Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Pengawasan Netralitas ASN, TNI dan Polri dalam
Pemilihan Umum 2019, menghasilkan poin-poin sebagai berikut:
1. Membangun kesepahaman dan kolaborasi dalam rangka pengawasan netralitas
Aparatur Sipil Negara, anggota TNI dan anggota POLRI pada Pemilihan Umum
Tahun 2019. Kesepahaman ini bertujuan untuk mewujudkan kerja sama yang
sinergis dalam rangka pengawasan netralitas Aparatur Sipil Negara, anggota TNI
dan anggota POLRI pada Pemilihan Umum Tahun 2019. Kesepahaman ini
dilaksanakan untuk kegiatan:
a) pertukaran data dan/atau informasi;
b) pengawasan; dan
c) penegakan hukum.
2. Pertukaran data dan/atau informasi dalam rangka pengawasan netralitas Aparatur
Sipil Negara, anggota TNI dan anggota POLRI pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
Dalam situasi mendesak, pertukaran data dan/atau informasi dapat dilakukan
secara lisan dan ditindaklanjuti secara tertulis;
3. Pengawasan dapat dilakukan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas)
Pengawasan Netralitas Aparatur Sipil Negara, Anggota TNI, dan Anggota POLRI
yang mana unsurnya terdiri dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu),
Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);
4. Berdasarkan Peraturan Bawaslu Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pasal 9 ayat (4), Pengawas Pemilu
meneruskan rekomendasi kepada TNI atau Polri secara berjenjang dengan
melampirkan kronologis dan hasil kajian;
Mekanisme rekomendasi pelanggaran netralitas sebagai berikut:
A. ASN
1) Pelanggaran Netralitas ASN di tingkat Kabupaten/Kota disampaikan oleh
Bawaslu Kabupaten/Kota kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Tindak
lanjut KASN ditujukan kepada PPK dan ditembuskan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota;
2) Pelanggaran Netralitas ASN di tingkat Provinsi disampaikan oleh Bawaslu
Provinsi kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), dan Tindaklanjut KASN
dit kepada PPK Provinsi dan Bawaslu Provinsi;
3) Pelanggaran Netralitas ASN di tingkat Pusat disampaikan oleh Bawaslu kepada
Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Tindaklanjut KASN ditujukan kepada
PPK Pusat;
4) Pelanggaran netralitas ASN di lingkungan Polri di tingkat Kabupaten/Kota atau
Provinsi atau Pusat disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota atau Bawaslu
Provinsi atau Bawaslu kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN);
5) Pelanggaran netralitas ASN di lingkungan TNI di tingkat Kabupaten/Kota atau
Provinsi atau Pusat disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota, Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan
diteruskan kepada Kemhan; dan
6) Perlu adanya ketentuan yang mengatur tentang Netralitas Pegawai Honorer;
B. POLRI
1) Pelanggaran Netralitas Anggota Polri di tingkat Kabupaten/Kota disampaikan
oleh Bawaslu Kabupaten/Kota kepada Kasipropam Polres ditembuskan kepada
Kabidpropam Polda;
2) Pelanggaran Netralitas Anggota Polri di tingkat Provinsi disampaikan oleh
Bawaslu Provinsi kepada Propam Polda; dan
3) Pelanggaran Netralitas Anggota Polri di tingkat Pusat disampaikan oleh
Bawaslu kepada Kadivpropam Mabes Polri;
C. TNI
1) Pelanggaran Netralitas Anggota TNI Angkatan Darat yang terjadi di wilayah
Kodam disampaikan oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada
Pomdam atau Denpom/Subdenpom sesuai wilayah hukumnya;
2) Pelanggaran Netralitas Anggota TNI Angkatan Laut yang terjadi di wilayah
Koarmada disampaikan oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada
Pomkoarmada atau Pomlantamal/Pomlanal sesuai wilayah hukumnya; dan
3) Pelanggaran Netralitas Anggota TNI Angkatan Udara yang terjadi di wilayah
Koopsau disampaikan oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada
Pomkoopsau atau Satpomau sesuai wilayah hukumnya;
4) Dalam rangka pencegahan terhadap pelanggaran netralias ASN, TNI dan Polri
dalam Pemilu 2019:
a. dibentuk satuan tugas antara Bawaslu, TNI, Polri dan KASN;
b. posko terpadu; dan
c. sosialisasi dilakukan oleh masing-masing instansi atau secara bersama-
sama