Latar Belakang
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari
famili Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible
oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik
penanaman kelapa sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan
peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang
cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu, minyak sawit merupakan bahan baku
minyak utama minyak goreng yang banyak di pakai di seluruh dunia, sehingga
secara terus menerus dapat menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini
teknis, manajemen saat panen, dan peduli lingkungan. Jika manajemen dilakukan
akan meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS), efisiensi kerja dan
untuk mencapai produktivitas yang optimal, lebih dari 50% biaya tanaman
digunakan untuk pemupukan. Kelapa sawit yang saat ini dikembangkan umumnya
sangat responsif terhadap pemupukan (Hakim 2007).
hal diantaranya daya serap akar, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk menguji pemupukan Urea,
TSP, Kcl dan pupuk organik pada pembibitan utama kelapa sawit varietas
Dumpy.
Kegunaan Penulisan
(dahulu disebut Palmae), Subfamili Cocoidae, Genus Elaeis, dan Spesies Elaeis
Sistem akar serabut terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan
yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier
kuarterner dengan diameter 0.1-0.3 mm dan panjang hanya 1-4 mm serta tidak
Batang tidak bercabang dan berdiameter 25-75 cm. Batang berfungsi sebagai
sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar melalui xilem
serta mengangkut hasil fotosintesis melalui floem. Batang juga sebagai penyangga
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu kumpulan anak daun
(leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib),
ranchis yang merupakan tempat anak daun melekat, tangkai daun (petiole) yang
merupakan bagian antara daun dan batang, dan seludang daun (sheath) yang
berfungsi sebagai pelindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
Daun kelapa sawit adalah daun majemuk yang terdiri atas pelepah dengan panjang
berkisar 7-9 m. Jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai.
Daun muda dan masih kuncup berwarna kuning pucat (Fauzi et al. 2012).
muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya dapat menghasilkan satu
infloresen (bunga majemuk). Bunga kelapa sawit terdiri kumpulan spikelet dan
Buah kelapa sawit termasuk drupe, terdiri dari pericarp (daging buah)
yang terbungkus oleh exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang
membungkus 1-4 inti/kernel. Sementara itu, inti memiliki testa (kulit), endosperm,
Pelepah tumbuh pada batang dan tersusun spiral secara teratur antara
pelepah satu dengan lainnya, yang disebut dengan phylotaksis, yaitu dengan
menggunakan rumus duduk 1/8. Artinya, setiap satu kali berputar melingkari
batang, terdapat pelepah sebanyak delapan helai. Tanaman yang normal memiliki
dua set spiral yang berselang 8 daun yang mengarah ke kanan dan berselang 13
daun mengarah ke kiri. Arah duduk daun sangat berguna untuk menentukan letak
duduk daun ke-9 dan ke-17 saat pengambilan contoh daun untuk kepentingan
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah
kawasan khatulistiwa 12o LU-12o LS. Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah
hingga pada lahan dengan elevasi 1 000 meter di atas permukaan laut.
Pertumbuhan dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam pada lahan
dengan elevasi antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit dapat
tumbuh dan berproduksi, tetapi produksinya relatif rendah pada ketinggian tempat
Lahan datar dengan kemiringan lereng 0-3% dan umumnya memiliki kedalaman
efektif yang tebal (ketebalan tanah yang optimal untuk perkembangan perakaran
lebih dari 120 cm) adalah yang terbaik untuk kelapa sawit. Kelapa sawit juga
dapat ditanam di lahan yang memiliki kemiringan lereng 13-25% masih bisa
minimum 18oC dan maksimum 32oC untuk tumbuh dengan baik. Tanaman kelapa
sawit bisa tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas
sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar <75 cm. Tekstur tanah ringan
dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%, serta pH tanah
Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik
kelapa sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit baik ditanam pada tanah yang gembur,
subur, datar, berdrainase baik, dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah
tetapi harus diperhatikan kondisi perairannya yang tidak kekurangan air pada
musim kemarau dan tidak tergenang air saat musim hujan. Pertumbuhan kelapa
sawit di daerah-daerah yang permukaan air tanahnya tinggi atau tergenang akan
sebagai media tumbuh kelapa sawit merupakan syarat mutlak bagi perkebunan
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai
dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah
bertanah Podzolik. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih
dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan
konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit
(Sunarko, 2007).
persemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir. Pembibitan awal dapat
dilakukan dengan menggunakan polibag kecil atau bedengan yang telah diberi
naungan. Sedikit demi sedikit naungan dalam persemaian dikurangi dan akhirnya
dihilangkan sama sekali. Akan tetapi di daerah yang sangat terik, naungan tetap
fase pembibitan utama naungan tidak lagi dibutuhkan. Bibit yang telah
dipindahkan kedalam polibag besar di susun dengan jarak tanam 90x90cm atau
kali sehari pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air sekitar 2 liter untuk setiap
polibag. Penyiangan gulma dilakuakan 2-3 kali dalam sebulan atau disesuaikan
transportasi dan biaya pemupukan yang lebih rendah serta pemberian beberapa
cukup guna mendorong pertumbuhan generatif tanaman dan produksi tandan buah
segar secara maksimum dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan
penyakit. Kelapa sawit yang saat ini dikembangkan umumnya sangat responsif
makro dan mikro pada tanaman kelapa sawit ini akan menimbulkan gejala
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara tanaman makro dan mikro dapat
diperbaiki dengan penambahan unsur hara atau biasa disebut dengan pemupukan
Hadi, Muh. Mustafa. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa
Lubis R.E. dan Widanarko A. 2012. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka,Jakarta.
Pahan I. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Sunarko. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta
(ID): Agromedia Pustaka.