BAB 1
PENDAHULUAN
tubuh tertentu serta diare (Suririnah, 2009). Diare merupakan infeksi usus
lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi lebih lembek atau cair. Mekanisme
osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
Jumlah bayi usia 0-6 bulan sekitar 30 bayi. Dari jumlah bayi yang usia 0-6
diare.
7
2
total bayi yang ada, 46% pada bayi usia 2-3 bulan, dan 14% pada bayi usia
(SDKI) 2007 didapatkan data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi
34,4% pada bayi usia 2-3 bulan, 17,8%pada bayi usia 4-5 bulan, yang
usia 2 bulantelah diberi susu formula dan 27,2% bayi usia 2-3 bulan telah
bulan berupa (bubur lunak) seperti bubur susu, yaitu tepung serealia
(misalnya, beras merah, beras putih dan terigu) dicampur dengan nasi tim
pisang, alpukat, apel, pir yang sudah dihancurkan atau disajikan dalam
bentuk jus.
Tujuan pemberian MP-ASI adalah agar kualitas dan kuantitas
makanan utama bayi 0-6 bulan yang mengandung nutrisi tinggi dan
dengan isi lambung bayi. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah
cara yang paling optimal dalam pemberian makanan kepada bayi (Indiarti,
2009). Tetapihal ini kurang diperhatikan oleh para ibu-ibu sehingga pada
terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi,oleh sebab
itu setelah usia 6 bulan bayi perlu mulai di beri MP-ASI agar kebutuhan
perlindungan besar pada bayi dari berbagai macam penyakit hal ini di
4
sebabkan system imun pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan belum
pada bayi usia 6 bulan, sedangkan pada bayi usia kurang dari 6 bulan
Puskesmas Banyuanyar?
Puskesmas Banyuanyar.
5
anak
1.4.2 Praktis
Memberikan gambaran mengenai MP-ASI sehingga dapat
bayi usia 6-8 bulan yang benar kepada bayi mereka agar terhindar dari
diare.
b. Bagi Para Kader
Memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan para
posyandu.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi atau anak usia 6-
24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI (Depkes RI, 2006).
pada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya di saat usia 6-24
makanan pendamping ASI pada anak yang tepat dan benar adalah setelah
anak berusia6 bulan , dengan tujuan agar anak tidak mengalami infeksi
kecil
3) Memperkenalkan bayi atau anak dengan beranekaragam
makanan
7
2
makanan
c. Pada usia lebih dari 12 sampai 24 bulan
1) Memberikan makanan keluarga 3 kali sehari
2) Memberikan makanan selingan 2 kali sehari
3) Memberikan beraneka ragam bahan makanan setiap hari
2.1.3 Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI
Menurut Depkes RI (2007) frekuensi dalam pemberian makanaan
air atau teksturnya agak kasar dari makanan lumat.Makanan lunak ini
Ludah yang terbawa oleh sendok bayi atau anak akan menyebarkan
bakteri.
pada bayi, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Frekuensi buang air
besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak: konsistensi
feses encer, dapat pula bercampur dengan lendir dan darah atau hanya
5
normal, ditandai dengan seringnya kehilangan cairan dan feses yang tidak
timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang
anak di WC.
f) Metode penyiapan dan penyimpanan makanan tidak
3) Faktor Individu
campak.
(Ngastiyah, 2003).
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
rongga usus.
c. Gangguan motilitis usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
hematokrit.
Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya:
1) Dehidrasi berat, dengan ciri-cirinya:
a) Pengeluaran atau kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter.
b) Serum natrium mencapai 159-166mEq/lt.
c) Hipotensi.
d) Turgor kulit buruk.
e) Oliguria.
f) Nadi dan pernapasan meningkat.
g) Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.
2) Dehidrasi sedang, dengan ciri-cirinya:
a) Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10%BB.
8
a) Renjatan hipovolemik.
atau kronik).
buang air besar. Cairan halus mengandung elektrolit seperti oralit. Bila
tidak ada oralit dapat diberikan larutan gula garam dengan 1 gelas air
matang yang agak dingin dilarutkan dalam 1 sendok teh gula pasir dan 1
jimpit garam dapur. Pengganti air matang dapat diganti air teh atau air
tajin. Untuk bayi dibawah umur 6 bulan, oralit dilarutkan 2 kali lebih encer
emas (dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh
9
asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal) sekaligus periode
kritis (apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan
dan anak, baik pada sat ini maupun selanjutnya) (Depkes RI, 2006).
2.3.2 Tahap Perkembangan Keterampilan Makan pada Bayi
a. Bulan pertama ( 0-3 bulan)
Pada minggu-minggu pertama setelah bayi lahir, gerakan
diberikan halus dalam bentuk cair. Kapasitas perut juga kecil, sehingga
ditekankan pemberian ASI saja tanpa makanan lain sebagai satu cara
untuk mendapatkan bayi yang sehat dan tidak rewel (Suharjo, 2002).
b. Perkembangan Bayi Usia3-6 Bulan
Pada usia 3-6 bulan, bayi mulai dapat menggigit, mengunyah dan
memamah makanan. Pada masa ini anak mulai tumbuh giginya, suka
mulai dapat mengunyah. Pada usia 6 bulan bayi sudah mampu makan
biskuit dengan tangan dan mulai meraih benda yang ada di meja. Jika
pada masa ini bayi tampak lapar meskipun sering mendapatkan ASI,
protein dapat meliputi daging, keju, kuning telur, tahu dan tempe.
(Suririnah, 2009).
10
dia sudah dapat mencerna makanan yang lebih kasar dari ASI.
Makanan yang diberikan bisa bubur, tim saring dan tim biasa. Bayi di
usia ini masih harus makan makanan yang seimbang untuk memajukan
makanan bayi usia 9-12 tentu berbeda dengan usia bayi enam bulan.
Sebab ada berbagai makanan yang tidak diperbolehkan untuk bayi usia
adalah beras (beras ketan, beras putih dan beras merah), tepung
terbuat dari kacang hijau dan tepung havermout terbuat dari biji
gandum), daging, ayam, ikan, hati, telur buah, sayuran, tahu tempe,
kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan pertama. Setelah 4-6 bulan bayi
dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Namun, bukan berarti
11
mineral yang sesuai dengan kebutuhannya. Gizi seimbang ini sudah dapat
diterapkan ketika bayi sudah mulai makan makanan tim, saat usia 6 bulan.
buah dan sayuran, diikuti makanan yang kaya protein dan susu, sedangkan
gula, lemak dan minyak hanya diberikan pada jumlah yang sedikit,
biasanya sudah terpenuhi secara alamiah dari sumber makanan yang lain.
makan yang sehat sejak dini. Adapun jadwal pemberian makanan bayi
seperti makanan siap saji. Namun makanan yang dibuat sendiri lebih
baik dari makanan siap saji. Keuntungan bila kita membuat makanan
sendiri adalah:
1) Membuat sendiri makanan bayi akan lebih bervariasi.
Jika ibu memasak sendiri untuk bayi maka buahnya dapat
pilihan rasa makanan bayi siap saji namun variasi sedikit. Ibu juga
makanan yang dibuat oleh ibu adalah makanan yang variatif maka
dan diberikan lagi pada bayi waktu malam hari. Ambilah porsi
14
sesuai dengan kebutuhan perut bayi. Sebab bekas air liur bayi yang
meja dengan suhu ruangan lebih dari satu jam. Sebab bakteri yang
BAB 3
Faktorpredisposisi
Pemberian MP-ASI Faktor lingkungan
- Umur - Air tidak memadai
- Frekwensi
Porsi pemberian MP-ASI - Air terkontaminasi tinja
- Jenis MP-ASI - Fasilitas kebersihan kurang
- Cara pemberian MP-ASI - Kebersihan pribadi kurang
Bayi usia 0-6 bulan -Kejadian
Kebersihan
diarerumah buruk
- Metode penyiapan dan
Penyimpanan makanan
Keterangan: Tidak higinis
= Tidak diteliti
= Yang diteliti
= Mempengaruhi
Gambar 3.1 Gambar Kerangka Konsep Hubungan Pemberian Makanan
Pendamping ASI dengan Kejadian Diare pada Bayi Sebelum Usia 6
Bulan menurut Depkes (2000), Ngastiyah (2003)
7
2
BAB 4
METODE PENELITIAN
metode penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu obyek penelitian,
sumberdata, waktu, dan dana yang tersedia, jumlahtenaga peneliti, dan teknik
yang di gunakanuntuk mengelola data apabila data sudah terkumpul. Pada bagian
ini akan disajikan antara lain desain atau rancangan penelitian, kerangka kerja,
pengumpulan data dan analisis data, masalah etika penelitian dan keterbatasan
(Hidayat, 2009).
pengumpulan data di mulai dari efek atau akibat yang telah terjadi
(Notoatmodjo,2010).
7
2
dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian.
dalam bentuk alur penelitian terutama variabel yang akan digunakan dalam
Populasi
Semua ibu yang memiliki bayi sebelum usia 6 bulan di posyandu Takong desa Aeng Sareh
sebanyak 30 orang
Total Sampling
Sampel
Semua ibu yang memiliki bayi sebelum usia 6 bulan di posyandu Takong desa
Aeng Sareh sebanyak 30 orang
Desain penelitian
Analitic Case Control
Pengumpulan Data
Kuesioner
Penyajian Hasil
Tabel dan Narasi
Kesimpulan
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
orang.
4.3.3 Sampling
ini menggunakan teknik total sampling yaitu proses menyeleksi porsi dari
Variabel Riwayat BAB cair lebih dari Register Nominal Tidak terjadi : 1
Dependent: 3 kali yang dialami bayi usia Terjadi : 0
Kejadian diare dibawah 6 bulan.
menggunakan kuesioner.
satu waktu
d. Setelah kuesioner di isi oles responden, maka selanjutnya
responden.
e. Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya dilakukan proses
pengolahan data.
a. Editing
data dan tulisan yang sudah diisi lengkap atau tidak. Sehingga dapat
coding
b. Coding
6
yang diberikan adalah angka. Jika angka itu berlaku sebagai skala
pengukuran, angka itu disebut skor. Data yang sudah terkumpul perlu
2) Terjadi kode 2
c. Scoring
skoringnya adalah :
makanan tambahan.
konsistensi cair.
7
2) Tidak diare jika bayi BAB kurang dari 3 kali sehari dengan
konsistensi padat.
d. Tabulating
P = ∑ fX 100 %
n
Keterangan:
P : hasil persentase
n: Jumlah pertanyaan
e. Interprestasi data
1) 100% =Seluruhnya
4) 50% =Setengahnya
tabel distribusi. Metode analisa data yang digunakan adalah uji chi square
diare pada anak usia kurang dari 6 bulan uji statistic ini menggunakan
tujuan penelitian.
9
4.8.3 Confiedentiality
data yang relevan sebagai hasil riset tanpa mengungkap sumber informasi
secara perorangan.