Anda di halaman 1dari 1

Faktor Budaya Kewarganegaraan dan Akar Sejarah

Akar sejarah dan budaya kewarganegaraan suatu bangsa berpengaruh besar terhadap pembentukan
dan pembangunan masyarakat demokratis. Hal ini didasarkan pada ungkapan Bahmuller (1996) dari hasil
temuan Robert Putnam yang meneliti masyarakat Italia. Paham republik yang berkembang di Italia
dibawa ke dataran Britania dan Amerika Utara pada abad ke-17 dan 18. Wilayah yang berhasil
menerapkan sistem pemerintahan demokratis ini disebt masyarakat civic (berkewarganegaraan).
Mastarakat demikian memiliki ciri-ciri adanya keterkaitan berkewarganegaraan seperti berpartisipasi
secara aktif dan tertarik dengan masalah-masalah publik (civic virtue). Ciri lain masyarakat demokratis
adalah adanya persamaan derajad, tidak hirarkis, saling percaya, solidaritas dan toleransi antar sesama.
Masyarakat civic berarti masyarakat yang berpendidikan, memiliki keterampilan dan berpengetahuan.
Ditengah-tengah masyarakat terdapat adanya norma yang berkembang sehingga tercipta masyarakat yang
saling percaya antar sesama.
Sementara Henry B. Mayo dalam bukunya Introduction to Democratic Theory mengungkapkan
bahwa demokrasi merupakan “sistem politik dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-penilihan berkala
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan
politik.”
Untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga, yaitu:
a. Pemerintahan yang bertanggung jawab
b. Dewan perwakilan rakyat yang mewakili kepentingan rakyat dan dipilih melalui pemilihan umum
yang bebas dan rahasia.
c. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
d. Pers dan media massa.
e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai