Disusun oleh:
Elma Alfianti Indri Lestari (17030234007)
Nur Wanda Aini N (17030234021)
Amelia Putri Divindha (17030234055)
KIMIA 2017
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
A. KONSEP REDOKS
Dalam elektrokimia terjadi reaksi redoks yang terdiri dari reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Pada abad kesembilanbelas konsep oksidasi digunakan untuk menjelaskan reaksi suatu zat
dengan oksigen sedangkan konsep reduksi digunakan untuk menjelaskan reaksi pelepasan
oksigen dari suatu zat. Sekarang konsep oksidasi dan reduksi telah diperluas sehingga
menyangkut reaksi dari spesi-spesi kimia yang tidak melibatkan oksigen.
b. jika suatu spesi kimia mengalami pengurangan bilangan atau tingkat oksidasi
Pada reaksi redoks zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator atau
pengoksidasi, sedangkan zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor atau pereduksi.
Oksidator mengalami reduksisedangkan reduktor mengalami oksidasi. Dalam reaksi redoks,
reaksi reduksi dan oksidasi terjadi secara simultan, maka reaksi diatas menjadi :
Cl2 (g) + 2 KOH (aq) → KBr (aq) + KClO (aq) + 2 H2O (l)
Penyetaraan reaksi redoks harus memperhatikan dua poin utama yaitu kekekalan
massa dan kekekalan muatan. Hukum kekekalan massa ditunjukkan dengan jumlah atom-
atom sejenis sebelum bereaksi (disebelah kiri tanda panah) harus sama dengan setelah
bereaksi (disebelah kanan tanda panah). Demikian pula dengan kekekalan muatan, yaitu
jumlah muatan spesi-spesi kimia sebelum bereaksi harus sama dengan sesudah bereaksi.
Ada dua cara menyetarakan reaksi redoks, yaitucara setengah reaksi dan cara perubaan
bilangan oksidasi.
Cara penyetaraan reaksi redoks dengan sistem setengah reaksi dilakukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
Cu+ → Cu2+
Cu+ → Cu2+
Cu+ → Cu2+
Cu+ → Cu2+
Cu+ → Cu2+ + e
6 Cu+ → 6 Cu2+ + 6 e x6 +
↑ ↑ ↑ ↑
+7 -2 +2 0
-5
+2
Tahap 3 : MnO4- x 2 dan Br- x 5, sehingga persamaan menjadi:
2 MnO4- + 10 Br- → 2 Mn2+ + 5 Br2
Tahap 4 : 2 MnO4- + 10 Br- → 2 Mn2+ + 5 Br2
-12
+4
Tahap 5 : di sebelah kiri lebih bermuatan negatif (-1) maka ditambahkan ion H+
sebanyak 16 buah, supaya muatannya sama dengan disebelah kanan +4.
16 H+ + 2 MnO4- + 10 Br- → 2 Mn2+ + 5 Br2
Tahap 6 : 16 H+ + 2 MnO4- + 10 Br- → 2 Mn2+ + 5 Br2 + 8 H2O
Periksa jumlah atom di ruas kiri dan kanan, jika sudah setara berarti reaksinya
betul. Karena jumlah atom di sebelah kiri dan kanan sudah sama, serta muatannya juga
sama maka persamaan akhirnya adalah:
16 H+ + 2 MnO4- + 10 Br- → 2 Mn2+ + 5 Br2 + 8 H2O
Contoh Soal :
1. Setarakan reaksi : Al + NO3- → AlO2- + NH3 (basa)
Jawab :
Oksidasi : Al → AlO2-
Al + 4OH- → AlO2- + 2H2O + 3e
Reduksi : NO3- → NH3-
NO3- + 6H2O + 8e → NH3 + 9OH-
Baterai primer adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali saja dan tidak dapat
diisi ulang. Baterai primer tidak digunakan dalam sistem PV. Baterai primer banyak dijual
di pasaran dan hrganya cukup murah, baterai primer biasanya dibuat dalam bentuk silinder
dalam 3 ukuran dengan potensial sama sebesar 1,5 volt. Sedangkan yang berbentuk kotak
dibuat dengan beberapa ukuran dengan potensial bervariasi dari 6 Volt sampai 12 volt,
dalam baterai berbentuk kotak tersebut berisi beberapa sel yang tersusun secara seri
(Parastiwi, 2018)
Katoda: 2MnO2 (s) + 2NH4+ (aq) + 2e Mn2O3 (s) + 2NH3 (aq) + H2O (l)
Zn (s) + 2MnO2 (s) + 2NH4+ (aq) Zn2+ (aq) + Mn2O3 (s) + 2NH3 (aq) + H2O (l)
Ion Zn2+ yang terbentuk mengikat NH3 membentuk ion kompleks Zn(NH3)42+
Reaksi:
(Jankowska, 1991).
2. Baterai Alkalin
Baterai alkalin memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan baterai biasa
(sel Laclanche), baterai ini mampu menyediakan arus listrik yang lebih stabil dalam
waktu yang lebih lama, dengan potensial yang tetap walaupun bahan pereaksinya telah
berkurang.
Baterai alkalin memiliki kekuatan arus listrik dan beda potensial sebesar 1,5
Volt. Dalam baterai alkalin digunakan padataan KOH dan NaOH yang digunakan sebagai
pengganti NH4Cl. Penggunaan KOH/NaOH yang bersifat basa menyebabkan baterai
alkali memiliki umur lebih panjang dan menyebabkan energy yang lebih kuat dan tahan
lama (Parastiwi, 2018).
Potensial sel yang dihasilkan oleh baterai merkuri oksida adalah 1,35 Volt, baterai
ini digunakan sebagai sumber arus pada alat-alat elektronik yang kecil.
b. Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi
Ulang) diantaranya adalah :
1. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Gambar (2.1) menampilkan skema yang sangat sederhana dari baterai. Namun, ada
beberapa komponen yang lebih diperlukan untuk sebagian besar baterai agar berfungsi
praktis. Skema dari baterai bekerja lebih sering terlihat seperti pada Gambar (2.2)
elektroda harus dipisahkan secara mekanis, jika baterai akan pendek sirkuit dan bisa
hancur. elektrolit cair lebih disukai karena konduktivitas ionikyang tinggi, tetapi cairan
elektrolit memiliki stabilitas mekanik yang kurang untuk mencegah kontak antara
elektroda. Solusi untuk ini telah menjadi pemisah, sering kali polimer atau gelas berpori
serat direndam dengan cairan elektrolit untuk mengabungkan pemisahan fisik dan
konduktifitas ionik. Bahan aktif itu sendiri sering disebut dengan konduktor elektronik
rendah, dan oleh karena itu elektroda dibuat sebagai komposit dengan bahan aditif untuk
meningkatkan konduktivitasnya. Saat current collector memberikan kontak yang baik
antara elektroda dan sirkuit eksternal (Winter, 2004).
Fuel cells memanfaatkan reaksi antara hydrogen dan oksigen untuk menghasilkan
listrik. Voltase yang dihasilkan, secara teoritis 1.23 V, namun pada kenyataannya
hanya menghasilkan dibawah 1.0 V. Sedangkan baterai nikel-metal hydride,
menggunakan material penyimpan hydrogen sebagai anoda, dan nikel hidroksida
sebagai katoda. Baterai ini mampu menghasilkan 1.32 V.
Fuel Cells
Baterai Nikel-Metal Hydride
Diantara ketiga jenis baterai, baterai lithium-ion lah yang menghasilkan voltase
tertinggi, 2 kali lipat dari yang dihasilkan baterai nickel-metal hydride. Baterai
lithium menggunakan komposit berstruktur layer, Litium Cobalt
Oxide (LiCoO2), sebagai katoda, dan material karbon (dimana lithium disisipkan
diantara lapisan karbon) sebagai anoda.
Cara Kerja :
Sedangkan bila baterai diisi ulang atau recharge maka elektron akan kembali
dari katoda ke anoda melalui alat pengisi ulang (charger) dan dengan dibantu
arus yang masuk dari charger, proton akan kembali menuju katoda. Sehingga
kondisi kembali menjadi seperti semula.
Reaksinya :
a) Discharging (pemakaian) :
Untuk tipe mangan, sel terdiri dari anode Li1-xMn2O4 dan katode grafit.
Elektrolitnya adalah garam Li yang larut dalam pelarut organik.
Untuk tipe kobalt, sel terdiri dari anode Li1-xCoO2 dan katode grafit.
Elektrolitnya adalah garam Li yang larut dalam pelarut organik.
Jawab :
elektroda positif yang mengandung LiCoO2, elektroda negatif yang terbuat dari
karbon grafit (C6), dan separator yang terbuat dari lapisan tipis plastik yang dapat
dilalui oleh ion-ion.
Daftar Pustaka :
Parastiwi, Andriani. 2018. Baterai. Malang: Polinema Press, Politeknik Negeri Malang.
Whittingham. (1976). Electrical Energy Storage and Intercalation. vol. 192, no. 4244, pp. 1126-
1127.
Winter, M. B. (2004). What Are Batteries, Fuel Cell, and Supercapacito. Chemical Reviews,
104, 4245-4269.