Anda di halaman 1dari 6

ESSAY PPKN

1 LEVEL PAGU ANGGARAN

Pagu Indikatif:

- Berdasar PP No.90/2010 tentang Penyusunan RKAK/L:

Pagu dalam penyusunan anggaran meliputi Pagu Indikatif,Pagu Anggaran K/L dan Alokasi
Anggaran K/L.

 Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada K/L sebagai
pedoman dalam penyusunan Renja K/L;

 Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada K/L dalam
rangka penyusunan RKAK/L;

 Alokasi Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yg dialokasikan kpd K/L
berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBN yg dituangkan dlm berita acara hasil
kesepakatan pembahasan Rancangan APBN antara Pemerintah dan DPR;

- Penyusunan Pagu Indikatif diawali dgn penyusunan kapasitas fiskal termasuk penyusunan
indikasi pagu anggaran jangka menengah. Pagu Indikatif digunakan oleh K/L sbg bahan pertemuan
tiga fihak (tri lateral meeting) antara Kemkeu-Kem. PPN/Bappenas dan Kem.Teknis dalam rangka
penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan perubahan awal Rancangan RKP.

- Pagu Indikatif yang disusun oleh Menkeu bersama Men.PPN dirinci menurut unit organisasi,
program, kegiatan dan indikasi pendanaan untuk mendukung arah kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Presiden;

-Tahap penyusunan Pagu Indikatif adalah sbb:

a. Pada bulan Januari Presiden menetapkan Arah Keijakan dan prioritas bangnas untuk tahun
direncanakan berdasarkan hasil evaluasi kebijakan berjalan. K/L mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan berjalan;

b. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berjalan, K/L dapat menyusun
rencana inisiatif baru dan prioritas bangnas untuk disampaikan kpd Kem.PPN dan Kemkeu;

c. Kem.PPN dan Kemkeu mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dr program yang
sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan serta
analisa pemenuhan kebutuhan dananya;

d. Kem.PPN mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pengintegra- sian hasil evaluasi dan


membuat ketentuan tatacara penyusunan inisiatif baru dengan Permen.PPN/Kepala Bappenas
tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru;

e. Kemkeu menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indiatif tahun anggaran
yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah, paling
lambat pertengahan bulan Februari;

- Pagu Indikatif disusun oleh Menkeu bersama Men.PPN dengan


- memperhatikan kapasitas fiskal dan pemenuhan prioritas bangnas dan dirinci menurut
unit organisasi, program, kegiatan dan indikasi pendanaan untuk mendukung arah
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden;

- Pagu Indikatif yg sudah ditetapkan beserta prioritas pembangunan yang dituangkan dalam
rancangan awal RKP disampaikan kepada K/L dengan SEB Menkeu dan Men.PPN pada bulan
Maret;

Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga (K/L):

- Menkeu dalam rangka penyusunan RKAK/L menetapkan Pagu Anggaran K/L dengan
berpedoman Kapasitas Fiskal, besaran Pagu Indikatif, Renja K/L dan memperhatikan hasil
evaluasi kinerja K/L.

- Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran yang dialokasikan kepada K/L dalam rangka
penyusunan RKAK/L

- Pagu Anggaran K/L menggambarkan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden yang
dirinci paling sedikit menurut:

a. Unit Organisasi; dan b. Program;

- Pagu Anggaran K/L disampaikan kepada setiap K/L paling lambat bulan Juni;

- Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKAK/L berdasarkan:

a. Pagu anggaran K/L;

b. Rencana Kerja (Renja) K/L;

c. RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam Pembahasan Pendahuluan Rancangan APBN;

d. Standar Biaya;

Arah Kebijakan adalah penjabaran urusan pemerintahan dan/ atau prioritas pembangunan sesuai
dengan visi dan misi Presiden yang rumusannya mencerminkan bidang urusan tertentu dalam
pemerintahan yang menjadi tanggung jawab K/L, berisi satu atau beberapa program untuk
mencapai sasaran startejik penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan indikator
kinerja yang terukur;

Indikator Kinerja: alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau kegiatan.(Indikator
Kinerja Utama/IKU untuk menilai kinerja program, Indikator Kinerja Kegiatan/IKK untuk menilai
kinerja kegiatan dan Indikator Keluaran untuk menilai kinerja).

Penyusunan Perpres Rincian APBN (AlokasiAnggaran):

1. Presiden menetapkan alokasi anggaran K/L dan Kemkeu selaku Bendahara Umum Negara
(BUN);

2. Alokasi anggaran K/L dirinci menurut klasifikasi anggaran:

3. Alokasi anggaran Kemkeu selaku BUN dirinci menurut:

a. Kebutuhan Pemerintah Pusat;

b. Transfer kepada Daerah


4. Alokasi anggaran ditetapkan dengan Keppres paling lambat tanggal 30 November. Keppres
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UU tentang APBN.

