Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAH

A. LATAR BELAKANG

Asam urat merupakan suatu fenomena yang sering terjadi di

masyarakat. Asam urat juga dianggap sebagai sebutan untuk suatu

penyakit radang sendi, padahal tidak semua penyakit radang sendi disebut

asam urat. Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal- kristal yang

merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan

nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat

pada inti sel-sel tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90% dari asam

urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase

dan ksantin oksidase (Shamley, 2005 dalam Muhtadi, 2010).

Peningkatan kadar asam urat menjadi masalah kesehatan yang cukup

serius, terutama bagi pria yang berusia 40 tahun keatas. Kelebihan asam

urat akan menyebabkan pengkristalan pada persendian dan pembuluh

darah kapiler darah, terutama yang dekat dengan persendian. Akibatnya,

apabila persendian digerakkan akan terjadi gesekan kristal- kristal tersebut

sehingga menimbulkan rasa nyeri (Damayanti, 2012). Asam urat yang

berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya oleh

tubuh, maka akan terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah

yang disebut sebagai hiperurisemia (Klippel, 2000 dalam januarti, 2010).

Dari waktu ke waktu penderita asam urat cenderung meningkat.

Di indonesia, penyakit asam urat pertama kali diteliti oleh seorang dokter

1
belanda Van den horst (1935). Saat itu ia menemukan 15 kasus penyakit

asam urat berat pada masyarakat kurang mampu di jawa. Kemudian dari

hasil penelitian oleh Darmawan (1998) di Bandungan, Jawa Tengah,

menunjukkan diantara 4.683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti,

0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita diantara

mereka sudah sampai pada tahap gout) (Damayanti, 2012). Pada tahun

2007, menurut data pasien yang berobat di klinik RS Cipto

Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, penderita asam urat sekitar 7% dari

keseluruhan pasien yang menderita penyakit rematik (Anonim, 2007

dalam Ariyanti, 2007).

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari reumatik

2. Untuk mengetahui terapi bekam

3. Untuk mengetahui kaitan antara terapi bekam pada pasien reumatik

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENYAKIT REUMATIK

1. Definisi Reumatik

Rematik adalah orang yang menderita rheumatism (Encok) ,

arthritis (radang sendi) ada 3 jenis arthritis yang paling sering diderita

adalah osteoarthritis, arthritis goud, dan rheumatoid artirtis yang

menyebabkan pembengkakan benjolan pada sendi atau radang pada

sendi secara serentak.(utomo.2005:60). Penyakit rematik meliputi

cakupan luas dari penyakit yangdikarakteristikkan oleh kecenderungan

untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak (Soumya, 2011).

Penyakit rematik dapat digolongkan kepada 2 bagian, yang

pertama diuraikan sebagai penyakit jaringan ikat karena ia mengefek

rangkapendukung (supporting framework) tubuh dan organ-organ

internalnya. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini

adalah osteoartritis, gout, danfibromialgia. Golongan yang kedua pula

dikenali sebagai penyakit autoimun karenaia terjadi apabila sistem imun

yang biasanya memproteksi tubuh dari infeksi danpenyakit, mulai

merusakkan jaringan-jaringan tubuh yang sehat. Antara penyakityang

dapat digolongkan dalam golongan ini adalah rheumatoid artritis,

spondiloartritis, lupu eritematosus sistemik dan skleroderma. (NIAMS,

2008) Berdasarkan defenisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa

penyakit Reumatik adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh

3
peradangan pada persendian sehingga tulang sendi mengalami

destruksi dan deformitas serta menyebabkan jaringan ikat akan

mengalami degenerasi yang akhirnya semakin lama akan semakin

parah.

2. Jenis Jenis Reumatik

Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat

dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik

Non artikular . Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan

gangguan rematik yang berlokasi pada persendian . diantarannya

meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non

artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan

oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis,fibrositis dan

sciatica(hembing,2006 dalam Iwayan:9)

Rematik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu :

1) Osteoartritis.

2) Artritis rematoid.

3) Olimialgia Reumatik.

4) Artritis Gout (Pirai).

1) Osteoartritis.

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi

yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.

Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi,

dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang

menanggung beban.

4
2) Artritis Rematoid.

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan

seluruh organ tubuh Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid

terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat

progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa

kelemahan umum cepat lelah.

3) Olimialgia Reumatik.

Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri

dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal,

leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau

usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.

4) Artritis Gout (Pirai).

Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai

gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak

terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia

pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa

menopause.

3. Etiologi Reumatik

Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap,

namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain

adalah :

1.Umur.

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor

ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis

5
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak

pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering

pada umur diatas 60 tahun

2. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki

lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.

Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih

sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis

lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran

hormonal pada patogenesis osteoartritis.

3. Genetic

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis

missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-

sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada

sendi-sendi tersebut, dan anak- anaknya perempuan cenderung

mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari

wanita tanpa osteoarthritis.

4. Suku.

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis

nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa,

misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam

dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada

orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini

mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun

perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.


6
5. Kegemukan

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan

meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita

maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan

osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan

osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

4. Tanda Dan Gejala Reumatik

a) Nyeri pada anggota gerak

b) Kelemahan otot

c) Peradangan dan bengkak pada sendi

d) Kekakuan sendi

e) Kejang dan kontraksi otot

f) Gangguan fungsi

g) Sendi berbunyi(krepitasi)

h) Sendi goyah

i) Timbunya perubahan bentuk

j) Timbulnya benjolan nodul

7
5. Patofisiologi

UMUR JENIS KELAMIN GENETIK SUKU KEGEMUKAN

Kerusakan fokal tulang rawan


Pembentukan tulang baru pada sendi
yang progresiftulang rawan, sendi dan
tepi sendi

Perubahan metabolism tulang

Peningkatan aktivitas enzim yang merusak

8
makro molekul matriks tulang rawan sendi

penurunan kadar proteoglikan

Berkurangnya kadar proteoglikan

Perubahan sifat sifat kolagen

Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi

Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan

Timbul laserasi

Rueumatik

9
2.2 TERAPI BEKAM

1. Definisi Bekam

Bekam adalah istilah Melayu yang berarti "membuang darah"

atau "membuang angin", Istilah Al-Hijamah berasal dari istilah

bahasa arab : Hijama yang berarti pelepasan darah kotor.

Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan

dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia

dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk. Bekam atau

hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah

kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan

kulit menurut faham umum, sebenarnya ia berfungsi untuk

membuang darah yang telah rusak atau teroksidasi karena

tingginya oksidan dalam tubuh.

Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan

sarana gelas, tabung, atau bambu yang prosesnya di awali dengan

melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif dalam

gelas, tabung, atau bambu) sehingga menimbulkan

bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar

sirkulasi energi meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti

bengkak, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembap,

mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh.

10
2. Macam-Macam Bekam

Ada dua macam bentuk bekam, yaitu :

a. Bekam kering

Bekam kering yaitu bekam tanpa mengeluarkan darah

atau hijamah jaffah. Fungsi bekam kering yaitu untuk

memperlancar aliran darah beku. Bekam kering sepintas

mirip kerokan. Bekam kering bermanfaat untuk membuang

angin serta melegakan sakit secara emergensi tanpa

melukai kulit, serta dapat melemaskan otot-otot yang kaku.

Disini pengkopan hanya dilakukan satu kali selama 15-20

menit. Setelah selesai baru dioleskan lagi minyak untuk

mempercepat menghilangkan lebam bekas bekam kering

tersebut.

Manfaat Bekam Kering:

 Mengatasi masalah masuk angin

 Menghilangkan rasa sakit pada paru-paru yang kronis

 Meringankan rasa sakit dan mengurangi penumpukkan darah

 Melenturkan otot-otot yang tegang

 Radang urat saraf dan radang sumsum tulang belakang

 Pembengkakan liver

 Radang ginjal dan wasir

11
b. Bekam Basah

Bekam basah yaitu bekam dengan mengeluarkan

darah atau hijamah damamiyah.

Manfaat Bekam Basah:

 Memberihkan darah dari racun-racun sisa makanan

dan dapat meningkatkan aktifitas saraf tulang belakang

(vertebra)

 Mengatasi tekanan darah yang tidak normal dan

pengapuran pada

 pembuluh darah (arteriosklerosis)

 Menghilangkan pusing-pusing, memar dibagian kepala,

wajah

 Menghilangkan kejang-kejang dan keram pada otot.

 Memperbaiki permeabilitas pembuluh darah

 Sangat bermanfaat bagi penderita asma, pneumonia dan

angina pectoris

 Melancarkan peredaran darah, meringankan badan,

menghilangkan

 sakit bahu, dada dan punggung

 Mengeluarkan angin, toksid, dan kolesterol yang

membahayakan bagi tubuh

 Menyembuhkan encok dan reumatik

 Mengatasi gangguan kulit, alergi jerawat dan gatal-gatal

12
 Memulihkan fungsi tubuh

 Mengatasi keracunan

 Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke,

jantung dan asam urat

 Mengobati sakit pinggang, liver, sakit kepala, sakit mata,

impotensi, sinusitis, wasir dan maag.

