi bawahan secara
tertutup dengan tujuan untuk menjamin tugas yang dilakukan bawahannya sesuai
keinginannya. Gaya kepemimpinan ini hanya berorientasi pada pekerjaan dan
cenderung tidak memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan organisasi
terutama yang berkaitan dengan karyawan.
2. Orientasi Karyawan (employee oriented)
Gaya kepemimpinan ini mengutamakan cara memimpin dengan memotivasi
bawahan dari pada mengawasi. Manajer/pemimpin cederung mendorong bawahan
agar mengembangkan diri dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan. Dalam
gaya kepemimpinan ini dibangun suasana pertemanan yang akrab, saling
menghormati dam mempercayai diantara karyawan.
D. Teori Kepemimpinan
Asmuji (2005) menyebutkan, beberapa ahli membedakan konsep dan metode
kepemimpinan ke dalam banyak pendekatan/teori, seperti :
1. Pendekatan kesifatan
Dalam teori ini ditekankan mengenai sifat kepemimpinan yang sudah dibawa
sejak lahir, bukan dibuat. Seseorang dilahirkan dengan membawa atau tidak
membawa sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Seseorang tersebut dilahirkan
dengan membawa karakteristik yang berbeda dengan orang lain. Supardi dan Anwar
(2004) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan fungsi kualitas seseorang dari
suatu indivisu, bukan dari situasi, teknologi, maupun dukungan masyarakat. Teori ini
disebut dengan great man theory. Namun demikian teori kontemporer menjelaskan
bahwa kepmimpinan yang dibawa dan dimiliki sesorang dapat dikembangkan, tidak
semata-mata sifat yang dibawa sejak lahir.
2. Teori Situasional (Pendekatan Situasi)
Teori ini menjelaskan peranan kepemimpinan seorang manajer yang dipengaruhi
oleh situasi-situasi tertentu. Situasi yang menguntungkan akan meningkatkan
efektivitas kepemimpinan. Fieddler berpendapat situasi empiris tersebut dapat dibagi
menjadi tiga dimensi :
a. Hubungan pimpinan dengan anggota
b. Tingkatan dalam struktur tugas
c. Posisi kekuasaan pemimpin yang didapat melalui kewenangan formal.
Jika tiga dimensi itu dapat dipenuhi maka akan menguntungkan pemimpin, begitu
juga sebaliknya. Siagian (2007) menyatakan beberapa situasi yang mempengaruhi
seorng menejer, yaitu :
a. Kompleksitas pekerjaan
b. Jenis pekerjaan
c. Teknologi yang digunakan
d. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
e. Nilai dan norma yang dianut
f. Rentan kendali yang dianggap tepat
g. Ancaman, hambatan, dan gangguan.
h. Tingkat stress yang mungkin muncul
i. Iklim organisasi.
3. Teori Path-Goal
Teori ini cenderung menggunakan pendektan analisis mengenai pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi dan pelaksanaan kerja bawahan. Dalam teori ini
diajarkan empat tipe kepemimpinan, sebagai berikut :
a. Directive leadership (Kepemimpinan Direktif)
Model kepemimpinan dengan ciri tidak ada partisipasi bawahan dan
hanya terjadi dalam kepemimpinan otokratif. Komunikasi yang terjadi hanya
satu arah atau berupa perintah saja.
b. Supportive leadership (Kepemimpinan Suportif)
Ciri model ini adalah pemberian dukungan dan dorongan terhadap
bawahan, sesorang pemimpin dengan model ini akan berusaha dekat dengan
bawahan tanpa menjaga jarak dan berusaha keluhan bawahan. Model ini
berpengaruhi positif terhadap bawahan yang sedang frustasi atau tertekan atas
pekerjaannya
c. Pastisipate Leadership (Kepemimpinan Partisipasi)
Metode ini menekankan pada pastisipasi aktif bawahan meskipun
keputusan tetap dibawah pemimpin. Model ini akan menciptkan kepuasan
kerja bagi bawahan.
d. Achicment oriented leadership ( Kepemimpinan Berorientasin Prestasi )
Model ini memiliki ciri seorang pemimpin yang memberikan
tantangan. Hal ini dimaksdukan untuk merangsang bawahan melakukan
pekerjaannya, sehingga bawahan akan menunjukan kemampuannya dalam
bekerja dengan baik dan maksimal.