Elastik
Diusulkan oleh:
Andreas Cristian Manik (140310170030)
Yessy Maharani Utami (140310170028)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
- Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah suatu gelombang yang membutuhkan medium untuk
berpindah tempat. Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk dalam
gelombang mekanik. Kita bisa menyaksikan gulungan gelombang laut karena gelombang
menggunakan laut sebagai perantara. Kita dapat mendengarkan musik karena gelombang
bunyi merambat melalui udara hingga sampai ke telinga kita. Tanpa udara kita tidak akan
mendengarkan bunyi. Dalam hal ini udara berperan sebagai medium perambatan bagi
gelombang bunyi.
Jenis – Jenis Gelombang Mekanik :
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan atas gelombang
transversal dan longitudinal.
a) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan
arah getarnya. Contoh gelombang jenis ini adalah gelombang pada tali.
b) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah rambat sejajar dengan
arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinky.
- Pulsa Gelombang
Bila seutas tali atau pegas yang diregangkan diberi suatu sentakan bentuknya berubah sepanjang
waktu secara teratur. Lengkungan yang dihasilkan oleh sentakan tali yang menjalar menyusuri tali
disebut sebagai pulsa gelombang, seperti pada gambar di bawah ini :
Dalam hal ini, gangguan dalam medium merupakan perubahan bentuk tali dari bentuk
kesetimbangannya, yakni perubahan bentuk tali yang tegang. Pulsa gelombang menjalar pada tali
dengan laju tertentu yang bergantung pada rapat massanya (massa per satuan panjang). Begitu
bergerak pulsa dapat berubah bentuk (Gambar di bawah adalah bentuk pulsa dari sebuah
gelombang).
Bila suatu gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua daerah
dengan laju gelombang yang berbeda, maka sebagian gelombang akan dipantulkan (refleksi)
dan sebagian lain akan ditransmisikan. Berkas yang terpantul membentuk sudut dengan
garis normal permukaan yang besarnya sama dengan sudut berkas datang (berlaku untuk
semua gelombang). Berkas yang ditransmisikan akan dibelokkan mendekat atau menjauh
dari garis normal-bergantung pada apakah laju gelombang pada medium kedua lebih kecil
atau lebih besar daripada laju gelombang dalam medium datang. Pembelokan berkas yang
ditransmisikan disebut refraksi (pembiasan) (berlaku untuk semua gelombang).
Pada proses pemantulan dan pembiasan gelombang dapat terpolarisasi sebagian atau
seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intensitas cahaya yang dipantulkan dengan cahaya
yang datang disebut reflektansi (R), sedangkan perbandingan intensitas cahaya yang
ditransmisikan dengan cahaya datang disebut transmitansi (T). Fresnel menyelidiki dan
merumuskan suatu persamaan koefisien refleksi dan koefisien transmisi yang dihasilkan oleh
pemantulan dan pembiasan (Pedrotti, 1993).
a. Transmisi gelombang merupakan sisa energi gelombang setelah melewati/menembus
suatu struktur penahan gelombang. Gelombang transmisi sangat dipengaruhi pada
karakteristik gelombang. Koefisien transmisi (t) adalah perbandingan amplitudo gelombang
yang ditransmisikan dibandingkan gelombang datang.
b. Pemantulan gelombang (Refleksi), terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat
dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya. Dengan
demikian, Pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang batas antara dua medium
yang berbeda. Koefisien refleksi (r) adalah perbandingan amplitudo gelombang pantul
dibandingkan amplitudo gelombang datang.
Hukum pemantulan menyatakan bahwa sudut datang persis sama dengan sudut pantul, atau
Өd = Өp
Superposisi Gelombang merupkan penjumlahan dua gelombang atau lebih dapat melintasi
ruang yang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Elastisitas
medium akan mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.
Berkaitan sebelum superposisi terjadi pemantulan. Pemantulan pada gelombang tali ketika
pulsa tersebut mencapai ujung, tali akan memberikan gaya pada dinding dan akibatnya
dinding akan memberikan gaya reaksi yang menyebabkan pulsa pantulan yang
terbalik. Tegangan tali akan membuat ujung terangkat. Saat ujung kembali ke posisi awal,
akan ada pulsa baru yang merupakan hasil pantulan.
Jika pulsa datang dinyatakan dengan yd = f(x-vt), maka persamaan pulsa pantulannya adalah
- yp = f '(x +vt )
Superposisi kedua gelombang akan memberikan
- Y(x, t) = y (x,t) + y (x)
Gelombang berdiri
Misalkan suatu gangguan periodik diberikan pada tali yang panjangnya L. Gangguan periodik
tersebut dinyatakan dengan persamaan gelombang harmonik
- y (x,t ) =Asin(kx -wt ) d
maka persamaan gelombang pantulannya adalah
- yp (x,t ) = A sin(kx + wt )
Hasil superposisi kedua gelombang tersebut plot yT(x,t) pada beberapa nilai t tertentu :
YT(x,T) = A sin (kx-wt) + A sin (kx + wt)
= A {sin (kx-wt) + sin (kx + wt)}
= 2A sin kx cos wt
- Gelombang berdiri
Gelombang stasioner merupakan salah satu jenis gelombang yang dikelompokan
berdasarkan Amplitudonya. Apakah termasuk yang Amplitudonya tetap atau berubah-rubah.
Apabila amplitudonya tetap maka bisa dikatakan itu adalah gelombang berjalan sedangkan
apabila amplitudonya berubah-rubah maka gelombang stasionerlah yang termasuk didalamnya.
Gelombang Stasioner Pada Ujung Terikat
Maksud dari gelombang stasioner pada ujung terikat adalah suatu gelombang yang terjadi pada
sebuah dawai/tali dan salah satu ujungnya terikat. Ada dua hal yang akan dibahas pada saat kita
mempelajari konsep ini, yaitu menentukan Persamaan & Amplitudo, simpul dan perut pada
gelombang stasioner.
y = 2A sin kx cos ωt
y = Ap sin cos ωt
Keterangan:
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ = Panjang Gelombang (m);
Berdasarkan gambar tersebut kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Nah untuk
menentukan letak-letak simpul tersebut kita bisa mempergunakan persamaan:
xn+1= (2n) λ /4
dengan n = 0, 1, 2, . . .
Setelah mempelajari simpul gelombang, selanjutnya kita akan mengkaji tentang perut pada
gelombang. Berdasarkan gambar gambar diatas kita melihat yang namanya perut-perut
gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak perut gelombang tersebut kita bisa
mempergunakan persamaan:
dengan n = 0, 1, 2, . . .
y = 2A cos kx sin ωt
y = Ap sin ωt
Keterangan:
Ap = Amplitudo Gelombang Stasioner (m);
k = Bilangan Gelombang;
λ= Panjang Gelombang (m);
dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk menentukan letak-letak perut seperti yang ditunjukan diatas, bisa dipergunakan
persamaan berikut:
dengan n = 0, 1, 2, . . .
Jika beda fase antara gelombang-gelombang yang mengalami superposisi adalah 1/2, maka
hasilnya saling melemahkan. Apabila panjang gelombang dan amplitudo gelombang-
gelombang tersebut sama, maka simpangan hasil superposisinya nol. Tetapi, apabila
gelombang-gelombang yang mengalami superposisi berfase sama, maka simpangan hasil
superposisi itu saling menguatkan. Jika panjang gelombang dan amplitudo gelombang-
gelombang itu sama, maka simpangan resultan adalah sebuah gelombang berdiri dengan
amplitudo kedua gelombang. [1]
Karena f = 1/T maka kecepatan perambatan gelombang juga dapat ditulis sebagai berikut :
dengan :
B. Persamaan Gelombang
Jika seutas tali yang cukup panjang digetarkan sehingga pada tali terbentuk gelombang transversal
berjalan. Gelombang merambat dari titik A sebagai pusat koordinat menuju arah sumbu x positif.
Perhatikan gambar dibawah ini.
Jika titik A telah bergetar secara periodik selama t sekon. Simpangan gelombang di titik A akan
memenuhi simpangan getaran harmonik, yang memenuhi persamaan berikut:
dengan:
y = Simpangan gelombang (m)
A = Amplitudo atau simpangan maksimum (m)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
t = Lamanya getaran (s)
Oleh karena :
y = A sin 2π φ