disusun oleh:
JURUSAN FISIKA
FMIPA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
GERAK OSILASI
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik atau
gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui
lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika sebuah sistem fisis berosilasi dibawah
pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah gayapemulih, k konstanta-gaya dan x simpangan,
maka gerak benda ini adalah gerak harmonik sederhana. Salah satu sistem fisis yang
mengikuti gerak harmonik sederhana adalah Pegas-Benda. Sistem ini dapat dipergunakan
untuk menentukan besar percepatan gravitasi bumi disuatu tempat.
GERAK HARMONIK
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak
dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan
sebagainya.
- Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi
ayunan torsi, dan sebagainya.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai
bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.
Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan oleh
benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap.
Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz, menghargai
seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang fisikawan tempo doeloe.
Periode adalah waktu yg diperlukan untuk melakukan satu kali gerak bolak-balik.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam waktu 1 detik.
Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena adanya beban bermassa
m, periode getarnya adalah : m
T 2
Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, kjika panjang tali adalah l, maka periodenya
adalah : l
T 2
g
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan
demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut :
Amplitudo (f)
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan. Pada contoh ayunan
sederhana sesuai dengan gambar di atas, amplitudo getaran adalah jarak AB atau BC.
Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis di tulis :
Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert
Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak
di tekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda
negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan
simpangan x. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin
besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang
diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah
pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar
pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu
diberikan gaya luar.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan
ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi
setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang
disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak
bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.
t t
ωt 0 2π 0 2π 0 2π
T T 2π
φ disebut fase getaran dan t
0
T 2π
Δφ disebut beda fase.
t t
2 1 2 1
T
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka kecepatannya adalah :
dy d
v ( A sin ωt ) A cos ωt
dt dt
vy A2 y 2
Ek 12 mv 2 12 m 2 A2 cos 2 ωt
Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada getaran pegas adalah
EM E p Ek 12 kA2 ( sin 2 ωt cos 2 ωt )
EM E p Ek 12 ky 2 12 mv 2 12 kA2
Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif
simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana
(GHS) alias Osilator Harmonik Sederhana (OH)
Hubungan Gerak Harmonik Sederhana (GHS) dan Gerak Melingkar Beraturan
(GMB)
Gerak Melingkar
Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak harmonik
sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama namun
memiliki beda fase relatif atau kita dapat memandang Gerak Harmonik Sederhana sebagai
suatu komponen Gerak Melingkar Beraturan. Jadi dapat diimpulkan bahwa pada suatu garis
lurus, proyeksi sebuah benda yang melakukan Gerak Melingkar Beraturan merupakan Gerak
Harmonik Sederhana. Frekuensi dan periode Gerak Melingkar Beraturan sama dengan
Frekuensi dan periode Gerak Harmonik Sederhana yang diproyeksikan.
Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah lingkaran yang memiliki
jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar di samping. Benda melakukan Gerak Melingkar
Beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai konstan. Hubungan antara kecepatan linear
dengan kecepatan sudut dalam Gerak Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan :
Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka persamaan ini
diubah menjadi :
, ... (1)
Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari lingkaran
(r), dan dinyatakan dengan persamaan :
... (2), x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu
tempuh (x = vt adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear). Kemudian v pada
persamaan 2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan dengan A :
Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu x dinyatakan dengan
persamaan :
Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan dengan persamaan :
x = Acosθ ...(4)
Keterangan :
A = amplitudo
ω = kecepatan sudut
- Resonansi
Jika frekuensi paksa sama atau hampir sama dengan frekuensi alami sistem, sistem
akan berosilasi dengan suatu amplitudo yang jauh lebih besar dari pada amplitudo gaya paksa.
Fenomena ini disebut resonansi. Bila frekuensi paksa sama dengan frekuensi alami
osilator bernilai maksimum. Dengan demikian, frekuensi alami disebut frekuensi resonansi
sistem.
Q= = 1-15
Persamaan diatas menyatakan faktor Q untuk redaman kecil yang merupakan ukuran langsung
dari ketajaman resonansi.