Anda di halaman 1dari 9

TUGAS GETARAN LINIER DAN TAK LINIER

disusun oleh:

Andreas Cristian Manik 140310170030

Yessy Maharani 14031010170028

JURUSAN FISIKA

FMIPA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
Sistem osilasi dapat dikategorikan sebagai linear dan non linear. Sistem linear telah
banyak diketahui dan penyelesaian matematisnya telah banyak dikembangkan. Sedangkan
sistem non linear belum banyak diketahui dan sulit untuk diaplikasikan. Oleh karena itu
pembahasan getaran umumnya berhubungan dengan sistem linear.

- Getaran Linear
- Benda Pada Pegas
Semua pegas
memiliki panjang alami
sebagaimana tampak
pada gambar a. Ketika
sebuah benda
dihubungkan ke ujung
sebuah pegas, maka
pegas akan meregang
(bertambah panjang)
sejauh y. Pegas akan
mencapai titik
kesetimbangan jika
tidak di-
berikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban
ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D
lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.

Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di


mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah
benda bermassa m. Massa benda kita abaikan,
demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda
meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan
arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang
alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung
pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
Gambar b

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas


diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih
pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga
benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x,


pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga
benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis di tulis :

Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert
Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak
di tekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas.
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan
simpangan x. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin
besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang
diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut
sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya
luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih
dahulu diberikan gaya luar.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama
dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari
posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik
setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah
gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.
- GERAK HARMONIK
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak
dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan
sebagainya.
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis,
osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

- Gerak Harmonik Teredam dan Teredam Terpaksa


Secara umum gerak osilasi sebenarnya teredam. Energi mekanik terdisipasi (berkurang) karena
adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan berhenti, yang artinya GHS-nya teredam. Gaya
gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah berlawanan dan b adalah konstanta menyatakan besarnya
redaman, dimana amplitudo dan = frekuensi angular pada GHS teredam.

- Osilator Harmonik Teredam


Pada kasus sistem yang berosilasi sederhana, sistem akan berosilasi selamanya. Tetapi
pada sistem teredam, sistem akan berhenti berosilasi. Sistem mengalami redaman oleh
adanya gesekan udara yang mengakibatkan berkurangnya amplitudo gerak pada sistem
osilator. Adanya redaman membuat energi mekanik terdisipasi sehingga total gaya yang
bekerja pada massa dalam sistem teredam adalah,[4]

Apabila kedua ruas persamaan dibagi dengan akan diperoleh

Dengan adalah koefisien redaman.[5]

- Osilator Harmonik Teredam Dipaksa


Bentuk osilasi terakhir yang muncul dalam masalah praktis adalah osilator harmonik
terkendali atau osilasi paksaan, yaitu ketika osilator dikendalikan oleh gaya eksternal yang
bergantung waktu. Untuk mempertahankan osilasi suatu sistem osilator, energi berasal dari
sumber luar harus diberikan pada sistem yang besarnya sama dengan energi disipasi yang
ditimbulkan oleh medium peredamnya.

- Prinsip Seismograf

Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal, fungsi
keduanya adalah sebagai berikut :

a. Seismograf Horizontal

Seismograf horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada
Seismograf horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah
terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita
bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll
pita tersebut yang disebut seismogram.

b. Seismograf Vertikal

Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner
pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung
massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum
jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk
seismogram pada roll pita tersebut.

Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf


horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat
dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik
jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf. Yaitu 2
pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timur–barat, serta
satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa
terjadi.
-

Anda mungkin juga menyukai