2. PEJABAT PERBENDAHARAAN

ADA DI PPT TM X

3. MEKANISME LS

Mekanisme pembayaran langsung (LS), yaitu mekanisme pembayaran dari Bendahara Umum Negara
(KPPN)/Negara kepada rekanan atau pihak ketiga.

Transaksi diatas Rp. 10.000.000 – Rp. 50.000.000

• Pembayaran langsung ke:

• Penyedia B/J

• Bendahara Pengeluaran

• Belanja pegawai

• Honor

• Perjadin

Penyelesaian Tagihan Melalui Mekanisme Pembayaran LS

1. Mengajukan tagihan atas penyelesaian Pekerjaan, disertai dengan bukti pendukung


2. PPK melakukan pengujian dan penelitian materil dan formal tagihan
3. Dalam hal tagihan memenuhi syarat, PPK menerbitkan SPP
4. PPSPM melakukan pengujian SPP dan bukti pendukung
5. Dalam hal SPP & bukti Pendukung memenuhi syarat, PPSPM menerbitkan SPM

Mekanisme pembayaran LS merupakan mekanisme pembayaran utama dalam rangka penyaluran


APBN. Mekanisme pembayaran ini dapat dikategorikan menjadi 3 bagian ;

1. Pembayaran LS dengan melakukan ikatan perjanjian berbentuk Surat Perintah


Kerja/SPK (nilai pengadaan mulai Rp 5 jt s.d 50 Juta) dan kontrak (nilai pengadaan di
atas Rp 50 Juta) sesuai mekanisme pengadaan barang/jasa sebagaimana diatur dalam
Keppres 80 tahun 2003.

2. Pembayaran LS seperti pembayaran belanja

3. Pembayaran LS dalam rangka pengadaan barang/jasa yang dilakukan tanpa adanya


ikatan perjanjian berbentuk SPK dan kontrak dengan nilai pengadaan kurang dari Rp 5
juta, pembayaran Honor, dan biaya perjalanan.
Pembayaran menggunakan mekanisme LS pada bagian 1 dilampiri dengan kontrak, berita acara
pembayaran, berita acara serah terima barang, kuitansi. Pembayaran menggunakan mekanisme pada
bagian 2 melampirkan SK dan daftar pembayaran. Pembayaran pada bagian 3 untuk pembayaran
pengadaan dengan nilai kurang Rp 5 juta cukup melampirkan kuitansi, sedangkan untuk pembayaran
honor dan biaya perjaldin dengan SK, surat tugas dan daftar pembayaran.

4. MODUL PENERIMAAN NEGARA G2

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara
Secara Elektronik

Modul penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) adalah sistem penerimaan negara
yang menggunakan surat setoran elektronik.Penerimaan negara dapat meliputi penerimaan
pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) maupun penerimaan bea dan cukai, yang
harus masuk ke kas negara melalui sistem MPN

MPN G2 meliputi perubahan dari sistem manual ke billing system, dari layanan over the
counter (teller) ke layanan online, dari single currency menjadi dapat melayani valuta asing,
dari terbatas pada beberapa jenis penerimaan menjadi mencakup keseluruhan
penerimaan. MPN G2 diharapkan mendukung pelaksanaan cash management yang baik
dengan menyajikan informasi penerimaan negara secara real time yang didukung keandalan
teknologi informasi dalam penerapan Treasury Single Account.

Dari ⇒ Menjadi
Manual Billing System - Electronic Billing System
Layanan Over The Counter - Layanan Online & Flexible
Tidak Melayani Seluruh Transaksi Melayani Seluruh Transaksi Penerimaan
-
Penerimaan Negara Negara
Layanan Single Currency (Rupiah) - Layanan Multiple Currencies (termasuk valas)
Disclaimer - WTP
Pengelolaan Layanan & Data Transaksi Pengelolaan Layanan & Data Transaksi
-
Per Unit Eselon I Bersama & Terkoordinasi

Keuntungan Menggunakan MPN G2

Layanan Online & Fleksibel


Dengan berbagai pilihan chanel pembayaran online, Anda memiliki pilihan yang fleksibel sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan. Berbagai channel pembayaran tersebut antara lain ATM
(Anjungan Tunai Mandiri), EDC (Electronic Data Capture), teller bank atau bahkan internet banking.

Dimanapun dan Kapanpun


MPN G2 yang melayani seluruh transaksi penerimaan negara berikut pilihan channel
pembayaran yang lengkap memudahkan Anda melakukan setoran penerimaan negara
dimanapun dan kapanpun.

5. KUP UU NO, 16 TAHUN 2009

Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat

Menurut Undang-Undang Perpajakan tahun Nomor 6 tahun 1983 yang diperbarui dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

6. PP NO 71 TAHUN 2010

Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Dalam PP
71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar Akuntansi
Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya mulai tahun 2014,
sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas Menuju
Akrual yang hanya berlaku hingga tahun 2014

Lampiran I

 Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran, Laporan


Perubahan Saldo Anggaran Lebih
 Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

Lampiran II

 Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai