3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran
yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eukaliptus dari eukaliptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari
campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk
ke labu distilat.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh
air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada
sistem distilasi ini.
Pada percobaan ini digunakan jenis destilasi yaitu distilasi
sederhana yaitu dengan memurnikan air laut menjadi distilat murni. Pada
distilasi ini digunakan alat seperti gambar berikut:
Keterangan :
1. wadah air 9. lubang udara
2. labu distilasi 10. tempat keluarnya
3. sambungan distilat
4. termometer 11. penangas
5. kondensor 12. air penangas
6. aliran masuk air dingin 13. larutan zat
7. aliran keluar air dingin 14. wadah labu distilat.
8. labu distilat
Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai
wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor
atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang
melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin
yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk
berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal
(masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan
memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh
karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah
sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat
digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati
kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses
destilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang
diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai
wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor
dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat
yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak
akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas
berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat.
Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk
mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau
menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang
ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk
menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga
tidak jatuh atau goyang.
V. Alat dan Bahan :
1. Alat
Labu Distilasi 250 mL 1 Buah
Pendingin (Kondensor) 1 Buah
Termometer 1 Buah
Labu Erlenmeyer 100 mL 1 Buah
Gelas Kimia 400 mL 2 Buah
Batu didih 2 Buah
Pembakar dan Kassa 1 Buah
Klem dan Statif 2 Buah
2. Bahan
NaCl Padat 1 gram
AgNO3 0,1 M secukupnya
Aquades 100 mL
Air Laut 100 mL
Distilat
Larutan NaCl
Distilat
Dimasukkan 5 ml
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
dalam tabung
reaksi
reaksi
Ditetesi AgNO3 0,1
Ditetesi AgNO3
M
0,1 M
Percobaan 2
Distilat murni
Air laut
Distilat 10 ml
Air laut
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
reaksi
Ditetesi AgNO3
0,1 M
Endapan
VII. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan
Prosedur Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
perc Sebelum Sesudah
1. Percobaan 1 Padatan Distilasi - NaCl (aq) + Distilat mruni apabila
NaCl tidak AgNO3 (aq) ditambahkan AgNO3
NaCl Padat
berwarna berwarna NaNO3 (aq) + akan terbentuk larutan
Ditimbang sebanyak 1 gram putih Suhu akhir AgCl (s) tak berwarna.
Dimasukkan ke gelas kimia Air tidak pada tetesan - NaCl (s) + H2O (l) Sedangkan larutan
Ditambah 100 mL aquades berwarna pertama NaCl (aq) garam apabila
Diaduk Suhu awal 980C
- H2O (l) + ditambahkan AgNO3
300C Distilasi akan muncul endapan
Larutan NaCl 100 mL AgNO3 (aq)
Larutan ditetesi
AgNO3 (aq) putih (endapan AgCl)
NaCl tidak AgNO3
Larutan NaCl berwarna menjadi
AgNO3 tidak tidak
Dimasukkan ke dalam berwarna berwarna
labu distilasi Larutan
Ditambahkan batu didih NaCl
ditetesi
Dialirkan melalui alat
pendingin (kondensor)
AgNO3
Dipanaskan labu distilasi timbul
endapan
sampai mendidih
putih
Diamati kenaikan
temperatur
Distilat
Distilat
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
reaksi
Ditetesi AgNO3
0,1 M
Distilat murni
Larutan NaCl
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
reaksi
Ditetesi AgNO3
0,1 M
Endapan AgCl
2.
Percobaan 2
Air laut Distilat tidak - NaCl (aq) + AgNO3 Distilat murni apabila
Air laut tidak berwarna (aq) NaNO3 ditambahkan AgNO3
berwarna
Suhu pada (aq) +AgCl (s) akan terbentuk larutan
Suhu awal
Dimasukkan ke dalam 300C
tetesan tak berwarna.
labu distilasi pertama Sedangkan air laut
AgNO3 tidak 980C - H2O (l) + AgNO3
Ditambahkan batu didih berwarna (aq) apabila ditambahkan
Distilat AgNO3 akan muncul
Dialirkan melalui alat ditetesi
AgNO3 (aq)
endapan putih
pendingin (kondensor) AgNO3
(endapan AgCl)
Dipanaskan labu distilasi menjadi
samapi mendidih tidak
berwarna
Diamati temperature
Air laut
hingga konstan ditetesi
AgNO3
Distilat 10 ml
muncul
endapan
putih
Distilat murni
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
reaksi
Ditetesi AgNO3
0,1 M
Distilat murni
Air laut
Dimasukkan 5 ml
dalam tabung
reaksi
Ditetesi AgNO3
0,1 M
Endapan
VIII. Pembahasan
Percobaan 1
Distilasi dari larutan NaCl
Dalam percobaan distilasi pada larutan NaCl persamaan reaksi sebagai
berikut :
NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)
AgNO3 (aq) + H2O (l) AgNO3 (aq)
NaCl (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
Pada langkah pertama, pembuatan larutan NaCl dari 1 gram NaCl padat
dengan aquades. Kemudian pada saat proses distilasi dari 100 mL larutan
NaCl dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat
sebesar 98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Lalu, distilat yang dihasilkan
dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M menghasilkan
warna jernih seperti awalnya. Kejernihan ini menandakan bahwa distilat
yang dihasilkan merupakan distilat murni. Dan langkah selanjutnya yaitu
Larutan NaCl ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan AgCl berwarna putih.
Percobaan 2
Distilasi dari Air Laut
Dalam percobaan distilasi pada air laut persamaan reaksi sebagai berikut :
NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)
AgNO3 (aq) + H2O (l) AgNO3 (aq)
NaCl (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
Pada langkah pertama, pada saat proses distilasi dari 100 mL air laut
dihasilkan Distilat 10 mL dengan suhu pada tetesan pertama distilat sebesar
98˚C dan konstan pada suhu tersebut. Lalu, distilat yang dihasilkan
dibuktikan kemurniannya dengan ditetesi AgNO3 0,1 M menghasilkan
warna jernih seperti awalnya. Kejernihan ini menandakan bahwa distilat
yang dihasilkan merupakan distilat murni. Dan langkah selanjutnya yaitu air
laut ditetesi AgNO3 maka terdapat endapan AgCl berwarna putih.
Percobaan 2