3. Cara-Cara Terapi Bekam

a) Bekam basah (hijamah rothbah) atau Wet Cupping

Metode pembekaman ini merupakan metode pengeluaran darah

statis atau darah kotor yang dapat membahayakan tubuh jika

tidak dikeluarkan.

b) Bekam kering (hijamah jaafah) atau Dry Cupping

Metode ini hanya dilakukan untuk menghilangkan rasa

nyeri dan melenturkan otot-otot pada punggung dan

badan bagian belakang. Tindakan ini dilakukan untuk

penyakit ringan.

4. Prinsip Terapi Bekam

Manfaat Bekam dapat menyembuhkan penyakit karena pada

dasarnya pada terapi bekam terjadi tiga hal prinsip

penyembuhan, yaitu :

13
 Pengeluaran toksin dan darah kotor. Dengan

dikeluarkannya toksin dan darah yang rusak atau tidak

bagus kinerjanya maka tubuh akan lebih segar dan sehat.

 Perbaikan fungsi organ tubuh. Organ tubuh yang terganggu

fungsinya akan disembuhkan dengan cara perbaikan

jaringan dan sel yang ada padanya sehingga bisa berfungsi

dan sehat kembali.

 Penambahan antibodi tubuh. Organ tubuh yang terinfeksi

kuman penyakit dapat sembuh secara alami karena tubuh

memproduksi zat antibodi yang bisa membunuh kuman

penyakit yang merugikan. Jika organ tubuh sudah bebas

dari infeksi penyakit maka tubuh pun akan sehat lagi.

5. Peran Perawat dalam Terapi Bekam

Peran perawat dalam pelaksanaan bekam diantaranya

adalah sebagai:Caregiver, Advocate, Educator, dan Researcher.

a) Caregiver

Sebagai caregiver perawat dalam melaksanakan

praktek bekam dapat melakukan langsung proses

pembekaman dengan menggunakan pendekatan langkah-

langkah proses keperawatan yaitu; pengkajian terlebih dahulu

kepada pasien yang meliputi; pemeriksaan fisik,

pemeriksaan tanda-tanda vital. Sehingga dari hasil ini dapat

14
dilakukan pembekaman pada titik yang tepat sesuai

dengan masalah kesehatan yang dialami pasien. Perawat

dapat juga melakukan pembekaman dengan

mempertahankan prinsip septic, anti septic sehingga tidak

terjadi Cross Infection antar pasien atau antara pasien dan

perawa

b) advocate

Sebagai advocate, peran perawat diantaranya dengan

menyeleksi pasien yang memungkinkan untuk dilakukan

pembekaman, sehingga meminimalkan resiko komplikasi

penyakit khususnya pada pasien yang mengalami gangguan

pada system hematologi seperti gangguan pembekuan,

anemia berat dan pasien dengan kondisi fisik yang sangat

lemah.

c) Educator

Peran sebagai educator, perawat dapat memberikan

pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan

pasien sehingga menunjang terjadinya perubahan perilaku yang

pada akhirnya dapat menyembuhkan penyakit. Perawat juga

dapat mengajarkan pada pasien untuk dapat melakukan

pembekaman sendiri dirumah jika memungkinkan.

d) Researcher

15
Peran sebagai reseacher, dalam hal ini perawat sangat

memiliki peluang yang luas untuk melakukan penelitian, karena

penelitian-penelitian tentang bekam belum banyak di lakukan.

Dengan banyaknya bukti-bukti ilmiah nantinya maka diharapkan

pengobatan dengan bekam akan menjadi salah satu trends

dimasyarakat khususnya umat islam. Sehingga bekam selain

digunakan sebagai salah satu cara pengobatan penyakit, juga

sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk melaksankan salah

satu sunah nabi yang akan mendapatkan balasan pahala bagi

siapa saja yang melakukannya dengan ikhlas.

2.3 Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penyakit Reumatik

Menurut Amani (2004) mekanisme kerja terapi bekam terjadi di

bawah kulit dan otot yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini saling

berhubungan antara organ tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam

dilakukan tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun pada titik

simpul saraf terkait (Sutomo, 2008). Efek bekam terhadap kadar asam

urat:

a) Bekam bisa mengeluarkan kristal asam urat dari persendian

dan jaringan di sekitarnya, sehingga rasa nyeri berkurang dan

tidak terjadi peradangan, warna merah, atau pembengkakan pada

persendian. Jika semua gejala ini benar-benar ada, ia akan

berkurang secara bertahap.

16
b) Bekam, melalui zat nitrit oksida (NO) berfungsi mengurangi

pembengkakan sendi yang sakit.

c) Bekam mengandung zat prostaglandin dari tempat yang sakit

sehingga mengurangi rasa sakit.

d) Bekam memicu sekresi zat endorfin dan enkefalin di dalam tubuh

yang berfungsi sebagai pereda nyeri alami.

e) Bekam meredakan rasa nyeri dengan Gate Control Theory.

f) ika ada masalah lain di dalam tubuh, yang menjadi penyebab

terjadinya gout, seperti sakit ginjal, maka terapi bekam

membantu meningkatkan kemampuan kerja ginjal dalam

mengeluarkan Kristal asam urat di dalam urin.

Ada beberapa perubahan yang terjadi pada banyak organ dalam kasus

penyakit rematik :

a) terjadi peradarangan pada membrane synovial, selanjutnya

berkembang ke tulang rawan, tulang, tendon, dan ligament

b) terjadi peradangan dan pembekakan pada pembuluh darah kapiler

dan pembuluh darah kecil (vasculitis) yang terdapat di membrane

synovial, kadang- kadang juga terjadi thrombosis (penggumpalan)

kecil sehingga menyebabkan sel –sel membrane synovial

membesar, kadang- kadang juga terjadi peradangan pada saraf di

sekitarnya (neurphaty).

17
c) Pada awalnya, terjadi peningkatan produksi cairan synovial akibat

bertambahnya permukaan yang mensekresikan cairan di dalam

membrane synovial, namun setelah itu berkurang.

d) Setelah itu, mulai terjadi sekresi zat prostaglandin yang merupakan

katalis kimiawi yang mengantarkan rasa sakit ke otak dan

melepaskan factor rematik.

e) Terjadi peningkatan di dalam sendi akibat bertambahnya sekresi

cairan synovial sehingga meningkatkan terjadinya kerusakan

sendi.

f) Akibat pembengkakan dan sumbatan pada pembuluh darah kapiler

di tendon dan ligament, terjadilah peradangan yang menyebabkan

kesulitan pergerakan karena rasa nyeri.

g) Akibat terjadinya peradangan pada membrane synovial, maka

terjadilah kerusakan pada tulang rawan sendi karena berkurangnya

zat proteoglikan yang mensuplai nutrisi bagi tulang rawan pada

sendi.

18
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yang

dikarakteristikkan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang,

sendi, dan jaringan lunak. Asam urat adalah asam yang berbentuk

kristal- kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin

(bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam

nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Bekam adalah satu

teknik pengobatan menggunakan sarana gelas, tabung, atau

bambu yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan

(membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau

19
bambu) sehingga menimbulkan bendungan lokal di

permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi

meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak,

mengusir patogen angin dingin maupun angin lembap,

mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh. Menurut Amani

(2004) mekanisme kerja terapi bekam terjadi di bawah kulit dan otot

yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan

antara organ tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan

tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul

saraf terkait (Sutomo, 2008).

B. SARAN

1. bagi profesi keperawatan

Bagi tenaga kesehatan untuk dapat menggunakan terapi bekam

untuk menangani pasien nyeri akibat asam urat sehingga kasus

nyeri asam urat dapat menurun.

2. Bagi instansi kesehatan

Diharapkan agar lebih memperkenalkan manfaat bekam di

masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan bekam

untuk kesehatan dan dapat merasakan manfaat secara optimal

20
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, D. 2012. Panduan Lengkap Menengah dan Mengobati Asam

Urat. Yogyakarta : Araska

Laili, U. 2012. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Nyeri pada

Penderita Gout Di Klinik Pondok Sehat Kecamatan Pakusari Jember.

Jember: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.

Sharaf, A.R. 2012. Penyakit dan Terapi Bekamnya. Surakarta : Thibbia

file:///C:/Users/acer/Documents/rematik/BEKAM%20%20PDF%20Free%2

0Download.html

file:///C:/Users/acer/Documents/rematik/ipha%20istiqamah%20farmasi_%2

0Makalah%20bekam.html

21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai