Anda di halaman 1dari 6

Bawaslu Jelaskan Aturan untuk ASN yang

Hadir di Kampanye Pemilu

Ilustrasi kampanye. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Oleh: Lalu Rahadian - 4 Mei 2018


Bawaslu mengatakan, meski diperbolehkan hadir di area kampanye, ASN tak boleh
mengekspresikan dukungannya kepada salah satu kandidat.
tirto.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberi peringatan kepada Aparatur
Sipil Negara (ASN) agar tidak sembarangan saat menghadiri kampanye pilkada atau
pemilu.

Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin berkata, ASN tak boleh


mengekspresikan dukungannya kepada salah satu kandidat, meski hadir di arena
kampanye.

Ekspresi yang dilarang antara lain: menunjukkan jari sebagai simbol nomor urut atau
memakai aksesoris kandidat tertentu.
"Mengespresikan dukungan itu yang tidak boleh misalnya menunjukan jari,
dukungan, simbol dukungan calon tertentu. Jika mereka ingin tahu materi kampanye
itu boleh agar mereka punya referensi," ujar Afif di kantornya, Jumat (4/5/2018).

Bawaslu mencontohkan, ada seorang Kepala Desa di Maluku Utara yang diputuskan
bersalah karena menunjukkan keberpihakan terhadap kandidat di Pilkada. Kepala
Desa itu terbukti bersalah karena mengacungkan jari sesuai dengan nomor urut
calon kepala daerah.

Kendati demikian, Bawaslu mengizinkan ASN hadir di kampanye pilkada atau pemilu
agar mereka bisa mengetahui visi dan misi para kandidat. ASN juga didorong
menggunakan hak pilihnya jika peduli dengan program pemerintah, yakni
meningkatkan tingkat partisipasi dalam pemilu.

"Kami dalam posisi yang tegas dalam menindak ASN yang tidak netral. Jika
pertanyaannya 'apakah mereka boleh mengakses soal materi kampanye?' itu boleh.
Keberpihakan itu yang tidak boleh," kata Afif.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN memang tak melarang pegawai
negeri menggunakan suaranya pada pemilu. Mereka hanya diwajibkan menjaga
netralitas dan tidak berpihak terhadap parpol atau kepentingan politik tertentu.
rtikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke
fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya
pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan
kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Abhan


mengatakan Aparatur Sipil Negara (ASN) boleh menghadiri kampanye,
namun tidak diperkenankan memakai atribut sosialisasi milik partai politik
maupun kandidat tertentu.

Abhan menuturkan ASN memiliki hak pilih dalam setiap pagelaran pesta
demokrasi di Indonesia, baik itu pemilihan kepala daerah, pemilihan
anggota legislatif, maupun pemilihan presiden.

1. ASN tidak dilarang menghadiri kampanye


kandidat tertentu
IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Karena itu, kata Abhan, tidak ada larangan bagi ASN menghadiri
kampanye, guna mengetahui visi dan misi kandidat pasangan calon.
Namun, ASN bisa ikut kampanye terbuka hanya sebatas mendengarkan
visi, misi, dan program kandidat.

Jangan sampai ada ASN yang mengikuti kampanye terbuka justru


menunjukkan dukungan terhadap calon atau simbol-simbol dukungan
tertentu.

"Yang penting, dia tidak menggunakan atribut partai politik dan pasangan
calon. Kalau dia memakai itu berarti ada unsur keberpihakan," kata Abhan
dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (2/1).

2. Pegawai negeri memiliki kewajiban menjaga


netralitas
setkab.go.id
Aturan tersebut, sesuai Pasal 280 ayat (2) Undang-Undang 7 Tahun 2017
tentang Pemilu, selain ASN, Pimpinan MA atau MK sampai perangkat desa
dan kelurahan dilarang diikutsertakan dalam kegiatan kampanye.

Jika pihak-pihak yang disebutkan dalam Pasal 280 ayat (2) tetap
diikutsertakan dalam kampanye, kata Abhan, maka akan dikenakan sanksi
pidana kurungan dan denda sesuai yang tercantum dalam UU 7 Tahun
2017.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yang menyatakan


pegawai negeri memiliki kewajiban menjaga netralitas, serta bersih dari
keberpihakan terhadap kelompok politik tertentu.
"Atribut sebagai pegawai negeri sipil juga tidak boleh dipakai saat
menghadiri kampanye. Jangan juga memobilisasi kawan-kawannya untuk
hadir di dalam kampanye, dengan begitu sih sah-sah saja," tutur dia.

Anda mungkin juga menyukai