Anda di halaman 1dari 5

BENTUK PENGETAHUAN

MATA KULIAH FALSAFAH KEPERAWATAN

KELOMPOK 2:

Yeyen Veronika
Pandu Setyawan
Joko Eko Pramono
Srimpi Kumayaningrum
Anis Dwi Prakasiwi
Arif Wijaya
Unggul Wasis Wicaksana
Benediktus Alexandrimus Buu

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERISITAS DIPONEGORO
2018
BENTUK PENGETAHUAN

Menurut Polanyi (1967) pengetahuan dibagi menjadi dua:

1. Pengetahuan Explicit
Pengetahuan yang telah dikumpulkan serta diterjemahkan ke dalam suatu bentuk
dokumentasi sehingga lebih mudah dipahami dan disebarluaskan. Pengetahuan explicit
bersifat formal, sistematis dan mudah untuk dibagikan ke orang lain dalam bentuk
dokumentasi. Pengetahuan ini umumnya merupakan pengetahuan yang bersifat teori
dimana memudahkan para ahli untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain
melalui buku, artikel dn jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang
tersebut.
Pengetahuan explicit dikategorikan menjadi prosedur kerja dan teknologi.
Prosedur kerja merupakan tanggung jawab yang bersifat formal/perintah dalam
melakukan hal – hal tertentu. Salah satu bentuk kongkret pengetahuan explicit dari
prosedur kerjo ialah standar operasional prosedur(SOP). Sedangkan teknologi merupakan
elemen yang terdapat pada pengetahuan explicit yang dikenal sebagai media yang
mempermudah dalam menyebarkan pengetahuan.
Contoh : Buku Falsafah dan Teori Keperawatan
2. Pengetahuan Tacit
Pengetahuan yang terdapat di dalam pikiran manusia sesuai pemahaman, keahlian
dan pengalaman seseorang. Pengetahuan ini biasanya tidak terstruktur, susah untuk
didefinisikan dengan bahasa formal dan isinya mencakup pemahaman pribadi.
Pengetahuan ini belum terdokumentasi dan sulit untuk dikomunikasikanatau dibagikan ke
orang lain karena sulit diekspresikan. Namun, pengetahuan ini bias dibagikan secara
efektif melalui percakapan interpersonal. Yang termasuk dalam pengetahuan tacit
misalnya persepsi, gagasan, pemikiran, wawasan dan keahlian seseorang.
1) Pengetahuan tacit bersifat:
a. Tidak dapat dibagi
b. Merupakan hal yang lebih banyak diketahui daripada disampaikan
c. Seringkali terdiri dari kebiasaan dan budaya yang tidak dapat
ditentukan sendiri
d. Tidak dapat dikodifikasikan, tapi hanya dapat dipindahkan atatu
diperoleh dari pengalaman
e. Menggambarkan fakta dan sains
f. Melibatkan pembelajaran skill
g. Terbentuk dalam kelompok dan hubungan organisasional, nilai inti
asumsu dan keyakinan, sulit diidentifikasi, disimpan, dihitung dan
dipetakan.
2) Jenis pengetahuan tacit.

Leonard dan Sensiper mengemukakan pernyataan yang diambil dari


asumsi Polanyi yang menyatakan bahwa semua pengetahuan memiliki dimensi
tacit. Berman mengemukakan dua jenis pengetahuan tacit:

a. Pengetahuan tacit individual (Individual tacit knowledge) Pada


tingkat individual, konsep pengetahuan tacit berkaitan erat dengan konsep
kecakapan/keahlian (Nelson & Winter, 1982; Polanyi, 1969). Meliputi
pengenalan pola yang diperoleh melalui kumulatif pengalaman, yang
dilakukan dengan latar belakang tidak didasari, sulit diartikulasikan, dan
membentuk dasar keahlian individual yang berharga. Tacit ini ada di
dalam masing-masing orang, pribadi-pribadi, bersifat unik, tidak tertulis,
tapi diketahui.
b. Pengetahuan tacit berbasis tim (teambased tacit knowledge) Weick
dan Roberts mendalilkan bahwa pengetahuan yang terkait dengan aktivitas
kelompok disimpan dalam sesuatu yang disebut “collective mind.”
Pengetahuan kelompok didefinisikan sebagai kombinasi kognitif individu
atau pola yang diperoleh melalui pengalaman bersama dan diekspresikan
melalui tindakan sinkronisasi yang tidak disadari ketika kelompok
dihadapkan pada tugas kompleks yang harus dilakukan dalam konteks
menghadapi tantangan lingkungan. Dengan kata lain pengetahuan yang
dimiliki bersama oleh sekelompok orang namun sifatnya masih tidak
terlihat dan ada di dalam pikiran kelompok itu. Contoh yang kerap
digunakan adalah orang bermain bola, mereka saling mengoper secara
refleks tanpa komunikasi yang bisa dilihat bentuknya. Ini terjadi karena
diantara mereka ada pengetahuan yang sifatnya tidak tertulis. Pengetahuan
tacit semacam ini sebanarnya banyak dimiliki oleh masyarakat, yang
disebut pengetahuan yang tertanam di dalam hubungan antar manusia.
Dan pengetahuan semacam ini biasanya disebut trust atau kepercayaan.
Saling percaya dan solider menjadi bagian dari pengetahuan. Paradigma
lama berpikir bahwa pengetahuan tidak ada hubungannya dengan
solidaritas dan norma-norma.
3) Dimensi Tacit Knowledge

Sangkala mengungkapkan bahwa tacit knowledge merupakan pengetahuan


yang sangat bersifat pribadi dan juga sangat sulit untuk dibentuk. Selain itu,
pengetahuan tacit ini juga sulit dikomunikasikan atau dibagi kepada orang lain.
Jadi, tacit knowledge ini dapat diukur dari dua dimensi yaitu:

a. Dimensi Teknis Dimensi ini mencakup berbagai macam


ketrampilan atau keahlian yang sulit diformalkan.Dimensi ini sangat
subjektif, dan pemahaman yang dimiliki oleh seseorang tersebut sangat
pribadi, intuitif, dugaan, dan inspirasi yang muncul dari pengalaman.
b. Dimensi Kognitif Dimensi ini terdiri dari kepercayaan, persepsi,
idealism, nilai-nilai, emosi, serta mental sehingga dimensi ini tidak mudah
diartikulasikan. Dimensi ini juga lebih memberikan kesan atau gambaran
seseorang terhadap realitas dan visinya ke depan untuk apakah ini, dan apa
yang harus dilakukan.
4) Metode Penciptaan Tacit Knowledge

Ada metode utama yang umum digunakan oleh berbagai organisasi untuk
mengkaptur pengetahuan tacit dari individu dan kelompok. Ketiga pendekatan
tersebut adalah wawancara praktik, cerita – cerita dan belajar dari pengamatan.

a. Wawancara praktik Dua tehnik yang cukup popular untuk


mengoptimalkan wawancara praktik yaitu wawancara terstruktur dan
cerita.
b. Belajar dari pengamatan Belajar dari pengamatan dilakukan
dengan menghadirkan praktik atau praktisi dengan contoh masalah,
skenario atau studi kasus yang akan diselesaikan oleh praktik tersebut.
c. Metode - metode lain Malhotra mengemukakan satu pendekatan
yang cukup komprehensif yang dapat digunakan untuk mengkaptur
penegetahuan tacit terutama pada level organisasi. Pendekatan tersebut
mencakup empat proses yaitu perpindahan, pembelajaran secara terbuka,
pembelajaran ekperimental dan pembelajaran inferensial.
5) Contoh pengetahuan tacit: seseorang dari budaya Sunda ingin belajar
memasak masakan Padang dari buku resep, hal ini akan berbeda hasilnya jika
belajar memasak langsung dengan orang Padang asli.

Anda mungkin juga menyukai